Anda di halaman 1dari 6

Evaluasi Aktivitas Trombolitik pada Capsicum frutescens, Nigella sativa dan

Brassica oleracea
Infark miokard akut (atherothrombotik) merupakan penyakit yang terjadi
akibat sumbatan bekuan darah pada pembuluh darah koroner. Penyakit ini
merupakan penyebab kematian utama di dunia. Heparin merupakan obat pertama
yang digunakan untuk pengobatan penyumbatan pembuluh darah akibat bekuan
darah. Terapi trombolitik dengan kemampuannya melisiskan bekuan darah,
menarik perhatian para peneliti.
Penyakit aterotrombotik umumnya diobati dengan tissue plasminogen
activator (t-PA), streptokinase (SK), urokinase (UK), dan lain-lain. Streptokinase
(SK) dan urokinase (UK) dapat menyebabkan pendarahan yang serius dengan
reoklusi dan reinfraksi, shok anafilaksis dan tidak spesifik sebagai pembanding
dengan agen trombolitik lain.
Guna mengatasi masalah tersebut perlu digunakan alternatif lain yaitu
agen trombolitik dari tumbuhan. Obat herbal sejak zaman kuno telah digunakan
untuk menjaga kesehatan. Nigella sativa yang umumnya dikenal dengan jintan
hitam, banyak digunakan untuk pengobatan dan pencegahan penyakit, seperti
asma, diare, dan dislipidemia. Capsicum frutescens merupakan tanaman genus
capsicum, famili solanaceae. Capsicum frutescens digunakan untuk mengobati
penyakit gastrointestinal, kardiovaskular, sistem sensori, termoregulasi dan
kekurangan nutrisi. Tanaman keluarga Brassicaceae merupakan tanaman golongan
sayur-sayuran yang memiliki nilai gizi penting. Brassica oleracea adalah salah
satu yang sauran yang banyak dibudidayakan. Pada artikel ini akan dibahas uji
aktivitas trombolitik pada tanaman Nigella sativa, Capsicum frutescens, dan
Brassica oleracea. Berikut merupakan prosedur penelitian yang dilakukan, yaitu :
a) Preparasi Ekstraksi

Serbuk Nigella sativa, Capsicum frutescens, dan Brassica oleracea di beli


dari pasar lokal banglades. Serbuk diekstraksi dengan menggunakan campuran
pelarut methanol dan isopropyl alkohol. Setelah itu 100 mg ekstrak dilarutkan
dalam air suling 10 ml, divortek sampai terbentuk suspensi. Suspensi disimpan
dalam suhu kamar selama semalam, kemudian supernatan dipisahkan dari

endapan. Supernatan yang diperoleh disaring dengan menggunakan kertas saring


whatman No. 1, filtrat siap untuk dianalisis.
b) Preparasi Streptokinase (SK)
Streptokinase yang digunakan yaitu liofilisasi SK vial (Polamin Werk
GmbH, Herdecke, Jerman) dari 15. 000.000 IU, ditambah aquadest steril 5 ml,
dicampur sampai terbentuk suspensi. Suspensi diencerkan sampai diperoleh
konsentrasi 30.000 IU, kemudian diambil 100l untuk uji trombolitik secara invitro.
c) Uji trombolitik secara in-vitro
Darah dari relawan manusia sehat yang tidak menggunakan kontrasepsi
oral atau antikoagulan (n=10) diambil sebanyak 5 ml dalam kondisi aseptik.
Masukkan 500 l darah dalam tabung eppendorf yang telah ditimbang terlebih
dahulu, diinkubasi selama 45 menit pada suhu 37C untuk membentuk gumpalan
darah. Serum darah putih dihilangkan dari bekuan darah yang terbentuk dengan
menggunakan tissue, kemudian timbang untuk emnentukan berat bekuan darah.
Berat bekuan darah = Berat tabung yang berisi bekuan darah
Berat tabung kosong
Masing-masing tabung eppendorf yang berisi bekuan darah ditambah
dengan 100 l ektrak air Nigella sativa, Capsicum frutescens, dan Brassica
oleracea secara terpisah. Tabung eppendorf yang berisi bekuan darah ditambah
100 l larutan Streptokinase sebagai kontrol positif dan 100 l aquadest sebgai
kontrol negatif secara terpisah. Semua tabung di inkubasi selama 90 menit pada
suhu 37C.
Setelah inkubasi darah yang lisis dihilangkan, kemudian tabung ditimbang
lagi untuk mengetahui perbedaan jumlah darah sebelum lisis dan sesudah lisis.
Prosentase jumlah darah yang lisis dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
% clot lisis = Berat lisis/ Berat clot sebelum lisis X 100
Berdasarkan hasil uji aktivitas trombolitik secara in-vitro Ekstrak
Capsicum frutescens, Nigella sativa dan Brassica oleracea mampu melisiskan
darah sebesar 40,65%, 36,93% dan 57,03%. Sedangkan kontrol positif
(streptokinase) dan kontrol negatif (aquadest) masing-masing mampu melisiskan

clot sebesar 78,23% dan 3,52%. Perbedaan rata-rata prosentase lisis bekuan darah
antara kontrol positif dan negatif sangat signifikan yaitu < 0,0008.

Gambar 1. Clotlisis streptokinase, aquadest, Capsicum frutescens, Nigella sativa


dan Brassica oleracea
Tabel 1. Pengaruh ekstrak herbal pada clotlisis secara in-vitro

Data diatas menunjukkan bahwa Brassica oleracea memiliki % clot lisis


terbesar dibanding dengan Capsicum frutescens dan Nigella sativa. Tetapi clot
lisis Brassica oleracea lebih rendah dibanding kontrol positif (Streptokinase)
dengan mean SD dan nilai P < 0,05 dianggap signifikan.

Gambar 2. Efek sinergi berbagai ekstrak herbal dengan streptokinase terhadap


% clot lisis
Guna mengetahui efek sinergi atau tidak antara streptokinase dengan
ekstrak herbal (Capsicum frutescens, Nigella sativa dan Brassica oleracea), maka
dilakukan uji aktivitas clot lisis terhadap campuran tersebut. Dimana (a) adalah
campuran 100 l streptokinase dengan 100 l larutan ekstrak Capsicum frutescen,
(b) campuran 100 l streptokinase dengan lauratn ekstrak Nigella sativa 100 l,
(c) campuran

100 l streptokinase dengan 100 l Brassica oleracea

menunjukkan % clot lisis berturut-turut yaitu 80%, 60,46%, dan 72,50%.


sedangkan (d) 100 l larutan streptokinase tunggal (sebagai kontrol positif) dan
(e) aquadest 100 l (sebgai kontrol negatif) memberikan % clot lisis berturut-turut
yaitu 78,23% dan 3, 52% (Gambar 2). Streptokinase yang diberikan secara
tunggal memberikan % clot lisis lebih rendah dari pada streptokinase yang
dikombinasi dengan Capsicum frutescens. Namun, kombinasi streptokinase
dengan Nigella sativa dan Brassica oleracea menunjukkan % clot lisis yang lebih

rendah dari pada streptokinase tunggal, hal ini dimungkinkan ekstrak tersebut
memiliki aktivitas menghambat kerja streptokinase.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Capsicum
frutescens, Nigella sativa dan Brassica oleracea memiliki aktivitas trombolitik.
Jadi tanaman ini dapat digunakan sebagai agen untuk melisiskan gumpalan darah
pada penyakit atherothrombotik.

DAFTAR PUSTAKA
Arifuzzaman, Md., Mannan, A., Sal, IBA., Abedin, J., Sheikh, A.Md., Zahid,
S.M.H., Barua, S., 2011, Evaluation of thrombolytic properties of Nigella
sativa, Capsicum frutescens and Brassica oleracea, Int. J. Res. Pharm.
Sci., 2 (3) : 483-487.

Anda mungkin juga menyukai