Mira Kusumawati
125020301111028
AKUNTANSI CD
I.
Malaysia adalah salah satu Negara berkembang di Asia, akan tetapi pertumbuhan
ekonomi Malaysia sangat pesat. Malaysia tumbuh dari Negara yang berpendapatan rendah
menjadi Negara dengan pendapatan tinggi. Terhitung sejak tahun 1945 Malaysia tumbuh
menjadi Negara dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun selama 25 tahun, dari
hal tersebut Malaysia menjadi salah satu dari 13 negara dengan pertumbuhan ekonomi yang
maju pesat. Prestasi ekonomi tersebut akan berdapkan pada meningkatnya kualitas hidup
rakyat Malaysia, menyokong kemajuan pendidikan, infrastruktur, kesehatan dan lain
sebagainya.
Selama beberapa decade terakhir ini pertumbuhan ekonomi Malaysia cukup bagus.
Hal ini dapat di lihat semenjak tahun 1980 pertumbuhan PDB per kapita Malaysia berada di
kisaran 3,6 persen. Padahal Negara Negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris saja
hanya mencapai kisaran 1,3 dan 1,8 persen pertahun. Hal ini mebuktikan jika perumbuhan
ekonomi Malaysia relative lebih bagus daripada Amerika Serikat maupun Inggris.
Semenjak krisis pada tahun 1997/1998 Malaysia telah mematok nilai tukar Ringgit
US$1 = RM 3,80. Dana cadangan (devisa) Malaysia semenjak tahun 1998 sampai sekarang
terus mengalami kenaikan yang signifikan, di mana pada tahun 1997 sebesar US$
21,2 milliar dan tahun 2008 menjadi US$ 39,6 saat ini Malaysia memiliki pendapatan
perkapita sekitar US$ 6.948. Pada saat krisis terjadi mata uang Malaysia yaitu Ringgit jatuh
tajam, bursa saham Kuala Lumpur jatuh 856 poin. Pengeluaran di sektor konstuksi menurun
23,5 %, produksi menurun 9 % dan agrikultur 5,9 %. Jumlah GDP negara merosot hingga 6,2
% pada tahun 1998.
Akan tetapi pada masa ini Malaysia dapat menyikapi dengan sangat baik. Ketika
Indonesia, Korea dan Thailand meminjam uang kepada IMF untuk menyelesaikan masalahan
perekonomiannya, Malaysia tdak melakukan hal yang sama. Malaysia menerapkan beberapa
kebijakan yang pada akhirnya berhasil dan membuat Malaysia menajdi negara dengan
perekonomian bagus dari krisis hingga sekarang.
Strategi yang dilakukan Malaysia ketika krisis ternyata memberikan kemajuan
ekonomi yang cukup signifikan. Sejak tahun 1999, modal pembangunan negara mampu
dialokasikan di berbagai bidang. Kestabilan ekonomi ini juga telah mendorong pemerintah
memajukan investor domestik Malaysia. Dalam segi perkembangan ekspor, nilai ekspor
meningkat menjadi hampir tiga kali lipat dalam periode 1997-2006 yaitu dari 217 miliyar RM
menjadi 601 miliyar RM (sekitar 158 miliyar dolar AS). Impor juga meningkat menjadi 2,3
kali. Ekspor Malaysia yang meningkat 2,3 kali pada periode 1997-2006 itu menyebabkan
neraca perdagangan dan pembayaran bertambah kuat sekaligus memperkokoh kedudukan
cadangan valuta asing. Perkembangan yang positif ini meningkatkan keteguhan sektor
perbankan. Dana berkembang dengan cepat, tetapi perkembangan pinjaman lebih terbatas.
Akibatnya, suku bunga kian rendah, misalnya, base lending rate (BLR) adalah 10,7 persen
dalam tahun 1997 dan hanya 6,5 persen untuk saat ini.
Tingkat inflasi di Malaysia juga rendah, pada tahun 1988-1997 tingkat inflasi
umumnya pada 2,5 sampai 3,5 %. Pasca krisis semakin rendah lagi, menjadi rata-rata 1,5 %
sampai 3,1 % sampai tahun 2007. Walaupun inflasi tertinggi pada tahun 1998 yaitu mencapai
5,2 %. Pendapatan per kapita masyarakat tahun 2006 rata-rata 19.739 RM atau sama dengan
5.335 Dolar AS. Artinya, pendapatan yang diperoleh rata-rata Rp 4,441 juta per bulan.
Pendapatan per kapita tahun 2005 sebanyak 18.039 RM atau sama dengan 4.876 dollar AS.
terlihat pada kinerja ekspor 2009, dimana ekspor turun sebesar 21,13% dibanding periode
yang sama tahun 2008 .
Pertumbuhan PDB/GDP tahun 2009 dari -6,2% pada kuartal pertama menjadi -3,9%
pada kuartal kedua, -1,2% pada kuartal ketiga dan 4,5% pada kuartal keempat. Sehingga
secara keseluruhan pertumbuhan PDB/GDP pada tahun 2009 meskipun mengalami kontraksi
tetapi nilainya relatif lebih rendah dari perkiraan yaitu hanya 1,7%.
Pada tahun 2010 semua sektor perekonomian menunjukkan perkembangan positif
antara lain sektor pertambangan (1,1%), manufaktur (1,7%), pertanian (2,5%) dan konstruksi
(3,2%). Sektor jasa tetap menjadi pemacu utama pertumbuhan ekonomi Malaysia yang
diperkirakan tumbuh sebesar 3,6%. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Malaysia juga akan di
dukung oleh konsumsi swasta pada kadar 2,9% dan investasi swasta yang kembali pulih serta
tumbuh sebesar 3,4%.
Semakin baiknya pertumbuhan ekspor yang diperkirakan sebesar 3,5% dapat
memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi. Inflasi akan tetap berada di paras
antara 1,5% dan 2,5% dan tingkat penggangguran berada di bawah 4,0%. Pendapatan per
kapita diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 2,5% menjadi RM 24.661 (US$ 7.046)
dan daya beli masyarakat (purchasing power parity) naik menjadi US$ 13.177.
Walaupun ekonomi Malaysia terus tumbuh kelesuan perekonomian dari tahun 2008 itu
menjadikan keadaaan ekonomi Malaysia belum stabil. Di Triwulan 1-12 laju pertumbuhan
ekonomi Malaysia melambat menjadi 4,7% dari Triwulan 4-11 yang mencapai 5,2%. Namun
diperkirakan akan tumbuh menjadi 5% pada tahun 2013. Tingkat penjualan manufaktur di
awal 2012 juga melemah menjadi 7,3%, di bawah rata-rata pertumbuhan 2011 yang mencapai
10,17%. Di awal 2012 tren ekspor Malaysia menunjukan pelemahan meski belum mengalami
kontraksi. Dari rata-rata pertumbuhan 8,78% sepanjang 2011, di triwulan awal 2012 laju
ekspor Malaysia ratarata melemah menjadi 4,95%.
Laju impor Malaysia di Triwulan1-12 naik menjadi 10,65% di atas Triwulan 4-11
yang hanya 7,6% dan rata-rata 2011 yang sebesar 8,76% . Sepanjang Triwulan 1-12, rata-rata
laju inflasi dalam tren melemah menjadi 2,3% di bawah Triwulan 4-11 yang sebesar 3,2%
maupun rentang target tahunan yang sebesar 2,5%-3% .
Pada saat ini Malaysia menguasai 80% instrumen keuangan syariah yang beredar di
pasar global. Malaysia merupakan tempat yang kondusif bagi para investor global, karena
memiliki infrastruktur syariah yang memadai, institusi syariah yang handal, produk keuangan
syariah yang beragam, dan regulasi keuangan syariah yang pro pasar. Melonjaknya harga
minyak dunia, membuat para investor dari Timur Tengah menikmati keuntungan besar, dan
mengalihkan tempat alokasi investasinya dari Amerika Serikat dan Eropa yang dianggap
tidak menguntungkan ke Malaysia. Malaysia mengalami kelebihan likuiditas karena
keberhasilannya dalam menghimpun dana di sector finansial dan pengembangan keuangan
model syariah. Malaysia melakukan kontrol terhadap arus modal, dan menurunkan suku
bunga menjadi 3%, kendati Indonesia 8%, Thailand 5% dan Korea 6%. Guna menggerakkan
sektor real negara menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 8%.
Dalam menghadapi berbagai hambatan perekonomian yang terjadi Malaysia berhasil
dalam pelaksanaan sistem nilai mata uang tetap (fixed exchange rate) dan system pengawasan
modal (capital control). Kebijakan ekonomi makro, strategi yang diterapkan Malaysia
sebenarnya mengacu pada resep dasar Keynesian yaitu dalam keadaan resesi, suku bunga
rendah, ekspansi kebijaksanaan moneter dan fiskal akan membantu menghidupkan
perekonomian.
II. Pembahasan
2.1
2.2
2.3
10
2.4
Ini adalah tingkat suku bunga yang terjadi di Malaysia. Sejak tahun 2008 ke 2009
malaysia menurunkan suku bunganya. Hal ini sejalan dengan kebijakan malysia untuk
mengatasi krisis global yang terjadi pada tahun 2008. Setelah itu pada tahun 2011
hingga sekarang Malaysia tetap menjaga suku bunganya berada di kisaran 3,00 % per
tahun. Dan dapat di lihat dari gambar di atas suku bunga Malaysia termasuk rendah
daripada Negara Asean lainnya seperti Indonesia.
11
2.5
Dari data diatas dapat di lihat bahwa inflasi di Malaysia masih tergolong rendah.
Malaysia juga menjadi salah satu Negara dengan inflasi yang rendah dari
Negara Asean lain seperti Indonesia. Tingkai Inflasi terendah di Malaysia tahun 2009,
yang hanya mencapai 0,65 dan yang tertinggi pada tahun 2008 dimana saat terjadi
krisi global, selain itu inflasi yang tinggi juga di rasakan Malaysia pada tahun 1998
saat terjadi krisis di Asia Timur. Akan tetapi pada tahun 2008 ke 2009 Malaysia
berhasil menurunkan inflasinya menjadi sangat rendah setelah tinggi di tahun 2008.
Inflasi yang terjadi di Malaysia memang fluktuatif, tetapi jika di rata-rata
inflasi di Malaysia terus menurun dari tahun ke tahun. Hal ini pengaruh base effect,
pelemahan ini juga sejalan dengan tekanan harga komoditi global yang mereda dan
aktivitas konsumsi domestik yang juga tertahan di tengah kekhawatiran pemburukan
ekonomi ke depan. Sementara itu, pemerintah memproyeksi akan empertahankan
subsidi menjelang pemilu. Sehubungan dengan itu laju inflasi ke depan diperkirakan
masih akan terjaga sebagaimana proyeksi Consensus (Mei 2012) yang memprediksi
laju inflasi di Triwulan 2-12 mencapai 2,4% , dengan laju inflasi tahunan 2012
sebesar 2,4% . Meski demikian downside risk tetap membayangi khususnya dari
imbas geopolitik di Timur Tengah yang dapat mendorong kenaikan harga minyak
12
dunia dan potensi demand pull seiring rencana pemerintah menaikan upah minimum,
kenaikan gaji PNS, dan meningkatnya belanja pemerintah dalam kerangka ETP.
2.6
13
14
Hal yang di lakukan pemerintah Malaysia dalam menghadapi krisis Global tahun 2008 adalah
memberikan paket Stimulus Ekonomi, yang isinya antara lain:
1. Mengurangi Tingkat Pengangguran dan Meningkatkan Lowongan Pekerjaan.
Buruknya
kondisi
perekonomian
global
mengakibatkan
perusahaan-
15
Disamping itu, sebanyak RM 674 juta (USD 181,47 juta) dari dana subsidi
tersebut dialokasikan untuk mencegah terjadinya kenaikan harga bahan pokok seperti
gula, roti dan tepung gandum. Tanpa subsidi, harga gula akan naik sebesar RM 0,47
(USD 0,13) per kilogram, tepung gandum naik sebesar RM 0,60 (USD 0,16) per
kilogram dan roti naik RM 0,26 (USD 0,07) per 400 gram. Selain subsidi untuk
bahan keperluan pokok, pemerintah juga menyediakan subsidi sebesar RM 480 juta
(USD 129,24 juta) untuk mencegah terjadinya kenaikan tol.
3. Bantuan Kepada Pihak Swasta Untuk Mengatasi Krisis.
Usaha Kecil Menengah (UKM) memegang peranan cukup penting dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan peluang pekerjaan. Pada saat
ini, 99% dari perusahaan yang terdaftar di Malaysia terdiri dari UKM.Pemerintah
menyadari bahwa sejak terjadinya krisis ekonomi banyak UKM yang menghadapi
masalah terutama dari segi penurunan ekspor produk-produk yang dihasilkannya.
Untuk membantu UKM mengatasi masalah tersebut diatas, Pemerintah
membentuk Working Capital Guarantee Scheme dengan jumlah alokasi dana
sebesar RM 5 milyar (USD 1,35 milyar) untuk modal kerja bagi perusahaan yang
mempunyai modal dibawah RM 20 juta (USD 5,38 juta). Jumlah pinjaman
maksimum untuk modal kerja tersebut yaitu RM 10 juta (USD 2,69 juta) dan jangka
pengembalian paling lama 5 tahun. Di dalam paket stimulus ekonomi pemerintah
juga menyediakan beberapa program kredit mikro termasuk yang disediakan oleh
Amanah Ikhtiar Malaysia, Tabung Ekonomi Kumpulan Usahawan Nasional
(TEKUN), Bank Simpanan Nasional dan AgroBank yang tidak memerlukan
penjamin dan prosedurnya sangat sederhana dengan tujuan untuk menambah
kemampuan modal.
Disamping itu, ada sektor-sektor tertentu yang mendapat perhatian khusus
antara lain sektor otomotif. Untuk membantu sektor tersebut agar lebih berdaya
maju, pemerintah mengalokasikan dana tambahan sebesar RM 200 juta (USD 53,85
juta) kedalam Automotive Development Fund agar terus dapat memberikan
dukungan pengembangan industri otomotif serta mendirikan Automotive Institute of
Malaysia. Dalam hal industri penerbangan, pemerintah akan membangun terminal
khusus untuk perusahaan penerbangan tambang murah (Low Cost Carrier
16
terminal/LCCT) dengan dana sebesar RM 2 milyar (USD 0,54 milyar) dan proyek
tersebut diperkirakan akan selesai pada tahun 2011.
Untuk sektor pariwisata, pemerintah secara intensif akan melaksanakan
berbagai program pariwisata guna meningkatkan daya saing. Untuk itu pemerintah
mengalokasi dana sebesar RM 200 juta (USD 53,85 juta) untuk meningkatkan
prasarana di daerah tujuan wisata, diversifikasi produk pariwisata, mengorganisir
lebih banyak konperensi internasional dan ekshibisi di Malaysia.
4. Capacity Building
Sebagai upaya pemerintah untuk mempromosikan investasi swasta terutama
swasta dalam negeri, maka pemerintah melalui Khazanah Nasional Berhad
meningkatkan jumlah dana untuk keperluan modal investasi menjadi RM 10 milyar
(USD 2,69 milyar). Khazanah Nasional Berhad akan menginvestasikan dana
tersebut dalam masa 2 tahun dan diutamakan untuk keperluan investasi dalam
negeri dengan multiplier effects yang membuka banyak lowongan pekerjaan.
Khazanah Nasional Berhad memfokuskan investasi tersebut dalam sektor-sektor
yang strategis, termasuk telekomunikasi, teknologi, pariwisata, pertanian dan
proyek-proyek yang berkaitan dengan Iskandar Malaysia.
Untuk memonitor perkembangan pelaksanaan Paket Stimulus Ekonomi
Pemerintah menubuhkan unit khusus yaitu Project Management Unit (PMU) yang
berada dibawah Ministry of Finance bekerjasama dengan Implementation and
Coordination Unit (ICU) dan instansi terkait lainnya. Hasil monitoring tersebut
dilaporkan langsung kepada Menteri Keuangan. Dengan adanya unit-unit tersebut,
target pelaksanaan paket stimulus ekonomi diharapkan dapat dicapai.
Berbagai program dan proyek yang direncanakan dalam Paket Stimulus
Ekonomi Pertama dengan alokasi dana sebesar RM 7 milyar (USD 2 milyar)
intensif dilaksanakan. Hingga saat ini sebanyak RM 6,5 milyar (USD 1,86 milyar)
sudah disalurkan kepada berbagai Departemen dan instansi terkait yang berada
dibawahnya. Sebanyak RM 1 milyar (USD 0,29 milyar) dari sebagian dana yang
telah disalurkan tersebut sudah digunakan untuk keperluan membiayai berbagai
proyek termasuk sebanyak 6.267 proyek dibawah Program Penyelenggaraan
17
Infrastruktur Awam (PIA) dan Projek Infrastruktur Asas (PIAS) oleh Implemetation
and Coordination Unit (ICU), 2.118 proyek oleh Ministry of Rural and Regional
Development, 1.594 proyek oleh Ministry of Education dan 1.322 proyek oleh
Ministry of Health. Pada bulan Juni 2009, kontrak senilai RM 5,2 milyar (USD 1,49
milyar) telah dilaksanakan untuk mencapai target seperti yang telah ditentukan
dalam Paket Stimulus Ekonomi Pertama.
Memasuki kuartal ketiga tahun 2009, dengan dilaksanakannya paket stimulus
tersebut dapat dilihat bahwa ekonomi Malaysia mulai menunjukkan perbaikan. Hal
ini tercermin antara lain dari:
Sebagai bagian dari upaya Pemerintah Malaysia untuk terus meningkatkan daya
kompetitifnya di bidang ekonomi, khususnya di sektor investasi ditengah situasi
masih lemahnya ekonomi global. Pemerintah Malaysia membuat kebijakan baru.
Pada intinya kebijakan baru tersebut (i) melonggarkan kewajiban 30%
kepemilikan oleh bumiputera bagi perusahaan yang akan listing di bursa Malaysia,
(ii) membuka peluang kepemilikan asing 100% atas investasi mereka dibidang
usaha fund management, serta (iii) mengurangi secara drastis peran lembaga
Foreign Investment Committee (FIC) yang dahulu ditugasi untuk memonitor aturan
30% kepemilikan oleh bumiputera, karena dinilai gagal dalam upaya memajukan
peranan bumiputera dalam perekonomian nasional. (iii) Untuk memastikan peran
bumiputera dalam perekonomian, Pemerintah mendirikan lembaga Ekuinas.
Kebijakan Pemerintah Malaysia untuk menghapuskan garis pedoman dan
fungsi FIC tersebut bertujuan untuk menarik lebih banyak investasi asing khususnya
dalam sektor properties. Sebelum ini pihak asing (badan usaha maupun individu)
yang ingin membeli tanah, rumah atau bangunan komersial perlu mendapatkan
persetujuan dari FIC terlebih dahulu. Hal ini menjadi hambatan kepada investor
asing yang ingin menanamkan modalnya di sektor tersebut dan hal tersebut juga
dikatakan menghambat pertumbuhan sektor konstruksi. Berbagai wilayah di
Malaysia pada saat ini sedang pesat membangun, baik perumahan, kawasan industri
maupun gedung komersial sehingga supply melebihi demand.
18
19
Daftar Pustaka
KBRI Kuala Lumpur. 2010. Situasi Ekonomi Malaysia 2009.http://www.kbrikualalumpur.org
(Diakses pada 7 Juni 2013)
Asean Development Bank. 2013. Economy Malaysia.
http://www.adb.org/countries/malaysia/economy (Diakses pada 7 Juni 2013)
The World Bank. 2012. (Key Findings) Malaysia Economic Monitor, November 2012:
Unlocking Women's Potential. http://www.worldbank.org . (Diakses pada 8 Juni
2013)
Sadono Sukirno. 2007. Malaysia, 10 tahun setelah krisis. http://www.mailarchive.com/forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com (Diakses 8 Juni 2013)
Rully Ferdian . 2013.Indonesia dan Malaysia Alami Perlambatan Ekonomi.
http://www.infobanknews.com/2013/05/indonesia-dan-malaysia-alamipelambatan-ekonomi/ . (Diakses pada 8 Juni 2013)
Kementrian Kewangan Malaysia. 2012. Laporan Ekonomi 2008/2009.
http://www.treasury.gov.my . (Diakses pada 7 Juni 2013)
The Wall Street Journal. 2012. Kondisi Ekonomi Malaysia.
http://malaysia.panduanwisata.com/2012/02/15/kondisi-ekonomi-malaysia/
(Diakses pada 7 Juni 2013)
Bank Negara Malaysia. 2013. Conventional Interbank Rates. http://www.bnm.gov.my
(Diakses pada 5 Juni 2013)
Herlianto, Anung . Susilorini, Sri Endah. Dkk. 2008. Bangkitnya Perekonomian Asia Timur
Satu Dekade Setelah Krisis. Jakarta : PT. Elex Media Komputrindo
Teguh Sihono. Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat Terhadap Perekonomian Asia.
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 6 Nomor 1, April 2009
Arisyi. F Raz. Krisis Keuangan Global dan Pertumbuhan Ekonomi: Analisa dari Perekonomian
Asia timur. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2012.
Maryam Farhadi. Comparison of Information and Communication Technology Contribution
on Newly Industrialized Countries Economic Growth. Jurnal Ekonomi
Malaysia 46 (1) (2012) 165-171
Bank Negara Malaysia. Perkembangan Ekonomi dan Kewangan di Malaysia pada Suku
Pertama 2011. Buletin Suku Tahunan Suku Pertama 2011.
Bank Indonesia. Daya Tahan Ekonomi Asia di Tengah Krisis Global. Perkembangan
Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional Triwulan1-2012.
20
The World Bank. How to Avoid Middle Income Traps? Evidence from Malaysia.
Policy Research Working Paper April 2013
Bank Negara Malaysia. Perkembangan Ekonomi pada Tahun 2008. Laporan Tahunan 2008.
Kementrian Kewangan Malaysia. Program Transformasi Ekonomi. Model
Ekonomi Baru 2011.
21