Anda di halaman 1dari 22

Program Pemberdayaan

Eonomi Masyarakat Pesisir


(PEMP)
Program Pemberdayaan Eonomi Masyarakat Pesisir
adalah salah satu program unggulan dari Departemen
Perikanan dan Kelautan dalam rangka pengemangan dan
pemanfaatan potensi ekonomi di daerah secara optimal.
Program ini ditujukan untuk mengembangkan masyarakat
pesisir yang mata pencahariannya bersumber dari
eksplorasi dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan
kelautan.
1. Misi Program PEMP

Misi yang dilaksanakan oleh Program PEMP adalah


meningkatkan kemandirian masyarakat melalui
pengembangan kegiatan ekonomi, peningkatan
kualitas SDM, partisipasi masyarakat, penguatan
modal dan penguatan kelembagaan sosial ekonomi
masyarakat pesisir.
2. Tujuan Program PEMP

Program PEMP bertujuan untuk meningkatkan


pendapatan masyarakat pesisir melalui
pengembangan kegiatan ekonomi, penguatan
kelembagaan sosial ekonomi dan partisipasi
masyarakat dengan mendayagunakan sumberdaya
pesisir dan laut secara berkelanjutan.

3. Sasaran Program PEMP


Sasaran yang hendak dicapai oleh program adalah :
1. Meningkatkan produksi dan produktifitas kelompok masyarakat pesisir.
2. Meningkatkan keterkaitan pola produksi, distribusi, perdagangan dan pemasaran dalam
lingkup masyarakat pesisir dengan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan hal tersebut.
3. Meningkatnya kemampuan dan peran serta para pelaku ekonomi dalam pengambilan
keputusan pengembangan komoditas terpilih.
4. Meningkatkan peran dan fungsi aparat pemerintah di daerah dalam menunjang pelaksanaan
Program PEMP.

4. Ruang Lingkup Kegiatan

A. Lingkup Sasaran
Pemanfaat Dana Ekonomi Produktif adalah kelompok
masyarakat pesisir dan anggota masyarakat lainnya
yang mempunyai keterkaitan dengan sumberdaya
pesisir dan laut dengan prioritas utama dari keluarga
petani ikan, nelayan, pengolah dan pedagang miskin.
B. Lingkup Kegiatan
Secara administrasi, kegiatan pada tingkat desa
maupun kelompok dikelola oleh desa atau kelompok
induk. Kegiatan Program PEMP meliputi :
1. Pengembangan kemampuan pemerintah
lokal dan masyarakat
2. Pengembangan partisipasi masyarakat
3. Penguatan kelembagaan sosial ekonomi
masyarakat, pengelolaan sumberdaya pesisir dan
kelautan yang berbasis kelestarian lingkungan
dan pengembangan jaringan sosial ekonomi.

4. Memfasilitasi masyarakat dalam akses


permodalan.

Dana bantuan langsung masyarakat (BLM) diberikan


untuk kegiatan ekonomi produktif, yang digunakan
sebagai :
1. Modal kerja untuk memperlancar kegiatan
usaha yang dijalankan oleh kelompok masyarakat
pemanfaat.
2. Investasi untuk sarana produksi guna
meningkatkan kualitas dan produktifitas produksi
misalnya penangkapan, pengolahan, budidaya
dan lain-lain.

Masyarakat melalui Forum musyawarah desa


membentuk Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP),
sebagai pengelola kegiatan ekonomi masyarakat
desa. Dalam pelaksanaan kegiatannya KMP dibantu
oleh Tenaga Pendamping Desa (TPD). Melalui forum
musyawarah kecamatan, Masyarakat membentuk
Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir (LEPP)
ditingkat Kecamatan. LEPP ini berfungsi mengelola
kegiatan ekonomi masyarakat ditingkat kecamatan
serta menjadi koordinator bagi KMP. LEPP dapat
dikembangkan menjadi lembaga yang mampu

mengelola dan mengkoordinasikan berbagai sumber


dana untuk pengembangan kegiatan ekonomi
masyarakat pesisir.
5. Strategi Pengembangan

Untuk mencapai tujuannya, Program PEMP


melakukan beberapa strategi, antara lain :
1. Meningkatkan efisiensi dan memperkuat
keterkaitan ekonomi (ekonomi Linkage) desa dan
kota melalui pengembangan kegiatan yang
bertumpu pada jaringan kerja kelompok untuk
memperlancar pengelolaan sumberdaya pesisir
dan kelautan, produksi dan pemasarannya.
2. Meningkatkan kemampuan sumberdaya
manusia, akses permodalan, manajemen dan
teknologi bagi usaha perikanan, melalui
pelatihan, pendampingan manajemen dan
teknologi terhadap kelompok masyarakat
pemanfaat maupun lembaga sosial ekonomi
masyarakat lainnya.
3. Meningkatkan kemampuan aparat
pemerintah daerah dalam pelaksanaan fungsi
pelayanan masyarakat, karena dengan demikian
akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
proses produksi.
4. Mengembangkan jaringan usaha kemitraan
antara pemerintah, swasta dan masyarakat

ditingkat lokal yang dapat menjamin


kesinambungan usaha dan peningkatan
pendapatan masyarakat.

Kerangka Strategi Program Pemberdayaan Eonomi Masyarakat


Pesisir (PEMP)

6. Konsep dan Model Program PEMP

Program PEMP bertujuan untuk meningkatkan


kesejahteraan masyarakat pesisir melalui
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kesejahteraan
tidak hanya meliputi aspek ekonomi (lapangan kerja

dan pendapatan) tetapi juga meliputi aspek sosial


(pendidikan, kesehatan dan agama), lingkungan
sumberdaya perikanan dan laut serta pemukiman dan
infrastruktur.
Pengembangan aspek ekonomi penting untuk
mengembangkan lapangan kerja dan berusaha serta
eningkatkan pendapatan. Aspek sosial penting untuk
meningkatkan kualitas suberdaya manusia (SDM)
melalui peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK), Iman dan Taqwa (IMTAQ) serta sikap dan
perilaku. Aspek lingkungan penting untuk pelestarian
sumberdaya pesisir dan laut, serta perbaikan
pemukiman. Aspek infrastruktur ini dibutuhkan untuk
memperlancar mobilitas pelaksanaan kegiatan
ekonomi dan sosial. Keempat aspek tersebut
(ekonomi, sosial, lingkungan dan infrastruktur) harus
ditunjang oleh kelembagaan sosial ekonomi yang
kuat dan dikembangkan secara seimbang agar
kesejahteraan dapat ditingkatkan secara optimal.
Keberhasilan dalam peningkatan pendapatan
(ekonomi) akan dipengaruhi oleh kegiatan usaha
yang bisa dikembangkan dan permodalan yang dapat
disediakan serta kondisi pasar yang mendukungnya.
Kegiatan usaha itu sendiri keberhasilannya akan
dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya laut dan pesisir
yang ada, teknologi yang tersedia serta kualitas SDM

yang akan mengelolanya. Kualitas sumberdaya


manusia yang dicirikan oleh perilaku, IMTAQ serta
wawasan IPTEK, kondisinya sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, tingkat pendidikan, kesehatan dan agama
serta adat dan budaya. Hal tersebut penting untuk
diperhatikan dan dikembangkan dalam rangka
pengembangan ekonomi yang meliputi manajemen
usaha, kemitraan dan kelembagaan yang dikelolanya.
Kerangka konsepsi pendekatan pemberdayaan
masyarakat pesisir dapat dilihat pada Gambar
Konsepsi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pesisir berikut:
Gambar Konsepsi Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir

Konsepsi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

Dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya


manusia dan pengembangan ekonomi, peran
pemerintah masih sangat dibutuhkan terutama dalam
penyediaan sarana dan prasarana pendukung,
termasuk di dalamnya kebijakan pemerintah, akses
permodalan, pasar dan tata ruang kawasan pesisir.

Pengembangan kegiatan usaha yang memanfaatkan


suberdaya pesisir dan laut memerlukan perencanaan
yang matang agar dalam pelaksanaannya tidak
menyebabkan kerusakan sumberdaya yang
bersangkuan. Oleh karena itu, kegiatan tersebut
harus dimulai dengan identifikasi potensi dan
permasalahan wilayah pesisir dan laut yang
disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan dan
kemampuan masyarakat serta kebijakan pemerintah
dan infrastruktur yang mendukungnya.
Keberhasilan program pemberdayaan masyarakat
pesisir harus didukung oleh kegiatan ekonomi
masyarakat yang berbasis pada potensi sumberdaya
lokal dengan memprioritaskan partisipasi masyarakat
setempat dan memperhatikan skala dan tingkat
kelayakan ekonomi. Pengembangan organisasi dan
kelembagaan sosial ekonomi masyarakat yang
berbasis pada budaya lokal perlu dilakukan untuk
mendukung aktifitas sosial dan ekonomi yang akan
dikembangkan. Hal ini penting terutama untuk
membantu mengantisipasi dan menyelesaikan konflik
sosial yang terjadi dalam pemanfaatan sumberdaya
pesisir dan laut.
Upaya pencapaian keberhasilan program PEMP
diawali dengan sosialisasi program pada semua pihak

terkait yang meliputi dinas teknis, masyarakat


sasaran program, tokoh masyarakat dan stakeholder
lainnya guna mendapatkan respon dan masukan
untuk menyempurnakan program yang telah disusun.
Pada kondisi sosial (tingkat pendidikan, mental,
perilaku) masyarakat pesisir yang belum optimal,
sementara itu program harus dapat berjalan dengan
baik dan berkesinambungan, maka sangat diperlukan
tenaga pendamping profesional. Monitoring dan
evaluasi harus dilakukan agar program dapat berjalan
sesuai dengan harapan.
7. Pendekatan Program

Pendekatan yang digunakan pada program PEMP


adalah :
1. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pengembangan dan
pelestarian pembangunan ekonomi, masyarakat
dan wilayahnya.
2. Kemandirian (keswadayaan) masyarakat
dalam pembangunan masyarakat dan
wilayahnya.
3. Kemitraan antara masyarakat, aparat
pemerintah dan swasta dalam mengembangkan
kegiatan.

8. Prinsip Pengelolaan dan Pengembangan Program

Prinsip pengelolaan dan pengembangan program


PEMP adalah sebagai berikut:
Acceptable. Pilihan kegiatan ekonomi (usaha)
berdasarkan potensi sumberdaya, kelayakan usaha
serta kebutuhan/keinginan dan kemampuan,
sehingga memperoleh dukungan masyarakat.

Transparancy. Pengelolaan kegiatan dilakukan


secara terbuka, diinformasikan dan diketahui oleh
masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut
memantaunya.

Accountability. Pengelolaan kegiatan harus


dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Responsiveness. Kegiatan dilaksanakan


sebagai bentuk kepedulian atas beban penduduk
miskin.

Quick disbursement. Penyampaian bantuan


kepada masyarakat sasaran secara cepat dan tepat.

Democracy. Proses pemilihan peserta dan


kegiatan PEMP dilakukan secara musyawarah.

Sustainability. Pengelolaan kegiatan dapat


mebeerikan manfaat kepada masyarakat secara
optimal dan berkelanjutan, baik dalam lingkungan
internal maupun eksternal.

Equality. Pemberian kesempatan kepada


kelompok lain yang belum memperoleh kesempatan,

agar semua masyarakat merasakan manfaat


langsung.

Competitiveness. Setiap ketentuan dalam


pemanfaatan dana ekonomi produktif masyaralat
diharapkan dapat mendorong terciptanya kompetisi
yang sehat dan jujur dalam mengajukan usulan
kegiatan yang layak.

9. Pendampingan

Program PEMP adalah program yang sasarannya


masyarakat pesisir. Mengingat kondisi sosial ekonomi
dan budaya mereka yang pada umumnya relatif
rendah, maka diperlukan pendampingan. Disamping
itu proses pendampingan diperlukan karena program
PEMP merupakan program yang ditujukan untuk
merubah pola pikir dan perilaku masyarakat menuju
masyarakat yang lebih maju dan mandiri.
Pendampingan adalah kegiatan pemberdayaan
masyarkat dengan menempatkan tenaga pendamping
yang berperan sebagai fasilitator. Tenaga
pendamping adalah profesional di bidangnya yang
tinggal di tengah masyarakat dan mendampingi
masyarakat secara terus menerus selama kegiatan,
membantu menyusun rencana kegiatan dari mulai
perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut kegiatan
yang dilakukan oleh masyarakat. Perubahan perilaku
masyarakat untuk mandiri dan kreatif dalam usaha

produktif dan pelestarian lingkungan merupakan


fokus pendampingan.
10. Manajemen Pelaksanaan

10.1. Perencanaan di Tingkat Kabupaten / Kota


Pelaksanaan program PEMP akan dapat berjalan
dengan lancar jika direncanakan dengan baik.
Lingkup kegiatan yang harus dilakukan oleh Dinas
Kabupaten / Kota sebelum pelaksanaan program
PEMP adalah sebagai berikut:
Penyusunan Petunjuk pelaksanaan Program
PEMP sesuai dengan kondisi setempat (apabila
diperlukan).

Pemilihan Konsultan Manajemen (KM)


Kabupaten / Kota harus melalui mekanisme tender
sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.

Penetapan lokasi sasaran program secara


objektif.

Sinkronisasi dan koordinasi program PEMP


dengan program lain yang telah ada di Kabupaten /
Kota, dan berkoordinasi dengan pihak pihak terkait
baik lembaga pemerintah maupun swasta.

Dinas Kabupaten / Kota berperan sebagai pengawas


kinerja konsultan Manajemen Kabupaten / Kota
dalam program pengembangan PEMP, yang meliputi
: identifikasi potensi dan permasalahan; penyusunan

program; sosialisasi program serta implementasi


program. KM Kabupaten / Kota dalam melaksanakan
program PEMP tersebut harus berkonsultasi dan
bertanggung jawab kepada Dinas Kabupaten / Kota.
10.2. Pelaksanaan
A. Penyusunan Rencana Kegiatan / Program
Penyusunan Rencana kegiatan PEMP di
Kabupaten/Kota dilakukan oleh KM Kabupaten/Kota
yang telah dikoordinasikan dengan Dinas Kabupaten
/Kota meliputi : Pembentukan Mitra Desa,
Pembentukan Kelompok Masyarakat Pemanfaat
(KMP), dan pemilihan pengurus LEPP M3.
1. Pembentukan Mitra Desa
Mitra Desa terdiri dari wakil aparat desa, tokoh
masyarakat / adat / agama dan wakil dari Dinas
Perikanan (KCD / PPL perikanan) serta rukun
nelayan dan / atau organisasi nelayan lainnya.
Pengurus Mitra Desa sedikitnya terdiri dari Ketua dan
Sekretaris yang disahkan oleh Kepala Desa / Lurah.
Pengurus Mitra Desa adalah orang yang berasal dari
desa / kelurahan bersangkutan yang mempunyai
perhatian terhadap pembangunan wilayahnya.
Pengurus Mitra Desa adalah mereka yang bekerja
pada program PEMP ini secara voluntir (sukarela).
2. Pembentukan Kelompok Masyarakat Pemanfaat

(KMP)
Tahapan pembentukan KMP :
a. Penggalian Gagasan
Pengurus Mitra Desa menfasilitasi KMP untuk
melakukan penggalian gagasan melalui musyawarah
yang dibantu oleh Tenaga Pendamping Desa (TPD).
Gagasan tersebut diformulasikan menjadi usulan
kegiatan yang mencerminkan aspirasi masyarakat
dengan tidak membedakan suku, ras, agama dan
golongan kelompok pemanfaat pengusul kegiatan.
b. Penyusunan Usulan Kegiatan
KP dibantu oleh TPD menyusan dan
menyempurnakan usulan kegiatan yang dilaksanakan
dalam pelatihan.
c. Penyusunan Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)
KMP
RKTL disusun oleh KMP dengan bantuan TPD
bertujuan untuk menyiapkan lebih lanjut perbaiakn dn
kelengkapan usulan kegiatan selama proses
verifikasi.
3. Pemilihan Pengurus LEPP M3
pengurus LEPP M3 dipilih oleh KMP dan ditetapkan
melalui musyawarah; sedikitnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Bendahara yang disahkan oleh Camat
pada tingkat desa dan kecamatan atau oleh Bupati /
Walikota pada tingakt Kabupaten / Kota. Pengurus
LEPP M3 terdiri dari perwakilan KMP desa yang

berasal dari daerah bersangkutan. Untuk


memperlancar kegiatan LEPP M3 sebaiknya
diangkat tenaga profesional yang mempunyai
keahlian / kemampuan serta karyawan LEPP M3.
selama proyek berlangsung TPD hendaknya
dipertimbangkan sebagai tenaga profesional tersebut.
B. Persiapan Pelaksanaan
1. Penyiapan Administrasi
TPD menyiapkan Surat Perjanjian Dana Ekonomi
Produktif antara Pimbagpro dengan LEPP M3 dan
dilampiri dengan kelengkapannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Pimbagpro menyiapkan dokumen Surat


Perjanjian Pemberian Dana (SP2D) yang ditanda
tangani oleh LEPP M3 dan Pimbagpro yang
diketahui oleh Kepala Dinas Kabupaten / Kota,
dilampiri kelengkapannya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

2. Pengajuan Dana
Berdasarkan SP2D, Pimbagpro mengajukan SPP
LS (Surat Perintah Pembayaran Langsung) ke
KPKN untuk pencairan dana ke rekening LEPP M3.

Berdasarkan Surat Perjanjian Dana Ekonomi


Produktif dan kelengkapannya, KMP Desa

mengajukan usulan penariakn dana kepada LEPP


M3.
3. Revisi Kegiatan
Revisi kegiatan dimungkinkan jika terjadi
perubahan terhadap jenis kegiatan, modal usaha dan
investasi ekonomi yang disebabkan oleh faktor alam
(force majeure) dan perkembangan ekonomi makro;

Revisi kegiatan dimusyawarahkan oleh KMP


Desa. Apabila usulan pertama kegiatan tidak layak,
baik secara teknis maupun ekonomi, maka kegiatan
yang akan dibiayai adalah usulan kegiatan
berikutnya.

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pencairan Dana
Ketua KMP Desa dengan berdasarkan Surat
Perjanjian Dana Ekonomi Produktif mengajukan
usulan pencairan dana kepada LEPP M3.
2. Usaha Ekonomi Produktif
Setelah menerima dana, KMP melaksanakan
kegiatan usaha ekonomi produktif masyarakat sesuai
dengan rencana kerjanya.
3. Kemitraan (Mitra Pengembangan)

Mitra pengembangan (perorangan / lembaga)


berfungsi memfasilitasi pemanfaatan sumberdaya
pesisir dan laut melalui penyediaan akses
permodalan, teknologi dan informasi pasar untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat;

Hubungan kemitraan ini difasilitasi oleh KM


Kabupaten / Kota dan Dinas Perikanan berdasarkan
kebutuhan KMP.

D. Pengendalian dan Pengawasan Kegiatan


a. Kegiatan pengendalian dan pengawasan dilakukan
oleh masyarakat dan aparat pemerintah terkait.
Pengawasan dari masyarakat dapat berupa
pengaduan atau sasaran yang dapat disampaikan
kepada setiap Penanggung jawab Operasional.
b. LEPP M3 dan Mitra Desa melakukan kegiatan
pengendalian dan pengawasan kepada KMP dengan
cara baik kunjungan langsung maupun dengan
mekanisme pelaporan kegiatan.
10.3. Pemantauan dan Evaluasi
1. Monitoring dan evaluasi Program PEMP dilakukan
untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan, kendala
dan rencana tindak lanjut.
2. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan
melibatkan peran serta masyarakat. Masyarakat

peserta (KMP) maupun masyarakat umum dapat


mengadukan penyimpangan pelaksanaan program
PEMP kepada Penanggung jawab Operasional di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
3. Indikator kinerja dalam evaluasi program PEMP
mencakup:
Tersosialisasikannya program PEMP kepada
pihak terkait.

Tersalurkannya dana ekonomi produktif


masyarakat secara tepat jumlah, waktu dan sasaran
sesuai dengan usulan kegiatan yang disetujui.

Berjalannya pembinaan dan pengawasan


kegiatan PEMP.

Pola Umum Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

11. Kelebihan dan Kelemahan Program PEMP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh


Adrianto (Tesis-S2 UGM tahun 2004), yang berjudul
Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir Di Kecamatan Soropia
Kabupaten Kendari, disimpulkan sebagai berikut:
Kelebihan Program PEMP
Berdasarkan tabel analisis perbandingan konsep dan
empiris terdapat beberapa kelebihan yang dimiliki
oleh Program PEMP, meskipun dalam
implementasinya di lapangan, hal ini tidak mudah

untuk dilaksanakan. Kelebihan tersebut antara lain


adalah :
1. Adanya konsep pola pengembangan
kemitraan dan keterkaitan usaha kecil, menengah
dan besar yang dimaksudkan untuk membangun
struktur usaha/industri yang memungkinkan
tumbuhnya sektor usaha kecil, menengah dan
usaha besar secara bersamaan.
2. Adanya pola pemberdayaan masyarakat
yang merupakan model pengembangan ekonomi
yang menekankan pada kekuatan masyarakat
sebagai pelaku utama pembangunan daerah
tersebut. Masyarakat diberi pembinaan dan
pelatihan agar dapat berperan aktif dalam
memajukan perekonomian daerahnya.

Kelemahan Program PEMP


Kelemahan Program PEMP dapat dilihat pada
implementasi program tersebut dilapangan, antara
lain :
1. Pelaksanaan sosialisasi hanya dilakukan
kepada masyarakat tanpa melibatkan kalangan
usahawan dan pedagang yang merupakan agenagen perantara masyarakat pada dunia luar.
Seharusnya ada upaya untuk menarik kalangan

usaha dan pedagang sehingga mereka ikut


terlibat dalam lembaga kemitraan yang
terbentuk.
2. Program pelatihan yang diberikan kepada
masyarakat, hanya sebatas pada ceramah/teori
yang sulit dimengerti oleh masyarakat.
Seharusnya, dengan tingkat pendidikan
masyarakat yang relatif rendah, tentunya
dibutuhkan pelatihan langsung dalam bentuk
praktek sehingga masyarakat dapat lebih cepat
menyerap pengetahuan tersebut.
3. Pemilihan Pengurus LEPP yang hanya
didasarkan pada kesepakatan bahwa pengurus
LEPP haruslah masyarakat setempat tanpa
memperhatikan kemampuan dan keahlian yang
dimiliki dalam mengelola lembaga tersebut akan
berpengaruh terhadap kemampuan lembaga
tersebut dalam menjalankan fungsinya.
Sumber:
Pedoman Umum Program PEMP 2001, Departemen
Kelautan dan Perikanan - Direktorat Jenderal Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil 2001
Adrianto (2004), Evaluasi Program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Kecamatan Soropia
Kabupaten Kendari, Tesis-S2 UGM Tahun 2004

Anda mungkin juga menyukai