Anda di halaman 1dari 7

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

1.

DESKRIPSI PENGENDALIAN INTERN


Sistem pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
yakni kendala pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi (Mulyadi, 2002 :
181).
Dalam

teori

akuntansi

dan

organisasi,

pengendalian

intern

didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya


manusia dan sistem teknologi informasi yang dirancang untuk membantu
organisasi mencapai tujuan atau obyek tertentu. Pengendalian intern
merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi dan mengukur
sumber daya suatu organisasi.
Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman
operasional perusahaan atau organisasi tertentu. Perusahaan pada umumnya
mengunakan sistem pengendalian internal untuk mengarahkan operasi
perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.
Pengendalian intern merupakan rencana organisasi dan metode bisnis
yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberi informasi yang tepat dan
akurat, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta
mendorong

kesesuaian

dengan

kebijakan

yang

telah

ditetapkan.

Pengendalian intern dirancang untuk :


Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan.
Pelaporan keuangan yang handal.
Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan.
Menjaga kekayaan suatu organisasi.
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan
pengolahan

sumber

daya

perusahaan.

Pengendalian

intern

dapat

menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan

manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan


sebagai pedoman dalam perencanaan.
Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan/
organisasi/ entitas agar :
Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya.
Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
Pengendalian internal yang baik memiliki karakteristik yang meliputi
hal-hal sebagai berikut :
suatu rencana organisasi yang memungkinkan adanya pemisahan
-

pertanggungjawaban fungsi secara tepat.


suatu sistem otoritas dan prosedur pencatatan yang tepat untuk
memungkinkan Accounting Control yang memadai terhadap aktiva,

2.

hutang, pendapatan dan biaya.


praktek yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari

setiap bagian organisasi.


kualitas pengamat yang cocok dengan tanggung jawabnya.

ELEMEN PENGENDALIAN INTERN


Comitte of Sponsoring Organizations of the Treatway Commision
(COSO) memperkenalkan adanya 5 komponen pengendalian intern yang
meliputi :
a.
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian
dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personil
organisasi

tentang

pengendalian.

Lingkungan

pengendalian

merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian internal yang


membentuk disiplin dan struktur.
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan
para pemilik dan manajer entitas mengenai pentingnya pengendalian
internal. Efektifitas informasi dan komunikasi serta aktivitas
pengendalian internal sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan
oleh lingkungan pengendalian.
Faktor-faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam
suatu entitas antara lain :

1)

Nilai integritas dan etika


Efektivitas pengendalian internal bersumber dari dalam
diri orang yang mendesain dan melaksanakannya. Pengendalian
internal yang memadai desainnya, namun dijalankan oleh orang
yang tidak menjunjung tinggi integritas dan tidak memiliki etika
akan mengakibatkan tidak trerwujudnya tujuan pengendalian.
Oleh karena itu, tanggungjawab manajemen adalah
menjunjung tinggi nilai integritas yaitu suatu kemampuan untuk
mewujudkan

2)

apa

yang

dikatakan

atau

telah

menjadi

komitmennya.
Komitmen terhadap kompetensi
Untuk mencapai tujuan entitas, personil disetiap tingkat
organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif.
Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan
manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan,
dan paduan antara kecerdasan, pelatihan, dan pengalaman yang

3)

dituntut dalam pengembangan kompetensi.


Dewan komisaris dan komite audit
Untuk menciptakan independensi auditor, perusahaan yang
go public sebaiknya mengalihkan wewenang penunjukkan
auditor dari tangan manajemen puncak ke tangan dewan
komisaris atau komite audit. Dewan komisaris adalah wakil
pemegang saham dalam perusahaan dan berfungsi mengawasi
pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen
(direksi).
Perusahaan-perusahaan yang go public ada yang telah
membentuk komite audit yang anggotanya seluruh atau terutama
terdiri dari pihak luar perusahaan. Pembentukan komite audit ini
ditujukan untuk memperkuat independensi auditor yang oleh
masyarakat dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggung

4)

jawaban keuangan yang dilakukan oleh manajemen.


Filosofi dan gaya hidup

Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi


parameter

bagi

perusahaan

dan

karyawannya.

Filosofi

merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang


seharusnya dikerjakan oleh perusahaan.
Gaya mencerminkan ide manajer tentang bagaimana
operasi suatu entitas harus dilaksanakan. Ada manajer yang
memilih gaya operasi yang sangat menekankan pentingnya
pelaporan keuangan, penyusunan dan penggunaan anggaran
sebagai alat pengukur kinerja manajer, dan pencapaian tujuan
yang telah direncanakan dalam anggaran, dan ada manajer yang
tidak demikian.
b.

Penilaian Risiko
Penilaian resiko merupakan proses mengidentifikasian dan
menganalisis resiko-resiko yang relevan dalam mencapai tujuan,
membentuk sebuah basis untuk menentukan bagaimana resiko dapat
diatur. Karena kondisi ekonomi industri regulasi dan operasi selalu
berubah, maka diperlukan mekanisme untuk mengidentifikasi dan
menghadapi resiko-resiko spesial terkait dengan perubahan tersebut.
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang
namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang
berkaitan dengan bisnis maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di
identifikasi dapat dianalisis dan evaluasi sehingga dapat diperkirakan
intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.

c.

Informasi dan Komunikasi


Informasi dan komunikasi yaitu sistem akuntansi yang
diciptakan

untuk

mengidentifikasi,

merakit,

menggolongkan,

menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi suatu entitas, serta


mempertanggungjawabkan kekayaan dan hutang entitas.
Informasi dan komunikasi merupakan elemen yang penting dari
pengendalian intern perusahaan, informasi tentang lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring
oleh manajemen sebagai pedoman operasional dan menjamin ketaatan

dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada


perusahaan.
Informasi ini juga diperlukan dari pihak luar perusahaan,
manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai
standar eksternal.
d.

Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk standarisasi proses
kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan
mencegah atau mendeteksi terjadinya fraud dan kesalahan.
Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut :

personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib

pelimpahan tanggungjawab

pemisahan tanggungjawab untuk kegiatan terkait.

pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.

e.

Pemantauan
Pemantauan (monitoring) terhadap sistem pengendalian intern
akan dapat menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas
pengendalian. Pengendalian intern dapat dimonitor dengan baik
dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen.
Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara
mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang
diberikan oleh sistem akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat
terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur
organisasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal
adalah pihak yang bertanggungjawab atas pemantauan sistem
pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan
penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas
laporan keuangan.

3.

ALAT PENGENDALIAN PEMROSESAN TRANSAKSI


Alat pengendalian pemroses transaksi merupakan prosedur-prosedur
yang dirancang untuk meyakinkan bahwa elemen-elemen struktur

pengendalian intern diimplementasikan dalam sistem aplikasi khusus yang


terdapat di dalam setiap siklus transaksi organisasi.
Alat pengendalian pemroses transaksi terdiri dari pengendalian umum
dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum mempengaruhi seluruh
pemeroses transaksi sedangkan pengendalian aplikasi berpengaruh khusus
terhadap aplikasi-aplikasi individual.
a.

Pengendalian Umum
Pengendalian umum memperhatikan keseluruhan lingkungan
pemroses transaksi. Pengendalian umum mencakup hal-hal sebagai
berikut :
- rencana pengorganisasian pemroses transaksi
- prosedur-prosedur operasi umum
- masalah pengendalian peralatan
- pengendalian peralatan dan akses data

b.

Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi dikhususkan untuk aplikasi individual.
Pengendalian-pengendalian

aplikasi

dikategorikan

menjadi

pengendalian masukan, pemroses, dan keluaran. Kategori-kategori ini


berkaitan dengan langkah-langkah dasar dalam siklus pengolahan
data.
4.

ETIKA DAN ANALISIS PENGENDALIAN INTERN


a.
Etika dan Budaya Perusahaan
banyak perusahaan yang telah mengadopsi peraturan kode etika
yang merupakan pedoman dalam menjalankan bisnis sesuai etika.
Begitupun, banyak organisasi profesional, seperti AICPA yang
mengadopsi peraturan ini, peraturan kode etik ini umumnya ditulis
dalam bahasa hukum yang berfokus pada hal-hal yang mungkin
dilanggar.
Banyak yang menentang dengan mengatakan bahwa setiap
perusahaan memiliki budayanya sendiri yang disebut budaya
perusahaan, yang mungkin meningkatkan atau mengabaikan etika.
Budaya perusahaan tergantung pada tingkah laku, dan praktik kerja

pada karyawan. Untuk setiap program etika kerja, perusahaan harus


memiliki audit budaya atas perilaku budaya dan etika perusahaannya.
b.

Mengkomunikasikan Tujuan-tujuan Pengendalian Intern


Manusia merupakan elemen penting dari setiap struktur
pengendalian intern. Fungsi prinsipal dari pengendalian intern adalah
mempengaruhi tingkah laku manusia dalam suatu sistem bisnis. Jadi,
perilaku dan aktifitas-aktifitas perlu dikelola dan dikendalikan
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
Tujuan pengendalian intern harus dipandang secara relevan
dengan individu yang menjalankan sistem pengendalian tersebut.
Sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga pegawai yakin
bahwa pengendalian bertujuan melindungi kesulitan-kesulitan atau
krisis-krisis dalam operasi organisasi yang sebaliknya dapat
mempengaruhi mereka secara pribadi.

Anda mungkin juga menyukai