Anda di halaman 1dari 1

Salah seorang pendiri WhatsApp, Brian Acton, ternyata sempat ditolak dalam hal

lamaran pekerjaan oleh Facebook pada 2009 silam. Empat tahun setelah itu, justru Acton
kini menjual perusahaannya kepada Facebook dengan harga yang sangat fantastis, 19
miliar dollar AS (sekitar Rp 223 triliun). Nilai ini termasuk 3 miliar dollar AS dalam bentuk
saham yang diberikan kepada Acton dan karyawan WhatsApp dalam jangka empat tahun.
Kisah Acton menjadi inspirasi tentang penolakan, kerja keras, dan kewirausahaan. Saat
ditolak oleh Facebook, ia bahkan berkicau di media sosial Twitter. Namun, dengan
optimistis, ia berkata akan memulai "petualangan berikutnya dalam hidup".
"Facebook menolak saya. Ini adalah kesempatan besar untuk berhubungan beberapa orang
yang fantastis. Menanti untuk petualangan berikutnya dalam hidup," tulis Acton pada 4
Agustus 2009.
Acton, yang merupakan lulusan ilmu komputer di Stanford University, sebelumnya pernah
bekerja di Apple dan Adobe. Sejak 1996, ia bekerja untuk Yahoo! hingga Oktober 2007.
Jabatan terakhirnya di Yahoo! adalah vice president of engineering.
Pada tahun saat ia ditolak oleh Facebook, Acton mulai membangun aplikasi
WhatsApp bersama Jan Koum di Mountain View, California, AS. Koum juga merupakan
mantan karyawan Yahoo!. Di tahun itu pula, TheNextWeb melaporkan bahwa Acton juga
ditolak oleh Twitter.
Dua perusahaan jejaring sosial internet terbesar di dunia, Facebook dan Twitter, telah
melewatkan kesempatan emas dengan menolak Acton, yang punya bakat luar biasa dalam
hal pemrograman.
Nama WhatsApp begitu cepat populer, menjadi aplikasi pesan instan yang paling banyak
digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014.
Jumlah pesan yang diproses juga meningkat menjadi lebih dari 50 miliar pesan per hari, dari
sekitar 27 juta per hari yang terekam pada Juni 2013. Angka itu disebut-sebut sudah
melebihi jumlah SMS yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai
salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan SMS di dunia.
Meski basis penggunanya tumbuh besar, WhatsApp tetap mempertahankan mentalitas
perusahaan rintisan (startup). Perusahaan ini hanya memiliki 50 pegawai. Sebanyak 25
orang merupakan teknisi, sementara 20 lagi menangani dukungan multibahasa untuk
pengguna. Acton dan Koum punya prinsip kuat untuk tidak menampilkan iklan dalam
layanan mereka. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp punya filosofi anti-iklan, bahkan
perusahaan itu memiliki manifesto menentang iklan. WhatsApp sendiri menghasilkan uang
dengan menarik bayaran sebesar 0,99 dollar AS selama setahun untuk setiap pengguna.
WhatsApp diinvestasi oleh perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar 8 juta dollar AS
pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi tahap baru karena
mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya, mampu menopang biaya operasional
perusahaan, hingga akhirnya Facebook "jatuh cinta" dan meminangnya.
Sumber: Newsroom Facebook
Editor: Reza Wahyudi

KOMPAS.com

Anda mungkin juga menyukai