Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang
maha pengasih lagi maha penyayang yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kita sehingga kita bias menyelesaikan makalah ini tentang
MEMAHAMI HAKIKAT MANUSIA, NILAI-NILAI KEBUDAYAAN DAN
KEMANUSIAAN.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada kami dalam
rangka pengembangan ilmu social budaya dasar yang berkaitan dengan Hakikat
Manusia, Nilai-Nilai Kebudayaan Dan Kemanusiaan. Selain itu tujuan lain dari
pembuatan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang esensi dari
kehidupan secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami
sajikan dapat menjadi kontribusi positif bagi pengambang wawasan penulis.
Akhirnya kami menyadari pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran
agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga laporan ini
memberi banyak manfaat bagi pihak apapun.
Amin
Wassalamualaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1
A.Latar Belakang
........................................................................................................................
1
B.Rumusan Masalah
........................................................................................................................
3
C.Tujuan Pembahasan
........................................................................................................................
4
D.Manfaat Pembahasan
........................................................................................................................
4
BAB II ISI
A. Hakikat Cinta dan Implementasinya dalam kehidupan
........................................................................................................................
5
B. Hakikat keindahan dan hakikat manusia sebagai mahluk estesis serta
implementasinya dalam kehidupan
........................................................................................................................
9
C. Hakikat dan hikmah dari kegelisahan dan penderitaan
........................................................................................................................
14
ii

D. Hakikat keadilan dan implementasinya dalam kehidupan


........................................................................................................................
20
E. Konsep Amanah,Tanggung jawab dan Implementasinya dalam
kehidupan
........................................................................................................................
24
F. Pandangan hidup, harapan dan implementasinya dalam kehidupan
sehari-hari
........................................................................................................................
27
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
........................................................................................................................
29
B.Saran
........................................................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
30

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hidup dan kehidupan adalah sebuah realita. Manusia, bersama mahluk dan
alam sekitar, bersama-sama menghadapi kehidupan secara rill,nyata. Ini adalah
kebenaran yang aksiomatis,universal, dan mutlak adanya. Maka pada dasarnya ini
adalah masalah yang esensial dan krusial yang dihadapi manusia, dan karenanya
pencarian manusia akan hakikat hidupnya tidak kunjung usai. Akan tetapi tidak
setiap orang kemudian bisa memahami sepenuhnya arti hidup dan kehidupan,
apakah ia sesungguhnya, bagaimana harus menjalaninya dan apakah tujuan
akhirnya.
Manusia adalah mahluk yang diciptakan, karena jelas ia tak menciptakan
sendiri. Ia juga tidak mewujud secara alami, karena alam juga tidak tercipta secara
alami,ia tidak menciptakan dirinya sendiri. Disini konsep penciptaan adalah
sebuah keniscayaan. Konsep penciptaan ini meniscayakan adanya sang pencipta,
yang Mahatahu, yang Mahaberkehendak, dan Mahakuasa. Karena dialah yang
sejatinya memiliki jawaban-jawaban dari berbagai pertanyaan esensial manusia.
Maka, dia yang menciptakan, tentu berhak mengatur, menentukan jalan hidup dan
arah kehidupan ciptaan-Nya: untuk apa, harus bagaimana, dan harus kemana.
Tetapi perlu diketahui bahwa Allah tidak akan mengubah nasib seseorang
kecuali mereka mau mengubahnya sendiri dengan berusaha dan berdoa. Semua
hal ini telah tercantum di dalam kitab suci Al- Quran pada surah Ar Raad ayat 11
yang berbunyi :


Arttinya: Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri
yang akan merubahnya dengan apa apa yang pada diri mereka.

Telah cukup jelas terungkap di dalam kitab suci tersebut bahwasanya kita
sebagai manusia wajib berusaha untuk mengubah nasib kita dengan kemampuan
dan potensi kita sendiri. Maka dari itu kita harus dekat dengan sang Illahi. Tetapi
bukan hanya hubungan kita dengan sang pencipta saja, melainkan juga dengan
alam dan isinya. Tanpa terkecuali dengan sesama manusia. Ini harus dilakukan
agar terciptanya suasana hidup yang damai,tentram dan nyaman. Kadangkala
manusia lupa akan pentingnya rasa kemanusiaan antar sesama manusia. Banyak
contoh konkrit yang terjadi di belahan bumi ini terutama Indonesia. Yaitu masih
banyaknya kericuhan, pertingkaian, pembunuhan, penganiaan,dsb. Itu terjadi
karena merosotnya dan telah terjadinya degradasi nilai kemanusiaan.
Hal ini juga tidak lepas dengan peran manusia dalam melestarikan nilai-nilai
kebudayaan. Nilai-nilai kebudayaan mempunyai kolerasi yang erat dengan nilainilai kemanusiaan. Nilai-nilai kebudayaan contohnya ide-ide atau gagasan
manusia yang menghasilkan keindahan, norma-norma yang berlaku di masyarakat
agar terciptanya keadilan,dsb. Nilai-nilai kemanusiaan contohnya adalah rasa
cinta terhadap mahluk hidup yang lain agar terciptanya suasana yang tentram dan
nyaman, rasa tanggung jawab dan amanah atas segala kewajibannya.
Dengan nilai-nilai kebudayaan tersebut itu menandakan atau menampakkan
adanya kepribadian. Karena kebudayaan merupakan kekayaan yang sangat
bernilai,selain sebagai cirri khas suatu daerah, melainkan juga sebagai lambang
kepribadian suatu daerah atau bnagsa. Maka dari itu menjaga,melestarikan,dan
memelihara merupakan kewajiban dari setiap individu. Dengan melihat kejadian
yang telah terjadi, banyak masyarakat kita masih mengadopsi nilai nilai
kebudayaan yang tidak seharusnya dipakai. Contohnya mengadopsi nilai-nilai
kebudayaan asing yang tidak layak ditiru seperti pesta minuman keras,
narkoba,pergaulan bebas,dll. Disebabkan kita masih belum tau esensi dari nilainilai kebudayaan dan kemanusiaan yang harus kita lestarikan.
Dengan nilai-nilai kemanusiaan juga, kita sebagai manusia akan terarah
dalam melakukan perbuatan di tengah kehidupan masyarakat. Oleh karena itu dua
aspek kehidupan ini perlu kita junjung tinggi dan kita integrasikan dalam tujuan
yang sama yaitu menciptakan kehidupan yang kita inginkan. Dengan selalu
2

melestarikan nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan itu akan membawa kita


dalam pencpaian hidup yang sempurna.
Berbagai hal penyimpangan yang terjadi itu semua secara umum disebabkan
karena tidak adanya proposal hidup mulai dini. Dan pada akhirnya jalan hidupnya
tidak diatur dengan baik. Dua aspek kehidupan tersebut pun sering menjadi
sebuah sorotan akibat tidak dicanangkannya sebuah proposal hidup. Maka dari itu
sebagai manusia yang berguna,kita harus telah mencanangkan sebuah proposal
hidup semenjak dini, agar kita tau apa tujuan hidup di dunia ini. Pandangan hidup
dan harapan itu penting untuk memotivasi kita agar melakukan sesuatu yang
bermanfaat dan melakukan hal-hal positif yang menjadi sarana untuk mencapai
sebuah harapan.
Oleh karena itu dalam pembuatan makalah ini, kami sangat berharap agar
manusia pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya bisa menginterpretasi
nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan yang sangat berpengaruh dalam
menunjang segala aspek kehidupan dan tentunya kita dapat mengetahui arah
tujuan kita sebagai manusia dalam mengarungi lika-liku kehidupan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia dan cinta serta
implementasinya dalam kehidupan?
2. Apa yang dimaksud dengan hakikat keindahan dan implementasinya
dalam kehidupan?
3. Apa yang dimaksud dengan kegelisahan dan penderitaan?
4. Apa hikmah yang terpendam dibalik sebuah kegelisahan dan penderitaan?
5. Apa yang dimaksud dengan hakikat keadilan dan implementasinya dalam
kehidupan?
6. Bagaimana konsep amanah dan tanggung jawab serta implementasinya
dalam kehidupan?
7. Apa yang dimaksud dengan pandangan hidup dan harapan serta
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
3

1. Agar kita mengetahui hakikat manusia sesungguhnya dan mengetahui apaapa saja yang harus dipersiapkan mulai dini
2. Agar kita mengetahui hikmah dibalik hal-hal yang kadangkala kita anggap
sebuah kegagalan, namun realitanya terpendam nilai-nilai positif yang
harus kita ketahui. Contohnya sebuah penderitaan dan kegelisahan
3. Agar kita mengetahui pentingnya nilai-nilai kebudayaan

serta

kemanusiaan dan implementasinya dengan mengambil sebagian nilai-nilai


yang berperan penting dalam kehidupan, contohnya keadilan, amanah,
keindahan, dan tanggung jawab.

D. MANFAAT PEMBAHASAN
1. Manfaat bagi diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana menjadi
manusia yang sesungguhnya.
2. Manfaat untuk kelompok : agar kita bisa menciptakan kehidupan yang
tentram,nyaman,dan damai.

BAB II
ISI
A. Hakikat Cinta serta Implementasinya dalam Kehidupan
Hakikat adalah kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atu asal
segala sesuatu. Dapat juga dikatakan bahwa hakikat adalah inti dari segala sesuatu
yang akan menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan tasauf orang yang mencari diri
manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar
diri. Sama dengan pengertian itu mencari roh, jasad, hati, nyawa, dan rahasia.
Dalam tujuan hidup manusia, pastinya manusia semuanya menginginkan
kehidupan yang damai,tentram dan nyaman.Untuk mendaptkan kehidupan yang
damai dan tentram dan bahagia. Manusia harus lebih kenal dan juga cinta kepada
sang pencipta yaitu Allah SWT. Cinta itu dapat kita aplikasikan dalam bentuk
yang bermacam- macam.
Cinta merupakan hal yang mendasar dalam hidup ini, terkadang cinta
membawa bahagia bagi manusia dan dapat pula berubah menjadi prahara. Cinta
adalah instumen untuk mencapai suatu tujuan, pada dasarnya cinta adalah netral,
tetapi terpulang siapakah yang mengemudi cinta itu sendiri, jika nafsyu sahwat
yang mendominasi maka wajarlah cinta itu akan berakhir dengan kebinasaan.
Tetapi ketika cinta yang bertaburan dengan bunga iman kepada Allah maka cinta
adalah pengikat antara manusia dengan tuhannya, sehingga akan menjadikan dia
ikhlas beribadah.
Dalam penjelasan secara etimologi, yaitu dalam bahasa yunani kuno, yang
membedakan antara tiga atau lebih konsep: eros, philia, dan agape. Cinta adalah
perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Secara terminology
penggunaan istilah cinta dalam masyarakat Indonesia dan Malaysia lebih
dipengaruhi perkattan love dalam bahasa inggris. Love digunakan dalam semua
amalan dan arti untuk eros, philia, agape, dan storage. Namun demikian perkataan
yang lebih sesuai masih ditemui dalam bahasa serantau dan dijelaskan sebagai
berikut:
5

Cinta yang lebih cendrung kepada romantis, asmara, dan hawa nafsu,eros

Saying yang lebih cendrung kepada teman-teman dan keluarga,philia.

Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, agape

Semangat nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme, nasionalisme


dan narsisme, storge
Para pakar-pakar psikologi mendefinisikan cinta dengan berbagai macam

bentuk dan pengertian. Yaitu:


1. Abraham Maslow
Dalam teori Hierarki Maslow, cinta merupakan kebutuhan pada manusia.
Dalam teori ini cinta berarti kasih sayang dan rasa terikat ( to belong).
Rasa saling menyayangi dan terikat satu sama lain, antara individu satu
dengan individu lainnya. Maslow mengatakan bahwa kita semua
membutuhkan rasa diingini dan diterima oleh orang lain. Ada yang
memusakan

kebutuhan

ini

melalui

berteman,

berkeluarga,

atau

berorganisasi. Tanpa ikatan ini,kita akan kesepian.( sobur,2003:277)


2. Carl Rogers
Cinta yaitu keadaan dimengerti secara mendalam dan diterima dengan
sepenuh hati. .( sobur,2003:277)
3. Erich Fromm
Dalam bukunya The Art of loving, Erich Fromm (1983) menyatakan
bahwa cinta sebagai alat untuk mengatasi keterpisahan manusia,sebagai
pemenuhan kerinduan akan kesatuan.tetapi di atas kebutuhan eksistensi
dan menyeluruh itu, timbul suatu kebutuhan biologis, yang lebih spesifik
yaitu keinginan untuk menyatu antara kutub-kutub jantan dan betina. Ide
pengutupan ini diungkapkan dengan adanya mitos bahwa pada mulanya
laki-laki dan wanita adalah satu, kemudian mereka dipisahkan menjadi
setengah setengah dan sejak itu sampai seterusnya, setiap laki-laki terus
mencari belahan wanita yang hilang dari dirinya untuk bersatu kembali
dengannya.(sobur,2003:419)

Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih,
yaitu:

Perasaan

Pengenalan

Tanggung Jawab

Perhatian

Saling menghormati
Erich Fromm dalam buku larisnya (the art of loving) menyatakan

bahwa ke empat gejala: Care, Responsibility, Respect, Knowledge (CRRK),


muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai. Omong kosong
jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi tak pernah mengasuh dan tak
ada tanggungjawab pada si anak. Sementara tanggungjawab dan pengasuhan
tanpa rasa hormat sesungguhnya & tanpa rasa ingin mengenal lebih dalam akan
menjerumuskan para orang tua, guru, rohaniwan dll pada sikap otoriter.
4. Lie Pok Liem (dalam Sobur,1998)
Cinta kasih adalah ibarat fundamental pendidikan secara keseluruhan.
Tanpa curahan kasih saying, pendidikan yang ideal tidak munkin bisa
dijalankan. Pendidikan tanpa cinta akan terasa kering dan bahkan tidak
menarik.
5. Erich H. Ericson
Dalam Fase perkembangan Erikson, cinta adalah kesetian yang masak
sebagai dampak dari perbedaan dasar antara pria dan wanita. Cinta
disamping bermuatan intimasi juga membutuhkan sedikit isolasi karena
masing-masing parnert tetap boleh memiliki identitas yang terpisah.
( Alwisol,2009:101)
Jadi sebagai mahluk yang diciptakan Allah sebagi mahluk yang sempurna,
sewajarnya kita harus bersaksi dan meletakkan dasar cinta kita kepada sang illahi
yaitu allah swt. Kita sadar bahwa kita tidak akan mengetahui tentang bagaimana
wujud tuhan,dimana tuhan dan pertnyaan lainnya yang tidak bisa ketahui. Tetapi
kita harus menyadari bahwa tuhan akan selalu ada dan semua apa yang kita
lakukan akan ada balasannya nanti di dunia yang kekal. Dengan selalu cinta dan

dekat kepada Allah, maka kita akan mendapatkan kehidupan yang bahagia dan
tentram. Cinta kita kepada allah bisa di aplikasikan dalam bentuk taqwa.
Taqwa adalah menjalankan segala sesuatu yang diperintahkan dan menjauhi
larangan-Nya. Karena ketika kita istiqomah menjalankan konsep taqwa, maka apa
yang kita inginkan akan tercapai. Akhirnya kita bisa menyimpulkan bahwa kita
harus menjaga hubungan baik dengan tuhan kita.
Ketika allah menciptakan manusia melalui perantara seorang ibu, dan kita
dibesarkan sampai sekarang melalui didikan orang tua, maka sepatutnya kita
berterimakasih kepada orang tua kita atas segala kasih sayangnya. Kita sebagai
seorang anak yang beradab, kita wajib memberikan kasih sayang kita kepada
orang tua kita. Kasih sayang itu kita terapkan dengan selalu patuh terhadap
perintahnya. Bukan hanya orang tua yang harus kita cintai, tetapi juga keluargakeluarga kita.
Ada sebuah persepsi yang menyatakan bahwa konsep orang tua ini dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Orang tua jasad dan rohani,
Artinya orang tua yang melahirkan kita dan mendidik kita sejak kita kecil
2. Orang tua rohani
Artinya orang tua yang mendidik, memberikan pengarahan dan sebuah
pelajaran berharga terutama dalam mengenal nilai-nilai kehidupan.
Contohnya seorang guru.
Cinta yang selanjutnya adalah sebuah cinta kepada sahabat,teman,dsb.
Tetapi perlu diketahui bahwa cinta kepada mereka tidak boleh melebihi cinta kita
kepada snag pencipta dan orang tua kita. Banyak kasus yang terjadi cinta
seseorang kepada lawan jenis sampai mengorbankan agama dan boleh jadi sampai
menelantarkan orang tua.
Hal- hal seperti itu harus kita hindari, karena akan berdampak negatif bagi
kita. Kehidupan kita akan dipenuhi dengan kegelisahan,keretakan hubungan
harmonis antara manusia dengan tuhan dan manusia sebagai seorang anak dengan
manusia yang lainnya sebagai orang tua.
Mulai saat ini, kita harus bisa berpikir dan juga tidak terlalu berlebihlebihan dalam mencintai lawan jenis agar tidak terjadi seusatu yang belum saatnya
8

dilakukan. Contohnya hubungan seks bebas,zina,dsb. Kecuali hubungan itu telah


terikat dengan yang namanya pernikahan. Pernikahan sebuah wadah untuk
menciptakan sebuah keturunan yang mana keturunan itu akan mampu
melanjutkan hal-hal positif yang telah dilakukan sebelumnya.
B. Hakikat Keindahan dan Hakikat Manusia sebagai Mahluk Estesis serta
Implementasinya dalam Kehidupan
Manusia adalah mahluk yang paling sempurna yang diciptakan allah swt.
Kesempuranaan manusia itu merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagi khalifah di muka bumi ini. Al-quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah. Membecirakan manusia itu tergantung dengan metodologi
yang digunakan dan terhadap filosofi yang didasari. Para penagnut teori paham
psikoanalisis menyebutkan bahwa manusia sebagai homo volens (mahluk
berkeinginan). Menurut ini, manusia adalah mahluk yang memiliki perilaku
interaksi antara komponen biologis,psikologis dan social. Didalam manusia
terdapat undur animal, rasional dan moral. Para penganut teori behaviorisme
menyebut manusia sebagai mahluk mehanibcus(manusia mesin). Behavior lahir
sebagai reaksi dari intropeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia
berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis(aliran yang berbicara tentang
alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behavior yang menganalisis perilaku yang Nampak saja. Menurut aliran ini,
segala tingkah laku manusia lahir sebagai proses pembelajran terhadap
lingkungannya, tidak disebabkan aspek. Para penagnut teori kognitif menyebut
manuisia sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Dalam pandangan ini manusia
tidak lagi dipandang sebagai mahluk yang selalu bereaksi pasif terhadap
lingkungannya, melainkan sebagai mahluk yang selalu berpikir.teori kognitif
mengecam pendapat yang cendrung menganggap pikiran itu tidak nyata karena
tampak

tidak

mempengaruhi

peristiwa.

Padahal

berpikir,

memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.

memutuskan,

Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan
makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar,
insan dan al-nas. Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya alkahfi : innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis,
seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20),
manusia makan dan minum (al-muminuum : 33). Kata insan disebutkan dalam alquran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam
ya (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu
dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang
berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk
yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan. Kata alnas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii
haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia
dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada
semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis,
psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social
yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
Sebenarnya maniusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Jasmani, Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh, Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan
jasmani saja.
3. Jiwa (an nafsun/rasa dan perasaan).
Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang
diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di
kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania.
Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia
adalah makhluk sosial dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk
social untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena
manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia

10

baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup
berkumpul bersama manusia.
Asal Mula Manusia dapat kita ketahui dari dua teori beasr yaitu Teori
Evolusi Darwin dan Nabi Adam a.s . Jika kita berdebat tentang asal mula
manusia, maka yang terpikir pertama kali dipikiran adalah teori evolusi Charles
Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin dijelaskan bahwa manusia pertama
adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Quran, dijelaskan
bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun, hingga saat ini para
ilmuwan masih terus mencari bukti untuk memastikan asal mula manusia.
Berbicara manusia dan agama dalam agama islam adalah membicarakan
sesuatu yang sangat klasik namun senantiasa actual. Berbicara kedua hal tersebut
sama saja berbicara tentang diri sendiri dan keyakinan asasi kita sebagai mahluk
tuhan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, manusia diartikan sebagai mahluk
yang berakal budi. Dalam hal ini manusia adalah mahluk tuhan yang diberi
potensi akal dan budi, nalar dan moral untuk dapat mengusai mahluk lainnya demi
kemakmuran dan kemaslahatannya. Dalam bahasa arab, kata manusia sepadan
dengan kata nash, basyar, insan, maru, ins dan lain lain. Meskipun bersinonim,
namun kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam makna spesifiknya. Kata nas
misalnya lebih merujuk kepada manusia sebagai mahluk social. Sedangkan kata
basyar lebih merujuk kepada manusia sebagai mahluk ekonomi.
Manusia sebagai mahluk estesis artinya adalah manusia yang indah atau
sempurna. Keindahan berasal dari kata indah yaitu sesuatu yang enak dipandang
dan elok. Indah merupakan konsep konkret hasil tanggapan terhadap suatu objek.
Indah dalam bahasa yunani disebut aesthesis, diserap kedalam bahasa Indonesia
disebut estetis, artinya sifat indah, yaitu nilai kualitas dari suatu objek. Sedangkan
keindahan sendiri akan mempunyai makna yang abstrak jika tidak dihubungkan
dengan suatu objek atau bentuk.
Keindahan disini ada kaitan dan hubungannya dengan estesis dan
kebudayaan. Estetis adalah rasa yang terdapat dalam diri manusia sebagai unsur
budaya, sedangkan kebudayaan adalah pantulan dari estetis dalam diri manusia,
baik yang berupa sikap dan perilaku maupun yang berupa karya cipta. Apabila
11

dalam diri manusia sudah terbiasa berkembang rasa keindahan, setiap wujud
penampilannya selalu menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan
tidak membosankan orang lain. Dalam kebudayaan terdapat keindahan yang
senantiasa dipelihara kelestarian dan kelangsungannya, misalnya kehalusan tutur
bahasa kerapian cara berpakaian, dan kemegahan prasasti-prasasti peninggalan
nenk moyang dan lain sebagainya. Maka manusia harus benar-benar menjaga
kelestarian

keindahan,

karena

keindahan

menentukan

kelestarian

dan

kelangsungan suatu kebudayaan.


Ada hal- hal yang sangat berperan penting dalam menciptakan suatu
keindahan dalam kehidupan ini, yaitu:
1. Kontempelasi dan Ekstasi, Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia
untuk menciptakan sesuatu yang indah, dalam konteksnya dengan
keindahan kontemplasi merupakan perenungan, pemikiran dan penatapan
tentang sesuatu yang indah dan ini cara mengisi waktu yang
menyenangkan. Dan ekstasi adalah kegembiraan luar biasa mengenai
sesuatu, dalam konteksnya dengan keindahan ekstasi adalah perasaan
gembira dan senang melihat atau mengalami sesuatu yang indah.
Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan objek luar diri manusia,
akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila dihubungkan
dengan kreativitas, kontemplasi merupakan faktor pendorong untuk
menciptakan sesuatu yang indah, sedangkan ekstasi merupakan faktor
pendorong untuk merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
2. Keserasian dan kehalusan, Dalam keindahan tercermin unsur keserasian
dan kehalusan. Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang dapat
dinikmati orang lain karena indah. Sedangkan kehalusan adalah
kemampuan menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata, ataupun
cara

berbusana

yang

menyenangkan,

menarik

perhatian,

dan

menggembirakan akan orang lain. Dari kedua faktor tersebut, maka akan
timbullah keindahan yang dimaksud.

12

3. Kreativitas dan daya cipta, Keindahan adalah bagian dari kehidupan


manusia yang bersifat kodrati, karenanya manusia selalu berusaha untuk
menciptakan keindahan. Untuk memnuhi keindahan tersebut maka
manusia berkreasi dan berkreativitas untuk menciptakan dan menghasilkan
karya cipta. Karya cipta didasari dan dipengaruhi dari pengalaman ataupun
kenyataan

yang

telah

direnungkan,

ditimbang,

dinilai,

sehingga

menghasilkan suatu karya yang indah, yang bisa dinikmati oleh orang lain.
4. Khayalan, George Steiner pernah sekali menyatakan bahwa fantasi kita
adalah benteng terakhir profesi kita, sekalipun tak bisa dielakkan bahwa
kemampuan setiap orang untuk berfantasi itu terbatas serta terbentuk
(terpengaruhi) pula oleh kebudayaannya, namun dalam berfantasi relatif
seseorang lebih bebas. Dunia khayal adalah dunia kedua kita, ia pun nyata
atau signifikan baik secara personal maupun secara sosial. Sigmund Freud
mencoba menjelaskan perlunya khayalan ini sebagai pengganti dari hal-hal
yang tidak tercapai dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Bertrand Russel, khayalan sebagai dunia tersendiri. Memiliki
hukum-hukum tersendiri yang disebut sebagai hukum-hukum mental.
Khayalan menjadi sumber kreativitas anak-anak dilatih untuk berkhayal,
sebab kemampuan berkhayal ini diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan
mereka nanti. Baik sebagai dokter, maupun sebagai supir.
Martin Scenerer mengembangkan ilmu jiwa pengenalan ia berpendapat
bahwa aktivitas kejiwaan manusia itu sungguh-sungguh tergantung pada
persepsi yang dimaksud persepsi di sini adalah pemberian arti dari sensasisensasi (kelompok rangsangan), persepsi yang salah akan menimbulkan
pengertian yang salah. Ada pula kesalahan persepsi yang lain, yaitu yang
biasa kita sebut sebagai halusinasi, yakni suatu aktivitas khayalan yang
disebabkan oleh suatu rangsangan namun sama sekali tidk membentuk
pengertian yang persis dari rangsangan tersebut. Misalnya pada waktu
melihat pakaian bergerak dimalam hari dan kita pikir itu setan dan sering
kali ini membawa menuju kepada pengertian yang keliru tentang khayalan
seolah-olah khayalan merupakan kekeliruan tanggapan.
13

C. Hakikat dan Himah dari Kegelisahan dan Penderitaan


Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya,
selalu merasa kwatir tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan
merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun
perbuatannya, merasa kwatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar
ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah
laku atau gerak gerik seseorang dalam situai tertentu. Kegelisahan merupakan
salah satu ekspresi kecemasan. Karena itu dalam pengertian sehari-hari
kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekwatiran ataupun ketakutan. Masalah
kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara
definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang
diinginkan tidak tercapai.
Takut atau gelisah menurut istilah biasanya disebut ansietas. Ansietas
merupakan suatu jenis neurosis yang tanda utamanya adalah rasa cemas atau takut
berkebihan, sering sekali datangnya secara tiba- tiba, timbul sebagai akibat dari
adanya konflik internal atau konflik dari dalam hati, misalnya perasaan tentang
kehilangan seseorang atau sesuatu yang dicintainya.
Takut atau gelisah dalam bahasa arab sering disebut khauf yang artinya
keadaan jiwa disaat manusia terancam. Faktor terjadinya kegeliahan dan
kecemasan antara lain:
1. Ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi kenyataan hidup
2. Munculnya rasa takut tidak mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.
3. Situasi budaya kita yang belum mapan betul

14

4. Adanya dorongan kegelisahan dari dalam dirinya sendiri.


5. Adanya perasaan takut kehilangan hak ataupun nama baiknya.
6. Karena sedang menunggu sesuatu
7. Faktor dari luar yang terjadi karena lingkungan dimana ia tinggal dan
masyarakat sekitarnya.
Manusia selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai
penyebab kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya
banyak yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu.
Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita
ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun
kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang
melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika
kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada
sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri
merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak
terlatih.
Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak sabar, rasa
khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan merupakan gejala universal yang ada
pada manusia manapun. Namun kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala
tingakah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Jadi,
kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi dari perasaan tidak
tenteram, khawatir, ataupun cemas.
Kegelisahan itu terjadi juga karena adanya keterbatasan manusia untuk
dapat mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi
misalnya karena adanya suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah
karena takut terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut
terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan
milik (harta dan jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak
disukai). Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal)
15

misalnya rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal)
misalnya kegelisahan karena diancam seseorang.
Kegelisahan menunjuk pada seseuatu negatif, tetapi di sisi lain tetap
mempunyai harapan. Sehingga antara kegelisahan dan harapan seolah-olah
merupakan saudara kembar. Muncul ketenangan apabila ada keseimbangan antara
kegelisahan dan harapan. Untuk keluar dari kegelisahan, manusia harus
mengetahui alasan dasar atau sebab dari kegelisahannya. Bila ia menyelidiki
masalah tersebut, akan jelas bahwa pada saat ia mulai membangkitkan kekotoran
dalam batin atau pikiran, ia pasti menjadi gelisah. Pikiran yang tidak murni dan
kotor tidak dapat hadir bersamaan dengan kedamaian dan keharmonisan.
Pergaulan bebas di kampus dapat menyebabkan kegelisahan diri yang bisa teramat
dalam. Rasa penyesalan atas apa yang telah dilakukan dan takut tidak akan
dihargai oleh orang lain lagi akibat pergaulan bebas membuat kegelisahan diri.
Oleh karena itu, sebelum terjadi penyesalan dan kegelisahan, sebaiknya sebagai
mahasiswa yang tujuan utamanya adalah menuntut ilmu, sebaiknya kita tidak
usah mengikuti pegaulan bebas yang tidak tau arahnya kemana.
Menurut Sigmun Freud, ada 3 macam kegelisahan :
1. Kegelisahan objektif.
Kegelisahan ini identik dengan kenyataan. Ciri-ciri utamanya adalah ia
bersumber dari luar diri manusia. Hal ini muncul dari antisipasi seseorang
berdasarkan pada pengalaman perasaanya. Artinya, kegelisahan ini muncul
setelah adanya pemicu atau sebab dari luar kemudian direspon oleh orangorang banyak, karena ia bersifat objektif. Respon yang diberikan oleh
orang-orang banyak itu seragam karena mereka telah pernah
mengalaminya dan merasakan akibat dari sumber itu secara luas.
Contohnya : Kegelisahan masyarakat setelah ada pengumuman kenaikan
BBM.
2. Kegelisahan neurotik.
Seperti namanya, kegelisahan ini berhubungan dengan sistem syaraf kita.
Syaraf-syaraf kita bekerja secara alami ketika tubuh merasa terancam atau
mengetahui akan ada suatu hal berbahaya yang akan terjadi. Tubuh tidak
16

diperintahkan untuk melakukannya. Singkatnya kegelisahan ini


ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya naluriah. Contohnya:
Kegelisahan para peserta Idonesian Idol ketika akan mengetahui siapa
yang harus pulang pada malam mereka tampil dan kegelisahan muridmurid sekolah ketika menunggu hasil ujian akhir.
3. Kegelisahan moral.
Kegelisahan ini mucul dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa
bersalah atau malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan
bahaya dari hati nurani. Hal ini timbul karena pada dasarnya setiap
manusia mempunyai hari nurani dan sadar atau tidak mereka tahu mana
hal yang benar dan mana yang salah. Walaupun mereka melakukan
kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang dilakukannya itu adalah
salah. Keadaan mungkin yang memaksa mereka melakukannya. Jadi,
mereka tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami kegelisahan moral
itu. Contohnya: Setelah terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU,
banyak pihak yang terkait merasa gelisah.
Bukan merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan
selalu bermula dari faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh
kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu
merupakan faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek
keberadaan manusia sampai akhir hayatnya.
1. Dari Dalam, Mungkin, kita bisa menyebutkan beberapa hal berikut ini
yang berhubungan dengan pembahasan tersebut:
a. Cinta Diri, Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang
wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam mempertahankan
cinta tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam penderitaan
dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah
kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri sendiri,
dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu,
sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit
tersebut.

Ya

perhatian

yang
17

berlebihan

terhadap

diri

akan

menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang,


seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan
kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya
secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
b. Lalai dalam mengingat Allah, Dalam beberapa hadits dan riwayat
Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan
muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah,
berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah
dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan
yang telah mengguncangkan jiwanya. Ya, orang yang hatinya bersih
dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila
menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama,
mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi
manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan.
Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam
proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was
bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya
mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak
negatifnya.
c. Gejolak Hati, Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu
lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan
remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan
dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga
sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was. Karena
itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera
melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan
cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu
memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran
yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa
pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan
sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat
disembuhkan dengan mudah.
18

d. Rasa takut dan malu, Mungkin, sifat malu merupakan salah satu
diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang
yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas
tentang sebab-sebabnya pada anak-anak. Karena itu, mereka yang pada
masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada
masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat
besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa
seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk
melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi
bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya
melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya
sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam waswas.
e. Tidak merasa aman, Dalam keadaan tertentu, perasaan tidak aman
merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain,
sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan
tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan
akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam
mengendalikan diri. Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan
yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong
munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan
menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan
menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga
merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya
sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
f. Jiwa yang lemah, Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat
mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk
mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa
menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia
menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan
orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah
kedalam bentuk perasaan lemah.
19

2. Kemasyarakatan,

Terkadang,

dalam

beberapa

keadaan,

was-was

diakibatkan oleh faktor sosial dimana kita dapat melihat sebagian


gejalanya ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang sama dengan
orang lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini berbeda dengan
dimana anak-anak mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata lain,
mengikuti perilaku orang lain dan taklid terhadap kelakuan mereka yang
salah serta berteman dengan segala penderita penyakit tersebut akan
menyebabkan terjadinya kontradiksi yang dibencinya dan membantu
proses transfer penyakit tersebut dari satu orang kepada orang lain.
Ada beberapa cara dalam mengatasi kegelisahan yaitu:
Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan
pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang
bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa
hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa
tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita.
Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan
mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut
dalam jiwa kita.
Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan
ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan
kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha
Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau
berdoa dan memohon kepadaNya.
D. Hakikat Keadilan dan Implementasinya dalam Kehidupan
Keadilan adalah memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan
kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan antara menuntut hak dan
menjalankan kewajiban. Socrates mengatakan bahwa keadilan tercapai apabila
pemerintah mempraktekkan ketentuan hukum atau melaksanakan tugasnya dan
rakyat merasakannya.

20

Plato menilai tercapainya keadilan apabila setiap orang menjalankan


pekerjaan menurut sifat dasar yang dianggap cocok bagi orang tersebut,
sedangkan tindakan manusia dipandang layak apabila pihak yang sama
mendapatkan bagian sama (Aristoteles) Hak merupakan wewenang untuk
memiliki, meninggalkan, atau menuntut sesuatu. Materi hak menyangkut individu,
namun hak bukan milik perseorangan. Hak seseorang terkait dengan hak orang
lain.
Disamping hak, seorang individu juga memiliki berbagai kewajiban, yakni
kewajiban terhadap Allah, masyarakat dan diri sendiri. Kewajiban terhadap Allah
diwujudkan dalam bentuk memuja dan mengabdi, kewajiban terhadap masyarakat
dengan menolong orang lain, sedangkan kewajiban terhadap diri sendiri
diwujudkan dengan melakukan perbuatan yang baik. Ada berbagai macam bentuk
keadilan, diantaranya adalah keadilan moral, keadilan distributif, keadilan
komutatif dan keadilan sosial. Penjelasannya sebagai berikut :
1. Keadilan moral terwujud bila setiap orang melakukan fungsi menurut
kemampuannya. Keadilan tercipta apabila seorang tentara menjalankan
fungsinya sebagai petugas pertahanan, bukan sebagai pebisnis.
2. Keadilan distributif terlaksana apabila hal-hal sama diperlakukan secara
sama. Keadilan distributif dapat digambarkanketika memberikan hadiah
kepada karyawan. Karyawan yang bekerja 10 tahun akan diberikan hadiah
sebesar Rp 4.000.000,- sedangkan bagi yang bekerja 5 tahun hanya
sebesar Rp 2.000.000,3. Keadilan komutatif merupakan keadilan yang bertujuan memelihara
ketertiban atau kesejahteraan. Seorang pekerja yang bekerja giat dan
berprestasi sudah sepantasnya diberi penghargaan, sebaliknya pekerja
yang banyak melakukan pelanggaran diberikan hukuman yang setimpal.
4. Keadilan sosial tercipta apabila setiap orang mendapat perlakuan yang adil
di bidang hukum, politik, ekonomi dan budaya serta kemakmuran dapat
dinikmati secara merata.

21

Setiap manusia berhak diperlakukan adil dan berlaku adil dengan


menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. Orang yang menuntut hak, tapi lupa
kewajiban, tindakannya pasti akan mengarah pada pemerasan, sebaliknya orang
yang menjalankan kewajiban, tetapi lupa menuntut hak akan mudah diperbudak
oleh orang lain.
Keadilan merupakan budaya bangsa Indonesia. Sejak dahulu, manusia
meminta keadilan kepada Allah dengan cara berdoa. Pada jaman kerajaan jawa
tempo dulu ada budaya pepe yang dilakukan oleh rakyat yang meminta
keadilan. Keadilan diekspresikan dengan berbagai cara, misalnya membuat
pepatah yang menunjukan adanya tuntutan terhadap perlakuan adil, misalnya
pepatah Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah Ada yang membuat
karya seni yang menyuarakan keadilan, seperti seni musik, prosa dan puisi. Ada
yang pula yang menuntut keadilan dengan cara berpuasa sampai mati atau sampai
tuntutan keadilannya terpenuhi, menjahit mulut, membakar diri dan sebagainya.
Adapun bentuk implementasi keadilan dalam kehidupan sehari- hari sesuai
dengan jiwa pancasila adalah sebagai berikut:
1. mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Butir ini
menghendaki agar setiap warga negara nerbuat baik satu sama lain.
Perbuatan luhur dalam pengertian seperti apa yang diperintahkan Tuhan
dan menjauhi yang dilarang. Perbuatan baik dan luhur tersebut
dilaksanakan pada setiap manusia dengan cara saling membantu,
bergotong-royong, dan merasa setiap manusia adalah bagian dari keluarga
yangdekat yang layak dibantu, sehingga kehidupan setiap manusia layak
dan terhormat.
2. Bersikap adil, Butir ini menghendaki dalam melaksanakan kegiatan
antarmanusia untuk tidak saling pilih kasih, dan pengertian adil juga sesuai
dengan kebutuhan manusia untuk hidup layak, dan tidak diskriminatif
terhadap sesama manusia yang akan ditolong.

22

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Butir ini menghendaki


bawa manusia Indonesia jangan hanya mendahulukan hak-haknya seperti
hak hidup bebas, berserikat, perlakuan yang sama, kepemilikan, dan lainlain, tetapi menjaga kewajiban secara seimbang. Kewajiban yang harus
dilakukan adalah berhubungan yang baik dengan sesama manusia,
membantu sesama manusia, membela yanng teraniaya, membarikan
nasehat yang benar dan menghormati kebebasan beragama.
4. Menghormati hak-hak orang lain, Bahwa setiap manusia untuk
menghormati hak orang dan memberikan peluang orang lain dalam
mencapai hak, dan tidak berusaha menghalang-halangi hak orang lain.
Perbuatan seperti mencuri arta orang lain, menyiksa, merusak tempat
peribadatan agama lain, adalah contoh-contoh tidak menghormati hak
orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain. Mengembangkan sikap dan
budaya bangsa yang saling tolong-menolong seperti gotong-royong, dan
menjauhkan diri dari sikap egois dan individualistis.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain, Butir ini menghendaki,
manusia Indonesia bukanlah homo hominilupus (manusia yang memakan
manusia yang lain). Manusia Indonesia tidak boleh memeras orang lain
demi kepentingan sendiri. Contoh perbuatanya seperti melakukan
perampokan, memberikan bunga terlalu tinggi lepada peminjam terutama
pada kalangan orang kecil dan miskin.
7. Tidak bersikap boros, Menghendaki manusia Indonesia untuk tidak
memakai atau mengeluarkan uang, barang, dan sumber daya secara
berlebihan.
8. Tidak bergaya hidup mewah, Butir ini menghendaki agar untuk tidak
bergaya hidup mewah, tetapi secukupnya sesuai dengan kebutuhan
manusia itu sendiri. Ukuran mewah memang relatif, namun dapat
disejajarkan dengan tingkat pemenuhan kehidupan dan keadilan pada
setiap strata kebutuhan manusia.

23

9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum


Butur ini menghendaki warga masyarakat Indonesia untuk menjaga
kepentingan umum dan prasarana umum, sehingga sarana tersebut dapat
berguna bagi masyarakat luas.
10. Suka bekerja keras untuk berusaha semaksimal mungkin dan tidak hanya
pasrah pada takdir. Sebagai manusia yang bertaqwa kepada Tuhan,
diwaibkan berusaha dan diiringi dengan doa.
11. Menghargai karya orang lain agar warga negara dapat menghargai karya
orang lain sebagai bagian dari penghargaan atas hak cipta. Proses
penciptaan suatu karya membutuhkan suatu usaha yang keras dan tekun,
oleh sebab itu dihargai.

E. Konsep Amanah, Tanggung Jawab dan Implementasinya dalam


Kehidupan
Sebagian besar masyarakat kita masih beranggapan bahwa amanah atau
kepercayaan dalam bentuk jabatan dipandang sebagai anugerah. Konsekuensinya
adalah kerap kali ketika memperoleh jabatan, banyak orang yang melaksanakan
upacara syukuran. Bahkan dalam tingkat tertentu, acara tersebut dilakukan secara
berlebihan (mubazir). Tidak ada maksud untuk menyatakan syukuran itu salah.
Hanya saja fenomena itu dapat dijadikan bukti bahwa amanah sering diidentikkan
dengan anugerah.
Sampai di sini menjadi menarik jika dianalisis dari sudut semantik.
Sebagaimana yang akan dijelaskan nanti salah satu makna amanah adalah
pembebabanan yang meniscayakan tanggungjawab. Jika penerimaan amanah
disikapi dengan syukuran sama artinya ketika mendapatkan pembebanan yang
umumnya berat manusia malah bersyukur. Bagi sebagian orang amanah memang
nikmat (anugerah).
Melalui jabatan yang diembannya ia akan memperoleh banyak manfaat dan
fasilitas. Bukankah wajar jika ia menggelar acara syukuran? bukankah biaya yang
dikeluarkan akan kembali secara berlipat? Dari hal itu, penulis ingin mengajak
kita untuk melihat hakikat makna amanah di dalam Al-Quran.
24

Amnah berasal dari kata a-mu-na yamunu amn[an] wa amnat[an]


yang artinya jujur atau dapat dipercaya. Kata kerja ini berakar dari huruf hamzah,
mim dan nun yang makna pokoknya adalah aman, tenteram dan hilangnya rasa
takut. Secara bahasa, amnah (amanah) dapat diartikan sesuatu yang dipercayakan
atau kepercayaan. Amanah juga berarti titipan (al-wadah). Amanah adalah lawan
dari khianat. Amanah terjadi di atas ketaatan, ibadah, al-wadah (titipan), dan atstsiqah (kepercayaan).
Al-Ishfani memaknai amanah dengan ketentraman jiwa (tu maninatun alnafs). Faridh wajdi menterjemahkan amanah dengan sukun al-qalb (ketentraman
hati). Lawan dari kata amanah adalah khianat. Dari akar kata ini juga terbentuk
kata iman dan amin. Orang yang beriman dipastikan akan memperoleh rasa aman
dan tenteram. Karena ia akan merasa mendapatkan penjagaan dari Allah Swt.
Sebaliknya orang yang diselimuti dengan berbagai macam kegelisahan dan
ketakutan, dipastikan sedang mengalami krisis iman.
Menunaikan amanah itu wajib hukumnya sebagaiman yang tercantum pada
kitab suci Al-Quran surah An-Nisa ayat 58:






Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat.
Adapun implementasi amanah dan tanggung jawab dalam kehidupan seharihari adalah sebagai berikut :
1. Amanah dalam arti tanggungjawab personal manusia kepada Alloh Alasan
penolakan alam (bumi, langit dan sebagainya) terhadap amanah (QS. AlAhzab: 72) adalah karena mereka tidak memiliki potensi kebebasan seperti
manusia. Padahal untuk menjalankan amanah diperlukan kebebasan yang
diiringi dengan tanggung jawab. Oleh sebab itu, apapun yang dilakukan
25

bumi, langit, gunung terhadap manusia, walaupun sampai menimbulkan


korban jiwa dan harta benda, tetap saja "benda-benda alam" itu tidak dapat
diminta pertanggungjawabannya oleh Allah. Berbeda dengan manusia.
Apapun yang dilakukannya tetap dituntut pertanggungjawaban. Manusia
adalah khalifah fi al-ardh, oleh karena itu manusia memiliki beban (tugas)
untuk memakmurkan bumi (wastamarakum alardh). Sebuah tugas yang
maha berat, karena menuntut kesungguhan dan keseriusan kita dalam
menjalankannya.
Bahkan tugas ini jauh lebih berat dari melaksanakan ibadah. Secara
sederhana dapat dikatakan sebagai seorang muslim, hidup tidak sekedar
menjalankan ibadah mahdzoh saja, lalu kita merasa nyaman. Hidup
sesungguhnya adalah sebuah perjuangan untuk menegakkan kebaikan. Jadi
perbedaan manusia dari makhluk lain adalah karena manusia telah diberi
potensi kebebasan dan akal, sehingga dengan potensi itu manusia mampu
mengenal Rabbnya sendiri, mampu menemukan petunjuk sendiri, beramal
sendiri, dan mencapai Rabbnya sendiri. Semua yang dilakukan manusia
adalah pilihannya sendiri, dengan mempergunakan semua potensi dalam
dirinya, sehingga manusia akan memikul akibat dari pilihannya itu, dan
balasan untuknya sesuai dengan amalnya.
2. Amanah dalam arti tanggung jawab sosial manusia kepada sesama
Dalam pandangan Islam setiap orang adalah pemimpin, baik itu pemimpin
bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat maupun yang lainnya. Sebab,
manusia adalah makhluk sosial dan mempunyai tanggung jawab sosial
pula. Tentu saja semua itu akan dimintai pertanggungjawaban. Fenomena
yang terjadi saat ini adalah seringkali amanah dijadikan sebuah komoditi
untuk meraih kekuasaan atau materi (dunia). Sehingga saat ini banyak
sekali orang yang meminta amanah kepemimpinan dan jabatan, padahal
belum tentu orang tersebut mempunyai kapabilitas untuk menjalankan
amanah itu.
ada beberapa alasan mengapa seseorang harus menjaga amanah di antaranya
adalah karena amanah adalah sesuatu yang sebenarnya sudah melekat dalam
fithrah manusia. Dengan demikian sebenarnya sifat amanah adalah sifat yang
26

sudah melekat dalam diri manusia sejak manusia dilahirkan. Hal tersebut
sebagaimana dalam al-Quran surat al-Araf ayat 172.

F. Pandangan Hidup,Harapan dan Implementasinya Dalam Kehidupan


Sehari-Hari
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu
terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Harapan
merupakan bentuk dasar dari kepercayaan akan suatu yang diinginkan untuk
didapatkan atau suatu kejadian yang akan berbuah kebaikan di waktu yang akan
datang. Pada hakikatnya kebutuhan hidup dan kepercayaan merupakan dasar dari
sebuah harpan, baik kepercayaan pada diri sendiri maupun pada Tuhan YME.
Setiap manusia pasti mempunyai harapan. Harapan tersebut tergantung
pada pengalaman, pengetahuan, lingkungan hidup, dan kemampuan masingmasing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang
mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayan Agar harapan
terwujud, perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Harapan menyangkut dengan
masa depan.
Menurut kodaratnya, manusia adalah makhluk sosial. Setiap lahir ke dunia
langsung disambut dalam suatu pergaulan hidupnya. Tidak ada manusia yang
luput dari pergaulan hidupnya. Terdapat dua hal yang mendorong manusia bergaul
dengan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
1. Dorongan kodrat, Kodrat adalah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah
yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan
Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan
atau harapan, misalnya menangis, tertawa, dan sebagainya. Dalam diri
manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan
kemampuan untuk bergaul dan hidup bersama manusia yang lain.
2. Dorongan kebutuhan hidup, Kebutuhan hidup pada garis besarnya
dibedakan menjadi kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan
jasmaniah, misalnya : makan dan minum. Kebutuhan rohani misalnya

27

ketenangan. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan


manusia

yang

lain.

Dengan

adanya

dorongan

kodrat

dan

dorongan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai harapan. Pada


hakikatnya

harapan

adalah

keinginan untuk

memenuhi

kebutuhan

hidupnya.
Dapat kita menyimpulkan bahwa kita harus memendam rasa percaya diri
dan optimisme yang tinggi bahwasnya segala sesuatu akan berhasil ketika ada
suatu usaha dan tawakkal kepada allah agar segalanya berjalan sesuai dengan apa
yang kita inginkan.

28

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia sebagai mahluk sempurna yang diciptakan Allah swt, yaitu diberi
sebuah akal untuk selalu berpikir dalam melakukan sesuatu dan memilah mana
yang menurutnya baik dan mana yang menurutnya buruk. Mulai sejak kecil,
harapan dan cita-cita harus tertanam di setiap benak jiwa manusia agar
mempunyai tujuan hidup. Di dalam proses menuju kesuksesan hidup, manusia
dituntut untuk mengetahui dan mengamalkan nilai-nilai kebudayaan yang ada.
Karena banyak nila-nilai budaya yang sangat berpengaruh penting dalam
kemashlahatan kita semua.
Oleh karena itu, pengamalan nilai-nilai budaya tidak bisa di remehkan lagi
manfaat dan tujuannya. Sebagai suatu jembatan manusia menuju hidup yang
tentram,damai dan sejahtera.
B. Saran
Dengan adanya nilai-nilai kebudayaan, maka diharapkan manusia dapat
mengamalkan hal-hal yang terkandung di dalamnya. Agar terciptanya kehidupan
yang tentram dan damai.

29

Daftar Pustaka

http://pritowindiarto.blogspot.com/2009/12/makalah-hakikat-manusia-dan.html
Murthada Muthahhari, Perspektif Al-Quran Tentang Manusia dan Agama,
Bandung : Mizan, 1990
Mawardi, Nur Hidayati. Ilmu alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar,Ilmu Budaya
Dasar.Bandung : Pustaka Setia. 2007
http://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/islam/Bucaille/Manusia/Manusia2.html
http://www.unjabisnis.com/2010/11/hakekat-dan-teori-tentang-manusia.html
http://feycomunity.blogspot.com/2009/05/makalah-manusia-dan-tanggungjawab.html
http://gerryghost.wordpress.com/2011/05/24/manusia-dan-harapan

30

Anda mungkin juga menyukai