Sabtu, 22 November 2014 - 03:20 wib Prabowo (Okezone) - Okezone YOGYAKARTA - Kenaikan harga BBM terus mendapat penolakan dari kalangan mahasiswa, dan elemen masyarakat lain. Bahkan, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti tak sependapat dengan pemerintah yang menaikan harga BBM bersubsidi. Sikap itu disampaikan saat menemui elemen mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Se-Yogyakarta di depan gerbang pintu masuk Balaikota Yogyakarta, Jumat (21/11/2014). Mahasiswa juga sempat membakar foto Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Mereka menilai kedua pemimpin tersebut sudah membohongi rakyat dengan janji-janji muluknya. "Saya tidak sepakat BBM naik karena jelas sekali membebani rakyat. Haryadi Suyuti merasakan bagaimana penderitaan rakyat semakin tinggi manakala harga kebutuhan pokok lainnya naik," kata Haryadi Suyuti saat menemui mahasiswa yang melakukan unjuk rasa. Haryadi berpesan pada mahasiswa agar tetap menjaga kedamaian dan kesantunan dalam menyampaikan aspirasi. Dia meminta agar mahasiswa yang turun ke jalan tidak mengganggu aktifitas masyarakat lain dan merusak fasilitas umum lainnya. "Tolong, jaga Kota Yogya tetap kondusif di tengah penolakan kenaikan harga BBM. Kita kritisi, tapi harus tetap santun, karena budaya kita budaya yang santun, tidak anarkis," pintanya. Tak hanya orasi, Hariyadi sempat menandatangani surat tuntutan mahasiswa. Tuntutan itu berisi renegoisasi kontrak karya asing, nasionalisasi aset-aset asing, berantas mafia migas, dan cabut UU migas No 22 tahun 2001 yang meliberalisasi sektor migas. "Saya sepakat tata niaga migas dikelola pemerintah, bukan swasta, sehingga bisa dikontrol pengelolaannya. Publik juga bisa mengetahuinya," pungkasnya. (fmi) http://news.okezone.com/read/2014/11/22/340/1069209/walikota-yogyakarta-tolak-kenaikanbbm ANALISIS: Secara tidak langsung judul dan content pemberitaan yang diterbitkan okezone.com mengenai kenaikan BBM lebih pada penolakan atau kontra akan kenaikan BBM bersubsidi. Okezone.com sebagai media online begitu gencar memberitakan penolakan kenaikan BBM, di samping itu situs ini dimiliki oleh PT. Media Nusantara Citra (MNC) yangmana ada nama Hary Tanoesoedibjo yaitu pemilik dari MNC Group yang pernah menjadi lawan politik daripada Presiden Jokowi. Sehingga pemberitaan apapun mengenai kebijakan ataupun hal lain yang berkaitan dengan Presiden Jokowi diberitakan secara negatif. Seperti halnya berita di atas yang menolak akan kenaikan BBM bersubsidi di wilayah Yogyakarta. Apalagi yang menolak adalah walikota dan mahasiswa yang dipandang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
Ragam Alasan Netizen Dukung atau Tolak Kenaikan BBM
Yogi Bayu Aji - 19 November 2014 04:16 WIB Ilustrasi -- ANTARA/Lucky R. Metrotvnews.com, Jakarta: Percakapan di sosial media masih didominasi seputar kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hasil monitoring PoliticaWave menunjukan total percakapan mulai 17 November hingga pukul 06.00 WIB 18 November 2014 adalah sebesar 91,013 percakapan Pasca pengumuman kenaikan harga BBM pada 17 November pukul 21.00 WIB, beberapa hashtag mulai bermuncul. Beberapa di antaranya masuk sebagai trending topic dunia yakni #bbmnaik (56,338 percakapan) dengan sentimen percakapan yang terbagi antara netizen yang pro dan kontra. "PoliticaWave menemukan bahwa reaksi netizen di sosial media terhadap penolakan kenaikan harga BBM ini yang paling utama adalah berupa berbagai sindiran dan protes yang ditujukan pada Jokowi dan yang dahulu sudah memilih Jokowi sebagai presiden," ujar pendiri PoliticaWave, Yose Rizal dalam siaran pers yang diterima Metrotvnews.com, Selasa (19/11/2014). Yose menerangkan ada ancaman demo datang dari kalangan mahasiswa, buruh dan organisasi massa yang menilai kenaikan BBM menyengsarakan rakyat. Netizen juga mempertanyakan mengapa harga BBM tetap naik meskipun harga minyak dunia sedang turun. Percakapan di sosial medai tak hanya diisi netizen kontra kenaikan BBM. Ada pula yang mendukung kenaikan BBM. Alasan utama netizen yang pro adalah pengalihan subsidi BBM untuk program-program pembangunan dan sector usaha produktif. Netizen menilai secara personal kebijakan tersebut langkah yang tepat untuk kemajuan bangsa. "Sikap Jokowi yang berani mengumumkan langsung juga banyak menuai pujian dari netizen. Dukungan pun tidak saja datang dari para pendukung Jokowi maupun dari Koalisi Merah Putih, dukungan ini justru banyak datang dari kalangan pengamat ekonomi, politik maupun energi, juga dari para tokohtokoh nasional terutama para pakar ekonomi," jelas Yose. Namun, Yose menilai masih banyak pembenahan komunikasi yang harus dilakukan untuk mensosialisasikan kebijakan tidak popular ini. Di sosial media, kompensasi kenaikan BBM dianggap belum jelas sebagian besar netizen, begitu pula dengan peran dan fungsi tiga kartu sakti Jokowi. OGI http://news.metrotvnews.com/read/2014/11/19/320541/ragam-alasan-netizen-dukung-atau-tolakkenaikan-bbm ANALISIS: Pemberitaan di atas cenderung pro terhadap kenaikan BBM bersubsidi, meskipun tagline seperti netral tapi pada content berita tersebut tergolong pro. Jika dilihat dari media yang memberitakan yaitu Metrotvnews.com bisa dipastikan segala pemberitaan tentang kenaikan BBM bahkan kebijakan pemerintah ataupun pemberitaan mengenai Presiden Jokowi cenderung pro atau positif. Metrotvnews.com yang dimiliki Surya Paloh yang merupakan koalisi dari Jokowi dan mendukung secara penuh sampai Jokowi dapat menjadi Presiden. Jadi tak heran ketika pemberitaan mengenai Presiden Jokowi selalu positif dalam metrotvnews.com, begitu juga saat pemberitaan kenaikan BBM bersubsidi.