Anda di halaman 1dari 11

Stadium oma

Ada 5 stadium otitis media supuratif akut (OMA) berdasarkan perubahan


mukosa telinga tengah, yaitu :

1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius


Stadium oklusi tuba Eustachius terdapat sumbatan tuba
Eustachius yang ditandai oleh retraksi membrana timpani akibat tekanan
negatif dalam telinga tengah karena terjadinya absorpsi udara. Selain
retraksi, membrana timpani kadang-kadang tetap normal atau hanya
berwarna keruh pucat atau terjadi efusi. Stadium oklusi tuba Eustachius
dari otitis media supuratif akut (OMA) sulit kita bedakan dengan tanda
dari otitis media serosa yang disebabkan virus dan alergi.
2. Stadium Hiperemis (Pre Supurasi)
Stadium hiperemis (pre supurasi) akibat pelebaran pembuluh darah
di membran timpani yang ditandai oleh membran timpani mengalami
hiperemis, edema mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit
terlihat.

3. Stadium Supurasi
Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat
purulen (nanah). Selain itu edema pada mukosa telinga tengah makin
hebat dan sel epitel superfisial hancur. Ketiganya menyebabkan
terjadinya bulging (penonjolan) membrana timpani ke arah liang telinga
luar. Pasien akan tampak sangat sakit, nadi & suhu meningkat dan rasa
nyeri di telinga bertambah hebat. Anak selalu gelisah dan tidak bisa tidur
nyenyak.
Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak tertangani dengan baik
akan menimbulkan ruptur membran timpani akibat timbulnya nekrosis
mukosa dan submukosa membran timpani. Daerah nekrosis terasa lebih
lembek dan berwarna kekuningan. Nekrosis ini disebabkan oleh
terjadinya iskemia akibat tekanan kapiler membran timpani karena
penumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat
tromboflebitis vena-vena kecil. Keadaan stadium supurasi dapat kita
tangani dengan melakukan miringotomi. Bedah kecil ini kita lakukan

dengan membuat luka insisi pada membran timpani sehingga nanah akan
keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. Luka insisi pada
membran timpani akan mudah menutup kembali sedangkan ruptur lebih
sulit menutup kembali. Bahkan membran timpani bisa tidak menutup
kembali jika membran timpani tidak utuh lagi.
4. Stadium Perforasi
Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga
sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga
tengah ke liang telinga luar. Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat
pulsasi (berdenyut). Stadium ini sering disebabkan oleh terlambatnya
pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman. Setelah nanah
keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu menurun dan bisa tidur
nyenyak.
Jika membran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret
(nanah) tetap berlangsung selama lebih 3 minggu maka keadaan ini
disebut otitis media supuratif subakut. Jika kedua keadaan tersebut tetap

berlangsung selama lebih 1,5-2 bulan maka keadaan itu disebut otitis
media supuratif kronik (OMSK).
5. Stadium Resolusi
Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal
hingga perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen
tidak ada lagi. Stadium ini berlangsung jika membran timpani masih
utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi kuman rendah. Stadium ini
didahului oleh sekret yang berkurang sampai mengering. Apabila
stadium resolusi gagal terjadi maka akan berlanjut menjadi otitis media
supuratif kronik (OMSK). Kegagalan stadium ini berupa membran
timpani tetap perforasi dan sekret tetap keluar secara terus-menerus atau
hilang timbul. Otitis media supuratif akut (OMA) dapat menimbulkan
gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa. Otitis media serosa
terjadi jika sekret menetap di kavum timpani tanpa mengalami perforasi
membran timpani.

Ada 5 stadium otitis media supuratif akut (OMA) berdasarkan


perubahan mukosa telinga tengah, yaitu :

6. Stadium Oklusi Tuba Eustachius


Stadium oklusi tuba Eustachius terdapat sumbatan tuba
Eustachius yang ditandai oleh retraksi membrana timpani akibat tekanan
negatif dalam telinga tengah karena terjadinya absorpsi udara. Selain
retraksi, membrana timpani kadang-kadang tetap normal atau hanya
berwarna keruh pucat atau terjadi efusi. Stadium oklusi tuba Eustachius
dari otitis media supuratif akut (OMA) sulit kita bedakan dengan tanda
dari otitis media serosa yang disebabkan virus dan alergi.
7. Stadium Hiperemis (Pre Supurasi)
Stadium hiperemis (pre supurasi) akibat pelebaran pembuluh darah
di membran timpani yang ditandai oleh membran timpani mengalami
hiperemis, edema mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit
terlihat.
8. Stadium Supurasi

Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat


purulen (nanah). Selain itu edema pada mukosa telinga tengah makin
hebat dan sel epitel superfisial hancur. Ketiganya menyebabkan
terjadinya bulging (penonjolan) membrana timpani ke arah liang telinga
luar. Pasien akan tampak sangat sakit, nadi & suhu meningkat dan rasa
nyeri di telinga bertambah hebat. Anak selalu gelisah dan tidak bisa tidur
nyenyak.
Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak tertangani dengan baik
akan menimbulkan ruptur membran timpani akibat timbulnya nekrosis
mukosa dan submukosa membran timpani. Daerah nekrosis terasa lebih
lembek dan berwarna kekuningan. Nekrosis ini disebabkan oleh
terjadinya iskemia akibat tekanan kapiler membran timpani karena
penumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat
tromboflebitis vena-vena kecil. Keadaan stadium supurasi dapat kita
tangani dengan melakukan miringotomi. Bedah kecil ini kita lakukan
dengan membuat luka insisi pada membran timpani sehingga nanah akan

keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. Luka insisi pada
membran timpani akan mudah menutup kembali sedangkan ruptur lebih
sulit menutup kembali. Bahkan membran timpani bisa tidak menutup
kembali jika membran timpani tidak utuh lagi.
9. Stadium Perforasi
Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga
sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga
tengah ke liang telinga luar. Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat
pulsasi (berdenyut). Stadium ini sering disebabkan oleh terlambatnya
pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman. Setelah nanah
keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu menurun dan bisa tidur
nyenyak.
Jika membran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret
(nanah) tetap berlangsung selama lebih 3 minggu maka keadaan ini
disebut otitis media supuratif subakut. Jika kedua keadaan tersebut tetap

berlangsung selama lebih 1,5-2 bulan maka keadaan itu disebut otitis
media supuratif kronik (OMSK).
10.Stadium Resolusi
Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal
hingga perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen
tidak ada lagi. Stadium ini berlangsung jika membran timpani masih
utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi kuman rendah. Stadium ini
didahului oleh sekret yang berkurang sampai mengering. Apabila
stadium resolusi gagal terjadi maka akan berlanjut menjadi otitis media
supuratif kronik (OMSK). Kegagalan stadium ini berupa membran
timpani tetap perforasi dan sekret tetap keluar secara terus-menerus atau
hilang timbul. Otitis media supuratif akut (OMA) dapat menimbulkan
gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa. Otitis media serosa
terjadi jika sekret menetap di kavum timpani tanpa mengalami perforasi
membran timpani.

Pathogenesis OMA pada sebagian besar dimulai oleh infeksi saluran


pernapasan atas (ISPA) atau alergi, sehingga terjadi kongesti dan edema
pada mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan tuba Eustachius.
Tuba Eustachius menjadi sempit, sehingga terjadi sumbatan tekanan negatif
pada telinga tengah. Bila keadaan demikian berlangsung lama akan
menyebabkan refluks dan aspirasi virus atau bakteri dari nasofaring ke
dalam telinga tengah melalui tuba Eustachius. Mukosa telinga tengah
bergantung pada tuba Eustachius untuk mengatur proses ventilasi yang
berkelanjutan dari nasofaring. Jika terjadi gangguan akibat obstruksi tuba,
akan mengaktivasi proses inflamasi kompleks dan terjadi efusi cairan ke
dalam telinga tengah. Ini merupakan faktor pencetus terjadinya OMA dan
otitis media dengan efusi. Bila tuba Eustachius tersumbat, drainase telinga
tengah terganggu, mengalami infeksi serta terjadi akumulasi sekret di telinga
tengah, kemudian terjadi proliferasi mikroba patogen pada sekret. Akibat
dari infeksi virus saluran pernapasan atas, sitokin dan mediator-mediator

inflamasi yang dilepaskan akan menyebabkan disfungsi tuba Eustachius.


Virus respiratori juga dapat meningkatkan kolonisasi dan adhesi bakteri,
sehingga menganggu pertahanan imum pasien terhadap infeksi bakteri. Jika
sekret dan pus bertambah banyak dari proses inflamasi lokal, perndengaran
dapat terganggu karena membran timpani dan tulang-tulang pendengaran
tidak dapat bergerak bebas terhadap getaran. Akumulasi cairan yang terlalu
banyak akhirnya dapat merobek membran timpani akibat tekanannya yang
meninggi.

Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai


telinga tengah, pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi
bakteri yang membocorkan membran timpani. Stadium awal komplikasi ini
dimulai dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba eusthacius bagian
faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada
submukosa.
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat
dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan

terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor
ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas
penyakit

Anda mungkin juga menyukai