Anda di halaman 1dari 14

Arus Bolak-Balik

Arus bolak balik dihasilkan oleh generator yang


menghasilkan tegangan bolak-balik dan biasanya dalam
bentuk fungsi sinusoida (sinus atau cosinus).
Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam
bentuk

V (t ) = Vm cos (t ) atau V (t ) = Vm sin t +


2

I (t ) = I m cos (t ) atau I (t ) = I m sin t +


2

Rangkaian R
Perhatikan rangkaian AC dengan
sebuah hambatan (R), rangkaian
ini dinamakan rangkaian resistif.
Misalkan
Artinya

V(t)

VR(t)

V (t ) = Vm cos (t )
VR (t ) = V (t ) =VRm cos (t ) =Vm cos (t )

Dengan menggunakan aturan Kirchhoff, arus pada


rangkaian adalah
V (t ) IR = 0

I (t ) =

V (t ) VRm cos(t )
=
R
R
CK-FI112.08-1

I R (t ) = IRm cos (t )

atau

Arus dan tegangan


pada resistor
mempunyai fasa yang
sama (sefasa)

IRm = VRm/R

Kaitan antara arus


maksimum adalah

maksimum

I Rm =

dengan

tegangan

VRm
R

Grafik VR(t) dan IR(t)


V(t)
I(t)

Rangkaian L
Perhatikan
rangkaian
AC
dengan komponen induktor (L),
rangkaian
ini
dinamakan
rangkaian induktif.
Misalkan
Maka

V(t)

VL(t)

V (t ) = Vm cos (t )
VL (t ) = VLm cos(t ) = Vm cos (t )
CK-FI112.08-2

Dengan menggunakan aturan Kirchhoff


V (t ) L

V (t )
dI
= 0 dI =
dt
L
dt

Bila diintegralkan akan diperoleh


I (t ) =

VLm
VLm
cos
(

t
)
dt
=
sin (t )

L
L

I L (t ) =

Arus dan tegangan


mempunyai beda fasa
sebesar /2 (tegangan
mendahului arus)

VLm

sin (t ) = I Lm sin (t ) = I Lm cos t


L
2

ILm = VLm/L

Besaran L dinamakan reaktansi induktif (XL) yang


menyatakan resistansi efektif pada rangkaian induktif.

Jadi

I Lm =

VLm
XL

X L = L

Grafik VL(t) dan IL(t) pada induktor


VL(t)
I(t)

CK-FI112.08-3

Rangkaian C
Perhatikan rangkaian AC dengan
komponen
kapasitor
(C),
rangkaian
ini
dinamakan
rangkaian kapasitif.

V(t)

Misalkan

V (t ) = Vm cos (t )

Maka

VC (t ) = VCm cos(t ) = Vm cos(t )

VC(t)

Dengan menggunakan aturan Kirchhoff


V (t )
I (t ) =

Q
= 0 Q = CV (t ) = CVm cos (t )
C

dQ d
=
(CVm cos (t )) = CVm sin (t )
dt dt

I C (t ) = CVCm sin (t ) = I Cm sin(t ) = I Cm cos t +


2

ICm = CVCm

Arus dan tegangan


mempunyai beda fasa
sebesar /2 (arus
mendahului tegangan)

1
dinamakan reaktansi kapasitif (XC) yang
C
menyatakan resistansi efektif pada rangkaian kapasitif.
Besaran

XC =

1
C
CK-FI112.08-4

Jadi

I Cm =

VCm
XC

Grafik VC(t) dan IC(t)


VC(t)
I(t)

Rangkaian RLC seri


Perhatikan
rangkaian
AC
yang terdiri dari hambatan
(R),
induktor
(L)
dan
kapasitor (C) yang tersusun
seri

VR(t)
R

VL(t)
L

VC(t)
C

V(t)

Misalkan tegangan sumber adalah V (t ) = Vm cos (t ),


sedangkan
arus
pada
rangkaian
adalah
I (t ) = I m cos (t + ) , menyatakan beda fasa antara
arus dan tegangan.
Karena rangkaian seri, maka arus pada setiap komponen
sama dengan arus total, yaitu I (t ) = I m cos (t + ) .
CK-FI112.08-5

Tegangan pada masing-masing komponen


Komp
onen

R
L
C

I(t)

V(t)

I (t ) = I m cos (t + )

VR (t ) = VRm cos(t + )

I (t ) = I m cos (t + ) VL (t ) =VLm cos t + +


2

I (t ) = I m cos (t + ) VC (t ) = VCm cos t +


2

Dengan

VRm = I RmR = I mR
VLm = I Lm X L = I mX L = I m (L )
VCm = I Cm X C = I mX C =

Sehingga

Im
(C )

V (t ) = VR (t ) +VL (t ) +VC (t )

R cos (t + ) + L cos t + +
2

Vm cos(t ) = I m
1

cos t +
+

2
C

hambatan
efektif
total
(Vm/Im) dan beda fasa antara
arus dan tegangan () sulit
ditentukan
melalui
cara
aljabar trigonometri

CK-FI112.08-6

Rangkaian RLC paralel


Perhatikan rangkaian AC
yang terdiri dari hambatan
(R),
induktor
(L)
dan
kapasitor (C) yang tersusun
paralel

IR(t)
V(t)

IL(t)
L

IC(t)
C

Misalkan tegangan sumber adalah V (t ) = Vm cos (t ),


sedangkan
arus
pada
rangkaian
adalah
I (t ) = I m cos (t + ) , menyatakan beda fasa antara
arus dan tegangan.
Karena rangkaian paralel, maka tegangan pada setiap
komponen sama dengan tegangan sumber, yaitu
V (t ) = Vm cos (t ).
Arus pada masing-masing komponen
Komp
onen

V(t)

I(t)

V (t ) = Vm cos (t )

V (t ) = Vm cos (t )

V (t ) = Vm cos (t )

I R (t ) = IRm cos (t )

I L (t ) = I Lm cos t
2

I C (t ) = ICm cos t +
2

Dengan
I Rm =

Vm
R

I Lm =

Vm
V
= m
X L (L )

I Cm =

Vm
= Vm (C
XC

CK-FI112.08-7

Sehingga
I (t ) = IR (t ) + I L (t ) + IC (t )
I m cos( t

1

1
cos t
cos ( t ) +
R
L
2

+ ) = Vm

+ C cos t +

hambatan efektif total


dan beda fasa antara arus
dan
tegangan
sulit
ditentukan
dengan
cara
seperti ini

Penggunaan diagram Phasor (Phase vector)


Analisa rangkaian AC menggunakan aljabar trigonometri
ternyata sulit dilakukan terutama bila rangkaiannya
tidak sederhana.
Dengan menggunakan diagram phasor, beberapa
kesulitan aljabar diselesaikan dengan bantuan gambar
(geometri).
Suatu phasor adalah seperti vektor biasa yang
mempunyai besar (panjang) dan arah (sudut terhadap
sumbu tertentu).
Besaran yang dinyatakan dengan fungsi harmonik (sinus
dan cosinus) seperti tegangan dan arus dapat
digambarkan sebagai sebuah phasor.
CK-FI112.08-8

Misalnya

V (t ) = Vm cos ( t + )

dalam notasi phasor

dinyatakan sebagai V (t ) = Vm ( t + )
Sudut phasor yang
menyatakan arah

Panjang
phasor

Bila digambarkan dalam diagram phasor

Vm

(t + )
V(t) = Vmcos(t + )

Tinjau kembali rangkaian RLC seri


V (t ) = VR (t ) + VL (t ) + VC (t )
Vm cos( t

R cos ( t ) + L cos t + +
2

) = Im

cos t +
+

2
C

Bila menggunakan cara phasor

V = VR + VL + VC

Vm

V
=
V

t
+

)
=
( t + )
Rm
R
R

Vm

t + +
VL = VLm t + +
=

L
2

V
=
V

t
+

CV

t
+

m
C
Cm
2
2

CK-FI112.08-9

Penggambaran dalam diagram phasor


VLm

VRm

(t + + /2)
VLm

VRm

(t + )

VCm

(t + /2)

Vm

VCm

VLm VCm

Vm =

(VLm VCm )2 + (VRm )2

I m (X L X C )2 + R 2

VLm VCm
= arctan
V

Rm
=

XL

arctan

VRm

V =Vm (t + + )

XC

menyatakan
beda fasa antara
arus dan tegangan

Dengan demikian

V = Vm cos( t ) = Vm cos ( t + + ) artinya =


Jadi

Berarti tegangan
mendahului arus

V (t ) = Vm cos ( t )
I (t ) =

Vm

R 2 + (X L X C )2

X XC
cos t arctan L

CK-FI112.08-10

R 2 + (X L X C )2 dinamakan impedansi, yang

Besaran

menyatakan hambatan efektif total untuk rangkaian


RLC seri, dilambangkan dengan Z.
Z seri = R 2 + (X L X C )2
Daya
v Pada resistor
Daya sesaat
2
2
P = I 2R = (IRm cos (t )) R = (IRm ) R cos 2 (t )
Daya rata-rata dalam satu perioda adalah
T

P =

Pdt

(I Rm ) R cos 2 (t )dt
2

(I Rm )2 R

Dari tabel integral


diperoleh hasilnya
adalah

v Pada induktor
Daya sesaat

P = IVL = (I Lm )sin (t )(VLm )cos t


= (I LmVLm )sin (t ) cos (t )
=

Daya rata-rata

(I LmVLm )
2

sin (2t )

I LmVLm 2

sin (2t )dt


2
0
P =
=0
(2 )
CK-FI112.08-11

v Pada kapasitor
Daya sesaat

P = IVC = (I Cm ) sin(t )(VCm ) cos t


= (I LmVLm )sin (t ) cos (t )
=

Daya rata-rata

(I LmVLm )
2

sin (2t )

I LmVLm 2

sin (2t )dt


2
0
P =
=0
(2 )

Jadi daya didisipasikan hanya pada hambatan saja.


Beberapa contoh
v Tentukan beda fasa antara arus dan tegangan
serta besar impedansi pada rangkaian RLC paralel.
Karena
maka

rangkaian

paralel,

IR(t)
V(t)

IL(t)
L

IC(t)
C

V (t ) = VR (t ) =VL (t ) =VC (t )
=Vm cos (t )

Telah diperoleh
I (t ) = I R (t ) + I L (t ) + I C (t )
dengan menggunakan phasor dapat dinyatakan

I = IR + I L + I C
CK-FI112.08-12

I = Im (t + )

I R = I Rm (t )

I L = ILm t
2

I C = I Cm t +

ICm

ICm

Im

ICmILm
IRm

IRm
ILm

ILm

Im =
Jadi

()

(t)

(IRm )2 + (I Cm I Lm )2
2

2
Vm
Vm Vm Vm
= +

Z
R X C X L
2

1
1
1

= + C

Z
L
R

beda fasa antara arus dan tegangan


1

ICm ILm

L
= arctan

= arctan

IR
R

CK-FI112.08-13

v Pada suatu rangkaian RLC seri yang terdiri dari


hambatan 50 , kapasitor 80 F dan induktor 30
mH
dihubungkan
dengan
sumber
tegangan
berfrekuensi 60 Hz dan tegangan rms 120 V.
Tentukan Irms, dan tegangan rms pada masingmasing komponen.
Tegangan
rms
adalah
nilai
menghasilkan daya rata-rata.
Vrms =

Vm
2

I rms =

tegangan

yang

Im
2

frekuensi sudut sumber = 2f = 120


sehingga sumber tegangannya adalah

V (t ) = (120 2 )cos(120t )
Impedansi rangkaian RLC seri tersebut adalah
2

Z = R + L
= 54,6
C

Arus rms

I rms =

Vrms
120
=
= 2,2 A
Z
54,6

VR, rms = Irms R = 2,2(50 ) = 110 V

VL, rms = Irms X L = 2,2 120 30 10 3 = 24,9 V


1

VC,rms = Irms X C = 2,2


= 72,8 V
6
120 80 10
CK-FI112.08-14

Anda mungkin juga menyukai