Anda di halaman 1dari 12

BAB 3

SKEMA FRAUD
POHON FRAUD ACFE
Model Fraud ACFE dalam mengkategorikan fraud dikenal sebagai Pohon Fraud, yang
mengkategorikan skema fraud individu menjadi kategori model klasifikasi, subkategori, dan
mikrokategori. Tiga kategori utama (tingkat atas) yaitu: fraud korupsi, fraud penyalahgunaan
aset, dan fraud dalam laporan keuangan. Tiga kategori ini bersifat unik dalam karakteristik
mereka masing-masing.

Karakteristik Skema Kategori


Pelaku Fraud
Dalam fraud laporan atas keuangan, pelaku fraud cenderung manajemen eksekutif,
biasanya
pimpinan
eksekutif
(CEO),
pimpinan
keuangan
(CFO),
atau
manajer level pimpinan yang lain. Para pelaku fraud yang melakukan penyimpangan aset,
biasanya adalah seorang karyawan yang berada dalam posisi kunci dan menjadi seseorang
yang memperoleh kepercayaan. Dalam skema korupsi, pelaku fraud bisa siapa saja
namun selalu setidaknya ada dua pihak yang terlibat, bahkan jika salah satunya adalah pihak
yang tidak menginginkannya (misalnya pemerasan).

Ukuran Fraud
Kategori fraud dengan rata-rata kerugian tertinggi adalah fraud atas laporan keuangan.
Kerugian fraud atas laporan keuangan rata-rata adalah antara $ 1 juta dan $ 257,9 juta
tergantung pada survei dan tahun survey.
Frekuensi Fraud
Kategori dengan kejadian fraud yang paling sering adalah penyalahgunaan aset fraud.
Lebih dari 92 persen dari semua fraud diklasifikasikan dalam kategori ini. Fraud keuangan,
dengan perbandingan, terdiri hanya 7,9 persen dari semua fraud berdasarkan frekuensi
terjadinya. Korupsi terdiri 30,1 persen dari fraud. Faktanya bahwa persentase ini bisa tercatat
hingga lebih dari 100 persen karena pelaku fraud tidak hanya sesekali melakukan lebih dari
satu jenis fraud, dan itu termasuk jenis fraud lintas kategori.
Motivasi Fraud
Fraud laporan atas keuangan cenderung karena motif egosentris. Pelaku fraud juga
cenderung dimotivasi oleh harga saham, secara langsung atau tidak langsung. Fraud
penyalahgunaan aset biasanya didorong oleh tekanan ekonomi. Korupsi merupakan kategori
fraud yang motivasi yang sama dengan motivasi pada tindakan penyalahgunaan aset. Namun,
fraud korupsi sering didorong oleh motif bisnis (ekonomi), seperti skema penyuapan untuk

mendapatkan akses ke pasar yang tidak terjangkau. Motif politik juga dapat dikaitkan dengan
fraud korupsi .
Materialitas
Fraud keuangan akan sering dianggap materil pada sebuah organisasi.
Penyalahgunaan aset merupakan paling mungkin material dalam penyajian neraca.
Pihak yang diuntungkan
Fraud atas laporan keuangan dilakukan atas nama perusahaan, meskipun pada
umumnya fraud hanya menguntungkan pelaku fraud. Penyalahgunaan aset dan korupsi
diklasifikasikan sebagai fraud orang dalam terhadap perusahaan. Korupsi juga dapat
menguntungkan perusahaan dalam beberapa skema, seperti penyuapan.
Ukuran Perusahaan yang menjadi korban fraud
Fraud atas laporan keuangan pada umumnya dimotivasi oleh harga saham untuk
mempublikasi perdagangan sahamnya sehingga merujuk menjadi perusahaan yang besar.
Namun biasanya perusahaan besar cenderung memiliki lebih banyak sumber daya untuk
menerapkan internal kontrol, internal audit, dan antifraud program sehingga dengan
demikian perusahaan tersebut memiliki risiko yang lebih kecil terkait dengan penyelewengan
aset, yang secara intrinsik sulit untuk dikendalikan.

Pohon Fraud dan Siapa Mengaudit Siapa


Fraud atas Laporan Keuangan : Auditor Keuangan merupakan kelompok auditor yang
mungkin paling paling bertanggung jawab atas fraud laporan atas keuangan adalah auditor
keuangan.
Penyalahgunaan aset: Kelompok auditor yang paling mungkin untuk bertanggung jawab atas
tindakan fraud atas penyalahgunaan aset adalah auditor internal.
Korupsi: Tanggung jawab dalam mendeteksi jenis fraud ini dipegang oleh auditor internal
(jika fraud sifatnya material) atau oleh auditor keuangan.

SKEMA LAPORAN KEUANGAN


Skema kategori laporan keuangan dipisah menjadi dua subkategori, yaitu keuangan
dan nonkeuangan. Skema fraud atas laporan keuangan yang paling umum berhubungan
dengan pendapatan yang disajikan berlebihan. Ada lima skema subkategori ini yang terdapat
di dalam pohon fraud, yaitu:

Perbedaan waktu (Perlakuan tidak tepat pada penjualan)


Biasanya dilakukan dengan mendorong kelebihan persediaan untuk penjual atau
konsinyasi dimana persediaan diperlakukan sebagai penjualan. Penjualan juga dapat diatur
dengan pelanggaran prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya (GAAP) (misalnya,
pengakuan pendapatan terlalu cepat).

Pendapatan fiktif
Pendapatan fiktif dibuat dengan melakukan pencatatan penjualan yang pernah terjadi,
bisa jadi melibatkan pelanggan nyata atau palsu. Hasil akhirnya adalah peningkatan
pendapatan dan keuntungan, dan biasanya aset (sisi lain dari entri akuntansi fiktif).
Menyembunyikan Liabilitas (Pencatatan Liabilitas yang Tidak Benar)
Salah satu cara untuk melakukan skema fraud ini adalah dengan menunda pencatatan
liabilitas di bulan kedua belas tahun fiskal sehingga tahun berjalan
akan memiliki biaya yang lebih sedikit, dan mencatat bahwa liabilitas di bulan pertama
tahun fiskal berikutnya. Cara lainnya adalah dengan memindahkan liabilitas ke tempat lain.,
misalnya dengan memindahkan liabilitas pada anak perusahaan, terutama jika perusahaan
tidak diaudit atau diaudit namun oleh perusahaan audit yang berbeda.
Pengungkapan yang Tidak Benar

Dilakukan oleh pelaku fraud dengan menutupi kecurangan dalam buku-buku dan hal
ini ditutup-tutupi dalam pengungkapan, termasuk menghilangkan dalam pengungkapan
kewajiban, peristiwa penting, dan manajemen fraud.
Penilaian Aset yang Tidak Tepat
Dengan
menggembungkan
nilai
aset
(piutang,
persediaan,
dan
aset jangka panjang), mengkapitalisasikan beban, atau menurunkan nilai kontra akun
(cadangan untuk piutang ragu-ragu, depresiasi, amortisasi, dll), laporan keuangan akan
menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari ekuitas dan keuntungan yang seharusnya.

SKEMA KORUPSI
Korupsi termasuk pemerasan, gratifikasi , konflik kepentingan, dan penyuapan.
Penyuapan mencakup tiga aspek: suap, persekongkolan tender, dan lainnya. Karakteristik
skema korupsi biasanya terdapat seseorang di dalam perusahaan (yaitu, karyawan perusahaan
korban) bekerja sama dengan seseorang di luar perusahaan. Kunci untuk mendeteksi skema
korupsi adalah mencari transaksi-transaksi yang dirahasiakan atau tidak diketahui pihak
terkait, khususnya hubungan antara seorang karyawan dalam entitas dengan seseorang atau
beberapa entitas luar entitas yang tidak diungkapkan, yang mengadakan bisnis dengan objek
entitas .

Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan terjadi ketika seorang karyawan, manajer, atau eksekutif
memiliki kepentingan ekonomi atau kepentingan pribadi yang dirahasiakan untuk melakukan
transaksi yang dapat merugikan perusahaan. Konflik kepentingan mencakup tiga jenis, yaitu
skema pembelian, skema penjualan, dan skema lainnya.
Penyuapan
Penyuapan dapat didefinisikan sebagai penawaran, memberi, menerima, atau meminta
sejumlah nilai tertentu untuk mempengaruhi tindakan atau keputusan bisnis resmi sebuah
perusahaan.
Gratifikasi illegal
Gratifikasi identik dengan suap, namun gratifikasi tidak untuk mempengaruhi
keputusan bisnis. Hal ini biasanya dilakukan setelah kesepakatan atau keputusan terjadi.
Karena peristiwa terjadi itu sesudahnya, maka akan sangat sulit untuk dibuktikan.
Pemerasan
Pada dasarnya, pemerasan ekonomi merupakan kebalikan dari fraud penyuaapan.
Dalam kasus ini karyawan yang menuntut pembayaran dari vendor dalam rangka untuk
membantu vendor.

SKEMA PENYALAHGUNAAN ASET


Penyalahgunaan aset adalah mengkonversi kepemilikan sah dari suatu aset menjadi
suatu sarana untuk menghasilkan keuntungan pribadi.
Kas
Skema kas melibatkan pengambilan uang tunai dari pemiliknya. Skema kas
mendominasi penyelewengan kasus aset. Skema kas, di pohon fraud ACFE, dibagi menjadi
tiga kelompok: pencurian, kecurangan pencairan kas, dan skimming .
Persedian dan Aset lainnya (non-kas)
Skema yang melibatkan nilai persediaan dan aset lainnya tidak mirip dengan fraud
pada kas, namun keduanya hampir identik dalam kerugian rata-rata yang diakibatkan.
Penyalahgunaan persediaan dan aset lainnya (non-kas) pada dasarnya ada dua cara, yaitu set
tersebut dapat disalahgunakan (misalnya dipinjam), atau dapat dicuri.

BAB 4
BENDERA MERAH
Bendera merah maksudnya adalah sidik jari atau jejak dari penipuan. Ketika terjadi
penipuan ,terdapat jejak dari penipu yang tertinggal. Bendera merah atau jejak tersebut
meliputi perubahan yang ekstrim dari akuntansi, transaksi atau peristiwa yang tdk dpt
dijelaskan, perubahan karakteristik atau kebiasaan seseorang.
STANDAR PROFESIONAL
Kebanyakan organisasi professional akuntansi mengikuti standar Sarbanes-Oxley Act
(SOX) dalam mengaudit penipuan. Dengan mengambil prinsip-prinsip SOX, secara umum
mereka memasukkan bendera merah sebagai sebuah kunci petunjuk. Tiga contoh standar
tersebut yaitu AICPA, ISACA, dan IIA.
Tanggungjawab Profesional
Auditor diharapkan dapat mengidentifikasi indikator kunci dari fraud, sehingga perlu
dilatih dalam mengidentifikasi fraud dan pendeteksian menggunakan bendera merah untuk
mengembangkan pola pikir-efektif berkaitan dengan penipuan. Intinya adalah auditor perlu
memiliki probabilitas tinggi untuk mengenali suatu bendera merah yang jelas dan harus
menemukannya.
BENDERA MERAH YANG UMUM
Secara umum beberapa bendera merah berlaku untuk semua fraud, atau kategori
utama dari fraud dalam pohon fraud.
Penipuan dalam Pernyataan Keuangan
Kelas utama dari penipuan adalah penipuan pernyataan keuangan. Penipuan ini
biasanya dilakukan oleh manajemen senior, untuk organisasi, dan untuk keuntungan
organisasi dan penipu. Meliputi:
- Perubahan besar dari akuntansi
- Pertumbuhan yang cepat
- Keuntungan yang tidak biasa
- Kelemahan kontrol internal
- Keagresifan manajemen eksekutif
- Obsesi harga stok oleh menajemen eksekutif
- Mikromanajemen oleh manajemen eksekutif
Bendera merah yang paling biasa terjadi dari kategori ini adalah gaya manajemen atau
karakter dr eksekutif utama. Biasanya kelamahan manajer senior adalah sulit mengobservasi
etika perseorangan, tetapi bila diamati menunjukkan keagresifan yang berlebihan secara
alami. Misalnya, eksekutif dapat terus menerus memproduksi dan menyetujui tujuan-tujuan
keuangan yang optimis secara berlebihan. Dia menguasai karyawan dengan terlalu keras,
cenderung menjaga orang-orang dibawah pengawasannya. Dia juga mencoba mengarahkan
auditor internal dan eksternal disekeliling mupun yang jauh dari area dimana penipuan paling
banyak ditemukan. Merahasiakan atau menjaga informasi keuangan tertentu yang berkaitan
dengan penipuannya juga merupakan tanda dari eksekutif ini.

Penyalahgunaan aset
Dilakukan oleh karyawan terhadap organisasi, untuk kepentingan karyawan. Menurut
Lux dan Fitiani, kebiasaan bendera merahnya meliputi:
- Perubahan kebiasaan
- Ketidakmampuan melihat orang di bagian matanya
- Peningkatan sifat pemarah
- Sejarah bekerja yang tidak tetap
- Masalah karakter
- Marah terus menerus
- Cenderung menyalahkan orang lain
- Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup merupkan jenis bendera merah yang paing sering terjadi.
Penipu yang tertangkap cenderung meningkatkan kriminalitas mereka dengan mengambil
lebih banyak dengan pola yang sama tiap tahun yang tdk terdeteksi atau dengan
menambahkan pola yang lain. Misalnya penipu mendapat $15000 tahun ini, dia cenderung
mencuri lebih banyak tahun depan, dua kali lipat misalnya. Jika tahun depan dia dapat
$30000,tahun depannya lagi dia akan mencuri 2 kali lipat lagi. Dengan begitu gaya hidupnya
meningkat. Penipuan terungkap setelah karyawan membeli mobil, kapal, rumah kedua yang
mahal, dan berlibur yang mahal tiap minggu, hanya dengan $30000 per tahun! Tetangganya
yang juga bekerja di perusahaan yang sama curiga, dia tidak tahu bagaimana temannya
mengalami perubahan gaya hidup yang drastis. Tapi penipu mengklaim bahwa seseorang
memberinya banyak uang. Ketika auditor membongkar penipuan, tetangganya sadar bahwa
perubahan gaya hidup tersebut karena uang curian sebesar lebih dari $1 juta selama 5 tahun.
Bendera merah yang lain adalah karyawan yang:
- Dimarahi pengusaha atau supervisor
- Tidak pernah mengambil cuti atau mengambil namun hanya sebentar
- Mempunyai masalah keuangan atau hutang
- Suka pamer dan gila
- Selalu protes tentang bagaimana bos atau perusahaan memperlakukan mereka
- Karakter yang suka pamer yang dihubungkan dengan egosentrik atau mengontrol segala
sesuatu
- Menolak promosi atau tawaran pekerjaan yang lain
Korupsi
Penipuan juga termasuk korupsi yang dilakukan oleh karyawan terhadap organisasi
untuk keuntungan karyawan. Ketika korupsi terjadi, orang dalam bekerjasama dengan orang
luar dan hubungan tersebut merugikan organisasi. Pengetahuan tentang identitas hubungan
merupakan cara yang baik untuk pencegahan dan pendeteksian penipuan. Bendera merahnya
antara lain:
- Hubungan antara karyawan utama (kunci) dengan penjual resmi
- Hubungan pihak ketiga yang rahasia
- Kurangnya tinjauan pada persetujuan manajemen terhadap hubungan pihak ketiga
- Keganjilan pada catatan transaksi
- Keganjilan pada persetujuan penjualan
BENDERA MERAH TERTENTU
Bagian ini menggambarkan beberapa bendera merah dikenal untuk masing-masing
skema penipuan besar. Bendera merah ini memfasilitasi pengembangan beberapa metode

detektif yang efektif untuk penipuan yang spesifik. Auditor harus akrab dengan bendera
merah
dan
metode identifikasi yang tepat dalam rangka untuk menonjolkan pola pikir mereka tentang
penipuan.
Pola Laporan Keuangan
Kategori ini dipecah menjadi enam penipuan yang spesifik. Keenam pola dibahas
dalam SAS 99 juga. Bendera merah yang berlaku untuk semua jenis skema laporan keuangan
meliputi (sebagian besar diambil dari SAS No 99):
- Ancaman terhadap stabilitas keuangan atau profitabilitas dengan ekonomi, industri, atau
kondisi operasional internal
- Penekanan berlebihan pada manajemen untuk memenuhi persyaratan keuangan yang
agresif
- Petunjuk bahwa eksekutif atau anggota dewan memiliki keuangan pribadi yang tergantung
pada kinerja entitas
- Transaksi yang sangat kompleks atau hubungan kepada pihak ketiga
- Pemantauan eksekutif yang tidak efektif
- Struktur organisasi yang kompleks atau tidak stabil
- Kekurangan pengendalian internal, kekurangan atau kelemahan bahan yang sangat
signifikan
- Peningkatan marjin kotor yang tidak masuk akal bila dibandingkan dengan rata-rata
industri
- Arus kas negatif daari opeasi secara berulang, terutama bila digabungkan dengan
keuntungan meningkat dan arus kas secara keseluruhan positif
- Keuntungan yang luar biasa, terutama jika jauh di atas rata-rata industri
- Pertumbuhan cepat, keuntungan yang berada di atas Standard & Poor (S & P) rata-rata
- Seluruh transaksi signifikan dengan pihak terkait, terutama ketika pihak lain tidak diaudit
atau diaudit oleh perusahaan audit yang berbeda
- Transaksi yang tidak biasa, sangat kompleks pada akhir tahun fiskal.
- Volume penjualan yang signfikan kepada entitas dengan substansi dan pemilik yang tidak
dikenal
- Pertumbuhan pendapatan dengan minoritas unit bisnis yang tidak biasa
Perbedaan Waktu (Penanganan Penjualan yang Tidak Tepat)
Inti dari penipuan penjualan ini seputar pemesanan yang prematur atau dalam
beberapa minggu atau bulan. Bendera merah untuk pola ini sekitar cara transaksi yang tidak
benar tersebut akan dilakukan, contohnya penjualan yangi tidak sah seperti saluran isian,
akan menjadi bendera merah bila penjualan direkam sebelum ditransaksikan (yaitu,
pelanggaran GAAP).
Pendapatan Fiktif
Pendapatan fiktif diciptakan dengan hanya mencatat penjualan yang tidak pernah
terjadi, misalnya :
- Kenaikan aset yang tidak biasa
- Pelanggan dengan data yang hilang
- Perubahan dalam hubungan tertentu atau tren rasio yang tidak dapat dijelaskan
Kewajiban Terselubung (Pencatatan Kewajiban yang tidak benar

Keuntungan dapat meningkat tidak wajar dengan memindahkan kewajiban dari suatu
buku entitas ke yang lain. Kewajiban juga dapat disembunyikan dengan merekam kewajiban
secara tidak sah. Bendera merah terkait dengan jenis-jenis transaksi meliputi:
- Transfer berlebihan dari satu entitas ke entitas terkait (misalnya ke anak perusahaan)
- Transfer yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan dari satu entitas ke entitas terkait
- Dipekerjakan perusahaan audit yang berbeda untuk anak yang berbeda atau badan usaha
terkait
- Faktur vendor dan transaksi kewajiban lainnya yang tidak tercatat dalam buku
Pengungkapan memadai
Pengungkapan yang tidak benar dapat menjadi taktik penipu untuk menyembunyikan
penipuan. Red flag meliputi:
- Pengungkapan catatan yang dikaburkan sehingga sulit untuk menentukan kebenaran
transaksi
- Penemuan kontinjensi hukum atau acara penting lainnya yang dirahasiakan
- Merahasiakan adanya penipuan
Valuasi aset yang tidak benar
Keuntungan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan nilai aset. Kenaikan itu
bertujuan menambahkan nilai pada biaya sesungguhnya atau dengan mengurangi akun kontra
yang sejalan dengan aset yang disusutkan. Bendera merah meliputi:
- Kenaikan nilai buku aset yang tidak biasa dan tidak dapat dijelaskan (persediaan, piutang,
aset jangka panjang)
- Tren rasio yang tidak biasa atau hubungan aset ke bagian lain dari laporan keuangan
(misalnya, perubahan rasio piutang terhadap pendapatan)
- Pelanggaran GAAP beban dicatat sebagai aset
- Kecenderungan manajemen menjadi tidak responsif ketika auditor internal
melaporkan aset yang perlu dihapus dari neraca.
Pola Penyalahgunaan Aset
Pola ini adalah jenis yang paling umum dari penipuan, meliputi pencurian atau
penyalahgunaan aset, biasanya uang tunai. Secara keseluruhan, total 32 pola penipuan
individu berbeda terkandung dalam kategori utama. Pola berikut dipilih karena lebih sering
terjadi :
Pencurian Kas
Pencurian kas hanyalah pencurian uang tunai dari majikan, dilakukan setelah dicatat
dalam buku catatan. Ini termasuk uang tunai dan cek. Bendera merah meliputi:
- Diletakkan di deposito di bank yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan
- Perbedaan antara rekening atau laporan dari kegiatan dan informasi pernyataan bank yang
tidak buasa dan tidak dapat dijelaskan
- Perubahan gaya hidup karyawan
Pola Penagihan
Skema penagihan adalah jenis yang paling umum dari penyalahgunaan aset, oleh
karena itu penting untuk dapat mencegah dan mendeteksi (mengenali) pola penipuan jenis
ini.
Dalam skema perusahaan shell, penipu menetapkan perusahaan fiktif sebagai sarana untuk
mengalihkan cek dari pemilik ke penipu. Bendera merah termasuk :

- Penggunaan kotak pos (POB) untuk alamat-satunya vendor, atau di tempat sebagai alamat
fisik
- Kurangnya data kontak yang cukup
- Faktur yang dihasilkan vendor menggunakan excel
- Nomor faktur Sequential dari vendor
- Alamat yang cocok dengan alamat karyawan
- Sebuah vendor yang hanya tagihan untuk layanan
- Penggunaan angka bulat untuk jumlah pada faktur
- Deskripsi faktur yang tidak dapat dimengerti
- Pembelian Item aneh yang dibeli
- Kurangnya detail pada faktur
- Lipatan faktur dari vendor yang sama yang tidak teratur
- Tidak ada/tidak benarnya identifikasi nomor majikan nomor (EIN)
- Tidak adanomor identifikasi pajak penjualan nomor identifikasi atau satu yang tidak benar
- Kenaikan biaya pokok penjualan yang tidak biasa atau tak terduga
- Rasio tidak logis
- Penjual yang konsisten dibayar lebih cepat dibandingkan penjual lainnya
- Terdapat saran dan keluhan, terutama dari karyawan yang dapat mengamati penipuan atau
bukti penipuan
- Notasi untuk biaya '' ekstra'' atau'' istimewa''
Lolos Melalui Penjual
Dalam pola ini, vendor sebenarnya tidak memberikan produk kepada pemilik, namun
harga yang dibayarkan kepada vendor sangat tinggi, untuk mengambil kelebihan bagi diri
penipu. Bendera merah yang termasuk, sama seperti skema perusahaan shell, ditambah:
- Petunjuk dari karyawan bahwa entitas membayar berlebih untuk barang/layanan tertentu
- Bukti bahwa membayar lebih untuk produk/layanan tertentu
- Penurunan keuntungan, meningkatkan harga pokok penjualan
- Varians tidak menguntungkan pada laporan kinerja
- Pengendalian internal yang buruk (Jika orang yang sama dapat menambahkan
vendor dan menyetujui kontrak atau faktur)
- Jumlah faktur tepat di bawah tingkat persetujuan
Berkomplot dengan Penjual
Dalam beberapa cara, para penipu membujuk vendor yang sah untuk mengirim,
memeriksa,
biasanya
untuk
pengembalian dana,
kepada
pemilik.
Penipu
menyadap/mengambil kas untuk keuntungan sendiri. Bendera merah meliputi:
- Gunakan nomor faktur di luar kisaran urutan normal
- Tingkat pembelian dari vendor yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan
- Pembelian barang tertentu yang tidak dapat dijelaskan
Pembelian Pribadi
Dalam hal ini, penipu menggunakan fasilitas perusahaan untuk membayar barangbarang pribadi. Dalam kasus Kantor Akuntansi Umum (GAO) audit pembelian eprocurement, auditor menghubungi perusahaan kartu kredit dan memperoleh salinan data,
kemudian mengurutkannya dan menarik orang-orang yang menggunakannya secara tidak
benar (seperti pelacuran, country club, dan Victoria Secret). Biaya yang tidak sah dapat

dibuat seolah olah pembelian tersebut sah (misalnya, maskapai penerbangan, hotel,
penyewaan mobil dalam kasus ini), dan mereka mungkin tidak akan terdeteksi menggunakan
prosedur audit tertentu. Bendera merah meliputi:
- aktivitas di kartu kredit korporasi yang tidak biasa/ tidak dapat dijelaskan
- Pembelian item yang tidak biasa
- Over-budget karyawan secara konsisten
- Pola pembelian tepat di bawah yang diijinkan
Pola Penggajian
Skema penggajian melibatkan menipu perusahaan untuk membayar upah yang bukan
hak nya. Cara penipuan tersebut bervariasi, seperti karyawan fiktif, memalsukan upah.
Karyawan Fiktif
Pola karyawan fiktif dilakukan penipu dengan menambahkan orang, fiktif atau nyata,
ke file penggajian, untuk mendapatkan persetujuan pembayaran, pemotongan cek atau
memilikinya untuk rekannya atau POB sendiri. Sebagai contoh, sebuah perusahaan property
memperluas usahanya ke negara tetangga, mengirimkan seorang pekerja wanita (yang telah
bekerja untuk mereka selama beberapa tahun dan sangat setia) sebagai karyawan penuhwaktu, dan diberikan karyawan. Ketika karyawannya berhenti, dia memutuskan untuk
meninggalkan karyawannya di daftar gaji, mengirim tagihan penggajian, dan ditempa tanda
tangannya ketika gaji itu datang kembali,sehingga meningkatkan penghasilan pribadi. Dalam
kasus ini, fiktifnya adalah orang-nyata mantan karyawan. Penipuan lainnya dapat
menggunakan karyawan fiktif. Bendera merah meliputi:
a. Kenaikan biaya upah yang tidak bisa dijelaskan atau tidak biasa
b. Gaji bagi karyawan yang:
- Tidak pernah mengambil liburan
- Tidak pernah mengambil cuti sakit
- Tidak ada pajak yang dipotong
- Tidak memiliki pemotongan
- Tidak memiliki Nomor Jaminan Sosial (SSN) atau yang tidak benar
- Memiliki POB dan tidak ada alamat fisik
- Memiliki alamat diduplikasi oleh karyawan lain, atau merupakan alamat
keluarga/teman
- Tidak memiliki nomor telepon, atau nomor telepon duplikat, atau telepon
- Nomor adalah ponsel kinerja pengusaha daripada tempat tinggal
- Memiliki sejumlah deposito duplikat langsung
- Memiliki tanggal gaji setelah pemutusan karyawan
Komisi
Pola Komisi melibatkan manipulasi komisi yang dibayar, baik tarif atau penjualan. Bendera
merah termasuk :
- Peningkatan beban komisi tidak dapat dijelaskan atau tidak biasa
- Perubahan tarif komisi dari waktu ke waktu
- Tingkat pengembalian atau kredit yang lebih tinggi untuk satu penjual
Sabotase Check

Lima pola sabotase check merupakan penipuan yang paling mahal sehingga perlu perhatian
ekstra dalam memahaminya dan mengembangkan metode deteksi dan pencegahan dan
kontrol. Oleh karena itu, penting untuk memilih bank dengan hati-hati. Bendera merah
meliputi:
- Jumlah cek yang dibatalkan berlebih
- Cek hilang
- Cek Nonpayroll yang ditujukan pada karyawan
- Perubahan jumlah/penerima pembayaran pada cek dibatalkan
- Penguahan atau dua pengesahan pada cek dibatalkan
- Penerima pembayaran/alamatnya dipertanyakan (misal, POB)
- Duplikasi nomor cek atau keluar dari urutan nomor
Penggelapan
Penggelapan terjadi sebelum entri pemesanan dibuat. Karena itu adalah penipuan di luar
buku, maka termasuk sulit untuk dideteksi. satu metodologi pendeteksiannya adalah
melakukan suatu invigilation/menciptakan kondisi, murni bebas dari penipuan,yang ber
tujuan membandingkan total penerimaan yang seharusnya normal. Tambahkan kamera untuk
surveilans
untuk
menciptakan
deteksi sehingga auditor penipuan dapat menentukan tingkat normal penjualan. Bendera
merah meliputi:- Pendapatan lebih rendah dari yang diharapkan
- Keuntungan aktual yang kurang dari perkiraan
- Margin kotor kurang dari proyeksi secara signifikan
Lapping
Merupakan penggelapan pembayaran piutang (AR) sebelum diposting. Lebih sulit untuk
menyembunyikan lapping daripada penggelapan uang tunai dalam kas karena pelanggan
mengharapkan akan segera dikreditkan dengan pembayaran pada akun. Bendera merah
meliputi:
- Keluhan Pelanggan tentang pembayaran yang diposting lama setelah mengirimkan cek
- Pelanggaran piutang atau spesifik pelanggan tumbuh bertahap, meningkat dari waktu ke
waktu
- Karyawan yang terlibatdalam banyak waktu setelah jam-kadang diperlukan untuk
menyimpan satu set buku terpisah pada lapping sistem
Pola Korupsi
Ada empat subkategori pola penipuan korupsi, enam microcategories, dan total delapan pola
individu yang berbeda. Pola korupsi selalu melibatkan dua pihak, meskipun satu pihak tidak
ersedia. Korupsi yang paling umum adalah konflik kepentingan, suap, dan pemerasan.
Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan melibatkan karyawan dengan pihak ketiga dimana karyawan dan / atau
pihak ketiga mendapatkan keuntungan financial. Penipu dapat mempengaruhi pihak ketiga
karena terkait kepentingan pribadi pihak ketiga. Entitas harus memiliki kebijakan (etika atau
kecurangan) yang secara khusus melarang kegiatan semacam ini. Bendera merah meliputi:
- Transaksi dengan vendor tertentu dengan volume besar

- Penemuan hubungan antara karyawan dengan pihak ketiga yang sebelumnya tidak
diketahui
- Lemahnya pemisahan tugas dalam menetapkan kontrak dan menyetujui faktur
Penyuapan
Suap merupakan pembayaran dalam rangka mempengaruhi karyawan agar mengadakan
bisnis dengan vendor, dan melakukan pembayaran. Kecurangan dalam kelompok ini
termasuk
suap,
kecurangan tender, dan lain-lain. Bendera merah meliputi:
- Perubahan gaya hidup karyawan
- Penemuan hubungan antara karyawan dan vendor
- Kelemahan pemisahan tugas dalam menetapkan vendor dan faktur
Pemerasan ekonomi
Pada dasarnya, pemerasan ini merupakan kebalikan dari penipuan suap. Alih-alih vendor
menawarkan suap, karyawan menuntut pembayaran dari vendor untuk mendukung
vendor. Bendera merahnya seperti untuk penyuapan.
DETEKSI MODEL PENIPUAN
Auditor sering menemukan transaksi, catatan akuntansi, atau data akuntansi yang
tidak benar. Seringkali waktu, peristiwa dan transaksi adalah kesalahan kecil dalam proses
akuntansi, dan kmungkinan alasannya adalah kesalahan manusia. Namun terkadang mereka
benar-benar bukti penipuan. Auditor keuangan dapat memeriksa transaksi, menemukan
dugaan penipuan, dan kemudian memilih untuk memperluas sampel, atau mengabaikan
transaksi (karena transaksi itu tidak material)i. Transaksi bisa menjadi puncak gunung es.
Sebagai contoh, auditor internal melakukan review file vendor, mengambil faktur dan
menemukan POB sebagai alamat dan tidak ada fisik alamat di faktur. Kebanyakan vendor
ingin cek dan remittance dikembalikan ke POB. Tetapi benar bahwa POB dan tidak ada fisik
alamat pada faktur adalah bendera merah untuk skema penagihan. Jadi seharusnya hal itu
tidak diabaikan. Sebaliknya ia menempatkan bahwa salah saji ke dalam file yang akan
diakumulasikan dengan salah saji lainnya. Proses dan tujuan yang sama harus berlaku untuk
audit penipuan dan anomali (bendera merah pada khususnya). Artinya, faktor individu dan
bukti harus dipertimbangkan dalam konteks bagaimana mereka sejajar dengan dan
berkontribusi untuk kumulatif bukti dan kemungkinan.

Anda mungkin juga menyukai