Anda di halaman 1dari 16

Jurnal reading

PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN
KEGAWAT DARURATAN PADA ANAK

RANGKUMAN
Latar belakang : Walaupun angka kejadian kegawat daruratan anak di rumah sakit tergolong
jarang, namun hal ini tetap menjadi suatu tantangan khususnya bagi dokter.
Metode : Data-data yang dipergunakan dalam jurnal ini adalah artikel yang terbit sampai dengan
juni 2009. Para penulis juga menambahkan literatur-literatur penting lainnya.
Hasil : Cakupan penyakit yang luas, rentangan usia yang luas disertai dengan perubahan
fisiologis dan anatomis, psikologis, perasaan, dan cara komunikasi pada anak memberikan
tantangan tersendiri bagi dokter jaga IGD.
Simpulan : Penguasaan teknik desar mengenai penanganan kegawat-daruratan pada anak
termasuk cara mengevaluasi klinis, penentuan akses vena yang tepat, pengelolaan jalan nafas,
cara resusitasi yang benar, serta pemberian dosis obat yang tepat sangat penting untuk
kesusksesan dari penanganan kegawat daruratan tersebut.
Kata kunci : Penanganan kegawat daruratan, Penanganan anak, Penyakit anak, Kecelakaan pada
anak, Pelayanan kegawat daruratan.
Menurut pendapat dokter jaga IGD, perawatan gawat darurat pada anak menyebabkan
suatu stres yang ekstrim dan kecemasan bagi mereka. Banyaknya teknik diagnostik dan terapi
dianggap sangat sulit untuk dilakukan, terutama pada anak yang masih kecil. Menurut dokter
jaga IGD, sangat sulit untuk mendapatkan pengalaman yang cukup, karena Insiden kegawat
daruratan pada anak hanya 2%-10% dari semua kegawat daruratan yang terjadi di rumah sakit.
Sebagian besar dari kegawat daruratan pada anak disebabkan oleh trauma, hanya 2 per 3
yang disebabkan oleh non trauma. Cakupan penanganannya tergolong luas. Aspek yang tidak
biasa dari penangan kegawat daruratan pada anak adalah tantangan pada komunikasi,
pemeriksaan fisik, dan pemberian terapi pada anak.
Manfaat dari jurnal ini terhadap pembaca adalah :

Untuk memahami fisiologi dan anatomi anak yang berpengaruh terhadap teknik

penangan kegawat daruratan;


Untuk dapat mengklasifikasikan kegawat daruratan anak, berdasarkan manifestasi

mayornya;
Agar mahir dalam strategi dasar penganan kegawat daruratan anak.

Tabel 1

Kelompok umur
Neonatus
Bayi
Balita
Anak usia sekolah
Remaja

Respirasi rate (/menit)


30-50
20-40
20-30
16-24
12-20

Heart rate (/menit)

Tekanan

80-180
80-160
80-150
75-110
50-100

(mmHg)
60/30
90/60
98/64
106/68
114/74

darah

Teknik
Menilai klinis dan mengukur tanda vital
Perubahan besar disebabkan oleh perkembangan fisiologis dan psikologis dapat menyebabkan
kesulitan untuk mengukur tanda vital anak. Sehingga hal tersebut dapat dibantu dengan tabel 1.
Selain pemeriksaan fisik juga harus dilakukan evaluasi awal seperti ECG, pulse oxymetri, dan
penilaian tekanan darah. Pemeriksaan tanda vital seharusnya tidak menunda pemberian terapi
yang dibutuhkan segera. Oleh karena itu penilaian kondisi secara umum sangat dibutuhkan,
yaitu :

Apakah anak sakit, atau sakitnya berat?

Apakah ada sumbatan jalan nafas? Apakah nafasnya pendek?

Apakah kulitnya pucat,belang-belang, atau sianosis?

Bagaimana status kesadaran anak tersebut?

Adakah kontak mata dari anak tersebut?

Respirasi rate anak-anak secara normal memang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa, karena
kebutuhan oksigen yang lebih tinggi dan karena rendahnya kapasitas fungsional residual.
Peningkatan respirasi rate pada anak bisa disebabkan karena kegermbiraan, demam, penyakit
sistem saraf pusat, tetapi biasanya merupakan tanda gangguan fungsi paru.
Pada bayi dan anak yang masih kecil akan tampak adanya retraksi pada jungular,
intercosta, sternal, atau pada area epigastrium. Tanda lain dari sesak nafas adalah nafas cuping

hidung pada neonatus dan bayi, ini berfungsi untuk melebarkan jalan nafas. Tipe pernafasan
kussmaul sering disebabkan oleh ketoasidosis diabetikum. Repirasi rate yang rendah, merupakan
tanda yang berbahaya, berkaitan dengan penyakit sistem saraf pusat tetapi juga bisa disebabkan
oleh hipotermia.
Stroke volume anak susah untuk meningkat, sehingga cardiac output yang menigkat
dengan cara meningkatkan denyut jantung. Denyut arteri sering sulit diraba pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewasa. Sehingga denyut jantung dapat diperiksa dengan auskultasi
atau EKG. tachkardia pada anak-anak biasanya diakibatkan oleh kejang, demam, atau
hipovolemia. Bradikardia persisten dapat mengarah ke hipertensi intrakranial atau hipoksia; hal
tersebut juga terjadi pada intoksikasi.
Ketika mengukur tekanan darah anak, dokter harus

menyesuaikan ukuran manset

terlebih dahulu. Manset harus mencakup dua pertiga dari panjang lengan dan menjadi 20% lebih
besar dari diameter lengan. Arterial hipertensi jarang ditemukan pada kegawat daruratan anak.
Sebaliknya, anak dengan keadaan shock dapat mempertahankan tekanan darahnya tetap normal
dalam waktu yang lama dengan cara meningkatkan detak jantung dan vasokonstriksi pembuluh
darah, dan hipotensi harus dianggap sebagai tanda dari dekompensasi kardiovaskular. Penilaian
yang lebih baik dan mudah untuk parameter defisiensi volume darah adalah kapiler refil time,
yaitu dengan menekan kulit di atas dahi atau sternum secra singkat. Jika isi ulang terjadi lebih
dari dua detik dianggap abnormal dan memerlukan intervensi cepat.
Akses Vena
Untuk mendapatkan akses vena pada anak merupakan suatu tantangan, pada bayi dan balita yang
cukup gizi vena perifer jarang terlihat di bawah kulit. Tempat insersi aboket umum dilakukan
pada vena dorsum tangan atau kaki, permukaan medial pergelangan kaki, dahi, dan kulit kepala.
Untuk pertama kali vena distal harus ditusuk dengan aboket yang berukuran kecil(Kecil lebih
baik daripada tidak), sebaiknya ukuran 26. Jika tidak ada vena yang cocok, pilihan berikutnya
adalah vena saphena, permukaan pergelangan kaki, vena cubiti medial pada lekukan lengan, atau
vena cephalic proksimal, sendi interphalangeal proksimal. Jika pungsi vena ternyata tidak dapat
dilakukan, dapat dicoba di vena superfisial pada permukaan fleksor pergelangan tangan. Dokter
yang berpengalaman selalu memiliki pilihan yaitu vena jugularis eksternal, tetapi harus diingat
bahwa posisi tersebut menimbulkan rasa yang tidak nyaman bagi anak. Cara lainnya, bisa melaui
vena femoralis. Insersi vena sentral harus dilakukan di rumah sakit rumah sakit, karena dapat

menyebabakan pneumotoraks. Insersi pada

intraosseous merupakan cara yang lebih aman

mendapatkan akses vena dalam keadaan darurat.


Pedoman terbaru Eropa Resuscitation Council (ERC) merekomendasikan bahwa insersi
intraosseous sebagai metode pilihan ketika menemukan kegagalan untuk mendapakan akses
intravena. Pemberian obat secara darurat dapat dilakukan melalui jarum intraosseous. Insersi
melalui intraosseous merupakan prosedur invasif yang memiliki komplikasi dan efek samping,
oleh karena itu insersi intraosseous hanya diindikasikan pada beberapa kasus, yaitu ketika hidup
pasien terancam atau ketika diperlukan resusitasi. Strategi yang disarankan pada pasien darurat
pediatrik adalah untuk menggunakan intraosseous setelah tiga kali gagal untuk mendapatkan
akses vena, atau setelah mencoba selama 90 sampai 120 detik namun gagal. Pilihan pertama
yang disarankan pada anak-anak adalah insersi pada sisi medial proksimal Bagian tibia, 1-2 cm
di bawah tuberositas tibialis. Penggunaan insersi teknik semi-otomatis (EZ-IO, Vidacare, San
Antonio, Amerika Serikat) dapat menurunkan tingkat komplikasi pada anak-anak seperti pada
orang dewasa.
Tabel 2. Penyesuaian diameter dan panjang dari endotrakeal tube dan tipe spatula laringoskope,
dengan tinggi pasien.

Tinggi (cm)
58-70
Umur (th)
0-1
Inner diameter 3.5

70-85
1-2
4.0

85-95
2-3
4.5

95-107
3-4
5.0

107-124
4-7
5.5

124-136
7-9
6.0

138-155
9-12
6.5

ET
Panjang mulut 10.5

12

13.5

15

16.5

18

19.5

(cm)
Spatula

2-3

laringoskope

Lurus

lurus

lurus

lurus/

lurus/

lurus/

lurus/

lengkung

lengkung

lengkung

lengkung

of unblocked

Jalan nafas
Jalan napas anak memiliki beberapa karakteristik khusus yang perlu dipertimbangkan
oleh dokter dalam melakukan penanganan kegawat daruratan jalan nafas. Laring lebih tinggi dan
lidah yang relatif lebih besar dari pada orang dewasa, sehingga membuat ventilation mask lebih

kurang efektif. bayi dan balita diposisikan dalam ekstensi minimal "Sniffing position", karena
fleksi kepala dapat menyebabkan obstruksi jalan napas. Anak usia sekolah dan anak-anak
prasekolah yang paling cocok untuk diintubasi dengan alat Miller-jenis laringoskop spatula lurus,
yang relatif lunak, epiglotis akan terangkat, spatula berada di bawahnya, sehingga epiglotis
berada di atasnya.
Intubasi Orotracheal merupakan cara yang lebih dipilih dalam keadaan darurat, meskipun
nasotrakeal memiliki resiko cedera jalan nafas yang lebih rendah. Penyesuain ukuran
tabung dapat diperoleh melalui rumus, "diameter bagian dalam (mm) = (usia dalam tahun / 4) + 3
(blocked tubes) atau + 4 (unblocked tubes) , atau dapat dibaca pada tabel (Tabel 2). Dalam
prakteknya, estimasi ukuran tabung diperoleh dari diameter jari kelingking pasien. Posisi
tersempit dari Jalan napas anak adalah tepat di bawah kartilago krikoid. Oleh karena itu, saat
menggunakan tabung blockable yang digunakan harus diblokir berhati-hati, sebaiknya dengan
pengukuran tekanan manset, untuk menghindari cedera serius pada laring dan trakea.
Algoritma intubasi
ya
Ventilasi Mask
memunkinkan ?

Faringeal tube
Laringeal tube

Teknik intubasi alternatif

Ya Ya
Berbagai tipe spatula dan cara
penggunaannya

Ya
Intubasi fiber optik

Koniotomy

Intubasi retrograde

Anak yang sesak nafas merupakan kondisi yang darurat dan harus dipertimbangkan agar
lambungnya tidak kosong dan intubasi darurat harus dilakukan secara berurutan, cepat dan tepat.
Berdasarkan

pedoman Masyarakat Jerman untuk Anestesiologi dan Perawatan Pengobatan

Intensif (Deutsche Gesellschaft fr Ansthesiologie und Intensivmedizin, DGAI) menekankan


tentang pentingnya menghindari hipoksia dan merekomendasikan untuk memasang mask
ventilation hingga obat muscle relaksan berkerja , tidak menggunakan tekanan krikoid, dan tidak
memberikan obat mucle relaksan depolarisasi. Sebagai prinsip umum, posisi tabung dan Status

ventilasi pasien harus dikontrol dan terus dipantau pada pasien dari segala usia, dan kapnografi
harus digunakan di pra-rumah sakit.
Mengamankan jalan napas pada neonatus, bayi, atau anak kecil membutuhkan ilmu yang
spesial dan keterampilan manual yang baik. Merupakan tantangan yang jauh lebih besar untuk
mengelola pada jalan nafas pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Jika intubasi
sulit untuk dilakukan, maka pasien harus menggunakan ventilation mask untuk mencegah
hipoksia. Intubasi fiber optik tidak tersedia pada perawatan pra-rumah sakit dalam situasi
darurat. Namun,

metode tersebut harus dilanjutkan selama transportasi, teknik supraglottic

merupakan alternatif yang dipergunakan untuk mengamankan jalan nafas. Jika ventilasi mask
tidak mungkin dan oksigenasi tidak dapat dipertahankan, coniotomy harus dipertimbangkan
sebagai pilihan terakhir. Coniotomy dilakukan dengan canula vena 14 gauge, yang kemudian
dihubungkan ke kantong ventilasi melalui 3,5 mm endo -konektor tabung trakea atau melalui
jarum suntik dan 10 mL.
Resusitasi
Rekomendasi untuk resusitasi jantung paru pada anak diperbarui pada tahun 2005, menyerupai
algoritma resusitasi dewasa. Cara resusitasi ini lebih efektif bahkan di tangan penyelamat yang
kurang berpengalaman.
Rasio yang disarankan untuk penekanan dada dan respirasi adalah 15: 2 untuk dua
penyelamat , dan 30: 2 untuk satu penyelamat. Jika pasien tersendak oleh benda asing yang tidak
bisa keluar melalui respon batuk, maka lakukan kompresi dada atau perut.
Manual defibrilasi untuk kegawat daruratan diberikan 4 J / kg berat badan (BB).
Defibrillator eksternal otomatis (AED) tidak dapat digunakan pada bayi, tetapi dapat digunakan
dalam semua anak yang lebih besar. Dosis epinefrin untuk anak adalah 10 mg / kg BB sebagai
intravena ataudapat diberikan secara bolus intraosseous dan 100 mg / kg BB.
Rekomendasi untuk pertolongan pertama darurat neonatus juga diperbarui pada tahun
2005. Beberapa prinsip-prinsip dasar resusitasi neonatal juga dapat dengan mudah diterapkan
pada situasi darurat pra-rumah sakit. Neonatus sangat sensitif terhadap dingin dan menghasilkan
panas endogen dengan cara meningkatkan konsumsi oksigen. Apnea atau hypopnea menghilang
dengan stimulasi lembut (menggosok bagian belakang) . Jika menggunakan ventilasi mask ,
harus menggunakan oksigen dengan konsentrasi rendah untuk menghindari efek merusak pada
anak asfiksia. Jika anak harus diintubasi, dokter darurat mungkin tergoda untuk menggunakan

tabung terkecil, tapi ini mengarah ke saluran udara resistensi yang lebih tinggi, dan
menyebabkan kritis overinflation. Sebuah 3,5 mm diameter dalam (ID) tabung tetap pada 10 cm
dari sudut mulut sudah cukup untuk neonatus yang lebih dewasa. Autoregulasi perfusi serebral
terganggu pada anak asfiksia, hiperventilasi menyebabakan vasokonstriksi otak yang harus
dihindari. Akhirnya, umbilical cord harus diikat atau dijepit untuk mencegah kehilangan darah.
Pengobatan
Terdapat banyak reaksi farmakokinetik yang harus dipertimbangkan pada pemberian obat, yaitu
berkaitan dengan volume distribusi, protein yang mengikat, tingkat metabolisme, dan
tingkat permeabilitas sawar darah otak. Sederhananya pemeberian dosis obat pada anak adalah
disesuaikan dengan berat badan anak. Berat badan anak dapat diperkirakan dengan rumus, "berat
badan (kg) = 2 usia(tahun) + 8. "Table E akan memberikan gambaran tentang dosis obat dalam
perawatan darurat anak pra-rumah sakit.
Manifestasi Klinis
Kegawat daruratan anak dapat dikategorikan menjadi 4 tipe berdasarkan manifestasi klinisnya :

Respiratory distress

Penurunan kesadaran

Kejang

Shock

Respiratory distress
Kegawat daruratan respirasi pada anak ditandai oleh 2 manifestasi utama, yaitu dyspnea dan
stridor. Jenis stridor sudah dapat memberikan petunjuk penting untuk diagnosis. Obstruksi pada
bagian extrathoracic trakea menyebabkan terjadinya stridor inspirasi, sedangkan obstruksi pada
bagian intratoraks yang menyebabkan stridor ekspirasi atau gabungan.
Penyebab

umum dari stridor inspirasi adalah onset mendadak pseudocroup . Trias

penyakit ini berupa batuk menggonggong , suara serak, dan stridor inspirasi yang muncul setelah
infeksi saluran pernapasan atas. Gambaran klinis pseudocroup begitu khas dan mudah untuk
dibedakan dengan croup (epiglottitis). Epiglottitis ditandai dengan stridor inspirasi, disfagia,
dan tinggi demam pada anak. Pengobatannya

dengan steroid (sistemik dan inhalasi) dan

epinefrin inhalasi yang akan menyebabkan resolusi dari mukosa yang bengkak. Manfaat terapi
hangat atau dingin masih diperdebatkan dalam literatur.

asma bronkial atau bronchiolitis merupakan obstruksi saluran nafas yang lebih kecil dan
ditandai dengan stridor ekspirasi. Status asmatikus jarang

muncul ketika asma sudah

tekompensasi. Sesak napas dan obstruksi mendominasi dari gambaran klinis; hipoksia dan
hiperkapnia muncul pada akhirnya saja. Harus diwaspadai akan tanda-tanda dekompensasi yang
akan datangn termasuk obstruksi dan tanda-tanda neurologis (agitasi atau mengantuk). Stabilisasi
pasien dilakukan dengan pemberian oksigen, inhalasi beta2-mimetics, epinefrin, steroid, dan jika
diperlukan dapat diberikan teofilin. Jika intubasi diperlukan, barbiturat, opiat, dan SUC cinylcholine harus dihindari dan ketamin harus digunakan sebagai pengganti, agar tidak
memperburuk bronkokonstriksi. Prinsip terapi berlaku sama pada bronchiolitis, bronchiolitis
pada bayi sebagian besar disebabkan oleh virus respiratory syncytial [RSV]). Dalam situasi ini,
epinefrin merupakan obat yang paling efektif, karena bronchioli tidak memiliki otot polos,
sehingga tidak efektif jika diberika beta2-mimetics.
Diagnosis banding dari stridor ekspirasi dan inspirasi adalah aspirasi-benda asing.
Aspirasi benda asing jarang terjadi, hal tersebut ditandai dengan batuk dan / atau sesak napas,
dengan tidak adanya demam atau riwayat asma. Jika keadaan tersebut menjadi semakin kritis,
maka lakukan kompresi dada (pada anak bawah 1 tahun), dan kompresi dada atau perut
(manuver Heimlich) yang dilakukan pada anak-anak yang lebih besar. Jika manuver berhasil
untuk mengeluarkan benda asing, dapat dilakukan diintubasi dan benda asing dapat terdorong
menuju batang utama bronkus, dan selanjutnya dapat dilakukan bronchoscopically.

Tabel 3. Penilaian derajat dehidrasi berdasarkan klinis.

Parameter

Minimal/

tanpa Dehidrasi

ringan- Dehidrasi berat

dehidrasi

sedang

<5% weight loss


Kondisi umum, status Baik, sadar

5-10% weight loss


10% weight loss
Mengantuk, gelisah, Apatis, lemas, tidak

kesadaran
Haus

atau lelah
Haus

Normal

sadar
Sangat haus, banyak
minum/tidak

Membran

mukosa Lembab

(mulut, lidah)
Capillary refil
Produksi urin
Turgor kulit
Nadi
Respirasi rate
Mata
Airmata
Fontanela

Normal (<2 dtk)


Normal/menurun
Kembali cepat
Normal
Normal
Normal
Ada
Normal

sama

Kering

sekali
Sangat kering

> 2 dtk
Menurun
Melambat <2 dtk
Normal-meningkat
Normal-meningkat
Cowong
Berkurang
Cekung ringan

>2 dtk
Minimal
Melambat > 2 dtk
Takikardi
Dalam, nafas asidosis
Cowong keras
Tidak ada
Cekung

Gangguan Kesadaran
Terdapat beberapa penyakit yang berhubungan dengan gangguan kesadaran pada anak-anak,
seperti demam (sepsis, meningitis, heatstroke), sirkulasi sentralisasi (shock), dan trauma. Salah
satu adalah hipoglikemia, yang terutama muncul akibat dari pengobatan insulin untuk diabetes
mellitus, kurangnya asupan makanan dalam waktu yang lama, atau berbagai gangguan
metabolisme bawaan. Hipoglikemia dapat didiagnosis melalui riwayat klinis dan tanda-tanda
otonom yang menyertai. hiperglikemia berat persisten dapat menyebabkan gangguan kesadaran
dan kejang. Keadaan hipoglikemia pada anak harus diwaspadai, glukosa harus diberikan cepat
dalam bentuk minuman manis. Jika sudah terjadi gangguan kesadaran, berikan 1 mL dari 20%
larutan glukosa per kg berat badan (yaitu 0,2 g glukosa / kg BW) diberikan secara intravena dan
disertai dengan infus glukosa untuk mencegah hipoglikemia.
Gejala hiperglikemia pada anak-anak hampir selalu diakibatkan oleh ketoasidosis
diabetikum. 25% dari semua kasus, terjadi sebagai manifestasi pertama diabetes; hal ini juga
dapat terjadi pada pasien dengan diabetes yang tidak diobati. Karena ini merupakan suatu kondisi
yang mengancam jiwa dan memiliki bahaya risiko permanen, terutama jika terjadi edema
serebral, maka harus didiagnosis dengan cepat . Ada gejala khas berupa riwayat polidipsia,
poliuria, penurunan berat badan, dan kinerja berkurang di sekolah, sedangkan pada pemeriksaan

fisik didapatkan pola nafas Kussmaul-napas keton. Anak-anak sering mengalami dehidrasi.
Setelah diagnosis telah dikonfirmasi dengan pengukuran gula darah, pengobatan harus dimulai
segera: dalam peraturan pra-rumah sakit, pasien diberikan penggantian Volume dengan NaCl
0,9% (15-20 mL / kg BB IV lebih dari 15 menit). larutan yang mengandung potassium, seperti
larutan Ringer atau laktat Ringer, tidak boleh diberikan; bolus insulin awal juga tidak boleh
diberikan.
Intoksikasi dapat terjadi pada semua usia dan dapat menyebabkan gangguan kesadaran
tergantung pada substansi yang telah tertelan. Pada anak-anak usia prasekolah dan sekolah,
keracunan biasanya tidak disengaja dan terjadi akibat mengkonsumsi tanaman atau obat. Pada
remaja, zat penyebab keracunan biasanya adalah obat-obatan dan alkohol, sering dengan tujuan
bunuh diri. Jika gambaran klinis yang tidak biasa, direkomendasikan bahwa pasien harus
ditangani gejalanya terlebih dahulu dan mencari bantuan lebih lanjut ke pusat informasi racun
supraregional. Usaha yang harus selalu dilakukan adalah untuk mengamankan sampel bahan
penyebab keracunan (bagian tanaman, obat-obatan).
Kejang
Serangan kejang sering ditemukan pada kegawat daruratan anak; paling banyak adalah
kasus kejang demam. Kejang demam yang umumnya tidak berbahaya, tetapi diferensial
diagnosis, termasuk meningitis, cedera otak traumatis, dan dehidrasi berat, harus dipikiran.
Pengobatan terdiri dari pemberian diazepam secara rectal (5 mg untuk anak dengan berat badan
kurang dari 15 kg, 10 mg untuk anak dengan berat badan lebih dari 15 kg); jika kejang tidak
berhenti dalam waktu 5 menit, ulangi pemberian diazepam rectal sebelum pemberian diazepam
atau clonazepam secara intravena. Meskipun peningkatan demam yang pesat memicu kejang,
pemberian obat antipiretik (ibuprofen, parasetamol) ini sering dilupakan dalam praktek. Selain
itu, dehidrasi yang menyertai penyakit demam yang berat memerlukan pengobatan yang efektif.
Terjadinya kejang fokal yang baru membutuhkan pencitraan diagnostik yang cepat.
Syok
Anak-anak sama seperti orang dewasa, dapat mengalami syok akibat dari sejumlah kondisi yang
umum seperti trauma, luka bakar, infeksi, gastroenteritis, dan reaksi anafilaksis. Jika diagnosis
dan penanganan syok terlambat, maka akan terjadi kegagalan kompensasi tubuh, dan membawa
anak ke dalam situasi bahaya. Curah jantung turun sebelum hipotensi arteri terjadi merupakan

suatu tanda dari keterlambatan tersebut. Oleh karena itu syok pada anak harus selalu diobati
sebelum terjadi hipotensi.
Tipe paling umum dari syok pada anak adalah syok hipovolemik, disebabkan oleh
kehilangan cairan yang terus-menerus dalam gastroenteritis. Derajat dehidrasi dapat dinilai
dengan cepat berdasarkan tabel 3. Pada Anak yang lebih besar dengan dehidrasi ringan dapat
diobati secara rawat jalan, tapi bayi dengan dehidrasi ringan harus dirawat di rumah sakit. Setiap
1% dari dehidrasi sama dengan kehilangan cairan sekitar 10 mL per kilogram dari berat badan.
Larutan Kristaloid seperti NaCl 0,9% atau RL digunakan untuk rehidrasi intravena (10-20mL /
kg BB lebih dari 60 menit, atau bolus dari 20 mL / kg BB lebih 15-30 menit). Jika pasien anuri,
larutan yang mengandung kalium harus digunakan dengan hati-hati.
Syok septik pada anak-anak membutuhkan program yang bervariasi. Hypodynamic,
"demam" shock dengan peningkatan resistensi perifer dan penurunan curah jantung jauh lebih
sering terjadi dibandingkan pada orang dewasa. Pengobatan syok septik tergantung pada
sejumlah pertimbangan dan harus dilaksanakan sesuai dengan pedoman internasional terkini.
Dalam penanganan "syok," kami juga akan dipertimbangkan secara singkat mengenai
kematian bayi mendadak (SID) dan peritiwa terkait lifethreatening akut (ALE). meskipun banyak
faktor risiko yang telah diidentifikasi, namun patofisiologi yang tepat masih banyak belum jelas.
Pada kasus kematian, pemeriksaan fisik dan teliti anamnesis, gambar dari kultur darah, dan
otopsi benar-benar penting untuk dilakukan. Seorang anak yang memiliki memiliki ALE, bahkan
jika ia telah benar-benar sembuh, tetap harus dirawat di rumah sakit.
Simpulan
Pengetahuan tentang teknik kerja dasar dan tanda-tanda klinis yang khas membuat dokter
mampu untuk merawat keadaan darurat pediatrik. Faktanya bahwa parameter perubahan
fisiologis penting dalam beberapa tahun pertama kehidupan dan merupakan hal yang
fundamental pada penilaian kondisi yang mengancam jiwa. Akses vascular memainkan peran
kunci dalam perawatan medis darurat dan relatif sulit ketika pasien dalam kondisi parah. Oleh
karena itu, pilihan akses intraosseous harus selalu dipikirkan.
Sehubungan dengan saluran pernafasan, juga, dokter harus mengetahui tentang anatomi
dan fisiologi khusus pada anak. Pertimbangan penting di sini adalah penggunaan tabung
unblocked dan memodifikasi induksi dengan cepat dan sesuai urutan. Dosis obat biasanya
dihitung berdasarkan berat badan anak, yang dapat diperkirakan dengan rumus praktis "berat

badan (kg) = 2 usia (tahun) + 8." Ada berbagai jenis penyakit anak, namun pada kegawat
daruratan pediatrik diklasifikasikan menjadi lima kategori utama, yaitu trauma, gangguan
pernapasan, perubahan kesadaran, kejang, dan shock.

RESUME JURNAL
Insiden kegawat daruratan anak hanya 2-10% dari total kejadia kegawat daruratan yang terjadi di
rumah sakit. Sebagian dari kegawat daruratan pada anak disebabkan oleh trauma, hanya 2 per 3
yang disebabkan oleh non trauma. Menurut dokter yang bertugas IGD penanganan kegawat
daruratan pada anak cukup sulit dan penuh tantangan, karena cakupan penanganannya tergolong
luas (komunikasi, pemeriksaan fisik, dan pemberian terapi). Manfaat dari jurnal ini adalah

pemahaman mengenai fisiologi dan anatomi anak; mampu mengkalasifikasi kegawat daruratan
anak; mahir dalam strategi penanganan gawat darurat.
Pada saat pasien datang hal pertama yang harus dilakukan oleh dokter adalah menilai
kondisi pasien secara umum, yaitu nilai apakah anak benar-benar sakit/ derajat sakit; ada
sumbatan jalan nafas/tidak/nafas pendek; bagaimana kulitnya (sianosis); status kesadaran anak
tersebut; adakah kontak mata dari anak. Selanjutnya periksa tanda-tanda vital pada anak, seperti
denyut nadi, respirasi, dan tekanan darah, dapat juga ditambah dengan pemeriksaan ECG dan
pulse oxymetri. Pada pemeriksaan nadi, jika menemukan kesulitan dapat dilakukan auskultasi
atau EKG. Pada pemeriksaan respirasi, perlu diperhatikan akan adanya retraksi dada atau nafas
cuping hidung, dan perhatikan juga tipe nafasnya. Pada pemeriksaan tekanan darah, sesuaikan
ukuran manset terlebih dahulu, perhatikan akan adanya hipotensi/hipertensi. Dan jangan lupa
untuk mengukur CRT untuk mengetahui adanya defisiensi volume darah. Hasil dari pemeriksaan
tanda vital tersebut di sesuaikan dengan tabel 1.
Untuk menjaga homeostasis anak diperlukan pemberian cairan secara intravena, untuk
mendapatkan akses vena pada anak merupakan suatu tantangan, karena pada bayi dan balita yang
cukup gizi vena perifernya jarang terlihat. Tempat insersi aboket umum dilakukan pada vena
dorsum tangan atau kaki, permukaan medial pergelangan kaki, dahi, dan kulit kepala, ditusuk
pertama dengan aboket yang berukuran kecil, sebaiknya ukuran 26.Jika tidak berhasil pilihan
berikutnya adalah vena saphena, permukaan pergelangan kaki, vena cubiti medial pada lekukan
lengan, atau vena cephalic proksimal, sendi interphalangeal proksimal. Cara lainnya, bisa melaui
vena femoralis. Insersi vena sentral harus dilakukan di rumah sakit rumah sakit, karena dapat
menyebabakan

pneumotoraks.

Pedoman

terbaru

Eropa Resuscitation

Council

(ERC)

merekomendasikan insersi intraosseous sebagai metode pilihan ketika menemukan kegagalan


untuk mendapakan akses intravena. Strategi yang disarankan pada pasien darurat pediatrik
adalah untuk menggunakan intraosseous setelah tiga kali gagal untuk mendapatkan akses vena,
atau setelah mencoba selama 90 sampai 120 detik. Pilihan pertama yang disarankan pada anakanak adalah insersi pada sisi medial proksimal Bagian tibia, 1-2 cm di bawah tuberositas tibialis.
Pada penanganan darurat jalan nafas pasien, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah posisikan kepala anak setengah ekstensi Sniffing position, kemudian pasang mask
ventilation. Selanjutnya pertimbangkan untuk melakukan intubasi. Pada anak usia sekolah dan
anak-anak prasekolah yang paling cocok untuk diintubasi dengan alat Miller-jenis laringoskop

spatula lurus yang relatif lunak. Intubasi Orotracheal merupakan cara yang lebih dipilih dalam
keadaan darurat, meskipun nasotrakeal memiliki resiko cedera jalan nafas yang lebih rendah.
Penyesuain ukuran tabung dapat diperoleh melalui rumus, "diameter bagian dalam (mm) = (usia
dalam tahun / 4) + 3 (blocked tubes) atau + 4 (unblocked tubes) , atau dapat dibaca pada tabel
(Tabel 2). Sederhananya, estimasi ukuran tabung diperoleh dari diameter jari kelingking pasien.
Mengamankan jalan napas pada neonatus, bayi, atau anak kecil membutuhkan ilmu yang spesial
dan keterampilan manual yang baik. coniotomy harus dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir.
Coniotomy dilakukan dengan canula vena 14 gauge, yang kemudian dihubungkan ke kantong
ventilasi melalui 3,5 mm endo -konektor tabung trakea atau melalui jarum suntik dan 10 mL.
Resusitasi jantung paru pada anak mnyerupai dengan algoritma resusitasi dewasa. Rasio
yang disarankan untuk penekanan dada dan respirasi adalah 15: 2 untuk dua penyelamat , dan
30: 2 untuk satu penyelamat. Jika pasien tersendak oleh benda asing yang tidak bisa keluar
melalui respon batuk, maka lakukan kompresi dada atau perut. Dapat juga dilakukan manual
defibrilasi 4 J / kg berat badan (BB). Defibrillator eksternal otomatis (AED) tidak dapat
digunakan pada bayi, tetapi dapat digunakan dalam semua anak yang lebih besar. Dosis epinefrin
untuk anak adalah 10 mg / kg BB sebagai intravena ataudapat diberikan secara bolus
intraosseous dan 100 mg / kg BB intratracheally. Prinsip-prinsip dasar resusitasi neonatal juga
dapat dengan mudah diterapkan pada situasi darurat pra-rumah sakit. Pertama hangatkan pasien,
pasang ventilasi mask dengan oksigen dengan konsentrasi rendah.
Sederhananya pemberian dosis obat pada anak adalah disesuaikan dengan berat badan
anak. Berat badan anak dapat diperkirakan dengan rumus, "berat badan (kg) = 2 usia(tahun) +
8. Terdapat beberapa hasil yang harus dipertimbangkan pada pemberian obat, yaitu volume
distribusi, protein yang mengikat, tingkat metabolisme, dan tingkat permeabilitas sawar darah
otak.
Kegawat daruratan anak dapat dikategorikan menjadi 4 tipe, yaitu respiratory distress;
Penurunan kesadaran; Kejang; dan Syok. Respiratory distress ditandai oleh sesak dan stridor.
Stridor dibagi menjadi 2 (inspirasi dan ekspirasi). Gejala stridor inspirasi berhubungan dengan
penyakit sidroma croup, sedangkan stridor ekspirasi berhubungan dengan penyakit asma
bronkial dan bronkiolitis. Pengobatannya sindroma croup adalah dengan steroid (sistemik dan
inhalasi) dan epinefrin inhalasi. Dan stabilisasi pada pasien asma bronkial dilakukan dengan
pemberian oksigen, inhalasi beta2-mimetics, epinefrin, steroid, dan jika diperlukan dapat

diberikan teofilin. Diagnosis banding dari stridor inspirasi dan eksprasi adalah aspirasi benda
asing yang ditandai dengan batuk/ sesak nafas. Jika keadaan tersebut menjadi semakin kritis,
maka lakukan kompresi dada pada anak bawah 1 tahun, dan kompresi dada atau perut (manuver
Heimlich) yang dilakukan pada anak-anak yang lebih besar.
Ada beberapa penyakit yang menyebabkan dengan gangguan kesadaran pada anak-anak,
seperti demam (sepsis, meningitis, heatstroke), sirkulasi sentralisasi (shock), dan trauma.
Keadaan hipoglikemia pada anak harus diwaspadai, glukosa harus diberikan cepat dalam bentuk
minuman manis. Jika sudah terjadi gangguan kesadaran, berikan 1 mL dari 20% larutan glukosa
per kg berat badan ( 0,2 g glukosa / kg BW) diberikan secara intravena dan disertai dengan infus
glukosa. Gejala hiperglikemia pada anak-anak hampir selalu diakibatkan oleh ketoasidosis
diabetikum. 25% dari semua kasus. Karena ini merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa
dan memiliki bahaya risiko permanen, terutama jika terjadi edema serebral, maka harus
didiagnosis dengan cepat . Dalam peraturan pra-rumah sakit, pasien diberikan penggantian
Volume dengan NaCl 0,9% (15-20 mL / kg BB IV lebih dari 15 menit). keracunan dapat terjadi
pada semua usia dan tergantung pada substansi yang telah tertelan. Pada anak-anak usia
prasekolah dan sekolah, keracunan biasanya tidak disengaja dan terjadi akibat mengkonsumsi
tanaman atau obat. Pada remaja, zat penyebab keracunan biasanya adalah obat-obatan dan
alkohol, sering dengan tujuan bunuh diri. Usaha yang harus selalu dilakukan adalah untuk
mengamankan sampel bahan penyebab keracunan (bagian tanaman, obat-obatan).
Serangan kejang sering terjadi adalah kasus kejang demam. Tetapi diferensial diagnosis,
termasuk meningitis, cedera otak traumatis, dan dehidrasi berat, harus selalu dipikiran.
Penanganan dengan diazepam secara rectal (5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 15
kg, 10 mg untuk anak dengan berat badan lebih dari 15 kg); jika kejang tidak berhenti dalam
waktu 5 menit, ulangi pemberian diazepam rectal sebelum pemberian diazepam atau clonazepam
secara intravena. Juga perlu diberikan antipiretik.
Syok pada anak dapat terjadi trauma, luka bakar, infeksi, gastroenteritis, dan reaksi
anafilaksis. Syok harus terditeksi dan tertangani sebelum terjadinya decompensasi tubuh. Syok
hipovolemik yang paling sering terjadi, disebabkan oleh kehilangan cairan terus-menerus dalam
gastroenteritis. Pada Anak yang lebih besar dengan dehidrasi ringan dapat diobati secara rawat
jalan, tapi bayi dengan dehidrasi ringan harus dirawat di rumah sakit. Setiap 1% dari dehidrasi
sama dengan kehilangan cairan sekitar 10 mL per kilogram dari berat badan. Larutan Kristaloid

seperti NaCl 0,9% atau RL digunakan untuk rehidrasi intravena (10-20mL / kg BB lebih dari 60
menit, atau bolus dari 20 mL / kg BB lebih 15-30 menit). Jika pasien anuri, larutan yang
mengandung kalium harus digunakan dengan hati-hati. Syok septik pada anak-anak
membutuhkan program yang bervariasi. Dalam penanganan "syok" harus dipertimbangkan
mengenai kematian bayi mendadak (SID) dan peristiwa terkait lifethreatening akut (ALE).

Anda mungkin juga menyukai