Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SUBJEK HUKUM DAN OBJEK HUKUM

PEMBAHASAN

A. SUBYEK HUKUM
Subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban
dari hukum. Yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari hukum hanyalah manusia.
Jadi manusia oleh hukum diakui sebagai penyandang hakdan kewajiban, sebagai subyek
hukum atau sebagai orang.
Dewasa ini subyek hukum dibagi menjadi:
1. Orang/manusia (natuurlijke persoon); dan
2. Badan Hukum (rechtspersoon)

Adapun penjelasan dari keduanya adalah sebagai berikut:


1. Orang
`

Dalam hukum, perkataan orang (persoon) berarti pembawa hak dan kewajiban

(rechtsdrager) atau subjek di dalam hukum. Pada masa sekarang tiap orang tidak peduli
kebangsaan, agama atau statusnya adalah subjek hukum. Pada zaman dahulu ketika
masih ada perbudakan, budak bukanlah subjek hukum tetapi merupakan objek hukum
dan dapat diperjualbelikan. Selain itu, dahulu dikenal istilah kematian perdata (burgelyke
dood), yaitu pernyataan pengadilan(lijke dood) yang menyatakan bahwa seseorang tidak
boleh memiliki hak apapun lagi. Hal yang demikian tidak dimungkin lagi berdasarkan
pasal 3 BW yang berbunyi: tiada suatu hukuman pun yang mengakibatkan kematian
perdata, atau kehilangan segala hak-hak kewargaan.
Hukum yang berupa pencabutan hak memang masih ada, tetapi terbatas kepada
pencabutan terhadap hak-hak tertentu saja. Hukuman yang semacam itu tidak langsung
hanya untuk sementara aktu saja. Hak-hak tertentu dapat dicabut di antaranya:
a. Hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan tertentu;
b. Hak memasuki angkatan bersenjata

c. Hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturanaturan umum;
d. Hak menjadi penasehat, wali pengawas, pengampu atau pengampu pengawas atas
anak yang bukan anak sendiri;
e. Hak menjalankan kekuasaan bapak, menjalankan perwakilan atau pengampuan
atas anak sendiri;
f. Hak untuk menjalankan pencaharian tertentu.

Berlakunya manusia sebagai pembawa hak mulai dari saat ia dilahirkan dan
berakhir pada saat ia meninggal dunia; bahkan seorang anak yang masih dalam
kandungan ibunya dapat dianggap sebagai pembawa hak (dianggap telah lahir) apabila
kepentingannya menghendaki, seperti untuk menjadi ahli waris,menerima pemberian asal
hidup.
Walaupun menurut hukum setiap orang memiliki hak, namun tidak semua orang
diperbolehkan sendiri dalam melaksanakan hak-haknya itu. Mereka yan oleh hukum
dinyatakan tidak cakap (handelingsonbekwaam) ialah:
a. Orang yang msih dibawah umur (belum dewasa).
b. Orang yang tidak sehat pikirannya (gila), pemabuk dan pemboros, yakni mereka
yang ditaruh dibawah pengampuan (curatele).
c. orang perempuan dalam pernikahan(wanita kawin).

2. Badan hukum
Manusia bukanlah satu-satunya subyek hukum. Dalm lalu lintas hukum
diperlukan sesuatu hal lainyang bukan manusia yang menjadi subjek hukum. Di samping
orang. Dikenal juga subjek hukum yang bukan manusia yang disebut badan hukum.
Badan hukum adalah organisasi atau kelompok manusia yang mempunyai tujuan tertentu
yang dapat menyandang hak dan kewajiba. Badan hukum bertindak sebagia satu kesatuan
dalam lalu lintas hukum seperti orang. Hanya saja bedanya, badan hukum tidak dapat

kawin, tidak dapat mempunyai anak. Badan hukum tidak dapat mempunyai kekuasaan
marital. Badan hukum tidak dapat di penjara kecuali dijatuhi hukuman denda.
Badan hukum bertindak dengan perantaraan pengurus-pengurusnya. Badan hukum
di bedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
a. Badan hukum publik
Badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum publik yang menyangkut
kepentingan publik, orang banyak atau negara pada umunya. Badan hukum ini
merupakan badan-badan hukum negara yang mempunya kekuasaan wilayah atau
yang merupakan lembaga yang dibentuk oleh yang berkuasa, berdasarkan
perundang-undangan yang dijalankan eksekutif, pemerintah atau badan pengurus
yang diberi tugas untuk itu. Contoh badan hukum publik seperti: negara, propinsi,
kabupaten, Bank Indonesia dan lain-lain.
b. Badan hukum privat (perdata), yang dapat dibagi lagi menjadi:
Badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum sipilatau perdat yang
menyangkut kepentingan pribadi didalam badan hukum itu. Badan hukum ini
merupakan badan hukm swasta yang didirikan oleh pribadi orang untuk tujuan
tertentu, yaitu mencari keuntungan, sosial pendidikan, politik, kebudayaan,
kesehatan, olaharaga dan lain-lain.
Menurut, tujuannya, badan hukum privat dapat dibagi menjadi:
1) Perserikatan dengan tujuan tidak matrealistis/amal.
Contoh: perkumpulan gereja, badan wakaf, yayasan dll.
2) Persekutuan dengan tujuan memperoleh laba. Contoh: Perseroan Terbatas.
Ada beberapa teori yang berhubungan dengan badan hukum, yakni:
1. Teori Fiksi atau anggapan dari Von Savigny,C.W.Opzoomer dan houwing.
Pada dasarnya subjek hukum hanya manusia. Badan hukum hanyalahanggapan
(fiksi) saja, hanya gambaran saja yang tidak berujud dengan nyata. Ia dibuat oleh
negara. Ia dipersamakan dengan orang.
2. Teori Kekayaan tujaun dari A. Brinz dan EIJ van der Heyden Menurut teori ini
kekayaan badan hukum bukan kekayaan seseorang, tetapi kekayaan itu terikat

pada tujuannya (Zweck Vermogen). Tiap hak tidak ditentukan oleh suatu subjek
tetapi ditentukan oleh suatu tujuan. Menuru teori ini hanya manusialah yang
menjadi subjek hukum dan badan hukum adalah untuk melayani kepentingan
tertentu.
3. Teori Orgaan dari Otto von Gierke
Badan hukum itu seperti manusia. Ia suatu jelmaan yang sungguh-sungguh ada
dalam pergaulan hukum. Badan hukum itu membentuk kehendak sendiri dengan
perantara alat-alat (organ) yang ada padanya (pengurus) seperti manusia.
Menurutya, badan hukum bukanlah suatu fiksi tapi merupakan makhluk yang
sungguh-sungguh ada secara abstrak dari konstruksi yuridis. Fungsi badan hukum
dipersamakan dengan fungsi manusia.
4. Teoro milik kolektif dari W.L.P.A. Molengraff dan marcel Planiol
Dalam toeri ini badan hukum ialah harta yang tida dapat dibagi-bagi dari anggotaanggota secara bersama-sama. Hak dan kewajiban badan hukum pada hakikatnya
adalah hak dan kewajiban para anggota secara bersama-sama. Oleh
karenanyabadan hukum hanya konstruksi yuridis, jadi pada hakikatnya abstrak
5. Teori Duguit
Sesuai dengan ajarannya tentang fungsi sosial, dalan teori ini Duguit tidak
mengakui adanya badan hukum sebagai subjek hukum tetapi hanya fungsi-fungsi
sosial yang harus dilaksanakan. Manusia sajalah sebagai subjek hukum, selain
manusia bkan subjek hukum.
6. Teori Eggens
Badan hukum adalah sesuatu hulpfiguur, karena adanya diperlakukandan
dibolehkan hukum, demi untuk menjalankan hak-hak dengan sewajarnya
(behoorlijk). Bahwa dalam hal-hal tertentu keperluan itu dirasakan, oleh karena
hukum hendak memperlakuakan suatu rombongan orang yang bersama-sama
mempunyai kekayaan dan tujuan tertentu sebagai suatu kesatuan, karena seorang
subjek hukum saja tidak dapat berwenang secara sendiri-sendiri bertindak dalam
rangkaian peristiwa hukum.

B. Obyek Hukum
Obyek hokum (recht object) adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek
hokum (manusia/badan hokum) dan yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan
bagi para subjek hokum, oleh karenanya dapat dikuasai oleh subjek hokum.
Biasanya objek hokum disebut benda. Menurut hukumm perdata, benda ialah
segala barang-barang dan hak-hak yang dimiliki orang (vide Pasal 499 KUHPerd).
Menurut Pasal 503 KUHPerd, benda dibagi menjadi:
1. Benda berwujud, yaitu segala sesuatu yang dapat diraba oleh pancaindera, seperti:
rumah, buku, dan lain-lain.
2. Benda tidak berwujud (bendai immaterial), yaitu segala macam hak, seperti: Hak
cipta, merek dan lain-lain.
Menurut Pasal 504 KUHPerd, benda dapat juga dibagi atas:
1. Benda tidak bergerak (benda tetap), yaitu benda yang tidak dapoat dipindahkan,
seperti tanah dan segala sesuatu yang ditanam atau yang dibangun diatasnya,
seperti: pohon, gedung, mesin-mesin dalam parbik dan lain-lain.kapal yang
besarnya 20 m3 termasuk juga golongan benda juga.
2. Benda bergerak (benda tidak tetap), yaitu benda-benda yang dapat dipindahkan,
seperti: sepeda, meja, hewan dan lain-lain

C. Peristiwa Hukum
Yang dimaksud dengan peristiwa hukum atau kejadian hukum atau rechtsfeit.
adalah peristiwa kemasyarakatan yang akibatnya diatur oleh hukum, agar lebih jelas akan
disampaikan beberapa contoh yang relevan dengan istilah peristiwa hukum, sebab tidak
setiap peristiwa kemasyarakatan akibatnya diatur oleh hukum.
Contoh pertama :
Peristiwa transaksi jual beli barang. Pada peristiwa ini terdapat akibat yang diatur oleh
hukum, yaitu timbulnya hak dan kewajiban, sebagaimana pasal 1457 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata bahwa Jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak
yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain
untuk membayar harga yang telah dijanjikan.
Contoh kedua :
Peristiwa kematian seseorang. Pada peristiwa kematian seseorang secara wajar, dalam
hukum perdata akan menimbulkan berbagai akibat yang diatur oleh hukum, misalnya
penetapan pewaris dan ahli waris. Pada pasal 830 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
berbunyi Pewarisan hanya berlangsung karena kematian. Sedangkan apabila kematian
seseorang tersebut akibat pembunuhan, maka dalam hukum pidana akan timbul akibat
hukum bagi si pembunuh yaitu ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya
sebagaimana disebutkan pada pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana bahwa
Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena
pembunuhan atau doodslag, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun.
Contoh ketiga :
Seorang pria menikahi wanita secara resmi. Peristiwa pernikahan atau perkawinan ini
akan menimbulkan akibat yang diatur oleh hukum yakni hukum perkawinan dimana
dalam peristiwa ini timbul hak dan kewajiban bagi suami istri. Pada pasal 31 ayat (2)
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan berbunyi Masing-masing
pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. Sedangkan pasal 34 ayat (2)
menetapkan Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.

A.1. Macam-macam Peristiwa Hukum


Setelah memperhatikan contoh-contoh diatas, ternyata peristiwa hukum itu dapat
di bedakan menjadi 2, yaitu :
a. Peristiwa hukum karena perbuatan subyek hukum;
b. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum.
Peristiwa hukum karena perbuatan subyek hukum adalah semua perbuatan yang
dilakukan manusia atau badan hukum yang dapat menimbulkan akibat hukum. Contoh
peristiwa pembuatan surat wasiat dan peristiwa tentang penghibahan barang.

Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum adalah semua peristiwa hukum
yang tidak timbul karena perbuatan subyek hukum, akan tetapi apabila terjadi dapat
menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu. Misal kelahiran seorang bayi, kematian
seseorang, dan kadaluarsa (aquisitief yaitu kadaluarsa yang menimbulkan hak dan
extinctief yaitu kadaluarsa yang melenyapkan kewajiban).

A.2. Pembagian Macam-macam Perbuatan Hukum


Dalam pembahasan mengenai peristiwa hukum dikenal dua macam Perbuatan
hukum, yakni
perbuatan hukum yang bersegi satu (eenzijdig). adalah setiap perbuatan yang berakibat
hukum (rechtsgevolg) dan akibat hukum ditimbulkan oleh kehendak satu subyek hukum,
yaitu satu pihak saja (yang telah melakukan perbuatan itu). Misalnya, perbuatan hukum
yang disebut dalam pasal 132 KUHPerdata (hak seorang istri untuk melepaskan haknya
atas barang yang merupakan kepunyaan suami istri berdua setelah mereka kawin, benda
perkawinan), contoh lain adalah yang disebutkan dalam pasal 875 KUHPerdata yaitu
perbuatan mengadakan surat wasiat.
perbuatan hukum yang bersegi dua (tweezijdig). adalah setiap perbuatan yang akibat
hukumnya ditimbulkan oleh kehendak dua subyek hukum, yaitu dua pihak atau lebih.
Setiap perbuatan hukum yang bersegi dua merupakan perjanjian (overeenkomst) seperti
yang tercantum dalam pasal 1313 KUHPerdata : Perjanjian itu suatu perbuatan yang
menyebabkan satu orang (subyek hukum) atau lebih mengikat dirinya pada seorang
(subyek hukum) lain atau lebih.

A.3. Zaakwaarneming dan onrechtmatiga daad.


Zaakwaarneming (perwakilan sukarela) yaitu perbuatan yang akibatnya diatur oleh
hukum, walapun bagi hukum tidak perlu akibat tersebut dikehendaki oleh yang
melakukan perbuatan itu. Misalnya pada pasal 1354 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata yang berbunyi :

Jika seseorang dengan sukarela, dengan tidak mendapat perintah untuk itu, mewakili
urusan orang lain dengan atau tanpa pengetahuan orang ini, maka ia secara diam-diam
mengikat dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan tersebut, hingga orang
yang diwakili kepentingannya dapat mengerjakan sendiri urusan itu. Ia memikul segala
kewajiban yang harus dipikulnya, seandainya ia dikuasakan dengan suatu pemberian
kuasa yang dinyatakan dengan tegas. Contoh: perbuatan memperhatikan (mengurus)
kepentingan orang lain, dengan tanpa adanya permintaan dari orang yang berkepentingan.
Onrechtmatigedaad (perbuatan melawan hukum), misalnya pada pasal 1365 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata atau pasal 1401 Burgerlijk Wetboek, yang menetapkan :
Elke onrechtmatigedaad, waardoor aan een ander schade wordt toegebragt, stelt dengene
door wiens shuld die schade veroorzaakt is in de verpligting om dezelve te vergoeden.

Soebekti dan Tjitrosudibio menterjemahkannya sebagai berikut :


Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai