pembelajar
memahami
ilmu
ekonomi
untuk
berbagai
keperluan dalam berbagai konteks dengan tepat dan wajar. Oleh karena itu
pembelajaran dipusatkan pada aktifitas yang mengharuskan pembelajar
melatih kemampuan dalam bidang ekonomi dengan baik dan benar.
Tulisan ini disusun dan dibuat berdasarkan tugas mata kuliah
Ekonomi Mikro yang ditugaskan oleh Bapak Syamsul Baktiar ASS, SE ,
dosen Ekonomi Mikro.
Tujuan utama dari artikel ini adalah untuk membagi dan sharing ilmu
serta pengetahuan ilmu ekonomi utamanya mengenai Barang Publik dan
Eksternalitas yang semuanya itu dielaborasi dan dikolaborasikan oleh
penyusun berdasarkan dari berbagai sumber yang ada.
Akhirnya, semoga tulisan ini ada manfaatnya dan dapat menjadi
referensi atau ilmu yang dapat diterima dan dipergunakan bagi pembaca.
Kritik dan saran pembaca akan sangat penulis hargai.
Maros, 8 Januari 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BARANG PUBLIK DAN EKSTERNALITAS
EKSTERNALITAS
Dalam suatu perekonomian moderen, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan
dengan aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan antara suatu kegiatan
dengan kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui
suatu sistem, maka keterkaitan antar berbagai aktivitas tersebut tidak
menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula keterkaitan antar kegiatan
yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam
masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui
mekanisme pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas.
Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek
samping dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak
yang menguntungkan maupun yang merugikan. Dalam literatur asing, efek
samping
mempunyai
istilah
seperti
external
effects,
externalities,
A. JENIS-JENIS EKSTERNALITAS
Efisiensi alokasi sumber daya dan distribusi konsumsi dalam ekonomi pasar
dengan kompetisi bebas dan sempurna bisa terganggu, jika aktivitas dan
tindakan individu pelaku ekonomi baik produsen maupun konsumen
mempunyai dampak (externality) baik terhadap mereka sendiri maupun
terhadap pihak lain. Eksternalitas itu dapat terjadi dari empat interaksi
ekonomi berikut ini (Pearee dan Nash, 1991; Bohm, 1991) :
1. Efek atau dampak satu produsen terhadap produsen lain (effects of
producers on other producers)
2. Efek atau dampak samping kegiatan produksi terhadap konsumen (effects
of producers on consumers)
3. Efek atau dampak dari suatu konsumen terhadap konsumen lain (effects of
consumers on consumers)
4. Efek akan dampak dari suatu konsumen terhadap produsen (effects of
consumers on producers)
kategori ini bisa dipahami lebih jauh dengan contoh lain berikut ini. Suatu
proses produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan limbah-residuproduk sisa yang beracun dan masuk ke aliran sungai, danau, atau
semacamnya, sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan
produsen lain yakni para penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan
produksi pulp tersebut mempunyai dampak negatif terhadap produksi lain
(ikan) atau nelayan, dan inilah yang dimaksud dengan efek suatu kegiatan
produksi terhadap produksi komoditi lain.
2. Dampak Produsen Terhadap Konsumen
Suatu produsen dikatakan mempunyai ekternal efek terhadap konsumen, jika
aktivitasnya
merubah
atau
menggeser
fungsi
utilitas
rumahtangga
(konsumen). Dampak atau efek samping yang sangat populer dari kategori
kedua yang populer adalah pencemaran atau polusi. Kategori ini meliputi
polusi suara (noise), berkurangnya fasilitas daya tarik alam (amenity) karena
pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun pembangkit (polusi udara) serta
polusi air, yang semuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen atau
masyarakat luas. Dalam hal ini, suatu agen ekonomi (perusahaan-produsen)
yang menghasilkan limbah (wasteproducts) ke udara atau ke aliran sungai
mempengaruhi pihak dan agen lain yang memanfaatkan sumber daya alam
tersebut dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, kepuasan konsumen
salah satu atau lebih dari prinsip-prinsip alokasi sumber daya yang
efisien tidak terpenuhi. Karakteristik barang atau sumber daya publik,
ketidaksempurnaan pasar.
Sejauh semua faktor ini tidak ditangani dengan baik, maka eksternalitas dan
ketidakefisienan ini tidak bisa dihindari. Kalau ini dibiarkan, maka ini akan
memberikan dampak yang tidak menguntungkan terhadap ekonomi terutama
dalam jangka panjang. Bagaimana mekanisme timbulnya eksternalitas dan
ketidakefisienan dari alokasi sumber daya sebagai akibat dari adanya faktor
diatas diuraikan satu per satu berikut ini.
BARANG PUBLIK
Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh
individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang
tersebut.
Selanjutnya,
barang
publik
sempurna
(pure
public
good)
karena sifat barang publik yang tidak ekslusif dan merupakan konsumsi
umum. Keadaan seperti ini akhirnya cenderung mengakibatkan berkurangnya
insentif atau rangsangan untuk memberikan kontribusi terhadap penyediaan
dan pengelolaan barang publik. Kalaupun ada kontribusi, maka sumbangan
itu tidaklah cukup besar untuk membiayai penyediaan barang publik yang
sifat
bersaingan.
Pemanfaatannya
oleh
seseorang,
akan
mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi,
keberadaan sumber daya milik bersama ini, pemerintah juga perlu
mempertimbangkan seberapa banyak pemanfaatannya yang efisien. Contoh
klasik tentang bagaimana eksternalitas terjadi pada kasus SDB ini adalah
seperti yang diperkenalkan oleh Hardin (1968) yang dikenal dengan istilah
Tragedi Barang Umum (the Tragedy of the Commons).
TRAGEDI BARANG UMUM DAN SUMBER DAYA MILIK BERSAMA
Ada satu pelajaran penting yang terkandung dalam kisah Tragedi Barang
Umum ini, yakni pada saat seseorang memanfaatkan suatu sumber daya
milik bersama, pada saat itu pula ia mengurangi kesempatan bagi orang lain
Pelajaran dasar ini ternyata sudah diketahui sejak ribuan tahun yang
lampau. Filsuf Yunani kuno, Aristoteles, pernah mengutarakan masalah yang
terkandung dalam sumber daya milik bersama : Apa yang diperuntukkan
bagi orang banyak, tidak akan dipelihara secara memadai, karena semua
orang mengutamakan kepentingannya sendiri dibanding kepentingan orang
lain.
SWASTA TIDAK MAMPU MENYEDIAKAN BARANG-BARANG PUBLIK
DAN SUMBER DAYA MILIK BERSAMA
Logika teorema Coase memang meyakinkan, namun tidak selamanya sesuai
dengan kenyataan yang ada. Dalam prakteknya, kita tahu bahwa pelakupelaku ekonomi swasta/pribadi seringkali gagal memperoleh pemecahan
yang efisien, atas suatu masalah yang bersumber dari eksternalitas.
Teorema
Coase
ternyata
hanya
berlaku,
jika
pihak-pihak
yang
perusahaan-perusahaan
seringkali
enggan
melakukan
Kesulitan
juga
muncul
pada
tahap
pelaksanaan
atas
suatu
bisa muncul pada tahap penyusunan kesepakatan, namun juga pada tahap
pelaksanaannya. Salah satu sebabnya adalah, ada saja pihak yang
meninginkan posisi lebih baik sekalipun kesepakatan sudah ditetapkan.
Pencapaian kesepakatan akan semakin sulit, jika jumlah pihak yang terlibat
atau berkepentingan lebih banyak. Ini dikarenakan koordinasi antara banyak
pihak itu biasanya memakan biaya yang cukup besar.