Anda di halaman 1dari 60

Buku Kebijakan dan Strategi

Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME atas tersusunnya "Buku Kebijakan
dan Strategi Review Strategi Nasional Program Pengembangan
Permukiman, Satker Pusat Kajian Strategis Kementerian
Pekerjaan Umum. Kegiatan ini dilaksanakan guna mendukung
kajian kegiatan review strategi nasional bidang pengembangan
permukiman.
Buku executive summary ini ringkasan dari seluruh tahap kegiatan
Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman.
Buku ini antara lain berisikan isu strategis, analisis SWOT,
perumusan kebijakan dan strategi serta rekomendasi sasaran
strategis.
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya laporan ini, diucapkan terima kasih.
Jakarta, 5 Desember 2014

Satker Pusat Kajian Strategis

Kata Pengantar

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................... ii
Daftar Tabel .................................................................. iv
Daftar Gambar ................................................................. v
Bab 1
Pendahuluan ..................................................... 1-6
1.1 Dasar Hukum ............................................... 1-6
1.2 Latar Belakang ............................................. 1-7
1.3 Maksud, Tujuan dan Sasaran ............................. 1-8
1.3.1 Maksud ............................................... 1-8
1.3.2 Tujuan ............................................... 1-8
1.3.3 Sasaran .............................................. 1-9
1.4 Sistematika Pembahasan ................................. 1-9
Bab 2
Perumusan Kebijakan dan Strategi ........................... 2-1
2.1 Isu Strategis ................................................ 2-1
2.2 Analisis SWOT .............................................. 2-3
2.2.1 Aspek Internal ...................................... 2-4
2.2.2 Aspek Eksternal .................................... 2-5
2.2.3 Penentuan Posisi Kuadran ........................ 2-6
2.3 Kebijakan dan Strategi ................................. 2-15
2.3.1 Kebijakan 1 : Penyediaan lahan bagi
pengembangan permukiman ................... 2-16
2.3.2 Kebijakan 2 : Peningkatan kualitas perencanaan
dan penyelenggaraan permukiman ........... 2-16
2.3.3 Kebijakan 3 : Peningkatan kualitas
penyelenggaraan permukiman yang tanggap
terhadap mitigasi bencana untuk mewujudkan
kota bebas kumuh ............................... 2-16
2.3.4 Kebijakan 4 : Peningkatan dukungan
kelembagaan dan peran serta SDM
pengembangan permukiman ................... 2-17
2.3.5 Kebijakan 5 : Mengembangkan regulasi dan
kebijakan pembangunan PKP yang implementatif
dan pro MBR sehingga tercipta iklim yang
kondusif untuk mempercepat penyediaan PKP
yang layak dan terjangkau bagi MBR ......... 2-18
Satker Pusat Kajian Strategis

Daftar Isi

ii

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

2.3.6 Kebijakan 6 : Penyediaan satu data permukiman


berbasis spasial .................................. 2-18
2.3.7 Kebijakan 7 : Efisiensi Industrialisasi
Perumahan ........................................ 2-18
2.3.8 Kebijakan 8 : Pengembangan sistem pendanaan
nasional memperluas akses pembiayaan &
melayani seluruh masyarakat .................. 2-19
2.3.9 Kebijakan 9 : Penguatan pendekatan
pengembangan permukiman berbasis local
wisdom ............................................ 2-19
2.4 Sasaran Strategis ........................................ 2-20
Bab 3
Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan Pendanaan ......... 3-1
3.1 Kerangka Kelembagaan ................................... 3-1
3.2 Kerangka Regulasi ......................................... 3-6
3.3 Kerangka Pendanaan .................................... 3-11
Bab 4
Penutup ........................................................... 4-1
4.1 Kesimpulan ................................................. 4-1
4.2 Saran......................................................... 4-1
4.2.1 Transformasi Paradigma Pengembangan
Permukiman ........................................ 4-1
4.2.2 Pilar Penyelenggaran Pengembangan
Permukiman ........................................ 4-2
4.2.3 Pembagian Peran Penyelenggaraan
Pengembangan Permukiman ..................... 4-3
LAMPIRAN
.........................................................................
..................................................................... L-1

Satker Pusat Kajian Strategis

Daftar Isi

iii

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Evaluasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal .......... 2-7
Tabel 2-2 Matriks Analisis SWOT Bidang Pengembangan
Permukiman ................................................ 2-11
Tabel 3-1 Kerangka Regulasi Strategi Nasional Pengembangan
Permukiman ................................................. 3-7
Tabel 3-2 Proporsi Pendanaaan Pencapaian Target Bidang
Pengembangan Permukiman Tahun 2019 .............. 3-13

Satker Pusat Kajian Strategis

Daftar Tabel

iv

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1
Gambar 3-1
Gambar 3-2
Gambar 3-3
Gambar 4-1
Gambar 4-2
Gambar 4-3

Matriks Dampak Pengaruh Menyilang (Cross Impact


Matrix)................................................... 2-10
Pola dan Alternatif Pendanaan Pencapaian Target
Bidang Pengembangan Permukiman Tahun 2019 . 3-12
Sinergi Pola Pembiayaan Pencapaian Bidang
Pengembangan Permukiman ......................... 3-14
roporsi Sharing Kebutuhan Pendanaan Program
Pengembangan Permukiman ......................... 3-14
Bagan Transformasi Paradigma Bidang
Pengembangan Permukiman .......................... 4-2
Tujuh Pilar Program Pengembangan Permukiman. 4-3
Pembagian Peran Penyelenggaraan Pengembangan
Permukiman ............................................. 4-4

Satker Pusat Kajian Strategis

Daftar Gambar

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Dasar Hukum
Landasan yuridis kegiatan review strategi nasional program
pengembangan permukiman adalah :
1. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
2. Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air;
3. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2010 2014;
5. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 Penataan Ruang;
6. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
7. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
8. Undang Undang nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
9. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010
2014;
10. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2015;
11. Peraturan Pemerintah nomor 4 Tahun 1988 tentang Rumah
Susun;
12. Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin
Lingkungan Hidup;

Satker Pusat Kajian Strategis

| Pendahuluan

1-6

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

13. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor


1 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; dan
14. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor
5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelahaan
Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga (Renstra K/L) 20152019.

1.2 Latar Belakang


Sesuai dengan amanat UU No. 25 tahun 2004 tentang SPPN,
penyusunan RPJMN 2015-2019 dilaksanakan dengan mengedepankan
proses teknokratik, politik dengan berdasarkan semangat
partisipatif.
Dalam
konteks
perencanaan
pengembangan
permukiman yang menjadi salah satu sub bidang strategis dan
merupakan kewenangan Kementerian PU, diperlukan suatu proses
perencanaan yang sinergis dengan melibatkan berbagai pihak
(stakeholders) sehingga tujuan penyelenggaraan jalan yang
diharapkan dan diamanatkan masyarakat dan telah dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan dapat tercapai.
Dalam RPJP Nasional, tahapan pembangunan yang diharapkan
khususnya dalam konteks penyelenggaraan jalan dan jembatan
dalam periode 2015 2019 diharapkan dapat memenuhi target
memantapkan
pembangunan
secara
menyeluruh
dengan
menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian
yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, SDM yang berkualitas
serta kemampuan iptek. Secara khusus, penyelenggaraan
infrastruktur mengarah pada ketersediaan infrastruktur sesuai tata
ruang, berkembangnya jaringan transportasi, terpenuhinya pasokan
tenaga listrik yang handal dan efisien, mulai dimanfaatkannya
tenaga nuklir untuk pembangkit listrik, terwujudnya konservasi
sumber daya air dan terpenuhinya penyediaan air minum untuk
kebutuhan
dasar
pengembangan
infrastruktur
perdesaan
mendukung pertanian, pemenuhan kebutuhan hunian didukung
sistem pembiayaan jangka panjang, dan terwujudnya kota tanpa
permukiman kumuh.
Satker Pusat Kajian Strategis

| Pendahuluan

1-7

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Untuk merumahkan rakyat adalah kewajiban konstitusional


negara seperti yang ditegaskan dalam pasal 28 H ayat (1) UUD RI
Tahun 1945 dan tidak bisa dikerjakan sendirian oleh eksekutif.
Karena itu diperlukan sinergi dan peranserta pihak nonpemerintah.
Landasan untuk sinergitas tersebut dapat terlihat pada asas
kebersamaan dan asas kemitraan dalam pasal 2 UU Nomor 1 Tahun
2011 dan pasal 2 UU Nomor 20 Tahun 2011.
Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk
mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perike-hidupan dan penghidupan
yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai
dengan rencana tata ruang.
Penyelenggaraan kawasan permukiman bertujuan untuk
memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin
kepastian bermukim.
Penyelenggaraan
kawasan
permukiman
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 mencakup lingkungan hunian dan tempat
ke-giatan pendukung perikehidupan dan penghidupan di perkotaan
dan di perdesaan.
Penyelenggaraan kawasan permukiman wajib dilaksanakan
sesuai dengan arahan pengembangan kawasan permukiman yang
terpadu dan berkelanjutan.

1.3 Maksud, Tujuan dan Sasaran


1.3.1 Maksud
Maksud penyelenggaraan kegiatan ini adalah tersedianya
rekomendasi kebijakan dan strategi nasional pengembangan
permukiman.

1.3.2 Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah melakukan review strategi
nasional dalam rangka pengembangan permukiman.

Satker Pusat Kajian Strategis

| Pendahuluan

1-8

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

1.3.3 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini
adalah menganalisis kajian strategi nasional dalam rangka
pengembangan permukiman.

1.4 Sistematika Pembahasan


Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, maka buku kebijakan dan strategi ini disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bagian ini dibahas mengenai latar belakang, maksud,
tujuan, dan sasaran pelaksanaan pekerjaan.
Bab 2 Analisis SWOT, Strategi, Sasaran Strategi, Indikator Sasaran
Strategis
dan
Usulan
Kebijakan
Pengembangan
Permukiman
Bab ini memberikan gambaran isu, analisis swot, perumusan
kebijakan dan strategi pengembangan permukiman.
Bab 3 Kerangka Regulasi, Kerangka Kelembagaan dan Kerangka
Pendanaan
Bab ini memberikan memaparkan mengenai kerangka
kelembagaan, regulasi dan pendanaan terkait pengembangan
permukiman.
Bab 4 Penutup
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran untuk kemudian
menjadi masukan pengembangan permukiman.

Satker Pusat Kajian Strategis

| Pendahuluan

1-9

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

BAB 2 PERUMUSAN
KEBIJAKAN DAN
STRATEGI
2.1 Isu Strategis
Permukiman baik di perkotaan maupun pedesaan pada
hakekatnya untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan pedesaan
yang layak huni (livible), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta
berkelanjutan. Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia. Pemerintah wajib memberikan akses kepada masyarakat
untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera,
berbudaya, dan berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini
meliputi pengembangan prasarana dan sarana dasar perkotaan,
pengembangan permukiman yang terjangkau, khususnya bagi
masyarakat berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan
lahan, pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial budaya
di perkotaan. Perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar,
sampai dengan saat ini sebagian besar disediakan secara mandiri
oleh masyarakat baik membangun sendiri maupun sewa kepada
pihak lain.
Perumahan dan permukiman selain merupakan bagian
kebutuhan dasar manusia, juga mempunyai fungsi yang sangat
strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga,
persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi yang akan
datang, serta merupakan pengejawantahan jati diri. Terwujudnya
kesejahteraan rakyat dapat ditandai dengan meningkatnya kualitas
kehidupan yang layak dan bermartabat, antara lain melalui
pemenuhan kebutuhan papannya. Dengan demikian upaya
menempatkan bidang perumahan dan permukiman sebagai salah
Satker Pusat Kajian Strategis

Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-1

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

satu sektor prioritas dalam pembangunan manusia Indonesia yang


seutuhnya adalah sangat strategis.
Persoalan perumahan dan permukiman di Indonesia
sesungguhnya tidak terlepas dari dinamika yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat maupun kebijakan pemerintah di dalam
mengelola perumahan dan permukiman.
Permukiman di perkotaan dan di pedesaan pada hakekatnya
untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan pedesaan yang layak huni
(livible), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan.
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.
Pemerintah wajib memberikan akses yang sama kepada masyarakat
untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera,
berbudaya, dan berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini
meliputi pengembangan prasarana dan sarana dasar perkotaan,
pengembangan permukiman yang terjangkau, khususnya bagi
masyarakat berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan,
pengem-bangan lahan, pengembangan ekonomi ekonomi kota, serta
penciptaan sosial budaya di perkotaan. Kendala utama yang
dihadapi masyarakat pada umumnya adalah keterjangkauan
pembiayaan rumah. Hal tersebut menjadi semakin sulit ketika pihak
perbankan memiliki berbagai persyaratan yang tidak mudah
dipenuhi oleh semua anggota masyarakat ketika mereka
mengajukan kredit pembelian perumahan, dan suku bunga yang
tidak murah.
Berangkat dari fenomena di atas maka isu pegembangan
perumahan dan permukiman di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan peluang antar pelaku pembangunan yang ditunjukkan
oleh ketimpangan pada pelayanan infrastruktur, pelayanan
perkotaan, perumahan dan ruang untuk kesempatan berusaha;
2. Konflik kepentingan yang disebabkan oleh kebijakan yang
memihak pada suatu kelompok dalam pembangunan perumahan
dan permukiman;
3. Isu tata ruang dan pengembangan wilayah;

Satker Pusat Kajian Strategis

Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-2

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

4. Terjadi masalah lingkungan yang serius di daerah yang


mengalami tingkat urbanisasi dan industrialisasi tinggi, serta
eksploitasi sumber daya alam;
5. Komunitas lokal tersisih akibat orientasi pembangunan yang
terfokus pada pengejaran target melalui proyek pembangunan
baru, berorientasi ke pasar terbuka dan terhadap kelompok
masyarakat yang mampu dan menguntungkan.
6. Urbanisasi di daerah tumbuh cepat sebagai tantangan bagi
pemerintah untuk secara positif berupaya agar pertumbuhan
lebih merata;
7. Perkembangan tak terkendali daerah yang memiliki potensi
untuk tumbuh dengan mengabaikan sektor lainnya seperti sektor
pertanian, hal ini berakibat pada semakin tingginya alih fungsi
lahan sawah. Ironisnya alih fungsi terjadi pada sawah lestari,
dengan lokasi yang relatif datar/landai cocok untuk
pengembangan permukiman atau industri/perdagangan;
8. Manajemen pembangunan, isu ini muncul umumnya karena
dipengaruhi oleh keterbatasan kinerja tata pemerintahan di
seluruh tingkatan, sehingga berdampak pada lemahnya
implementasi kebijakan yang telah ditetapkan, inkonsistensi di
dalam pemanfaatan lahan untuk perumahan dan permukiman,
dan munculnya dampak negatif terhadap lingkungan; dan
9. Masih luasnya kawasan permukiman kumuh di perkotaan.

2.2 Analisis SWOT


Analisis perencanaan pembangunan merupakan rumusan
alternatif strategi hasil analisis SWOT berdasarkan indentifikasi
berbagai faktor kritis, baik faktor lingkungan internal (strengths
and weaknesses) maupun eksternal (opportunities and threats),
yang
mempengaruhi
proses
pelaksanaan
pengembangan
permukiman.
Pendekatan
kualitatif
matriks
SWOT
sebagaimana
dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua
paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan)
sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan
Satker Pusat Kajian Strategis

Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-3

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu


strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktorfaktor internal dan eksternal.
Keterkaitan antara kondisi internal dan eksternal dapat
ditunjukkan dalam empat hubungan, yaitu:
1. Memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang,
2. Memanfaatkan kekuatan untuk mengantisipasi ancaman,
3. Menghilangkan kelemahan untuk meraih peluang,
4. Menghilangkan kelemahan untuk mengantisipasi ancaman.

2.2.1 Aspek Internal


Aspek internal pada analisis SWOT terdiri dari kekuatan dan
kelemahan. Kekuatan pengembangan permukiman di Indonesia
antara lain sebagai berikut:
1. Ketersediaan SDM;
2. Ketersediaan support anggaran semakin memudahkan realisasi
pengembangan permukiman dan diharapkan tepat sasaran;
3. Keanekaragaman budaya;
4. Ketersediaan pengaturan dan kebijakan mengenai permukiman
menjadi salah satu potensi pengembangan permukiman;
5. Tersedianya lahan yang cukup di pedesaan;
6. Target program cipta karya 100% air minum, 0% kumuh, 100%
sanitasi.
Sementara kelemahan pengembangan permukiman di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Terbatasnya lahan di perkotaan;
2. Belum terlembaganya sistem penyelenggaraan permukiman;
3. Permukiman kumuh yang semakin meluas;
4. Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang
layak dan terjangkau;
5. Menurunnya kualitas lingkungan;
6. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat dalam pemeliharaan
infrastruktur permukiman;
7. Belum samanya standar penentuan kekumuhan suatu
permukiman antar kementerian/ lembaga yang memiliki
tupoksi yang konkruen;
Satker Pusat Kajian Strategis

Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-4

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

8.

9.
10.
11.
12.
13.

Laju pertumbuhan penduduk di wilayah perkotaan yang


menunjukkan tren peningkatan akan menimbulkan kebutuhan
yang tinggi terhadap permintaan perumahan (orang bertambah
sementara lahan terbatas);
Tidak tertibnya pemberian izin pengembangan perumahan dan
wilayah permukiman sesuai dengan RTRW setempat;
Kemampuan pengentasan lahan kumuh hanya 1000 ha per
tahun;
Kemampuan penganggaran APBN pengentasan lahan kumuh
hanya 13,97% dari total kebutuhan;
Kinerja capaian rencana program pengembangan permukiman
pada renstra cipta karya hanya 59%; dan
Trend alokasi dana program pengembangan permukiman
menurun setiap tahunnya.

2.2.2 Aspek Eksternal


Aspek eksternal pada analisis SWOT terdiri dari peluang dan
tantangan. Peluang pengembangan permukiman di Indonesia antara
lain sebagai berikut:
1. Ketersediaan aset pemerintah berupa lahan;
2. Ketersediaan
infrastruktur
organisasi
berpotensi
menumbuhkembangkan kegiatan pengembangan permukiman;
3. Meningkatnya perekonomian Indonesia;
4. Mentransformasikan paradigma pembangunan dari pelibatan
tiga (3) aktor pembangunan (pemerintah, masyarakat dan
swasta) menjadi empat (4) dengan ditambahkannya peran
akademisi dalam pengembangan permukiman; dan
5. Mulai dikembangkannya konsep pengembangan permukiman
vertikal.
Sementara ancaman program pengembangan permukiman di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Krisis keterjangkauan rumah (housing affordability crisis);
2. Desentralisasi dan investasi infrastruktur;
3. Ancaman bencana dan adaptasi perubahan iklim;
4. Koordinasi antar lembaga dalam perencanaan dan pengawasan
pengembangan permukiman;
Satker Pusat Kajian Strategis

Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-5

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

5.

6.
7.
8.
9.

Pelibatan masyarakat secara aktif termasuk dalam


pengawasan, mengingat kesadaran masyarakat yang semakin
meningkat dalam menjaga kelestarian lingkungan permukiman
mereka;
Salah satu dampak OTDA adalah semakin merenggangnya
hubungan antar pusat dan daerah;
Ketergantungan dana donor;
Perubahan kebijakan; dan
Ego sektoral.

2.2.3 Penentuan Posisi Kuadran


Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara
kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan
oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi
organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu:
1. Melakukan perhitungan bobot (a) dan nilai skor (b) point faktor
serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada
setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (b) masing-masing point
faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap
sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau
mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan
rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian
namun yang lazim digunakan adalah dari -4 sampai 4, dengan
asumsi nilai -4 berarti skor yang paling rendah dan 4 berarti
skor yang paling tinggi.
2. Perhitungan bobot (a) masing-masing point faktor dilaksanakan
secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu
point
faktor
adalah
denganmembandingkan
tingkat
kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga
formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat
(rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi
dengan banyaknya jumlah point faktor).
3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada
kuadran SWOT.

Satker Pusat Kajian Strategis

Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-6

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Penentuan posisi pemerintah terhadap pengembangan


permukiman minum berdasarkan analisis faktor Internal dan
Eksternal, adalah sebagai berikut :
Tabel 2-1 Evaluasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal
FAKTOR
A. STREANGTH / KEKUATAN
Ketersediaan SDM
Ketersediaan support anggaran
semakin memudahkan realisasi
pengembangan permukiman dan
diharapkan tepat sasaran
3. Keanekaragaman budaya
4. Ketersediaan pengaturan dan
kebijakan mengenai
permukiman menjadi salah satu
potensi pengembangan
permukiman
5. Tersedianya lahan yang cukup di
perdesaan
6. Target program cipta karya 100%
air minum, 0% kumuh, 100%
sanitasi
Faktor (A)
B. WEAKNESS / KELEMAHAN
1. Terbatasnya lahan di perkotaan
2. Belum terlembaganya sistem
penyelenggaraan permukiman
3. Permukiman kumuh yang
semakin meluas
4. Rendahnya tingkat pemenuhan
kebutuhan perumahan yang
layak dan terjangkau
5. Menurunnya kualitas lingkungan
6. Rendahnya kesadaran hukum
masyarakat dalam pemeliharaan
infrastruktur permukiman
7. Belum samanya standar
penentuan kekumuhan suatu
permukiman antar kementerian/
lembaga yang memiliki tupoksi
yang konkruen
1.
2.

Satker Pusat Kajian Strategis

BOBOT

RATING

SKOR

0,025

0,075

0,05

0,15

0,025

0,05

0,05

0,2

0,025

0,075

0,075

0,3
0,85

0,05

-2

-0,1

0,1

-4

-0,4

0,05

-3

-0,15

0,1

-3

-0,3

0,025

-2

-0,05

0,075

-3

-0,225

0,075

-3

-0,225

Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-7

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

FAKTOR
Laju pertumbuhan penduduk di
wilayah perkotaan yang
menunjukkan tren peningkatan
akan menimbulkan kebutuhan
yang tinggi terhadap permintaan
perumahan (orang bertambah
sementara lahan terbatas)
9. Tidak tertibnya pemberian izin
pengembangan perumahan dan
wilayah permukiman sesuai
dengan RTRW setempat
10. Kemampuan pengentasan lahan
kumuh hanya 1000 ha per tahun
11. Kemampuan penganggaran APBN
pengentasan lahan kumuh hanya
13,97% dari total kebutuhan
12. Kinerja capaian rencana
program pengembangan
permukiman pada renstra cipta
karya hanya 59%
13. Trend alokasi dana program
pengembangan permukiman
menurun setiap tahunnya
Faktor (B)
Faktor Internal (A) + (B)
C. OPPORTUNITY / PELUANG
1. Ketersediaan aset pemerintah
berupa lahan
2. Ketersediaan infrastruktur
organisasi berpotensi
menumbuhkembangkan kegiatan
pengembangan permukiman
3. Meningkatnya perekonomian
Indonesia
4. Mentransformasikan paradigma
pembangunan dari pelibatan
tiga (3) aktor pembangunan
(pemerintah, masyarakat dan
swasta) menjadi empat (4)
dengan ditambahkannya peran
akademisi dalam pengembangan
permukiman

BOBOT

RATING

SKOR

0,025

-2

-0,05

0,025

-2

-0,05

0,05

-3

-0,15

0,075

-3

-0,225

0,05

-3

-0,15

0,05

-3

-0,15

8.

Satker Pusat Kajian Strategis

-2,225
-1,375
0,1

0,4

0,1

0,4

0,05

0,2

0,1

0,4

Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-8

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

FAKTOR
Mulai dikembangkannya konsep
pengembangan permukiman
vertikal
Faktor (C)
D. TREAT / ANCAMAN
1. Krisis keterjangkauan rumah
(housing affordability crisis)
2. Desentralisasi dan investasi
infrastruktur
3. Ancaman bencana dan adaptasi
perubahan iklim
4. Koordinasi antar lembaga dalam
perencanaan dan pengawasan
pengembangan permukiman
5. Pelibatan masyarakat secara
aktif termasuk dalam
pengawasan, mengingat
kesadaran masyarakat yang
semakin meningkat dalam
menjaga kelestarian lingkungan
permukiman mereka
6. Salah satu dampak OTDA adalah
semakin merenggangnya
hubungan antar pusat dan
daerah
7. Ketergantungan dana donor
8. Perubahan kebijakan
9. Ego sektoral
Faktor (D)
Faktor Eksternal (C) + (D)

BOBOT

RATING

SKOR

0,025

0,05

5.

1,45
0,075

-2

-0,15

0,05

-2

-0,1

0,05

-1

-0,05

0,1

-3

-0,3

0,075

-2

-0,15

0,075

-1

-0,075

0,075
0,05
0,075

-2
-1
-3

-0,15
-0,05
-0,225
-1,25
0,2

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Satker Pusat Kajian Strategis

Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-9

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Gambar 2-1 Matriks Dampak Pengaruh Menyilang (Cross Impact Matrix)

Berdasarkan evaluasi faktor internal dan eksternal diperoleh


matriks dampak pengaruh menyilang (cross impact matrix) bernilai
(-1,375; 0,2). Terlihat bahwa posisi kondisi pengembangan
permukiman berada pada kuadran I sehingga perlu dirancang
strategi
yang
berupaya
meminimalisir
kelemahan
dan
mengoptimalkan peluang yang akan datang. Posisi ini menandakan
sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, rekomendasi strategi
yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi
prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
Satker Pusat Kajian Strategis

Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-10

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Tabel 2-2 Matriks Analisis SWOT Bidang Pengembangan Permukiman


Opportunity/ Peluang
EKSTERNAL

INTERNAL

1.
2.

3.
4.

5.
6.

Streangth/ Kekuatan
Ketersediaan SDM;
Ketersediaan support anggaran
semakin memudahkan realisasi
pengembangan permukiman dan
diharapkan tepat sasaran;
Keanekaragaman budaya;
Ketersediaan pengaturan dan kebijakan
mengenai permukiman menjadi salah
satu potensi pengembangan
permukiman;
Tersedianya lahan yang cukup di
perdesaan;
Target program cipta karya 100% air
minum, 0% kumuh, 100% sanitasi.

1. Ketersediaan aset pemerintah berupa lahan;


2. Ketersediaan infrastruktur organisasi berpotensi
menumbuhkembangkan kegiatan pengembangan
permukiman;
3. Meningkatnya perekonomian Indonesia;
4. Mentransformasikan paradigma pembangunan dari
pelibatan tiga (3) aktor pembangunan (pemerintah,
masyarakat dan swasta) menjadi empat (4) dengan
ditambahkannya peran akademisi dalam
pengembangan permukiman;
5. Mulai dikembangkannya konsep pengembangan
permukiman vertikal.
1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.
8.

9.

Strategi (S O)
Pengembangan riset dan penyediaan informasi
yang transparan (S1.2O1);
Pemberdayaan BUMN/ BUMD dalam
pengembangan permukiman (S1.6O2.4);
Pengembangan pola pembiayaan perumahan
berbasis masyarakat yang lebih inovatif (S2.3.5.6O1);
Membentuk lembaga/ badan pelaksana yang
berfungsi sebagai bank tanah (S1,4,5O2,4);
Pengembangan permukiman melalui Participatory
Planning untuk membangun keahlian kerjasama
dengan yang lain melalui tindakan bersama
(kolektif) dalam mengatasi konflik. (S1.4O3.4)
Berbagi porsi di antara anggota komunitas untuk
bersama-sama berbagi porsi membantu
membangun modal sosial, intelektual dan politik
yang menjadi sumber kelembagaan yang baru.
(S1,3.6O3.4)
Reformasi kebijakan penyediaan PSU PKP
(S1.2.3.4O2.4)
Pengembangan sektor ekonomi, pendidikan dan
kesehatan yang berbasis pada masyarakat miskin,
pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, serta
pembangunan infrastrukur dasar di kawasan
permukiman perdesaan dan perkotaan. (S3,4,5O2.3,4)
Mendorong pembentukan kelompok masyarakat
mandiri dalam mewujudkan budaya bermukim lokal
(S1.3O4)

Satker Pusat Kajian Strategis | Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-11

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Weakness/ Kelemahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

9.

10.
11.
12.
13.
14.

Terbatasnya lahan di perkotaan, lahan


yang tersedia hanya di pinggiran kota;
Belum
terlembaganya
sistem
penyelenggaraan permukiman;
Permukiman kumuh yang semakin
meluas;
Rendahnya
tingkat
pemenuhan
kebutuhan perumahan yang layak dan
terjangkau;
Menurunnya
kualitas
lingkungan
permukiman;
Rendahnya
kesadaran
hukum
masyarakat
dalam
pemeliharaan
infrastruktur permukiman;
Belum samanya standar penentuan
kekumuhan suatu permukiman antar
kementerian/ lembaga yang memiliki
tupoksi yang konkruen;
Laju pertumbuhan penduduk di wilayah
perkotaan yang menunjukkan tren
peningkatan
akan
menimbulkan
kebutuhan yang tinggi terhadap
permintaan
perumahan
(orang
bertambah sementara lahan terbatas);
Tidak tertibnya pemberian izin
pengembangan perumahan dan wilayah
permukiman sesuai dengan RTRW
setempat;
Kemampuan pengentasan lahan kumuh
hanya 1000 ha per tahun;
Kemampuan penganggaran APBN
pengentasan lahan kumuh hanya
13,97% dari total kebutuhan;
Kinerja capaian rencana program
pengembangan permukiman pada
renstra cipta karya hanya 59%;
Trend
alokasi
dana
program
pengembangan permukiman menurun
setiap tahunnya;
Tumpang tindih kebijakan perencanaan
dan pembangunan PKP antara
pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten/ kota.

Strategi (W O)
1.

Penyepakatan indikator pengembangan permukiman


termasuk indikator kumuh dan luasannya (W2.7O2)
2. Pengembangan perumahan vertikal sebagai konsep
perwujudan amanat MDGs dan RPJMN III (20152019) (W1.3.4.5.8O2.5);
3. Mendorong proses pengambilan keputusan yang
terbuka, transparan dan partisipatif (W6.9O4);
4. Pemanfaatan
lahan
pemerintah
sebagai
pengembangan perumahan vertikal (W1.3.4.8O1.5);
5. Pengadaan tanah di lokasi strategis perkotaan, pusat
kegiatan usaha, daerah pinggiran kota yang dekat
dengan akses transportasi (W1,3,4,8O1,5);
6. Peningkatan efektivitas & efisiensi sistem
penganggaran
dan
optimaisasi
terhadap
pengawasan dan pengendalian pengembangan
permukiman (W10.11.12.13O2.4)
7. Peningkatan manajemen lahan perkotaan (alokasi
lahan / penyediaan tanah bagi MBR dan penyedian
KASIBA dan LISIBA) (W1.2.4.8.9O1.2.5)
8. Menyusun RP3KP Nasional (W14O2,4)
9. Fasilitasi penyusunan RP3KP Provinsi (W14O2,4)
10. Fasilitasi pemerintah provinsi dalam memfasilitasi
penyusunan RP3KP kabupaten/ kota (W14O2,4)
11. Mensinergikan perencanaan pembangunan PKP
dengan sistem perencanaan pembangunan nasional
dengan mengintegrasikan RP3KP ke dalam
penyusunan RPJMN dan RPJMD (W14O2,4)

Satker Pusat Kajian Strategis | Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-12

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Lanjutan Tabel 2-2

Treat / Ancaman

1. Krisis keterjangkauan rumah (housing affordability

crisis);

EKSTERNAL

2. Desentralisasi dan investasi infrastruktur;


3. Ancaman bencana dan adaptasi perubahan iklim;
4. Koordinasi antar lembaga dalam perencanaan dan

pengawasan pengembangan permukiman;

5. Pelibatan masyarakat secara aktif termasuk dalam

INTERNAL
6.
7.
8.
9.

Streangth/ Kekuatan
1. Ketersediaan SDM;
2. Ketersediaan support anggaran semakin
memudahkan realisasi pengembangan
permukiman dan diharapkan tepat
sasaran;
3. Keanekaragaman budaya;
4. Ketersediaan pengaturan dan kebijakan
mengenai permukiman menjadi salah satu
potensi pengembangan permukiman;
5. Tersedianya lahan yang cukup di
perdesaan;
6. Target program cipta karya 100% air
minum, 0% kumuh, 100% sanitasi.

1.

2.

3.

4.
5.

pengawasan, mengingat kesadaran masyarakat yang


semakin meningkat dalam menjaga kelestarian
lingkungan permukiman mereka;
Salah satu dampak OTDA adalah semakin
merenggangnya hubungan antar pusat dan daerah;
Ketergantungan dana donor;
Perubahan kebijakan; dan
Ego sektoral.
Strategi (S T)

Pemberdayaan (peningkatan peran) seluruh


pemangku kepentingan : pemda sebagai regulator dan
enabler , masyarakat, swasta, dan perguruan tinggi
(S1.2.6T4.6.8.9);
Peningkatan efektivitas & efisiensi sistem
penganggaran dan optimaisasi terhadap pengawasan
dan pengendalian
pengembangan permukiman
(S2.6T1.2.4.5.7);
Mendorong internalisasi pengembangan pengetahuan
budaya bermukim lokal, agar setiap perencanaan
pengembangan permukiman tidak hanya pada peran
serta masyarakat saja (S3.4.5.T1.3.5);
Membentuk Badan Permukiman Nasional sebagai
institusi yang koordinatif dan direktif (S1,4T2,4,5,6,9)
Mendorong penelitian dan pengembangan yang
terkait dengan pengembangan bahan bangunan dan
teknologi pembangunan PKP yang terjangkau ramah
lingkungan dan berbasis kearifan lokal (S1.3T2.3.5.8)

Satker Pusat Kajian Strategis | Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-13

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Weakness/ Kelemahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

9.

10.
11.
12.
13.
14.

Terbatasnya lahan di perkotaan, lahan


yang tersedia hanya di pinggiran kota;
Belum
terlembaganya
sistem
penyelenggaraan permukiman;
Permukiman kumuh yang semakin
meluas;
Rendahnya
tingkat
pemenuhan
kebutuhan perumahan yang layak dan
terjangkau;
Menurunnya
kualitas
lingkungan
permukiman;
Rendahnya
kesadaran
hukum
masyarakat
dalam
pemeliharaan
infrastruktur permukiman;
Belum samanya standar penentuan
kekumuhan suatu permukiman antar
kementerian/ lembaga yang memiliki
tupoksi yang konkruen;
Laju pertumbuhan penduduk di wilayah
perkotaan yang menunjukkan tren
peningkatan
akan
menimbulkan
kebutuhan yang tinggi terhadap
permintaan perumahan (orang bertambah
sementara lahan terbatas);
Tidak
tertibnya
pemberian
izin
pengembangan perumahan dan wilayah
permukiman sesuai dengan RTRW
setempat;
Kemampuan pengentasan lahan kumuh
hanya 1000 ha per tahun;
Kemampuan
penganggaran
APBN
pengentasan lahan kumuh hanya 13,97%
dari total kebutuhan;
Kinerja capaian rencana program
pengembangan permukiman pada renstra
cipta karya hanya 59%;
Trend
alokasi
dana
program
pengembangan permukiman menurun
setiap tahunnya;
Tumpang tindih kebijakan perencanaan
dan
pembangunan
PKP
antara
pemerintah
pusat,
provinsi
dan
kabupaten/ kota.

Strategi (W T)
1.
2.

3.

4.
5.

6.

7.
8.
9.
10.
11.

12.
13.
14.
15.

Peningkatan manajemen lahan perkotaan (alokasi


lahan / penyediaan tanah bagi MBR dan penyedian
KASIBA dan LISIBA) (W1.2.4.8.9T1.4.5);
Sinergi sistem perencanaan pembangunan dan
penataan ruang - harmonisasi, koordinasi dan
sosialisasi pelaksanaan regulasi dan kebijakan
(W9T6);
Mendorong terwujudnya peningkatan kualitas
lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan
(prima)
permukiman
untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (W4.5.6 T3.5,9);
Melaksanakan kerjasama antar daerah dan
mutisektor (W12,13,14T2,4,5,6)
Mendorong pengembangan serta pengawasan
permukiman sesuai dengan RTRW yang telah
mempertimbangkan konsep mitigasi bencana
(W3,8,9,10,11,12,13T2,3,5)
Mendorong kegiatan promosi mengenai pentingnya
mewujudkan lingkungan hunian yang sehat dan siap
terhadap kemungkinan bencana serta berbagai
implikasi dari fenomena perubahan iklim
(W3,5,6,9T2,3,5,6,9)
Membenahi tata laksana PKP (W2,9,12,13,14T2,4,5,6,9)
Meningkatkan kapasitas pelaku pembangunan PKP
(W2,9,12,13,14T2,4,5,6,9)
Standardisasi perijinan pembangunan PKP
(W4.5.69.14T1.2.5.6.8)
Membentuk sistem e-monev (W3.7T2.5.6.8.9)
Mendorong penelitian dan pengembangan yang
terkait dengan pengembangan bahan bangunan dan
teknologi pembangunan PKP yang terjangkau dan
ramah lingkungan (W3.4.5.6T2.3.5.8)
Standaridisasi bahan bangunan serta teknologi
pembangunan PKP (W3.4.5.6T2.3.5.8)
Penyediaan bahan bangunan murah untuk
pembangunan PKP bagi MBR (W4.5.12T1.2.3)
Meningkatkan pelayanan permukiman bagi
masyarakat di kawasan permukiman khusus
(W4.5.12T1.2.3.4.6.9)
Mengembangkan sistem kartu infrastruktur sebagai
kunci keberhasilan program bantuan infrastruktur
yang di dalamnya melibatkan lembaga keuangan
lokal (W4.5.12T1.2.3)

Satker Pusat Kajian Strategis | Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-14

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

2.3 Kebijakan dan Strategi


Kebijakan pengembangan permukiman dirumuskan dengan
menjawab isu strategis dan permasalahan dalam pengembangan
permukiman. Berdasarkan kelompok kebijakan yang telah
dirumuskan di atas, ditentukan arahan kebijakan sebagai dasar
dalam mencapai sasaran pengembangan permukiman yang
diarahkan juga untuk memenuhi sasaran jangka panjang 2015.
Adapun arahan kebijakan secara umum kebijakan dibagi menjadi 3
kelompok aspek, yaitu aspek kewilayahan, peningkatan
kesejahteraan dan partisipasi.
1. Aspek kewilayahan:
a. Kebijakan 1 : Penyediaan lahan bagi pengembangan
permukiman
b. Kebijakan 2 : Peningkatan kualitas perencanaan dan
penyelenggaraan permukiman
c. Kebijakan 3 : Peningkatan kualitas penyelenggaraan
permukiman yang tanggap terhadap mitigasi bencana untuk
mewujudkan kota bebas kumuh
2. Aspek kelembagaan:
a. Kebijakan 1 : Peningkatan dukungan kelembagaan dan peran
serta SDM pengembangan permukiman
b. Kebijakan 2 : Mengembangkan regulasi dan kebijakan
pembangunan PKP yang implementatif dan pro MBR sehingga
tercipta iklim yang kondusif untuk mempercepat penyediaan
PKP yang layak dan terjangkau bagi MBR
3. Aspek daya saing:
a. Kebijakan 1 : Penyediaan satu data permukiman berbasis
spasial
b. Kebijakan 2 : Efisiensi Industrialisasi Perumahan
c. Kebijakan 3 : Pengembangan sistem pendanaan nasional
memperluas akses pembiayaan & melayani seluruh
masyarakat
d. Kebijakan 4 : Penguatan pendekatan pengembangan
permukiman berbasis local wisdom

Satker Pusat Kajian Strategis | Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-15

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

2.3.1 Kebijakan 1 : Penyediaan lahan bagi pengembangan


permukiman
Kebijakan ini diarahkan untuk menyediakan lahan bagi
pengembangan
permukiman,
baik
revitalisasi
maupun
pembangunan kawasan permukiman baru terutama bagi MBR.
Strategi 1. Membentuk lembaga/ badan pelaksana yang
berfungsi sebagai bank tanah
Strategi 2. Memanfaatkan aset pemerintah pusat, pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota
Strategi 3. Pengadaan tanah di lokasi strategis perkotaan, pusat
kegiatan usaha (perdagangan, industri, pendidikan), daerah
pinggiran kota yang dekat dengan akses transportasi

2.3.2 Kebijakan 2 : Peningkatan kualitas perencanaan dan


penyelenggaraan permukiman
Kebijakan ini diarahkan untuk dapat mewujudkan perumahan
dan kawasan permukiman yang terpadu
Strategi 1. Menyusun RP3KP Nasional
Strategi 2. Fasilitasi penyusunan RP3KP Provinsi
Strategi 3. Fasilitasi pemerintah provinsi dalam memfasilitasi
penyusunan RP3KP Kabupaten/ Kota
Strategi 4. Mensinergikan perencanaan pembangunan PKP
dengan sistem perencanaan pembangunan nasional dengan
mengintegrasikan RP3KP ke dalam penyusunan RPJMN dan RPJMD
Strategi 5. Melaksanakan kerjasama antara daerah dan
multisektor

2.3.3 Kebijakan

3 : Peningkatan kualitas penyelenggaraan


permukiman yang tanggap terhadap mitigasi bencana untuk
mewujudkan kota bebas kumuh
Kebijakan ini diarahkan untuk kualitas penyelenggaraan
permukiman yang tanggap terhadap mitigasi bencana sehingga
dapat diwujudkan masyarakat yang tanggap serta dicapainya
permukiman bebas kumuh.
Strategi 1. Mengembangkan perumahan vertikal sebagai konsep
perwujudan amanat MDGs dan RPJMN III (2015-2019)
Satker Pusat Kajian Strategis | Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-16

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Strategi 2. Memanfaatkan lahan pemerintah sebagai


pengembangan perumahan vertikal
Strategi 3. Mensinergikan sistem perencanaan pembangunan
dan penataan ruang - harmonisasi, koordinasi dan sosialisasi
pelaksanaan regulasi dan kebijakan
Strategi 4. Mendorong terwujudnya peningkatan kualitas
lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (prima)
permukiman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Strategi 5. Mendorong pengembangan serta pengawasan
permukiman sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang
telah mempertimbangkan konsep mitigasi bencana
Strategi 6. Mendorong kegiatan promosi mengenai pentingnya
mewujudkan lingkungan hunian yang sehat dan siap terhadap
kemungkinan bencana serta berbagai implikasi dari fenomena
perubahan iklim

2.3.4 Kebijakan 4 : Peningkatan dukungan kelembagaan dan peran


serta SDM pengembangan permukiman
Kebijakan ini diarahkan untuk dapat mengembangkan
permukiman berbasis local wisdom sebagai upaya peningkatan
partisipasi masyarakat dalam mewujudkan permukiman yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Strategi 1. Membenahi tata laksana PKP
Strategi 2. Membentuk Badan Permukiman Nasional sebagai
institusi yang koordinatif dan direktif
Strategi 3. Memberdayakan BUMN/ BUMD dalam pengembangan
permukiman
Strategi 4. Mendorong program pengembangan permukiman
melalui Participatory Planning untuk membangun keahlian
kerjasama dengan yang lain melalui tindakan bersama (kolektif)
dalam mengatasi konflik
Strategi 5. Membagi porsi di antara anggota komunitas untuk
bersama-sama berbagi porsi membantu membangun modal
sosial, intelektual dan politik yang menjadi sumber kelembagaan
baru
Satker Pusat Kajian Strategis | Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-17

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Strategi 6. Mendorong proses pengambilan keputusan yang


terbuka, transparan dan partisipatif
Strategi 7. Meningkatkan pemberdayaan (peningkatan peran)
seluruh pemangku kepentingan: pemda sebagai regulator dan
enabler, masyarakat, swasta dan perguruan tinggi
Strategi 8. Meningkatkan kapasitas pelaku pembangunan PKP

2.3.5 Kebijakan 5 : Mengembangkan regulasi dan kebijakan


pembangunan PKP yang implementatif dan pro MBR sehingga
tercipta iklim yang kondusif untuk mempercepat penyediaan
PKP yang layak dan terjangkau bagi MBR
Kebijakan ini diarahkan untuk dapat mencapai regulasi PKP
yang implementatif
Strategi 1. Reformasi kebijakan penyediaan PSU PKP
Strategi 2. Harmonisasi, sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan
regulasi dan kebijakan bidang PKP yang terpadu dan
implementatif sehingga dapat diimplementasikan oleh seluruh
pemangku kepentingan secara tepat
Strategi 3. Mengembangkan program PKP yang terintegrasi
Strategi 4. Membentuk kerangka kelembagaan PKP yang baru
2.3.6 Kebijakan 6 : Penyediaan satu data permukiman berbasis
spasial
Kebijakan ini diarahkan untuk dapat mencapai penyepakatan
indikator PKP dan terbentuknya sistem e-monev
Strategi 1. Mengembangkan riset dan penyediaan informasi yang
transparan
Strategi 2. Mendorong penyepakatan indikator pengembangan
permukiman termasuk indikator kumuh dan luasannya
Strategi 3. Membentuk sistem e-monev (near real time data)

2.3.7 Kebijakan 7 : Efisiensi Industrialisasi Perumahan


Kebijakan ini diarahkan untuk dapat mencapai iklim usaha
yang sehat
Strategi 1. Standardisasi perijinan pembangunan PKP
Strategi 2. Mendorong penelitian dan pengembangan yag terkait
dengan pengembangan bahan bangunan dan teknologi
Satker Pusat Kajian Strategis | Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-18

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

pembangunan PKP yang terjangkau, ramah lingkungan, dan


berbasis kearifan lokal
Strategi 3. Standardisasi bahan bangunan serta teknologi
pembangunan PKP
Strategi 4. Penyediaan bahan bangunan murah untuk
pembangunan PKP Bagi MBR

2.3.8 Kebijakan 8 : Pengembangan sistem pendanaan nasional


memperluas akses pembiayaan & melayani seluruh
masyarakat
Kebijakan ini diarahkan untuk dapat mencapai pemerataan
akses seluruh masyarakat terhadap pembiayaan PKP yang
terjangkau
Strategi 1. Mengembangkan pola pembiayaan perumahan
berbasis masyarakat yang lebih inovatif
Strategi 2. Meningkatkan efektivitas & efisiensi sistem
penganggaran dan optimaisasi terhadap pengawasan dan
pengendalian pengembangan permukiman
Strategi 3. Meningkatkan manajemen lahan perkotaan (alokasi
lahan/ penyediaan tanah bagi MBR dan penyedian KASIBA dan
LISIBA)
Strategi 4. Meningkatkan pelayanan permukiman bagi
masyarakat di kawasan permukiman khusus (pulau kecil,
perbatasan dan pulau terluar lainnya)
Strategi 5. Mengembangkan sistem kartu infrastruktur sebagai
kunci keberhasilan program bantuan infrastruktur yang
didalamnya melibatkan lembaga keuangan local

2.3.9 Kebijakan

9 : Penguatan pendekatan pengembangan


permukiman berbasis local wisdom
Kebijakan ini diarahkan untuk dapat mewujudkan
pengembangan permukiman berbasis local wisdom yang terus
menguat
Strategi 1. Mendorong internalisasi pengembangan pengetahuan
budaya bermukim local

Satker Pusat Kajian Strategis | Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-19

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Strategi 2. Mendorong pembentukan kelompok masyarakat


mandiri dalam mewujudkan budaya bermukim local.
2.4 Sasaran Strategis
Sasaran strategis bidang pengembangan permukiman secara
keseluruhan akan meliputi sasaran-sasaran sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas perencanaan dan penyelenggaraan
permukiman yang diwujudkan melalui terpenuhinya kebutuhan
penyediaan lahan dan terciptanya permukiman yang tanggap
terhadap bencana dan terwujudnya kota bebas kumuh;
2. Meningkatnya dukungan kelembagaan dan peran serta SDM
seluruh lapisan masyarakat yang diwujudkan dengan
mengembangkan
sistem
kepranataan
dan
instrumen
penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang lebih
berorientasi kepada kepentingan seluruh lapisan masyarakat
secara berkeadilan sosial;
3. Mengembangkan regulasi dan kebijakan pembangunan PKP yang
implementatif dan pro MBR sehingga tercipta iklim yang
kondusif; dan
4. Meningkatnya daya saing masyarakat melalui penguatan
pendekatan pengembangan permukiman berbasis local wisdom
dan efisiensi industrialisasi perumahan serta terciptanya sistem
pendanaan nasional yang mampu melayani seluruh masyarakat.
Sasaran
strategis
dalam
perencanaan
program
pengembangan permukiman 2015-2019 adalah pemenuhan target 0%
kawasan kumuh, teratasinya backlog perumahan dengan
pelaksanaan kebijakan dan strategi serta kerangka pendanaan,
kelembagaan dan regulasi yang diusulkan, hal ini perlu ditunjang
dengan
dilakukannya
kegiatan
Pengaturan,
Pembinaan,
Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola
Investasi, dan Penyelenggaraan serta Pengembangan Permukiman.

Satker Pusat Kajian Strategis | Perumusan Kebijakan dan Strategi

2-20

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

BAB 3 KERANGKA
KELEMBAGAAN,
REGULASI DAN
PENDANAAN
3.1 Kerangka Kelembagaan
Sehubungan dengan pembentukan Badan Permukiman
tersebut dalam UU No. 1 Tahun 2011 tidak disebutkan secara tegas.
Pasal 40 UU tersebut menyebut soal pembentukan lembaga atau
badan yang menangani pembangunan perumahan dan permukiman
tanpa
menegaskan
bagaimana
pengaturan
tentang
pembentukannya. Selengkapnya Pasal 40 berbunyi:
(1) Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (1)1, Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah menugasi dan/atau membentuk lembaga atau badan
yang menangani pembangunan perumahan dan permukiman
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Lembaga atau badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab:
a. membangun rumah umum, rumah khusus, dan rumah
negara;
b. menyediakan tanah bagi perumahan; dan
c. melakukan koordinasi dalam proses
perizinan dan
pemastian kelayakan hunian.

Pasal 39 ayat 1) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah bertanggung


jawab dalam pembangunan rumah umum, rumah khusus, dan rumah
negara.
Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan
Pendanaan

3-1

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Ketentuan ini mengamanatkan dibentuknya sebuah badan


yang menangani pembangunan perumahan dan permukiman yang
memiliki tugas seperti yang ditegaskan dalam ayat (2). Akan tetapi
Pasal 40 tidak menegaskan bentuk peraturan perundang-undangan
yang harus membentuk badan tersebut. Pasal 41 ayat (3) memang
menyebut tentang Peraturan Pemerintah, akan tetapi PP tersebut
hanya dibuat untuk mengatur tentang rumah negara, tidak rumah
yang lainnya.
Pengembangan permukiman di Indonesia setidaknya akan
melibatkan beberapa kementerian, diantaranya adalah:
a. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
Kementerian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
mengkoordinasikan: a. Kementerian Agama; b. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan; c. Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi; d. Kementerian Kesehatan; e.
Kementerian Sosial; f. Kementeria Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi; g. Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak; h. Kementerian Pemuda dan
Olahraga; dan i. Instansi lain yang dianggap perlu.
b. Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat
Menteri
Pekerjaan
Umum
dan
Perumahan
Rakyat
mengkoordinasikan: a. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di
bidang pekerjaan umum yang dilaksanakan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum; dan b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan
di bidang perumahan rakyat yang dilaksanakan oleh Kementerian
Perumahan Rakyat.
Pada saat ini Kabinet yang baru masih dalam masa transisi, oleh
karena itu kemungkinan akan terjadi perubahan pada Organisasi
dan Tata Kerja sangatlah mungkin. Bagian-bagian yang akan
terlibat dalam Badan ini pada setiap kementerian tidak hanya
melibatkan unit yang terkait dengan penyelesaian masalah
kekumuhan saja akan tetapi juga dengan pemberdayaan ekonomi
lokal dan pemberdayaan manusia itu sendiri sebagai manusia.
Perubahan-perubahan yang nantinya akan terjadi itu tidak akan
Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan
Pendanaan

3-2

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

berpengaruh banyak terhadap susunan Badan Permukiman


Nasional ini.
c. Kementerian Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1144/Menkes/Per/Viii/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan Pasal dalam struktur organisasinya
memiliki Subbidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang
berdasarkan Pasal 735 ayat (2) mempunyai tugas melakukan
penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan,
serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang
kesehatan
lingkungan,
kesehatan
tradisional,
komplementer dan alternatif, kesehatan reproduksi, kesehatan
ibu, bayi, anak, remaja, kesehatan kerja, kesehatan matra, gizi
dan makanan, kesehatan sekolah, kesehatan olah raga,
kesehatan jiwa, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit
dan pengendalian penyakit, serta bidang kesehatan masyarakat
lainnya.
Kemudian masalah fasilitas penyediaan air bersih sangat minim
di kawasan permukiman, pemanfaatan sumur dangkal, air hujan
atau membeli secara kalengan, tata bangunan sangat tidak
teratur, bangunan umumnya tidak permanen. Rawan terhadap
penularan penyakit akibat kepadatan yang tinggi. Pemilikan hak
terhadap lahan sering tidak legal. Kondisi-kondisi demikian
memerlukan adanya penanganan di mana Kementerian
Kesehatan bisa mengambil peran.
d. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kementerian lingkungan hidup tidak secara khusus menyebut
kewenangan dia dengan lingkungan di kawasan permukiman,
akan tetapi secara umum KLH memiliki kewenangan dalam
menjaga dan melestarikan lingkungan. Sementara persoalan
permukiman kumuh di Indonesia tidak terlepas semakin
bermunculannya permukiman kumuh akibat urbanisasi yang tidak
terkendali. Terkait dengan bidang kehutanan juga akan
berpengaruh pada ketersediaan lahan untuk pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman.
Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan
Pendanaan

3-3

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

e. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Masalah permukiman bukan hanya masalah penyiapan fisik dan
lingkungan yang asri, akan tetapi juga menyangkut masalah
manusia yang akan menempatinya. Pada satu kawasan
permukiman tertentu sangat mungkin akan didiami oleh orang
yang berasal dari berbagai etnis yang memiliki kultur yang
berbeda. Kemudian jika yang tinggal di rumah susun maka akan
terjadi suatu perubahan dalam berparadigma dengan tempat
tinggal. Untuk itu perlu ada kesiapan-kesiapan secara mental
untuk hidup dalam lingklungan baru dengan gaya permukiman
baru yang tidak dimiliki di Indonesia jejak langkah ya. Dalam
posisi itulah Kemendikbud memiliki peran yang berarti.
f. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
Menteri
ini
memimpin
dan
mengkoordinasikan:
a.
Penyelenggaraan tugas dan fungsi di bidang desa yang meliputi
kelembagaan dan pelatihan masyarakat desa, pemberdayaan
adat dan sosial budaya masyarakat desa, usaha ekonomi
masyarakat desa, dan sumber daya alam dan teknologi tepat
guna perdesaan yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam
Negeri; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang
pembangunan daerah tertinggal yang dilaksanakan oleh
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal; dan c.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang transmigrasi
yang dilaksanakan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
g. Kementerian Keuangan
Keterlibatan kementerian keuangan dalam hal ini tidak terlepas
dari kewenangan Kementerian ini dalam memegang aset negara.
h. Kementerian Agraria dan tata Ruang
Keterlibatan kementerian ini sangat erat kaitannya dengan
perencanaan pengembangan
perumahan dan kawasan
permukiman dan persoalan pertanahan yang berpengaruh kepada
kelancaran penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman.
Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan
Pendanaan

3-4

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

i. Kementerian Koperasi UMKM


Keterlibatan Kementerian ini terkait erat dengan upaya
melakukan penguatan ekonomi lokal. Karena persoalan
Perumahan dan permukiman bukan hanya persoalan tersedianya
bangunan dan manusia yang akan menempatinya, akan tetapi
dikawasan permukiman juga perlu diperhatikan tentang
pembangunan ekonomi rakyat, peran kementerian Koperasi akan
terlihat dalam pemberdayaan masyarakat dalam membangun
ekonomi mereka.
j. Kementerian Pertanian
Kementerian pertanian akan terlibat dalam hal penguatan para
petani disuatu daerah tertentu yang kawasan permukimannya
dengan dengan daerah pertanian dan masyarakat didaerah itu
menjadi pertanian sebagai kegiatan ekonomi yang menopang
perekonomian mereka.
k. Kementerian Kelautan dan Perikanan
Keterlibatan kementerian ini akan terlihat intens trerutama pada
daerah-daerah pesisir yang daerahnya mengembangkan
perikanan.
Penguraian secara spesifik tentang keterlibatan kementerian
ini akan dikaji lebih lanjut apabila masa transisi perpindahan
kabinet lama dengan yang baru termasuk aturan hukum tentang
organisasi dan tata kerja kabinet baru ini selesai dibuat. Sehingga
dengan demikian akan terlihat dengan jelas unit mana saja dari
kementerian tersebut yang terlibat dalam Badan Permukiman
nasional ini.
Jumlah Kementerian yang terlibat dalam hal ini bisa
bertambah atau berkurang, dan akan sangat tergantung kepada
Ortala masing-masing kementerian yang dari situ akan diketahui
sejauh mana peran yang bisa dilakukannya dalam Badan ini. Adapun
struktur organisasinya adalah sebagai berikut:
Badan Permukiman Nasional (Pusat)
a. Penanggungjawab :
b. Ketua
: Kementerian Koordinasi Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan
Pendanaan

3-5

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

c. Wakil Ketua
d. Anggota
Badan Permukiman Daerah (Provlnsi),
a. Penanggungjawab
b. Ketua
c. Wakil Ketua
d. Sekretaris
e. Anggota
Badan Permukiman Kabupaten/Kota.
a. Penanggungjawab
b. Ketua
c. Wakil Ketua
d. Sekretaris
e. Anggota
Besaran Badan Permukiman Daerah natinya tidak harus
melibatkan semua Dinas atau lembaga daerah yang bersamaan
nomenklaturnya dengan Badan Permukiman Pusat, akan tetapi harus
disesuaikan dengan fokus pengembangan daerah.

3.2 Kerangka Regulasi


Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa format regulasi
dalam pembentukan Badan Permukiman Nasional ini adalah
Peraturan Presiden.
Keberadaan Badan ini akan sangat diperlukan mengingat
masalah perumahan dan permukiman tidak akan pernah selesai
selama manusia masih ada. Penyelesaian masalah permukiman tidak
bisa diselesaikan secara parsial, harus diselesaikan secara bersamasama oleh lembaga/kementerian yang memang memiliki
kewenangan tentang itu. Permukiman bukan hanya fisik tapi yang
lebih penting manusia yang akan menempatinya.

Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan


Pendanaan

3-6

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Tabel 3-1 Kerangka Regulasi Strategi Nasional Pengembangan Permukiman


Arah Kerangka Regulasi
dan/atau Kebutuhan
Regulasi

No
1

a.

b.
2
c.

Adanya kebutuhan yang


sama dalam kesamaan
persepsi terhadap
definisi kumuh untuk
terciptanya suatu
program yang efisien dan
efektif.
Keterkaitan berbagai
aspek dalam
pembangunan dan
pengembangan
perumahan dan
permukiman
Perlu penertapan
kerangka regulasi untuk
pembentukan lembaga
sehingga memudahkan
koordinasi mulai dari
perencanaan program

Urgensi Pembentukan
Berdasarkan Evaluasi Regulasi
Eksisting, Kajian Dan Penelitian

Unit
Penanggung
jawab

1. Terdapatnya perbedaan data


tentang luas kumuh
mengindikasikan perbedaan
dalam mendefinisikan, sehingga
asumsi dasar yang digunakan
berbeda
2. Perlu ada program terpadu
dalam mengentaskan
kekumuhan di perumahan dan
kawasan permukiman
1. Landasan hukum terkait konsep
Indonesia sebagai negara
hukum, dan ini menjadi
landasan bekerja yang disertai
mekanisme
pertanggungjawaban
2. Pembentukan sampai kedaerah
sehingga memberi peluang
kepada daerah untuk
mendapatkan anggaran dari
Pemerintah

Kementerian
Pekerjaan
Umum dan
Perumahan
Rakyat

Direktorat
Pengembangan
Permukiman

Kementerian
Kesehatan

Direktorat
Jenderal
Pengendalian
Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan

Unit Terkait/
Institusi

Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan Pendanaan

Target
Penyelesaian
2015

3-7

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Arah Kerangka Regulasi


dan/atau Kebutuhan
Regulasi

No
3

d.
e.

4
f.
5

Kerangka regulasi perlu


mendapat kesepakatan
dari lintas terkait
Bentuk regulasi dapat
berupa Peraturan
Bersama dari
Kementerian yang
terkait
Bentuk regulasi bisa
berupa Keputusan
Presiden tentang
pembentukan Badan
Koordinasi

Urgensi Pembentukan
Berdasarkan Evaluasi Regulasi
Eksisting, Kajian Dan Penelitian

Unit
Penanggung
jawab

Untuk efektifitas pelaksanaan


regulasi

Kementerian
Lingkungan
Hidup

1. Menjadi pengikat Institusi


terkait secara hukum
2. Landasan hukum bagi
pembentukan lembaga yang
sama pada tingkat daerah
Penguatan kohesi sosial

Kementerian
Pendidikan
dan
kebudayaan

Sumber pendanaan penguatan


ekonomi lokal

Kementerian
Koperasi dan
UMKM

Kementerian
Sosial

Unit Terkait/
Institusi

Target
Penyelesaian

Deputi Bidang
Komunikasi
Lingkungan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Direktorat
internalisasi nilai
dan diplomasi
budaya
Direktorat
Pemberdayaan
Keluarga dan
Kelembagaan
Sosial
Bidang
Pembiayaan
Bidang
Pengembangan
dan
Restrukturisasi
Usaha

Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan Pendanaan

3-8

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Urgensi Pembentukan
Berdasarkan Evaluasi Regulasi
Eksisting, Kajian Dan Penelitian

Unit
Penanggung
jawab

Inventarisasi aset

Kementerian
Agraria dan
Tata Ruang

Penguatan ekonomi lokal


tergantung pada fokus
pengembangan komoditas sesuai
potensi

Kementerian
Pertanian

Penguatan ekonomi lokal


tergantung pada fokus
pengembangan komoditas sesuai
potensi

Kementerian
Kelautan dan
Perikanan

No

Arah Kerangka Regulasi


dan/atau Kebutuhan
Regulasi

Unit Terkait/
Institusi

Target
Penyelesaian

Semua Direktorat
Jenderal yang ada
di Kementerian
memiliki
keterkaitan
Direktorat
Jenderal
Perikanan
Budidaya
;
Direktorat
Jenderal
Pengolahan Dan
Pemasaran Hasil
Perikanan;
dan
Direktorat
Jenderal
Kelautan, Pesisir
Dan Pulau-Pulau
Kecil

Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan Pendanaan

3-9

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

No

Arah Kerangka Regulasi


dan/atau Kebutuhan
Regulasi

Urgensi Pembentukan
Berdasarkan Evaluasi Regulasi
Eksisting, Kajian Dan Penelitian

Unit
Penanggung
jawab

10

1. Penguatan masyarakat desa


dalam membuat perencanaan
pembangunan desa.
2. Akselerasi pembangunan
daerah tertinggal
3. Pemberdayaan transmigrasi

Kementerian
Desa,
Pembanguna
n Daerah
Tertinggal
dan
Transmigrasi

11

Mengukur ketersediaan lahan


untuk program pembangunan
permukiman

Kementerian
Keuangan

Unit Terkait/
Institusi

Target
Penyelesaian

Deputi Bidang
Peningkatan
Infrastruktur;
Deputi Bidang
Pembinaan
Ekonomi dan
Dunia Usaha;
Deputi Bidang
Pembinaan
Lembaga Sosial
dan Budaya; dan
Deputi Bidang
Pengembangan
Daerah Khusus.

Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan Pendanaan

3-10

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

3.3 Kerangka Pendanaan


Terkait dengan pembangunan infrastruktur, Pemerintah
dalam hal ini Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum berusaha memenuhi target yang merupakan
komitmen bersama dalam rangka mempercepat pencapaian
kesejahteraan masyarakat. Salah satu komitmennya ialah
menambah pelayanan akses air minum dan sanitasi untuk 50%
penduduk yang belum mendapatkannya, dan bidang Cipta Karya
lainnya seperti pengembangan permukiman, pengelolaan sampah,
drainase Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2011 ditargetkan akan mencapai 6.4% bahkan dapat
melampaui 7%. Target ini dapat tercapai dengan adanya
peningkatan produktivitas di segala bidang, terutama melalui
pembangunan infrastruktur yang memadai. Karena itu,
pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama dalam pencapaian
target ini. Akan tetapi, target pertumbuhan itu masih dimungkinkan
tidak tercapai akibat terkendala pembangunan infrastruktur.
Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan pendanaan atau
investasi yang tidak sedikit. Selain itu diperlukan komitmen serta
upaya bersama, baik fisik maupun non fisik dari berbagai
stakeholder, baik di Pusat maupun daerah yang terdiri dari unsurunsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan bahkan LSM. Oleh
sebab itu diperlukan alternatif sumber pendanaan selain APBN dan
APBD. Upayanya antara lain melalui hibah (grant), pinjaman lunak
(soft loan), dana-dana masyarakat dan kerjasama dengan dunia
usaha/pihak swasta, termasuk melalui Corporate Social
Responsibility (CSR) seperti yang terlihat pada Gambar dibawah ini.

Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan


Pendanaan

3-11

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Pinjaman
Luar
Negeri
Hibah
Luar
Negeri

APBN&AP
BD

Masyarak
at

KPS &
CSR
Gambar 3-1 Pola dan Alternatif Pendanaan Pencapaian Target Bidang
Pengembangan Permukiman Tahun 2019

Dalam rangka pencapaian target dalam bidang pengembangan


permukiman tahun 2019 tentunya tidak bisa dilaksanakan oleh salah
satu pihak saja. Tentunya dalam pencapaian target tersebut harus
ada kerjasama antar pihak seperti pemerintah pusat, pemerintah
daerah, pihak swasta, dan masyarakat itu sendiri. Selain kerjasama
dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, tentunya
yang paling penting adalah dalam hal pendanaan, karena dalam
mencapai target tersebut membutuhkan dana yang banyak.
Selain pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta,
dan masyarakat, dalam hal pendanaan ini dapat dibantu oleh pihak
luar negeri baik dari hibah ataupun dalam bentuk pinjaman. untuk
lebih jelasnya dalam hal proporsi pendanaan pencapaian target
pengembangan permukiman tahun 2019, dapat dilihat pada tabel di
bawah.

Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan


Pendanaan

3-12

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

Tabel 3-2 Proporsi Pendanaaan Pencapaian Target Bidang


Pengembangan Permukiman Tahun 2019
Kontribusi
Persentase (%)
Dana (Rupiah)
Target 2019
100 %
161.975.107.401.664

APBN
Kontribusi Hibah Luar Negeri
Kontribusi Pinjaman Luar Negeri
dll
APBD
Potensi DAK
Potensi Kontribusi CSR
Potensi Kontribusi KPS
Potensi Kontribusi Perbankan dalam
Negeri
Masyarakat

13,53 %

21.915.232.031.445

24,37 %
6,32 %
0,09 %
11,45 %

39.473.333.673.786
10.236.826.787.785
145.777.596.661
18.546.149.797.491

0,65 %

1.052.838.198.111

43,59 %

70.604.949.316.385

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Berdasarkan proporsi pendanaan pada tabel di atas


menunjukan bahwa kebutuhan dana yang ada lebih cenderung
bergantung kepada masyarakat dengan porsi 43,59%, dengan ini
menunjukan untuk mencapai target bidang pengembangan
permukiman sangat berat. Dengan proporsi masyarakat yang sangat
berat dalam pemenuhan pendanaan menunjukan bahwa pemerintah
pusat maupun daerah belum mampu memenuhi kebutuhan minimum
masyarakat di bidang permukiman. Oleh karena itu diperlukan
strategi yang tepat dalam pemenuhan pendanaan untuk mencapai
target 0% kawasan kumuh, hal ini dibisa dilaksanakan apa bila bisa
meningkatkan Potensi Kontribusi CSR, Potensi Kontribusi KPS dan
Potensi Kontribusi Perbankan dalam Negeri lebih besar lagi agar bisa
meringankan beban masyarakat, Karena dengan beban masyarakat
yang demikian besar belum tetu bisa dipenuhi dikarenakan masyakat
sendiri memiliki batas kemampuan dalam pendanaan pengentasan
kawasan kumuh terutama di perkotaan.

Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan


Pendanaan

3-13

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

CSR
(0,09 %)

DAK
(6,32%)

APBD
(24,37%)

APBN
(13,53%)
Perbankan
Dalam
Negeri
(0,65%)

Masyarakat
(43,59%)

KPS
(11,45%)

Gambar 3-2 Sinergi Pola Pembiayaan Pencapaian Bidang Pengembangan


Permukiman

Share Kebutuhan Pendanaan Program


Pengembangan Permukiman
APBN
14%

APBD

44%

24%

DAK
CSR

11%

6%

KPS
Perbankan Dalam Negeri

1%

0%

Masyarakat

Gambar 3-3 Proporsi Sharing Kebutuhan Pendanaan Program


Pengembangan Permukiman

Satker Pusat Kajian Strategis | Kerangka Kelembagaan, Regulasi dan


Pendanaan

3-14

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyelenggaraan pengembangan permukiman di Indonesia
saat ini masih terbentur hal mendasar yakni sistem kelembagaan
yang belum dapat menjawab isu strategis serta ketidaksamaan
interpretasi maupun standar masing-masing K/L dalam
mentransformasikan berbagai isu strategis yang muncul. Salah
satunya adalah standar penilaian permukiman kumuh, hingga saat
ini belum disepakatinya standar kumuh oleh K/L yang konruen di
bidang pengembangan permukiman sehingga didapatkan data yang
berbeda.
Isu strategis lainnya adalah masih rendahnya kemampuan
pendanaan untuk bidang pengembangan permukiman. Indonesia
masih belum bisa mandiri dalam aspek ini sehingga masih
bergantung pada dana donor. Pemanfaatan berbagai sumber dana
perlu digali lebih lanjut lagi. Selain dari pada itu aspek
pemberdayaan masyarakat berbasis local wisdom perlu
dikembangkan untuk dapat mewujudkan masyarakat mandiri yang
mampu mewujudkan permukiman yang layak, produktif, berdaya
saing dan bekelanjutan.

4.2 Saran
Pelaksanaan program pengembangan permukiman dapat
dilaksanakan melalui transformasi paradigma, penetapan pilar
penyelenggaraan pengembangan permukiman dan pembagian peran
K/L dalam pengembangan permukiman.

4.2.1 Transformasi Paradigma Pengembangan Permukiman


Pelaksanaan kebijakan dan strategi, perlu adanya
transformasi paradigma untuk dapat meminimalisir kelemahan dan
ancaman dari faktor internal maupun eksternal program
pengembangan permukiman. Transformasi paradigma meliputi 3
Satker Pusat Kajian Strategis | Penutup

4-1

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

tahapan, yaitu substansi, metodologi dan manfaat. Bagan


transformasi paradigma ini dapat dilihat pada Gabmbar 4-1 di
bawah ini.

Gambar 4-1 Bagan Transformasi Paradigma Bidang Pengembangan


Permukiman

4.2.2 Pilar Penyelenggaran Pengembangan Permukiman


Pengembangan permukiman menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten
serta sebagai sistem pengembangan wilayah dimana pengembangan
permukiman harus terkait dengan pengembangan kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan (rural urban linkage).
Pengembangan permukiman diselenggarakan dengan pendekatan
partisipatif dan pada implementasinya harus disesuaikan dengan
tipologi kawasan yang dituju. Sebagai panduan dalam
pengembangan permukiman, perlu dirumuskan pilar-pilar yang
menjadi dasar pengembangan bidang ini. Terdapat penahapan fokus
pelaksanaan atribut yang diselaraskan dengan fokus prioritas
pembangunan yang terdiri dari: 1) penyelenggaraan permukiman itu
sendiri, 2) pengelolaan permukiman (makro-mikro), 3) hubungan
kemitraan (partnership) semua stakeholder terkait, 4)Meningkatkan
Satker Pusat Kajian Strategis | Penutup

4-2

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

ekonomi dan daya saing ekonomi lokal, 5) Pemberdayaan sosial dan


budaya masyarakat, 6) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana
minimum permukiman, 7) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan hidup yang seimbang, berkelanjutan, dan
berwawasan mitigasi bencana. Adapun 7 atribut pengembangan
permukiman yang menjadi fokus adalah sebagai berikut:

Gambar 4-2 Tujuh Pilar Program Pengembangan Permukiman

4.2.3 Pembagian

Peran

Penyelenggaraan

Pengembangan

Permukiman
Untuk menjamin pencapaian target dan keberlanjutan
program pengembangan permukiman, kesadaran dan peran aktif
para pemangku kepentingan mutlak diperlukan. Hal tersebut
penting maknanya mengingat sukses pelaksanaan program sangat
tergantung pada terciptanya kolaborasi kokoh yang didasari
Satker Pusat Kajian Strategis | Penutup

4-3

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

pemahaman yang sama, serta kesadaran masing-masing pihak untuk


melaksanakan tugas dan fungsinya dengan tepat dan penuh rasa
tanggungjawab. Pembagian peran penyelenggaraan pengembangan
permukiman dapat dilihat pada Gambar 4-3 di bawah ini.

Gambar 4-3 Pembagian Peran Penyelenggaraan Pengembangan


Permukiman

Satker Pusat Kajian Strategis | Penutup

4-4

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman

LAMPIRAN
Matriks Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis
Outcome
Indikator Outcome
Output
Indikator Output
Satuan
Meningkatnya kualitas perencanaan dan penyelenggaraan permukiman yang diwujudkan melalui terpenuhinya kebutuhan
penyediaan lahan dan terciptanya permukiman yang tanggap terhadap bencana serta terwujudnya kota bebas kumuh
1. Menyediakan
a. Membentuk
Terbentuknya
a) Regulasi
Jumlah regulasi
NSPK
lahan bagi
lembaga/ badan
lembaga baik
pembentukan
pembentukan
pengembangan
pelaksana yang
berupa bank tanah
lembaga/ badan
lembaga
permukiman
berfungsi sebagai
nasional atau
pelaksana (bank
bank tanah
lembaga lainnya
tanah)
b) Kelembagaan bank
Terbentuk lembaga/ Lembaga/
tanah nasional
bank tanah nasional
badan
b. Memanfaatkan asset
pemerintah pusat,
pemerintah provinsi
dan pemerintah
kabupaten dan kota

Teridentifikasi dan
termanfaatkan aset
pemerintah bagi
pengembangan
permukiman

a) Identifikasi aset
pemerintah
b) Dokumentasi aset
pemerintah daerah
c) Rencana
pemanfaatan aset
pemerintah bagi
pengembangan
permukiman

Jumlah aset
pemerintah berupa
lahan di kabupaten/
kota
Dokumen aset
pemerintah
Jumlah kabupaten/
kota yang
terfasilitasi
perencanaan
pemanfaatan aset
pemerintah

Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

Luas tanah

Dokumen/
laporan
Dokumen/
laporan

L-1

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis

2. Meningkatnya
kualitas
perencanaan
dan
penyelenggaraan
permukiman

Outcome
c. Pengadaan tanah di
lokasi strategis
perkotaan, pusat
kegiatan usaha
(perdagangan,
industri,
pendidikan), daerah
pinggiran kota yang
dekat dengan akses
transportasi
a. Menyusun RP3KP
Nasional
b. Fasilitasi
penyusunan RP3KP
Provinsi

c. Fasilitasi
pemerintah provinsi
dalam memfasilitasi
penyusunan RP3KP
Kabupaten/ Kota

Indikator Outcome
Luasan lahan di
lokasi strategis
perkotaan

Output
Pengadaan tanah di
lokasi strategis
perkotaan, pusat
kegiatan usaha dan
daerah pinggiran kota
yang dekat dengan
akses transportasi

Indikator Output
Jumlah luasan tanah
bagi pengembangan
permukiman

Satuan
Legalitas
tanah

Tersusunnya RP3KP
Nasional
Jumlah provinsi
yang terfasilitasi
RP3KP

RP3KP Nasional

RP3KP Nasional

Dokumen/
laporan
Dokumen/
laporan

Banyaknya
kabupaten/ kota
yang terfasilitasi
oleh pemerintah
provinsi pada
penyusunan RP3KP

a) Laporan
pembinaan/
fasilitasi RP3KP
provinsi
b) Fasilitasi
pemerintah
provinsi
c) Laporan
pengawasan RP3KP
provinsi
a) Laporan
pembinaan/
fasilitasi RP3KP
kabupaten/ kota
b) Fasilitasi
pemerintah
kabupaten/ kota

Jumlah laporan
pembinaan RP3KP
provinsi

Jumlah laporan
pengawasan RP3KP
provinsi
Jumlah laporan
pembinaan RP3KP
kabupaten/ kota

Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

Dokumen/
laporan
Dokumen/
laporan

L-2

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis

Outcome

Indikator Outcome

Tersusunnya PKP
dengan sistem
perencanaan
pembangunan
nasional
Tersusunnya
RP3KP yang
terintegrasi
dengan RPJMN
dan RPJMD Prov/
Kab/ Kota
Terlaksananya
kerjasama antar
daerah dan
multisektor

3. Meningkatnya
kualitas
penyelenggaraan
permukiman
yang tanggap
terhadap
mitigasi bencana
untuk
mewujudkan

d. Mensinergikan
perencanaan
pembangunan PKP
dengan sistem
perencanaan
pembangunan
nasional dengan
mengintegrasikan
RP3KP ke dalam
penyusunan RPJMN
dan RPJMD
e. Melaksanakan
kerjasama antara
daerah dan
multisektor untuk
menurunkan
kesenjangan antar
wilayah
a. Mengembangkan
perumahan vertikal
sebagai konsep
perwujudan amanat
MDGs dan terRPJMN
III (2015-2019)
b. Memanfaatkan
lahan pemerintah
sebagai

Output
c) Laporan
pengawasan RP3KP
kabupaten/ kota
a) Peraturan
perencanaan
pembangunan PKP
b) Laporan pembinaan
perencanaan
pembangunan PKP
c) Laporan
pengawasan
perencanaan
pembangunan PKP
a) Pelaksanaan
kerjasama antar
daerah
b) Pelaksanaan
kerjasama
multisektor

Indikator Output
Jumlah laporan
pengawasan RP3KP
kabupaten/ kota
Jumlah NSPK
perencanaan
pembangunan PKP
Jumlah laporan
pembinaan
perencanaan
pembangunan PKP
Jumlah laporan
pengawasan
perencanaan
pembangunan PKP
MoU kerjasama
antar daerah

Satuan
Dokumen/
laporan

MoU kerjasama
multisektor

Dokumen

NSPK
Dokumen/
laporan
Dokumen/
laporan
Dokumen

Peningkatan jumlah
perumahan vertikal
di perkotaan

Rusunawa beserta
infrastruktur
pendukungnya

Jumlah satuan unit


hunian rumah susun
yang terbangun
beserta infrastuktur
pendukungnya

Twin Blok

Luasan lahan
pemerintah yang
terbangun

Rusunawa beserta
infrastruktur
pendukungnya

Jumlah satuan unit


hunian rumah susun
yang terbangun

Twin Blok

Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

L-3

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis
kota bebas
kumuh

Outcome
pengembangan
perumahan vertikal
c. Mendorong
terwujudnya
peningkatan
kualitas lingkungan
permukiman dan
cakupan pelayanan
(prima)
permukiman untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat

d. Mendorong
pengembangan
serta pengawasan
permukiman sesuai
dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah
yang telah
mempertimbangkan
konsep mitigasi
bencana
e. Mendorong kegiatan
promosi mengenai
pentingnya
mewujudkan

Indikator Outcome
Peningkatan
jumlah
masyarakat yang
terlayani
infrastruktur
dasar
permukiman
Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat

Penurunan
persentase kawasan
permukiman di
dalam kawasan
rawan bencana

Banyaknya kegiatan
sosialisasi dan
promosi pentingnya
lingkungan hunian

Output
a) Revitalisasi
kawasan kumuh
perkotaan
b) Infratruktur
kawasan
permukiman
perkotaan
c) Infrastruktur
kawasan
permukiman
perdesaan

a) Sosialisasi kawasan
rawan bencana
alam
b) Relokasi
perumahan di
kawasan rawan
bencana alam

Indikator Output
beserta infrastuktur
pendukungnya
Jumlah luasan
kawasan kumuh
tertangani

Satuan
Kawasan

Jumlah kawasan
yang terbangun
infrastruktur
perdesaan
Jumlah desa
tertinggal terbangun
infrastruktur
permukiman

Kawasan

Jumlah perumahan
di kawasan rawan
bencana alam yang
direlokasi

kawasan

Kawasan

Sosialisasi dan promosi


pentingnya lingkungan
hunian yang sehat dan
tanggap bencana
Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

L-4

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis

Outcome
Indikator Outcome
Output
Indikator Output
Satuan
lingkungan hunian
yang sehat dan siap
yang sehat dan siap
terhadap
terhadap
kemungkinan
kemungkinan
bencana serta
bencana serta
berbagai implikasi
berbagai implikasi
fenomena
dari fenomena
perubahan iklim
perubahan iklim
Meningkatnya dukungan kelembagaan dan peran serta SDM seluruh lapisan masyarakat yang diwujudkan dengan mengembangkan
sistem kepranataan dan instrumen penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang lebih berorientasi kepada kepentingan
seluruh lapisan masyarakat secara berkeadilan sosial
1. Meningkatnya
a. Membenahi tata
Penguatan tata laksana
Kegiatan
dukungan
laksana PKP
PKP
kelembagaan
b. Membentuk Badan
Terbentuknya
a) Regulasi
Jumlah regulasi
NSPK
dan peran serta
Permukiman
badan permukiman
pembentukan
pembentukan
SDM
Nasional sebagai
nasional
badan permukiman
lembaga
pengembangan
institusi yang
nasional
permukiman
koordinatif dan
b) Kelembagaan
Terbentuk lembaga
Lembaga/
direktif
badan permukiman
badan
nasional
c. Memberdayakan
Banyaknya kota
Pemberdayaan BUMN/
Jumlah BUMN/
BUMN/ BUMD dalam
yang melibatkan
BUMD
BUMD dalam
pengembangan
BUMN/ BUMD dalam
pengembangan
permukiman
pengembangan
permukiman
permukiman
d. Mendorong program
Jumlah kawasan
a) Sosialiasi pelibatan
pengembangan
permukiman yang
masyarakat
permukiman
mengembangkan
b) Penyusunan
melalui
mekanisme
program
Participatory
perencanaan dan
participatory
Planning untuk
planning
Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

L-5

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis

Outcome
membangun
keahlian kerjasama
dengan yang lain
melalui tindakan
bersama (kolektif)
dalam mengatasi
konflik
e. Membagi porsi di
antara anggota
komunitas untuk
bersama-sama
berbagi porsi
membantu
membangun modal
sosial, intelektual
dan politik yang
menjadi sumber
kelembagaan baru
f. Mendorong proses
pengambilan
keputusan yang
terbuka, transparan
dan partisipatif
g. Meningkatkan
pemberdayaan
(peningkatan peran)
seluruh pemangku
kepentingan:
pemda sebagai
regulator dan

Indikator Outcome
penganggaran
partisipatif

Terbentuknya
kelompok kerja
pengembangan
permukiman dalam
komunitas

Output

Komunitas/ kelompok
kerja

Indikator Output

Efektivitas peran
komunitas

Satuan

Komunitas/
kelompok
kerja

Terbukanya
informasi
perngembangan
permukiman yang
dapat diakses oleh
publik
Jumlah kota yang
mengembangkan
jejaring lintas
pelaku

Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

L-6

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis

Outcome
enabler,
masyarakat, swasta
dan perguruan
tinggi
h. Meningkatkan
kapasitas pelaku
pembangunan PKP

Indikator Outcome

Output

Indikator Output

Satuan

Terwujudnya
Penguatan kapasitas
peningkatan
pelaku
kapasitas pelaku
pembangunan PKP
Mengembangkan regulasi dan kebijakan pembangunan PKP yang implementatif dan pro MBR sehingga tercipta iklim yang kondusif
untuk mempercepat penyediaan PKP yang layak dan terjangkau bagi MBR
1. Mengembangkan
a. Reformasi
Terbentuknya
a) Regulasi
Jumlah regulasi
NSPK
regulasi dan
kebijakan
kebijakan
penyediaan air
kebijakan
penyediaan PSU
minum untuk
pembangunan
PKP
kawasan
PKP yang
permukiman
implementatif
b) Regulasi
dan pro MBR
pengelolaan
persampahan
c) Regulasi
pengelolaan air
limbah
b. Harmonisasi,
sosialisasi dan
koordinasi
pelaksanaan
regulasi dan
kebijakan bidang
PKP yang terpadu
dan implementatif
sehingga dapat
diimplementasikan
Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

L-7

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis

Outcome
Indikator Outcome
Output
Indikator Output
oleh seluruh
pemangku
kepentingan secara
tepat
Meningkatnya daya saing masyarakat melalui penguatan pendekatan pengembangan permukiman berbasis local wisdom
industrialisasi perumahan serta terciptanya sistem pendanaan nasional yang mampu melayani seluruh masyarakat
1. Penyediaan satu
a. Mengembangkan
Banyaknya jumlah
a) Riset bidang
Banyak jumlah riset
data
riset dan
riset pengembangan
permukiman
bidang permukiman
permukiman
penyediaan
permukiman
berbasis spasial
informasi yang
transparan
b. Mendorong
Poin-poin indikator
b) Indikator
Poin-poin indikator
penyepakatan
pengembangan
pengembangan
indikator
permukiman
permukiman
pengembangan
(termasuk indikator
permukiman
kumuh)
termasuk indikator
kumuh dan
luasannya
c. Membentuk sistem
Terbentuknya
c) Membentuk sistem
Sistem e-monev
e-monev (near real
sistem e-monev
e-monev berbasis
time data)
spasial
2. Efisiensi
a. Standardisasi
Tersusunnya
a) Riset/ penelitian
Banyaknya riset
Industrialisasi
perijinan
standard perijinan
bidang perijinan
yang dilaksanakan
Perumahan
pembangunan PKP
pembangunan PKP
pembangunan PKP
b) Penyusunan standar Regulasi standard
perijinan
perijinan
pembangunan PKP
pembangunan PKP
b. Mendorong
Banyaknya
a) Riset/ penelitian
Banyaknya riset
penelitian dan
penelitian dan
dan pengembangan
yang dilaksanakan
pengembangan yag
pengembangan PKP
mengenai
Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

Satuan

dan efisiensi
Dokumen/
laporan

Dokumen/
laporan

Aplikasi/
Software
Dokumen/
laporan
NSPK
Dokumen/
laporan
L-8

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis

Outcome
terkait dengan
pengembangan
bahan bangunan
dan teknologi
pembangunan PKP
yang terjangkau,
ramah lingkungan,
dan berbasis
kearifan lokal
c. Standardisasi bahan
bangunan serta
teknologi
pembangunan PKP

d. Penyediaan bahan
bangunan murah
untuk
pembangunan PKP
Bagi MBR

Indikator Outcome
b)

Tersusunnya
standar bahan
bangunan dalam
pembangunan
perumahan

a)

Tebentuknya sistem
penyediaan bahan
bangunan murah

a)

b)

b)
c)

Output
pengembangan
bahan bangunan
Kerjasama dengan
industri bahan
bangunan untuk
mewujudkan
lingkungan sehat
dan berbasis
kearifan lokal
Riset/ penelitian
bidang teknologi
bahan bangunan
Penyusunan
standard bahan
bangunan serta
teknologi
pembangunan PKP
Membangun sistem
kartu bahan
bangunan bagi MBR
Kerjasama dengan
industri bahan
bangunan
Kerjasama dengan
perbankan nasional
(BRI) sebagai
lembaga keuangan
pengelola subsidi
bahan bangunan
(kartu bahan

Indikator Output

Satuan

Banyaknya
perjanjian
kerjasama

Dokumen
perjanjian

Banyaknya riset
yang dilaksanakan

Dokumen/
laporan

Regulasi standard
bahan bangunan

NSPK

Sistem kartu bahan


bangunan bagi MBR

Sistem/
Software/
Aplikasi
Dokumen
kerjasama

Banyaknya MoU
dengan industri
bahan bangunan
MoU dengan
perbankan nasional

Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

Dokumen
kerjasama

L-9

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis
3. Pengembangan
sistem
pendanaan
nasional
memperluas
akses
pembiayaan &
melayani
seluruh
masyarakat

Outcome

Indikator Outcome

a. Mengembangkan
pola pembiayaan
perumahan berbasis
masyarakat yang
lebih inovatif

Jumlah kota yang


memiliki kelompok
pembiayaan
perumahan berbasis
masyarakat
(tabungan,
koperasi)
Jumlah kota yang
mengembangkan
sistem informasi
pengawasan dan
penganggaran

b. Meningkatkan
efektivitas &
efisiensi sistem
penganggaran dan
optimaisasi
terhadap
pengawasan dan
pengendalian
pengembangan
permukiman
c. Meningkatkan
manajemen lahan
perkotaan (alokasi
lahan/ penyediaan
tanah bagi MBR dan
penyedian KASIBA
dan LISIBA)
d. Meningkatkan
pelayanan
permukiman bagi
masyarakat di

Persentase subsidi
perumahan bagi
MBR di setiap kota

Persentase
peningkatan
pelayanan minimum

Output
bangunan bagi
MBR)
Pengembangan pola
pembiayaan perumahan
berbasis masyarakat

Indikator Output

Satuan

Jumlah kota yang


memiliki kelompok
pembiayaan
perumahan berbasis
masyarakat

Sistem informasi
pengawasan dan
penganggaran

Jumlah kota yang


mengembangkan
sistem informasi
pengawasan dan
penganggaran

Dokumen/
laporan

Pengadaan tanah di
lokasi strategis
perkotaan, pusat
kegiatan usaha dan
daerah pinggiran kota
yang dekat dengan
akses transportasi bagi
MBR
a) Penyediaan
infrastruktur di
permukiman khusus
b) SPPIP

Jumlah luasan tanah


bagi pengembangan
permukiman

Legalitas
tanah

Jumlah kawasan
khusus yang
tertangani

Kawasan

Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

L-10

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis

4. Penguatan
pendekatan
pengembangan
permukiman
berbasis local
wisdom

Outcome
kawasan
permukiman khusus
(pulau kecil,
perbatasan dan
pulau terluar
lainnya)

e. Mengembangkan
sistem kartu
infrastruktur
sebagai kunci
keberhasilan
program bantuan
infrastruktur yang
didalamnya
melibatkan lembaga
keuangan local
a. Mendorong
internalisasi
pengembangan
pengetahuan
budaya bermukim
lokal

Indikator Outcome
di kawasan
permukiman khusus

Terbentuknya
sistem kartu
infrastruktur

Banyaknya kawasan
permukiman
berasaskan budaya
bermukim lokal

Output
c) RPKPP
d) Fasilitasi
pemerintah daerah
e) Laporan
pengawasan
penyediaan
infrastruktur di
kawasan
permukiman khusus
a) Membangun sistem
infrastruktur

Indikator Output

Satuan

Jumlah laporan
pengawasan

Dokumen

Sistem kartu bahan


bangunan bagi MBR

Sistem/
Software/
Aplikasi
Dokumen
kerjasama

b) Kerjasama dengan
perbankan nasional
(BRI) sebagai
lembaga keuangan
pengelola

MoU dengan
perbankan nasional

a) Fasilitasi
pemerintah daerah
dalam
pengembangan
pengetahuan
budaya bermukim
lokal
b) Pembangunan
kawasan
permukiman
berasaskan budaya
bermukim lokal

Banyaknya kawasan
permukiman
berasaskan budaya
bermukim lokal

Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

Kawasan

L-11

Buku Kebijakan dan Strategi


Review Strategi Nasional Program Pengembangan Permukiman
Sasaran Strategis

Outcome
b. Mendorong
pembentukan
kelompok
masyarakat mandiri
dalam mewujudkan
budaya bermukim
lokal

Indikator Outcome
Banyaknya
kelompok
masyarakat yang
terbentuk

Output
Pembentukan kelompok
masyarakat mandiri

Indikator Output
Banyaknya
kelompok
masyarakat yang
terbentuk

Satker Pusat Kajian Strategis | LAMPIRAN

Satuan
Dokumen/
laporan

L-12

Anda mungkin juga menyukai