Anda di halaman 1dari 33

Kastek Vol.

November - Desember 2014

Biografi Mendel
Teori Evolusi
Cryonics
Jelajah bersama Voyager
Gelombang Air Laut sebagai Sumber Listrik
PIN Junction Solar Cell

If the facts don't fit the


theory, change the facts.
Albert Einstein

Terima kasih yang tidak terkira untuk kontributor artikel dan juga kepada kaskuser
semuanya, setelah melalui proses yang sangat melelahkan akhirnya majalah kastek
selesai juga. Sekali lagi terima kasih atas dukungan semuanya, setelah melewati
proses melelahkan ping-pong sana sini sebulan, empat bulan bahkan hampir setahun
lamanya, namun semangat untuk berbagi akhirnya menjadikan halangan dan rintangan menjadi seakan tidak mengganggu sama sekali. Tentunya, dalam edisi perdana
ini masih banyak kekurangan disana sini, baik dalam urusan tulisan ataupun informasi, masukan dan kritik dari semuanya sangat diharapkan untuk membuat majalah ini menjadi lebih baik lagi. Selain itu, majalah ini tidak bersifat komersial dan
hanya merupakan majalah gratis yang bebas diunduh ataupun diunggah oleh siapa
saja, tentunya tidak melupakan kredit kepada para kontributor. Segala hal berkenaan dalam artikel menjadi pertanggung jawaban kontributor.
Selamat Menikmati
Moderator(&(Editor:"samanosuke20
Kontributor:(Allosaurus,"andi_yaha,"bayinangis,"zomba9er,"kingkin28
Desain:"jokiez,"marshall.age
Marke4ng:"booster.bs

ON FOCUS

Sekilas tentang Teori Evolusi

Mengutip definisi evolusi dari


Wikipedia, evolusi adalah perubahan
pada sifat sifat terwariskan suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh variasi, reproduksi, dan
seleksi. Sifat ini diwariskan dalam bentuk
gen. Gen itu sendiri, adalah unit dalam
pewarisan sifat bagi makhluk hidup, yang
berbentuk fisik berupa urutan DNA yang
menyandi kode kode tertentu yang bisa
ditranslasikan menjadi asam amino dan
dirakit menjadi protein.
Nantinya, protein ini bisa nampak
menjadi fenotipe. Contoh mudahnya,
rambut kita kan tersusun atas protein.
Bagaimana susunan asam amino dan
bagaimana protein yang dihasilkan
nantinya akan mempengaruhi bagaimana

jenis rambut kita. Misalnya, rambut lurus,


keriting, ikal, kribo, dan lain sebagainya.
Sifat-sifat yang diwariskan ini ternyata
tidak selalu sama antara induk dengan
anaknya. Pada makhluk hidup seksual,
selain dari kombinasi gen dari kedua induk,
variasi juga bisa timbul akibat mutasi
yang dapat disebabkan oleh perantara
kimiawi (misal: DDT), fisik (misal, radiasi
sinar gamma), dan biologis (misal, virus).
Nah, perubahan seperti inilah yang akan
diwariskan sedikit demi sedikit. Mutasi
gak selamanya merugikan kok, mata biru
pada manusia, contohnya. Kalo mutasi
mata biru tidak ada, bule-bule yang kamu
idolakan tidak akan setampan/secantik
seharusnya. Bagaimana jika perubahan
tersebut terus bervariasi dan diwariskan
dalam kurun waktu yang lama? Misalnya,
Kastek Magz / Vol. 01 / 01

ON FOCUS

dalam waktu jutaan tahun? Apa yang


akan terjadi?
Bukan scientist namanya kalau tidak
memiliki rasa ingin tahu. Pada abad ke
8, ilmuwan asal Irak, Al-Jahiz menulis
buku yang berjudul Kitab Al Hayawan,
semacam ensiklopedia 7 volume yang
berisikan tentang keanekaragaman
lebih dari 350 hewan dalam bentuk
sastra anekdot dan syair. Buku ini juga
menjelaskan konsep dasar dari seleksi
alam, bagaimana filosofi antara predator
dan mangsa, juga tentang konsep
makhluk hidup yang saling berkompetisi
untuk meraih makanan. Salah satu kutipan
inspirasional di buku ini, Kematian suatu
spesies adalah kehidupan bagi spesies
lainnya, begitu pula sebaliknya.
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, ilmuwan-ilmuwan hebat

pun bermunculan. Ahli demografi,


Thomas Malthus yang mengkonsepkan
bahwa pertumbuhan bahan makanan
mengikuti deret hitung, sedangkan
pertumbuhan penduduk mengikuti deret
ukur. Hal ini menyebabkan menipisnya
bahan makanan sehingga munculnya
persaingan untuk memperoleh bahan
makanan. Kemudian, ahli geologi Charles
Lyell dalam bukunya Principle of
Geology mengemukakan bahwa batuan,
pulau, dan benua selalu mengalami
perubahan. Lalu Gregor Johan Mendel,
sang bapak genetika dengan percobaan
kacang ercisnya. Hingga pada akhirnya,
sang ilmuwan yang kontroversial pada
masanya, Charles Darwin mengemukakan
bahwa species yang ada pada masa kini
berasal dari spesies di masa lampau dan
Kastek Magz / Vol. 01 / 02

ON FOCUS
evolusi terjadi melalui proses seleksi alam.
Teori ini tentu bukan sebatas omong
kosong tanpa percobaan. Darwin pergi
berkeliling dunia dengan kapal HMS
Beaglenya, meneliti Pulau Galapagos,
hingga hasil pengamatan Darwin yang
terkenal, hubungan antara bentuk paruh
burung finch dengan jenis makanan yang
dimakannya. Darwin menemukan adanya
kecocokan antara paruh dengan makanan,
dan pada akhirnya Darwin menyimpulkan
bahwa burung finch beradaptasi secara
anatomis untuk menyesuaikan paruhnya
dengan makanannya. Dan, burungburung finch ini, memiliki satu common
ancestor yang paruhnya telah berevolusi
menjadi bermacam - macam bentuk.
Akan tetapi, Darwin gagal dalam
menjelaskan bagaimana sifat yang
berubah saat adaptasi itu muncul.
Dalam teorinya, Pangenesis, Darwin

mengemukakan bahwa di dalam darah


suatu makhluk hidup terdapat gemula,
yang merupakan bentuk mini dari
makhluk hidup tersebut. Gemula ini
membawa sifat - sifat yang sama persis
dengan kondisi si makhluk hidup pada
saat itu. Saat terjadi fertilisasi, gemula
dari kedua induk pun bergabung dan
membentuk suatu sifat gabungan, layaknya pencampuran warna pada cat air.
Teori ini dipatahkan oleh Francis Galton,
sepupu Darwin. Ia mentransfusikan darah
dari seekor kelinci hitam ke seekor kelinci
putih. Galton berasumsi bahwa jika
gemula dari kelinci hitam terebut terbawa
dalam darah, maka anak dari sang kelinci
putih setidaknya juga ada yang hitam.
Namun, anak dari sang kelinci putih
semuanya berbulu putih.

Kastek Magz / Vol. 01 / 03

ON FOCUS
Satu lagi teori yang terkenal di abad
19, yaitu teori acquired characteristics
(karakteristik yang diperoleh.) yang
dicetuskan oleh ilmuwan Prancis, Jean
Baptiste de Lamarck. Menurutnya,
sifat yang diraih oleh suatu individu
selama ia hidup akan diwariskan
kepada keturunannya. Misalnya, apabila
seseorang memiliki otot yang kuat
karena ia melatih otot-ototnya secara
rutin dan rajin berolahraga, maka anak
- anaknya juga akan mewarisi sifat otot
kuat. Lamarck memisalkan evolusi pada
jerapah. Menurutnya, jerapah dulunya
berleher pendek. Seiring berjalannya
waktu, jerapah menarik otot-otot
lehernya sedikit demi sedikit dan sifat
ini terus menerus diwariskan kepada
keturunannya, hingga jerapah pada masa
kini seluruhnya berleher panjang.
Teori ini juga patah, oleh August
Weismann. Dalam percobaannya yang
terkenal, ia mengumpulkan sekelompok
tikus dan memotong ekor tikus - tikus

Kastek Magz / Vol. 01 / 04

ON FOCUS

tersebut. Setelah diamati, hingga 22


generasi dari pemotongan ekor, tidak
satupun ditemukan adanya anak tikus
yang tidak memiliki ekor. Weismann
menyimpulkan
bahwa
penurunan
sifat diturunkan melalui gamet tanpa
terpengaruh oleh perubahan - perubahan
pada tubuh.
Saat ini, teori yang telah diterima
secara luas adalah teori sintesa modern
yang menghubungkan konsep genetika
dengan mekanisme evolusi. Menurut
teori ini, evolusi merupakan perubahan
komposisi genetik (frekuensi alel di
dalam kumpulan gen) suatu populasi dari
generasi ke generasi. Seiring perubahan

frekuensi gen itu diinferensikan dari


perubahan
fenotipe
yang
dapat
diwariskan.
Douglas J Futuyma, ahli biologi
Amerika Serikat menguraikan prinsipprinsip utama dari sintesa modern, yakni
sebagai berikut:
1. Populasi mengandung variasi genetik
yang muncul melalui mutasi acak
2. Populasi berevolusi dengan perubahan
- perubahan dalam frekuensi gen
akibat random genetic drift, gene flow,
dan seleksi alam
3. Sebagian besar varian genetik memiliki
pengaruh yang kecil bagi fenotipe,
sehingga perubahan fenotipe terjadi
secara bertahap
4. Diversifikasi terjadi melalui spesiasi,
yang melibatkan isolasi reproduksi
bertahap pada setiap populasi
5. Proses - proses tersebut berlangsung
dengan waktu yang lama.
Nah, itu saja artikel kali ini. Jadi
bagaimana, pembaca sekalian? Masih
menganggap evolusi itu seperti godzila
atau kura - kura ninja?

Kastek Magz / Vol. 01 / 05

ON FOCUS

Kesalahpahaman Umum
Tentang Evolusi

Bagaimana bisa makhluk hidup muncul


secara kebetulan dari benda mati?
Perlu diketahui teori evolusi sama sekali
tidak membahas tentang kemunculan
mahkluk hidup, yang membahas itu adalah
teori abiogenesis. Evolusi hanya membahas
bagaimana makhluk hidup bisa beraneka
ragam. Teori evolusi dan abiogenesis adalah
dua teori yang berbeda.
Baiklah, saya paham. Tapi, kok bisa
dari satu jenis makhluk hidup terus jadi
bermacam - macam secara kebetulan?
Bukankah tidak masuk akal sama sekali.

Kalau evolusi itu benar terjadi, mengapa


masih ada monyet? Memang monyet tidak
mengalami evolusi?
Salah paham, evolusi itu terus berlangsung
selama masih ada mutasi dan seleksi alam.
Evolusi itu bentuknya bukan garis linear,
tapi bercabang-cabang. Ibarat kata, nenek
moyang kucing bukanlah singa. Tapi, kucing
dan singa memiliki nenek moyang bersama.
Seiring berjalannya waktu, nenek moyang
bersama ini berevolusi, ada yang menjadi
kucing, ada yang menjadi singa.

Teori evolusi sama sekali tidak berbicara


tentang kebetulan. Di dalam teori evolusi
ada dijelaskan suatu proses yang terjadi
secara alami. Kecuali, kalau anda mau
berkata bahwa semua proses alami adalah
proses terjadi secara kebetulan.
Kastek Magz / Vol. 01 / 06

ON FOCUS
Mengapa tidak ada transitional form?
Harusnya kan ada, reptil setengah burung,
atau ikan setengah reptil.
Salah paham lagi, setiap makhluk hidup
adalah transitional form dari bentuk satu ke
bentuk lainnya. Paham? Kalau masih belum
paham juga, coba cari informasi mengenai
Archeopteryx atau Ambulocetus.
Terus mengapa fosil-fosil hewan transisi
ini hanya ada sedikit? Kalau memang dulu
mereka ada banyak, seharusnya fosilnya
juga banyak?
Perlu diketahui bahwa proses terbentuknya
fosil itu tidaklah mudah. Selain itu peluang
suatu makhluk hidup itu bisa menjadi fosil
adalah kecil.
Dari fosil - fosil yang ada, mengapa
kesannya satu makhluk bentuknya
hanya seperti itu saja, seperti tidak ada
perubahan, misalnya capung?
Perubahan tidak selalu berupa perubahan
fisik. Sebagian fosil memang mengesankan
kalau struktur tubuh banyak yang tidak
berubah, lagipula perubahan tidak harus
berubah drastis juga. Salah satu contoh
yang bagus adalah fosil Odontochelys
semistestacea yang menunjukkan bagaimana
evolusi pada tempurung kura - kura. Atau,
coba amati evolusi dari fosil kuda yang bisa
dibilang sangat lengkap dari masa ke masa.
Pernah denger ledakan kambrium?
Bagaimana mungkin makhluk hidup bisa
berevolusi dalam waktu secepat itu?
Ada dua hal yang mau kami bahas disini. Yang
pertama, anda pernah tahu berapa lama
waktu terjadi ledakan kambrium tersebut?

5-10 juta tahun. Bisa agan bayangkan, itu


waktu yang sebentar atau lama. Yang kedua,
pernah dengen evolusi pada virus? Pernah
denger iklan yang bunyinya, kuman dapat
berevolusi ? Ya, evolusi pada virus malah
sangat cepat. Ini menjadi suatu model bahwa
evolusi memang tidak selalu berhubungan
dengan waktu yang lama. Selama mutasi
cukup banyak dan seleksi alam bekerja
sangat keras, maka evolusi pun mungkin
berlangsung dalam waktu yang tidak terlalu
lama.
Bukannya sudah banyak ilmuwan yang
menentang teori evolusi ini?
Ilmuwan yang mana? Kalau orang yang yang
salah mengira ular laut sebagai belut, bukan
termasuk ilmuwan biologi. (red: Harun Yahya)
Kalau percaya teori evolusi, berarti tidak
percaya Tuhan (Atheist) ya?
Teori evolusi tidak perlu dipercaya, tapi
teori ini wajib untuk diterima sebagai fakta.
Berbeda dengan Tuhan yang wajib dipercaya
(imani) pada masing-masing agama.
Kastek Magz / Vol. 01 / 07

TECHNO

Cryonics, Solusi untuk Kehidupan Abadi

Kastek Magz / Vol. 01 / 08

TECHNO
Teknologi ini disebut Cryonics. Prosedur
dari Cryonics ini adalah membekukan
sebagian atau seluruh tubuh pasien yang
telah dinyatakan mati dan memulihkannya
di kemudian hari, bila teknologinya telah
ditemukan. Iya, tubuh pasien baru akan
dipulihkan bila teknologi sudah mumpuni,
jadi jangan sekali kali membayangkan kalau
pasien Cryonics ini akan langsung hidup
kembali seperti zombie seperti di film-film.
Cryo dalam bahasa Yunani artinya dingin.
Sedangkan Cryonics adalah pelestarian secara
hukum manusia atau hewan peliharaan mati
pada temperatur yang sangat rendah (di
bawah -200 F, -130 C) dengan harapan
bahwa sains dapat mengembalikan mereka
untuk hidup suatu saat nanti. Secara hukum,
cryonics hanya dapat diterapkan kepada
orang yang telah dinyatakan meninggal oleh
pihak kesehatan yang berwenang.
Kematian hampir selalu disangka
sebagai jantung yang berhenti berdetak.
Tetapi sebenarnya kematian adalah matinya
semua sel-sel tubuh, termasuk yang berada
di otak. Biasanya diperlukan waktu beberapa
jam untuk semua sel mati pada suhu kamar,
termasuk yang berada di otak. Kerusakan
utama dalam satu jam pertama disebabkan

oleh penggumpalan di pembuluh darah.


Hingga pada akhirnya, sinyal apoptosis
(sinyal bunuh diri sel) telah menyebar di
seluruh tubuh.

PROSES CRYONICS
ryonicists
harus melakukan pendinginan dan, jika mungkin, cardiopulmonary
support (seperti CPR, tapi tanpa niat
untuk resusitasi) sesaat setelah kematian
untuk memperlambat degradasi jaringan.
Jika semua jaringan dalam tubuh dapat
dilestarikan sesaat setelah jantung berhenti
berdetak, penurunan dapat dikurangi.
Hanya karena orang-orang di cryonics
mempertahankan suhu sangat rendah tidak
berarti bahwa pasien telah beku. Pembekuan
melibatkan pembentukan es, yang bisa
sangat merusak jaringan tubuh.
Prosedur Cryonics menggantikan air di
dalam tubuh dengan campuran anti-freeze
disebut cryoprotectants. Bahan biologis ini
dimasukkan melalui pembuluh darah selama

Kastek Magz / Vol. 01 / 09

TECHNO
diposisikan di paling rendah, jadi pada kasus
terburuk, bagian otak yang akan terakhir
meleleh.
Neuro, atau yang sering disebut sebagai
Neurosuspension adalah pasien Cryonic
yang hanya bagian kepala-nya saja yang

beberapa jam, maka sebagian besar air di


dalam tubuh dapat dibuang dan diganti
dengan cryoprotectant.
Pada temperatur yang sangat rendah
cryoprotectants ini mengeras seperti kaca.
Pembentukan kaca ini dikenal sebagai
vitrification. Vitrification adalah bagian
penting dari usaha untuk melestarikan
cryonicists manusia dan hewan peliharaan
dalam kondisi terbaik untuk memaksimalkan
kesempatan hidup di masa depan.
Selanjutnya tubuh dimasukkan ke dalam
container pribadi dan disimpan di dalam
tangki metal berisi nitrogen cair dengan suhu
-196 derajat Celcius. Nama tangki nitrogen
itu adalah Dewars atau Cryostats. Sebagai
tambahan perlindungan, kepala pasien
yang telah dimasukkan ke dalam tangki

Kastek Magz / Vol. 01 / 10

TECHNO

LEBIH JAUH TENTANG


CRYOPROTECTANT

diambil, tidak seluruh tubuh. Jika di masa


depan telah ditemukan teknologi untuk
regenerasi tubuh atau membuat lagi organ
manusia, tidaklah sulit untuk membuat kulit,
tulang, dan semua organ dan jaringan yang
dibutuhkan untuk membuat tubuh baru
selama otak diawetkan. Keuntungan neuro
adalah otak lebih cepat menjadi kaca saat
dilakukan pembekuan, lalu lebih mudah
dirawat, dibawa, dan lebih murah.
Di Amerika sudah ada 167 Pasien
yang sudah dibekukan, termasuk penemu
Cryonics Robert Ettinger, jenazah Robert
yang meninggal di usia 92 tahun pada Sabtu
(23/7/2011) langsung diproses beberapa
menit setelah dinyatakan meninggal.
Bagaimana? Tertarik ? Mau tahu
harganya? Sangat mahal!!! US$150,000
untuk paket seluruh tubuh, dan US$80,000
untuk paket otak saja.

Seperti yang telah dibahas di atas.


cryoprotectant adalah zat yang digunakan
untuk melindungi jaringan dari dampak
pembekuan. Hewan hewan yang tinggal
di lingkungan yang sangat dingin mampu
membuat zat anti-freezing ini untuk
melindungi tubuh mereka dari suhu yang
ekstrim. Jika serangga paling banyak
menggunakan gula atau plyol sebagai
cryoprotectant nya, maka Salamander
Arctic menggunakan gliserol di liver
mereka sebagai anti-freezing nya.
Cryoprotectant ini mampu menggantikan
posisi air di dalam tubuh dengan cara
membuat ikatan hidrogen dengan
molekul biologis tubuh dengan tetap
mempertahankan kondisi fisiologisnya.
Strategi ini sangat berguna untuk
anhydrobiosis (tahap ametabolik dengan
cara bertahan hidup ekstrim tanpa air saat
lingkungan sedang tidak mendukung
untuk hidup. Hewan yang melakukan
tahap ini misalnya, Tardigrades, Artemia
salina, dan lain lain)
Kastek Magz / Vol. 01 / 11

TECHNO

Jelajah Ruang Angkasa


Bersama Voyager

Kastek
KastekMagz
Magz/ Vol.
/ Vol.0101/ 12
/ 12

TECHNO
Matahari
dan
planet-planet
ini
membentuk sistem tata surya kita. Tata
surya ini adalah salah satu dari ratusan
milyar tata surya lainnya yang menyusun
galaksi kita, yaitu galaksi Bima Sakti atau
The Milky Way. Tentu, galaksi kita hanya
salah satu dari ratusan bilyun galaksi
lainnya yang ada di alam semesta. Nah,
kebayang nggak tuh seluas apa alam
semesta ini?
Nah, untuk meneliti sistem tata surya
kita, NASA (National Aeronautics and
Space Administration) meluncurkan dua
pesawat luar angkasa tanpa awak, yaitu
Voyager 1 dan Voyager 2 yang dirancang
oleh divisi Jet Propulsion Laboratory
milik NASA. Program ini dinamakan
Voyager Program. Voyager Program
dilaksanakan pada tahun 1977 karena
pada tahun tersebut planet-planet dalam
tata surya kita sedang dalam posisi yang
hampir sejajar sehingga memudahkan
untuk meneliti planet-planet tersebut.
Sayangnya posisi unik ini cuma terjadi
175 tahun sekali.
Sebelumnya, NASA pernah merancang
program serupa yaitu program Grand
Tour of the Outer Planets. Rencana
program ini adalah pengiriman lebih dari
dua pesawat tanpa awak ke tiap planet,
tetapi karena kurangnya bantuan finansial
dari pemerintah dan waktu yang tidak
tepat, maka program ini disederhanakan
menjadiVo-yager Program. Pertanyaannya
adalah, mengapa NASA menunggu
sampai posisi posisi planet hampir sejajar?
Jawabannya simpel; untuk efisiensi waktu
dan penggunaan energi.

Pesawat Voyager 1 dan Voyager 2 yang


memiliki berat hampir 900 kilogram ini
memang dilengkapi sumber energi yang
canggih (pada waktu itu) yakni generator
termoelektrik
yang
menggunakan
radioisotop
Plutonium-238.
Plutonium-238 ini bisa terus menghasilkan
energi selama 85 tahun, dimana energi
yang dihasilkan akan berkurang 0,79%
tiap tahunnya), tetapi akan lebih efisien
jika kedua pesawat ini memanfaatkan
gaya gravitasi yang ada diantara dua
planet sehingga kecepatan terbangnya
akan lebih tinggi. Selain itu, jarak antar
planet yang akan ditempuh juga akan
lebih pendek sehingga waktu perjalanan
juga jadi lebih singkat. Ide bagus kan?
Kedua pesawat Voyager ini juga
dilengkapi dengan sistem komputer
yang dapat mengendalikan kamera yang
digunakan untuk mengambil gambar
planet-planet yang dikunjungi. Selain
itu, Voyager juga dilengkapi sistem
komuni-kasi gelombang mikro. Tetapi
intensitas dan besarnya data yang dapat
Kastek Magz / Vol. 01 / 13

TECHNO
dikirimkan dan waktu
pengiriman data terus
berkurang seiring dengan
bertambahnya
jarak
antara pesawat dan bumi.
Menurut
NASA,
Voyager
Program
merupakan proyek yang
paling produktif dalam
menghasilkan data-data
saintifik. Seperti data
lengkap kondisi atmosfer
planet Jupiter, Saturnus,
Uranus dan Neptunus.
Pesawat Voyager juga
berkontribusi
besar
dengan
memberikan
detail-detail cincin planet
Saturnus yang tidak
diketahui sebelumnya.
Voyager Program juga
menjadi pendahulu bagi
misi Galileo dan Cassini,
yang bertujuan untuk
meneliti Jupiter dan
Saturnus lebih jauh. Pada
April 1979, Voyager 1 dan
2 berhasil mengabadikan
19.000 foto planet Jupiter
dan
satelit-satelitnya.
Sekitar setahun kemudian
Voyager 1 melewati planet
Saturnus yang lalu disusul
oleh Voyager 2 sembilan
bulan kemudian.
Pada Januari 1986,
Voyager
2
terbang
mendekati planet Uranus.

Jarak antara pesawat


Voyager 2 dan permukaan
Uranus adalah sekitar
81.000 kilometer dan pada
akhirnya, misi Voyager 2
berakhir setelah terbang
4950 kilometer tepat
diatas kutub utara planet
Neptunus.
Data-data
yang dikirimkan selama
jangka waktu itu berisi
hasil observasi planet,
cincin planet, atmosfer
dan satelitnya.
Meski misi Voyager 2
sudah usai, misi Voyager
1 masih berlanjut. Setelah
terbang melewati planet
Saturnus, Voyager 1 terus
terbang untuk keluar dari
sistem tata surya kita.
Voyager 1 terus terbang
bukan karena dia lelah
hidup di tata surya kita
yang kejam ini, tapi karena
dia harus melaksanakan
misi selanjutnya.
Misi
tambahan
ini
dinamakan
Voyager
Interstellar Mission. Misi
ini
bertujuan
untuk
mengetahui kondisi di
luar sistem tata surya
kita. Penelitian daerah
ini
sangat
berguna,
karena daerah yang telah
dijelajahi oleh Voyager
masih
dipengaruhi
Kastek Magz / Vol. 01 / 14

TECHNO

oleh matahari, yaitu daerah Heliosfer.


Daerah diluar Heliosfer ini disebut juga
Interstellar Space, yang berarti ruangan
diantara bintang. Daerah ini tidak
dipengaruhi baik oleh matahari maupun
bintang terdekat dari sistem tata surya
kita. Daerah ini diibaratkan seperti tanah
kosong yang berada diantara dua rumah.
Pada tanggal 25 Agustus 2012, para
ilmuwan pertama kali mengetahui bahwa
Voyager 1 akan memasuki Interstellar
Space dalam waktu dekat setelah
indikator menyatakan bahwa terjadi
penurunan partikel gelombang matahari
dan peningkatan gelombang kosmik
disekitar Voyager 1. Ini berarti Voyager
1 telah menjadi objek angkasa terjauh
buatan manusia yang pernah ada. Tidak
heran, jika ini akan menjadi prestasi yang
luar biasa bagi para ilmuwan.
Rasanya sama ketika manusia mendarat
di bulan. Kejadian ini akan jadi batu
pijakan bersejarah. Sebagaimana sains
pada umumnya, ini adalah petualangan
dan pengetahuan baru. ujar Donald
Gurnett, salah satu ilmuwan yang bekerja
di Voyager Program.

Selama setahun kemudian, terjadi


perdebatan panjang tentang posisi
Voyager 1 yang sebenarnya. Satu pihak
menyatakan bahwa Voyager 1 masih
berada di lapisan terluar Heliosfer dan
pihak lainnya menyatakan bahwa Voyager
1 sudah sepenuhnya berada di luar sistem
tata surya.
Kemudian pada 13 September 2013 lalu,
NASA merilis informasi bahwa Voyager
1 sekarang sudah benar -benar berada
di daerah Interstellar Space. Kami harus
berhati-hati dalam merilis informasi,
karena ini adalah peristiwa penting dalam
sejarah eksplorasi angkasa. Umat manusia
tidak pernah menjelajahi Interstellar
Space sebelumnya, dan rasanya seperti
bepergian menggunakan buku panduan
yang tidak lengkap. Baru sekaranglah kami
punya data lengkap dan hasil analisa yang
dibutuhkan., ujar Ed Stone dari California
Institute of Technology.
Setelah setahun perdebatan, sebenarnya masih ada kebingungan untuk
menentukan posisi Voyager 1, karena
ada perbedaan pendapat tentang batas
daerah tata surya kita. Namun setelah

Kastek Magz / Vol. 01 / 15

TECHNO
berunding, NASA memutuskan bahwa
Voyager 1 sudah benar benar keluar dari
sistem tata surya karena menurut data
yang didapat, partikel plasma yang ada
di sekeliling Voyager 1 bukan lagi hanya
plasma yang dihasilkan oleh matahari,
tetapi juga dari bintang lain. Ini pertanda
bahwa Voyager 1 sudah berada diantara 2
sistem tata surya.
Dengan mempertimbangkan luasnya
alam semesta ini, maka tentu saja
ada kemungkinan kecil bahwa ada
makhluk intelektual lainnya selain kita
(Extraterrestrial life - alien red). Selain
itu, ada juga kemungkinan bahwa bisa
saja pesawat Voyager ditemukan oleh
mereka. Maka dari itu, NASA menyisipkan
sebuah piringan data berlapis emas yang
disebut The Golden Record di dalam
pesawat Voyager 1, dengan harapan
bahwa mahkluk asing yang menemukan
Voyager 1 cukup cerdas untuk memahami
data yang ada di dalam piringan emas
tersebut. Piringan ini sebenarnya tidak
sepenuhnya terbuat dari emas, melainkan
tembaga yang dilapisi emas dan isotop
murni
Uranium-238.
Uranium-238

dapat digunakan untuk membaca usia


benda yang dilapisinya dengan proses
spektrometri massal. The Golden Record
berisi berbagai informasi tentang
kehidupan di bumi. Koordinat planet,
informasi tentang sistem tata surya,
data tentang DNA manusia, rekaman
sambutan dari presiden Amerika, suara
petir, sungai, kicauan burung, tangisan
bayi, dan berbagai macam data lainnya.
Data-data tersebut diseleksi oleh ilmuwan
terkemuka dari Cornell University yaitu
Carl Sagan.
Tindakan ini menuai berbagai pujian
dan kritik. Kebanyakan kritik yang diterima
NASA adalah ketakutan warga bahwa jika
suatu saat Voyager 1 ditemukan oleh alien
yang cukup cerdas untuk memahami
isi The Golden Record, maka tidak ada
jaminan bahwa alien tersebut berminat
untuk bersahabat dengan planet bumi.
Selain itu, kelengkapan informasi pada
piringan ini dianggap sama dengan
membuka rahasia dan kelemahan bumi
kepada pihak asing.
Data-data yang ada di dalam The Golden
Record kemudian dipublikasikan ke
Kastek Magz / Vol. 01 / 16

TECHNO

ranah publik. Pada tahun 1979, informasi


tentang data-data tersebut dapat dilihat
di buku Murmurs Of Earth: Voyager
Interstellar Record yang disusun oleh Carl
Sagan, F.D. Drake, Ann Druyan, Timothy
Ferris, Jon Lomberg dan Linda Salzman.
Pada tahun 1992, perusahan rekaman
Warner New Media merilis versi CD-ROM
dari data tersebut.
Voyager Program juga menjadi inspirasi
bagi industri kreatif dalam budaya
pop. Berbagai macam pihak mulai
mengadaptasi Voyager Program dalam
karya seni mereka. Pada film Star Trek:
The Motion Picture (1979), Battlefield
Earth (2000), kisah Voyager dan The
Golden Records menjadi poin penting
dalam cerita. Pada film sains-fiksi Without
Warning (1994), diceritakan bahwa ras
alien asing menemukan pesawat Voyager
1 dan mengirim transmisi ke bumi.
Menurut prediksi NASA, Voyager 1 akan
dapat terus beroperasi sampai tahun

2025 nanti. Sampai saat itu Vo-yager 1


akan terus memberikan informasi dengan
NASA, meskipun instrumen-instrumen
elektronik yang ada di dalam Voyager
1 akan dimatikan satu persatu seiring
dengan melemah-nya sumber energi.
Saat ini, Voyager 1 sudah tidak mampu
untuk mengambil gambar untuk NASA.
Instrumen kamera dimatikan lebih
dulu sebab tidak ada gunanya untuk
mengambil gambar daerah Interstellar
Space, karena tidak ada lagi sumber
cahaya yang cukup.
Maka dari itu, data yang terus dikirimkan
adalah hasil analisis lingkungan di sekitar
Voyager 1, yaitu data-data plasma dan
partikel kosmik lainnya. Setelah 2025,
Voyager 1 akan sepenuhnya mati dan
melayang-layang tanpa tujuan di angkasa
yang luasnya tidak terbatas ini. Terima
kasih banyak atas kontribusimu, Voyager
1 dan 2!

Kastek Magz / Vol. 01 / 17

IN DEPTH

Memanfaatkan Gelombang Air Laut


Sebagai Sumber Energi Listrik

Siklus pasang surut air laut terjadi setiap


12 jam akibat dari perubahan gaya
menarik dari bulan dan matahari ketika
bumi berputar. Prinsip dari teknologi
energi pasang surut adalah perbedaan
dari ketinggian air, air yang lebih
tinggi menuju air yang lebih rendah
menyebabkan adanya energi potensial
dari perpindahanya.
Kastek Magz / Vol. 01 / 18

IN DEPTH

Energi aliran gelombang terbentuk dengan


menggunakan perangkat yang mengapung
di permukaan air laut. Telah banyak teknologi
yang dipelajari untuk menangkap energi
laut dengan metode ini, sehingga sudah
banyak perangkat yang diciptakan dengan
mekanisme yang berbeda-beda.
Salah satu perangkatnya yaitu Permanent
Magnet Linear Generator Bouy , mekanisme
dari PMLG ini yaitu dengan menggunakan
gaya hasil gerakan naik turunnya gelombang
air laut yang mengakibatkan pelampung
mengikuti gerakannya, pelampung ini
dilengkapi dengan sejumlah kumparan, dan
batang magnet yang berlabuh di permukaan
air laut.

Menghasilkan energy tanpa mengeluarkan


banyak energy itulah salah satu manfaat
OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion)
prinsipnya yaitu meggunakan perbedaan
temperatur diantara permukaan dan
kedalaman air laut 1000 meter dibawah
permukaan. Perbedaan temperaturnya
hanya 20oC bisa digunakan sebagai penghasil
energi.

Current Energy memiliki mekanisme yang


sama dengan turbin kincir angin, hanya
saja penempatan perangkat current
energy berada di dasar bawah laut. Dan
menggunakan arus air laut sebagai penggerak
turbinnya sehingga menghasilkan listrik.
Kastek Magz / Vol. 01 / 19

IN DEPTH

Hampir seluruh permukaan bumi


diselimuti oleh air laut, yang bisa disimpulkan
adalah air laut merupakan sumber daya alam
yang tiada habisnya yang bisa dimanfaatkan
sebagai energi. Indonesia merupakan negara
kepulauan yang gelombang air lautnya
dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik.
Seperti yang telah dilakukan pada uji coba
Prototipe Pembangkit Listrik tenaga arus
laut, BPPT. di Selat Larantuka antara Pulau
Flores dan Pulau Adonara, Pada saat bulan
baru dan bulan purnama kecepatan arus
laut yang keluar dari Selat Larantuka menuju
Laut Flores pada beberapa titik dapat
mencapai 4.0 meter/detik. Arus laut dengan
kecepatan seperti itu sungguh menyimpan
energi kinetik yang besar, yang dapat diubah
menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan hal itu maka pada akhir Maret
2010 lalu, tim perekayasa Unit Pelaksana
Teknis
Laboratorium
Hidrodinamika
Indonesia (UPT LHI) BPPT mulai menguji coba
prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus
Laut (PLTAL). Turbin PLTAL yang dipasang
adalah turbin poros vertikal tipe Darrieus
berbilah turbin lurus. Dengan efisiensi total
35%, turbin dapat menghasilkan listrik 2 kW
pada kecepatan arus 1.4 m/detik. Generator

PLTAL yang digunakan adalah generator tipe


magnet permanen (permanent magnetic
generator) dengan kapasitas 3.5 kW pada
putaran 250 rpm. Untuk menstabilkan
daya listrik yang naik turun mengikuti naik
turunnya kecepatan arus laut maka output
listrik AC 3 phasa diubah menjadi DC.
Arus DC diubah kembali menjadi AC stabil
bertegangan 220 V dan frekuensi 50 Hz
melalui inverter kapasitas 2 kW.
Sejak tahun 2006 melalui pembiayaan
DIPA APBN, tim perekayasa dari UPT LHI BPPT
telah melakukan pemetaan potensi energi
arus laut di Indonesia dengan menggunakan
teknik simulasi numerik. Hasil pemetaan,
seperti dilaporkan ke anggota Dewan Energi
Nasional, menunjukkan bahwa potensi
daya listrik Selat Larantuka lebih dari 6000
MW bergantung pada jumlah turbin yang
dipasang. Potensi ini baru pada satu selat,
padahal di Propinsi Nusa Tenggara Timur
terdapat banyak selat yang potensinya sama
atau lebih besar dari Selat Larantuka.
Tahun 2008 dimulai proses perancangan
prototipe PLTAL. Karena keterbatasan dana
riset, prototipe yang seharusnya dapat
diselesaikan pada akhir tahun 2008, baru
lengkap dan siap diluncurkan pada tahun
2009. Uji coba PLTAL akhirnya dapat dilakukan
di Selat Larantuka pada akhir Maret 2010
dan bulan Juni 2010 lalu. Oktober 2010 nanti
dengan anggaran penelitian DIPA APBN
dan dibantu tambahan anggaran APBD-P
Kabupaten Flores Timur tim perekayasa
PLTAL merencanakan untuk melakukan uji
coba prototipe PLTAL dengan kapasitas 10
kW. Listrik direncanakan akan disalurkan
untuk menerangi dermaga dan sebagian
penduduk dusun Tanah Merah Adonara yang
selama ini belum mendapat aliran listrik.
Kastek Magz / Vol. 01 / 20

Biografi:

Johan 'Gregor' Mendel

oleh: samanosuke20

Johann Gregor Mendel, seorang ilmuwan yang


masyhur dan terkenal dengan 'Teori Hereditas'nya
lahir pada tanggal 22 Juli 1822 di Hyncice (dahulu
bernama Heinzendorf bei Odrau), Cekoslovakia.
Ayahnya adalah seorang petani dan kakeknya adalah seorang tukang kebun. Mendel awalnya menuntut ilmu kepada seorang pendeta lokal, kemudian
dia melanjutkan studinya di Institut Filsafat Olomouc
(Olmtz). Akan tetapi, karena bermasalah secara finansial, dia menghentikan studinya pada tahun
1843 dan kembali ke biara di Brno (Brnn). Meskipun begitu, dia tetap memiliki semangat untuk
meneliti karena didorong oleh kecintaannya kepada
alam dan lingkungan serta rasa keingintahuannya
yang begitu besar. Dia bukan hanya tertarik kepada

tanaman namun juga dalam meteorologi dan evolusi. Mendel berpikir bahwa biara adalah tempat
yang terbaik baginya untuk belajar tanpa perlu kuatir tentang bagaimana dia akan membiayai studinya.
Di biara, pada awalnya dia mendapat tanggung jawab mengurus kebun sehingga menjadi pendeta
pada tahun 1847.
Mendel sering bertanya-tanya bagaimana tanaman
dapat memperoleh karakteristik varietas tidak
umum? Pada suatu waktu, ketika berkeliling biara,
dia menemukan berbagai varietas yang tidak umum
pada tanaman hias, didorong oleh rasa penasaran,
dia mengambilnya dan menanamnya di samping beberapa tanaman dengan ciri varietas yang umum.

Kastek Magz / Vol. 01 / 21

Hal ini dilakukannya untuk membuktikan pandangan


'Lamarck' tentang pengaruh lingkungan terhadap
tanaman. Dia ingin meneliti apakah ada dari sifatsifat varietas yang tidak umum tersebut diwariskan
ke generasi berikutnya. Setelah beberapa lama, dia
mendapatkan kesimpulan bahwa keturunan
masing-masing tanaman akan 'mempertahankan
ciri-ciri penting dari induknya', sehingga pada kenyataannya varietas tidak dipengaruhi sepenuhnya
oleh lingkungan. Tes sederhana ini kemudian melahirkan sebuah ide baginya mengenai hereditas (keturunan). Setelah empat tahun di Biara, dia kemudian
belajar ke Universitas Wina dan ketika ia kembali ke
biara setelah menyelesaikan studinya, ia mengambil
posisi sebagai guru IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di
Sekolah Teknik di Brno.

Kehidupan
Johann Mendel dilahirkan dalam sebuah keluarga
etnis Jerman dan diberi nama 'Gregor' ketika ia bergabung dengan para biarawan Augustinian. Dia
merupakan anak kedua dari Anton dan Rosine
(Schwirtlich) Mendel, dan memiliki satu kakak, Veronika dan juga satu adik, Theresia. Mereka tinggal
dan bekerja di sebuah peternakan yang telah dimiliki oleh keluarga Mendel selama lebih kurang 130
tahun. Selama masa kecilnya, Mendel bekerja sebagai tukang kebun dan belajar mengenai ternak lebah. Sebagai seorang pemuda yang energik dan brilian, dia pernah rutin menghadiri sekolah elit Gymnasium di Opava yang berjarak sekitar 36 km dari rumahnya. Hal ini dilakukannya setelah mendapatkan
rekomendasi dari gurunya walaupun kondisi finansial mereka kurang begitu mendukung, bahkan dia
pernah cuti selama empat bulan karena sakit, meskipun begitu dia mampu menamatkan studinya
pada tahun 1840. Dari 1840-1843, ia belajar filsafat
praktis dan teoritis serta fisika di Fakultas Filsafat
Olomouc. Ketika itu Fakultas Filsafat, Departemen
Sejarah Alam dan Pertanian dipimpin oleh Johann

Karl Nestler yang sedang melakukan penelitian ekstensif mengenai sifat turun-temurun dari tumbuhan
dan hewan, terutama domba, namun lagi-lagi dia
harus cuti satu tahun karena sakit.
Masalah finansial kemudian membelitnya bahkan
membuat adiknya, Theresia berusaha membantunya dengan memberikan mahar mas kawinnya.
Bebannya bertambah berat ketika dia berusaha
membantu mengurus tiga anak dari adiknya secara
finansial sehingga membuatnya memutuskan untuk
menjadi biarawan berbanding melanjutkan studinya.
Atas rekomendasi dari guru fisikanya Friedrich
Franz, Mendel memasuki biara Augustinian St Thomas dan memulai pelatihannya sebagai pendeta.
Selain itu, Mendel bekerja sebagai guru pengganti
IPA SMA. Sungguh malang, pada tahun 1850 ia gagal ujian sertifikasi pada bagian oralnya untuk menjadi guru SMA. Kemudian, pada tahun 1851 ia dikirim ke Universitas Wina untuk belajar di bawah
sponsor dari Abbot C.F. Napp sehingga ia bisa mendapatkan pendidikan yang lebih formal agar mem-

Hukum Segregasi

Kastek Magz / Vol. 01 / 22

bantunya lulus ujian sertifikasi. Pada saat itu dosen


fisikanya adalah Christian Doppler yang terkenal
dengan Efek Dopplernya, sekaligus Franz Unger
(Hubungan antara tanah dan tumbuhan) yang secara tidak langsung memberikan pengaruh kepada
Mendel muda kala itu. Mendel kembali ke biara
pada tahun 1853 sebagai guru IPA terutamanya
fisika dan sekali lagi, pada tahun 1856 ia mengambil
ujian sertifikasi guru dan kembali gagal bagian oral
karena sakit. Pada tahun 1867 ia menggantikan
Napp sebagai kepala biara biara. Gregor Mendel,
yang dikenal sebagai "Bapak Genetika Modern", terinspirasi oleh kedua profesornya di Universitas Olomouc (Friedrich Franz & Johann Karl Nestler) dan
rekan-rekannya di biara (misalnya, Franz Diebl) memanfaatkan kesempatan yang ada semaksimal
mungkin untuk mempelajari varietas pada tanaman.
Dia melakukan penelitian di kebun khusus biara untuk eksperimen yang memiliki luas lebih kurang 2
hektar, yang awalnya ditanami oleh Napp pada tahun 1830. Tidak seperti Nestler, yang mempelajari
sifat-sifat turun-temurun pada domba, Mendel memfokuskan penelitiannya pada tanaman meskipun
pada awalnya dia menggunakan tikus sebagai bahan percobaannya. Namun, uskupnya tidak menyukai kalau salah satu biarawan menggunakan hewan
dalam eksperimen mereka.
Setelah percobaan awal dengan tanaman kacang
polong, Mendel menentukan pilihannya untuk mempelajari 7 sifat yang sepertinya akan mewarisi sifatsifat independen lainnya pada generasi berikutnya
yaitu bentuk biji, warna bunga, warna mantel biji,
bentuk polong, warna polong mentah, lokasi bunga
dan tinggi tanaman. Pertama sekali, da memfokuskan penelitiannya pada bentuk benih, baik yang bersudut ataupun bulat. Antara 1856 dan 1863 Mendel
membudidayakan dan menguji lebih kurang 29.000
tanaman kacang polong (Pisum sativum). Studi ini
menunjukkan bahwa satu dari empat tanaman kacang memiliki ras yang resesif, dua dari empat ada-

lah hybrid dan satu dari empat adalah ras yang


dominan. Eksperimen ini membawanya untuk membuat kesimpulan yaitu dua generalisasi, 'Hukum
Segregasi' dan 'Hukum Campuran Independen',
yang kemudian kemudian dikenal sebagai 'Hukum
Mendel Warisan'. Dia juga mempelajari astronomi
dan meteorologi, mendirikan 'Austria Meteorological
Society' pada tahun 1865. Mendel, orang pertama
yang melacak karakteristik generasi-generasi
makhluk hidup , bukanlah seorang ilmuwan terkenal
di dunia pada zamannya.
Mendel mempresentasikan makalahnya, 'Versuche
ber Pflanzenhybriden' (Percobaan pada Tanaman
Hibridisasi), pada dua pertemuan yaitu 'Natural History Society of Brno' di Moravia pada 8 Februari
dan 8 Maret 1865. Makalahnya tersebut mendapatkan penerimaan yang baik dan dimuat di beberapa
surat kabar lokal. Akan tetapi, ketika makalah Mendel tersebut diterbitkan pada tahun 1866 di 'Verhandlungen des naturforschenden Vereins Brnn',
para ilmuwan menganggap signifikansinya lebih kepada hibridisasi daripada hereditas, dan memiliki
dampak yang kecil dari segi kontribusi terhadap
ilmu biologi secara umum karena hanya dikutip sekitar 3 kali selama lebih kurang 35 tahun. Di samping
itu, Mendel juga mengirimkan satu salinan kepada
'Karl Nageli', seorang tokoh yang disegani di bidang
ilmu hereditas. Nageli membaca salinan itu dan sempat mengirim balasan kepada Mendel tetapi dia tidak memahami poin penting dalam salinan makalah
Mendel tersebut. Terlebih lagi, seorang tokoh fenomenal evolusi, Charles Darwin juga tampaknya
tidak menyadari mengenai keberadaan makalah
Mendel ini. Menurut Jacob Bronowski, 'The Ascent
of Man', pada saat itu memang makalah Mendel ini
banyak dikritik akan tetapi sekarang dianggap sebuah karya yang monumental, karena pada saat itu
'Teori Pangenesis' pun tidak mampu menjelaskan
masalah keturunan secara konkrit dan jelas.

Kastek Magz / Vol. 01 / 23


4

Kontribusi
Pada tahun 1890-an, penambahbaikkan mikroskop
memungkinkan ahli biologi untuk menemukan faktafakta dasar pembelahan sel dan reproduksi seksual.
Fokus penelitian genetika kemudian bergeser untuk
memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam
transmisi sifat-sifat turun-temurun dari orang tua kepada anak-anak. Sejumlah hipotesis telah
dinyatakan untuk menjelaskan faktor keturunan tersebut, tapi Gregor Mendel lah, seorang biarawan
yang kurang begitu dikenal, merupakan satusatunya yang mampu menjelaskannya secara sem-

purna ataupun hampir mendekati faktanya. Ideidenya telah diterbitkan pada tahun 1866 tetapi sebagian besar tidak mendapat pengakuan hingga
1900, waktu yang begitu lama setelah kematiannya.
Dewasa ini, kebanyakan teori-teori hereditas biasanya dikaitkan kepada Gregor Mendel, karyanya
yang berjudul 'Experiment with Plant Hybrids', di

mana dia menggambarkan bagaimana sifat yang diwariskan, telah menjadi salah satu publikasi paling
abadi dan berpengaruh dalam sejarah ilmu biologi.
Selama ribuan tahun para petani dan penggembala
telah begitu selektif dalam proses pembibitan tanaman dan hewan demi menghasilkan hibrida yang
lebih berguna. Namun, proses dan mekanisme sebenarnya yang terjadi pada pewarisan sifat induk kepada keturunan (genetik) tidak benar-benar diketahui dan dijelaskan. Oleh karenanya, teori hereditas
ini memberikan dampak yang luar biasa sebagai
pondasi dalam ilmu biologi terutamanya kepada
pengetahuan tentang mekanisme genetik yang
akhirnya dapat dijelaskan secara mendetail varietas
pada makhluk hidup melalui hasil eksperimen laborarium yang dilakukan selama satu abad terakhir kemudian.
Dalam penelitiannya, Mendel berkesimpulan bahwa
tanaman yang pendek ukurannya hanya menghasilkan tanaman pendek juga, sementara tanaman
yang tinggi ukurannya dapat menghasilkan keduanya, baik tinggi ataupun pendek. Sementara, dia
juga menemukan bahwa hanya sepertiga tanaman
yang tinggi tersebut yang menghasilkan ukuran
yang sejenis. Oleh karenanya, dia berkesimpulan
bahwa ada 2 jenis tanaman yang tinggi yaitu yang
mampu menghasilkan keturunan yang sama dan
yang tidak. Mendel melanjutkan eksperimennya dengan ide untuk mengawinkan silang berbagai tanaman yang memiliki ukuran berbeda. Dia berpikir
bahwa akan menemukan tanaman yang berukuran
sedang jikalau dilakukan perkawinan silang antara
tanaman yang tinggi dan pendek. Namun, penemuannya menyatakan sebaliknya setelah dikalkulasikan secara statistik. Dia menanam beberapa tanaman dengan menyilangkan yang tinggi dan pendek
kemudian menabur benih ke beberapa tanaman
tinggi serta menyerbukinya secara buatan beberapanya. Hasilnya, yang mengalami penyerbukan alami
dari perkawinan silang tinggi-pendek menghasilkan
Kastek Magz / Vol. 01 / 24

tanaman yang tinggi sementara tanaman tinggi


yang diserbuki secara buatan menghasilkan tanaman pendek. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
tinggi dari tanaman adalah faktor yang paling kuat
mempengaruhi atau sifat dominan dan pendek adalah sifat resesif. Hasil ini tidak begitu bervariasi meskipun menggunakan tanaman yang berbeda jenis
baik jantan ataupun betina. Mendel melakukan
penyelidikan ini lebih dari 8 tahun dengan melibatkan lebih kurang 30.000 tanaman.

3) Hukum Dominasi: Suatu organisme dengan


bentuk-bentuk alternatif gen akan menghasilkan
bentuk yang dominan.
Secara garis besar, Mendel mengetahui bahwa
pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar"
yang kini disebut gen yang secara khusus diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel,
tiap ciri pribadi, misalnya warna benih, bentuk daun,

Hukum Dominasi

Pada akhirnya, kontribusi Gregor Mendel adalah penemuannya akan hukum dasar heriditas (keturunan).
Dia menyimpulkan bahwa gen datang berpasangan
dan diwariskan sebagai unit yang berbeda, satu dari
setiap orangtua (induk). Mendel melacak terjadinya
pemisahan gen induk dan bentuk (penampilan)
mereka pada keturunannya sebagai sifat dominan
atau resesif. Dia mengakui pola matematis warisan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dampak
teori dasar hereditas pada pengetahuan genetik tidak lagi diragukan sekarang ini seperti pada dunia
kesehatan dimana banyak penyakit yang telah diketahui diwariskan dari orang tua kepada anaknya
bisa ditelusuri silsilahnya untuk menentukan kemungkinan (probabilitas) pewarisan penyakit keturunan tersebut. Hukum Mendel Hereditas biasanya
dinyatakan sebagai:
1) Hukum Segregasi: Setiap sifat yang diturunkan
didefinisikan oleh sepasang gen. Gen orangtua secara acak dipisahkan dengan sel kelamin sehingga
sel-sel kelamin hanya berisi satu gen dari pasangan.
Oleh karena itu anak mewarisi satu alel genetik dari
setiap orangtua ketika sel-sel seks bersatu dalam
proses pembuahan.
2) Hukum Campuran Independen (Independent Assortment): Gen untuk sifat yang berbeda diurutkan
secara terpisah dari satu sama lain sehingga satu
sifat warisan tidak tergantung pada warisan lain.

ukuran tanaman, dll ditentukan oleh pasangan gen.


Suatu tumbuhan mewariskan satu gen setiap pasang dari setiap "induk"nya. Mendel menemukan,
apabila dua gen mewariskan satu kualitas tertentu
yang berbeda (misalnya, satu gen untuk benih hijau
dan lain gen untuk benih kuning) akan menunjukkan
dengan sendirinya dalam tumbuhan tertentu tersebut. Tetapi, gen yang berciri lemah tidaklah terhancurkan dan mungkin diteruskan kepada tumbuhan
keturunannya. Mendel menyadari, setiap kegiatan
sel atau gamete (serupa dengan sperma atau telur
pada manusia) berisi cuma satu gen untuk satu pasKastek Magz / Vol. 01 / 25

ang. Dia juga menegaskan, adalah sepenuhnya suatu kebetulan bilamana gen dari satu pasang terjadi
pada satu gamete dan diteruskan kepada keturunan
tertentu.

Kontroversi
Tahun 1866 Mendel menjadi kepala pendeta di biaranya, sehingga kesibukan administrasi rutin membuatnya kehabisan waktu melanjutkan penyelidikannya dengan tanaman-tanaman seperti yang dilakukan sebelumnya. Ketika dia meninggal tahun 1884
dalam usia 61 tahun, penyelidikan briliannya nyaris
dilupakan orang, bahkan dia tak memperoleh pengakuan apa
pun untuk
penyelidikan
itu. Jerih
payah Mendel baru diketemukan
kembali tahun 1900
oleh 3 ilmuwan dari 3
b a n g s a
y a n g
berbedabeda pada
waktu yang hampir berdekatan: Hugo de Vries dari
Belanda, Carl Correns dari Jerman dan Erich von
Tschermak dari Austria. Mereka bekerja secara terpisah tatkala menemukan artikel Mendel tersebut.
Masing-masing mereka sudah punya pengalaman
sendiri di bidang botani dan secara seksama mempelajari hasil kerja Mendel serta menjelaskan bahwa
penyelidikannya memperkuat pendapat Mendel. Kermudian, di tahun yang sama, William Bateson, ilmuwan berkebangsaan Inggris, menemukan pula makalah Mendel yang asli dan segera mengedepankan
penemuan tersebut kepada kalangan akademisi.

Akhirnya di penghujung tahun, Mendel mendapat


sambutan meriah dan penghargaan atas kontribusinya dalam menyusun teori hereditas.
Hasil penemuan Mendel dengan cepat direplikasi
dan pengetahuan mengenai hubungan genetik secara nyata dapat dijelaskan. Ahli biologi
berbondong-bondong berusaha mengaplikasikan
teori tersebut; meskipun pada kenyataannya banyak fenomena belum bisa dijawab dengan teori ini.
Namun, usahanya tersebut menambah khazanah
dengan model pendekatan baru yaitu pemahaman
genotipe hereditas yang memberikan arah yang berbeda dari studi sebelumnya dalam masalah hereditas yang lebih berfokus
p a d a p e ndekatan fenot i p i k ( m o rfologi,
biokimia,
tingkah laku,
siklus hidup,
p e r k e m b a ngan, dll).
Google Doodle (Mendel) Contoh paling menonjol
dari pendekat a n s e b elumnya adalah pandangan biometrik dari Karl Pearson dan W.F.R Weldon, yang didasarkan sepenuhnya pada studi statistik variasi fenotip. Penentangan terkuat ke pandangan ini berasal dari William
Bateson, yang mungkin paling awal mempublikasikan manfaat dari teori Mendel (kata "genetika", dan
banyak terminologi lain dalam disiplin ilmu ini
berasal dari Bateson).
Perdebatan antara pahaman Biometrik dan Mendelisme sangat hebat terutamanya pada dua dekade
awal abad kedua puluh. Selanjutnya, kedua penKastek Magz / Vol. 01 / 26

dekatan tersebut digabungkan, yang dilakukan oleh


R.A Fisher sekitar tahun 1918. Meskipun hasil eksperimen Mendel ini menjadi obyek sengketa yang
cukup besar berdasarkan hasil analisa yang juga dilakukan oleh Fisher dimana dia membantah hasil rasio yang didapatkan oleh Mendel yang cenderung
mendekati ketepatan rasio 3:1 atau 1:2:1. Proses
reproduksi eksperimen itu memang membuktikan
validitas dari hipotesis Mendel namun hasilnya masih menjadi misteri karena konfirmasi yang bias, sehingga menjadikan Fisher menduga bahwa Mendel
telah mengubah hasil eksperimennya. Dia mengatakan bahwa pada awal eksperimen hanya melibatkan sampel yang sedikit, kemudian dilanjutkan
proses pengumpulan data tersebut sehingga mencapai rasio yang diinginkan, atau ada sensor yang terjadi pada hasil eksperimen tersebut dimana 7 sifat
warisan tersebut muncul pada pasangan kromosom
yang berbeda yang sulit muncul jikalau menggunakan sampel yang random. Sementara, sebagian
menengahi kontroversi ini dengan menegaskan
bahwa kritik Fisher terhadap hasil kerja Mendel
mungkin hanya sekedar dibesar-besarkan saja.
Pada akhirnya, kombinasi teori hereditas (genetika)
Mendel dengan teori evolusi (seleksi alam) Darwin
pada tahun 1930-an dan 1940-an, menghasilkan sintesa modern yang evolusioner dalam bidang biologi.

dai reda, Mendel begitu terpukul setelah menemukan bahwa kebun eksperimennya telah hancur
ludes dihantam tornado. Dia kemudian beralih mencoba beternak lebah dengan menyilangkan lebah
Mesir dengan Amerika Selatan, namun percobaannya tersebut tidak berhasil. Hal ini menambah depresinya dan mengakibatkan penurunan berat badan yang sangat signifikan bahkan dia juga rutin
menghisap rokok sebagai upayanya untuk menenangkan diri. Pada 6 Januari 1884, Mendel meninggal dunia disebabkan gagal ginjal.

Referensi
http://www.zephyrus.co.uk/gregormendel.html
http://www.famousscientists.org/gregor-mendel/
http://naturalselection.0catch.com/Files/gregormen
del.html
http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi
-gregor-mendel.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel
http://www.genetics.org/content/166/3/1133.full

Penutup
Setelah menggantikan Abott sebagai kepala biara,
Mendel sempat beberapa kali melakukan percobaan untuk memvalidasi penemuannya sebelumnya
dengan menggunakan jenis tanaman yang berbeda,
antara lain buncis, jagung, antirrhinum dan dianthus
barbatus (Pada saat itu Mendel belum mengetahui
konsep gen ataupun kromosom). Pada 13 Oktober
1870, tornado dahsyat menyerang Brno, Mendel begitu antusias mengamati dan menulis pengamatannya dalam catatannya. Sungguh malang, setelah baKastek Magz / Vol. 01 / 27

News Flash:
PIN Junction Solar Cell

oleh: kingkin28
I.

daerah intrinsic, karena itu, lapisan intrinsic sering


disebut lapisan aktif pada devais n-i-p atau p-i-n.

Pendahuluan

Saat ini konsumsi energi didunia sangat tinggi, dan


hal ini akan bertambah setiap waktunya, sehingga
dibutuhkan energi yang tidak mengemisi agar gas ini
dapat tetap stabil di atmosfir. Hal yang paling simple
untuk mengatasi hal ini adalah menggunakan energi
yang berasal dari energi surya atau energi terbarukan
lainnya. Sehingga industry ini terus berkembang sampai sekarang, dan pengembangan dari solar sel menjadi perhatian. Ada beberapa tipe sel surya berbasis
semikonduktor, diantaranya Homojunction device, dimana pada device ini hanya digunakan 1 material
saja, dan material ini di doping sebagai lapisan tipe p
dan tipe n yang dilapis, dimana sambungan p- pada

II. Bagian-Bagian Sel Surya p-i-n.


Seperti yang terlihat pada gambar di samping, sel
surya p-i-n secara umum memiliki 5 bagian, yaitu:
1.

TCO dan Kaca

Fungsi dari lapisan ini adalah sebagia elektroda, tempat mengalirnya muatan, TCO ini harus transparan
agar sinar matahari dapat tembus ke lapisan inti.
2.

Lapisan p

Lapisan ini merupakan lapisan


semikonduktor
tipe-p yaitu semikonduktor yang
kekurangan elektron dan kelebihan
hole.

Struktur Dasar
device ini ditempatkan pada tempat yang dapat
menyerap sinar matahari terbanyak. Selain itu ada
Heterojunction device, pada sel surya jenis ini sambungan dibentuk dengan 2 semikonduktor yang berbeda, dimana pada lapisan atas digunakan material
yang bandgapnya tinggi serta transparan, pada lapisan bawahnya digunakan material yang bandgapnya
rendah dan dapat menyerap sinar matahari secara
efektif, kedua devais ini dapat dimodifikasi dengan
menambahkan lapisan intrinsic, pada konfigurasi ini
disusun 3 lapisan, p-i-n atau n-i-p. dimana cahaya
akan menghasilkan electron bebas dan hole pada

3.

Lapisan i

Lapisan ini merupakan lapisan semikonduktor intrinsik, yaitu semikonduktor yang memiliki jumlah hole
dan elektron yang sama.
4.

Lapisan n

Lapisan ini merupakan lapisan semikonduktor tipe-n,


yaitu semikonduktor yang kekurangan hole dan kelebihan elektron.

Kastek Magz / Vol. 01 / 28

Contoh Silikon

trinsic, pada lapisan ini akan terbentuk pasangan


pembawa muatan electron dan hole, hal ini dikarenakan energi matahari dapat membuat electron
tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi (selama
energi yang diserap lebih besar dari bandgap)
seperti pada gambar berikut.

Mekanisme Transport

5. L a p i s a n
kontak logam
Lapisan ini berfungi sebagai
elektroda, temp a t m e ngalirnya
muatanmuatan yang
dihasilnyan lapisan inti.
III.

Mekanisme Pergerakan Pembawa Muatan

Pada Devais P-I-N Junction


Perbedaan antara sel surya sambungan p-n dan
sambungan p-i-n adalah lapisan diantara lapisan
tipe-p dan lapisan tipe-n dimana pada sambungan
p-i-n terdapat lapisan yang tidak didoping atau lapisan intrinsic, dengan adanya lapisan intrinsic, medan listrik menjadi lebih lebar. Daerah deplesi memanjang, hal ini baik digunakan pada material pembawa muatan minoritas yang memiliki jarak difusi
yang pendek, sehingga material pembawa muatan
minoritas yang terbentuk karena terekspos sinar
matahari tidak berkontribusi pada arus akibat cahaya (photocurrent).

Semakin tebal
lapisan ini, semakin banyak
pembawa muatan yang terbentuk. Namun tidak berarti nilai
efisiensinya menjadi lebih besar, karena ada faktor
hambatan langsir (shunt resistance, Rsh). Akibat
terbentuknya pasangan pembawa muatan ini maka
dapat
t e rSkema
jadi
arus
l i strik.
K e l eb ihan
dari
semi
k o nd u ktor 3
lapis
i n i
adalah pada konfigurasi ini sel surya memiliki
daerah deplesi yang lebar, sehingga dapat menyerap panjang gelombang yang lebih banyak termasuk sinar infrared.

Hubungan Transport Muatan dan Pembuatan Muatan

Saat matahari mengenai sel surya, cahaya melewati


lapisan tipe p atau tipe n, lalu mengenai lapisan in-

Kastek Magz / Vol. 01 / 29

10

IV.

Metode Fabrikasi

Ada banyak metode fabrikasi lapisan film tipis untuk


p-i-n junction, diantaranya Vacuum Evaporation
Method, Sputtering Method, Chemical Vapor Deposition, Plasma Enhanced Chemical Vapor Deposition dan lainnya. Pada laporan ini hanya akan dibahas mengenai proses PECVD menggunakan filament yang panas, metode ini disebut HWPECVD,
dimana metode ini merupakan modifikasi dari
PECVD dengan menggunakan filament panas untuk
memanaskan hanya gas prekusor. Sehingga suhu
substrat dapat stabil dan hanya pemanas pada ruang penumbuhan yang berpengaruh sehingga penumbuhan lapisan dapat lebih merata dan seragam.

Skema HWPECVD

Untuk penumbuhan lapisan sambungan p-i-n dapat


digunakan metode layer by layer, dengan menumbuhkan lapisan pertama yang didoping sehingga
meghasilkan lapisan tipe p atau tipe n, lalu dilapisi
dengan lapisan intrinsic, dan terakir dilapisi oleh lapisan yang didoping kembali. Untuk penumbuhan lapisan yang didoping, gas precursor dilepas ke dalam
ruang penumbuhan bersamaan dengan gas dopingnya, untuk mengontrol jumlah kontaminasinya,
diatur laju gas masukkannya baik untuk precursor
maupun gas dopingnya. Selain itu p-i-n junction
juga dapat difabrikasi dengan menubuhkan lapisan
secara terpisah, namun substrat yang digunakan
adalah substrat yang memungkinkan untuk pembentukan p-i-n junction tersebut.
Konfigurasi alat HWPECVD, kurang lebih dapat dijelaskan pada gambar 1. Gambar ini kurang lebih
menjelaskan alat yang sedang dikembangkan oleh
Laboratorium Fisika Material dan Elektronika,
Fisika-ITB.
Referensi

Proses PECVD adalah teknologi vakum dengan


menggunakan gas yang ter-discharge dengan keadaan termal yang tidak setimbang, umumnya menggunakan frekuensi radio sebagai pembangkit daya
discharge untuk menghasilkan plasma, lalu gas precursor dimasukan pada champer, pada HWPECVD,
gas precursor ini dipanaskan terlebih dahulu, sehingga dapat lebih mudah tereksitasi dan terdisosiasi oleh electron. Pada kondisi ini, pecahan molekul
dan ion akan terbentuk. Molekul molekul yang terpecah tadi akan bereaksi secara kimia pada permukaan substrat, sehingga akan terbentuk lapisan
yang diinginkan.

Kastek Magz / Vol. 01 / 30

11

God does not play dice


with the universe.
Albert Einstein

Anda mungkin juga menyukai