DAN PERSENDIAN
ACIDOSIS
Disusun oleh :
Kelompok B3
Thalita Noviari
Siti Nurul Khotimah
M. Okta Dody Muzuka
Duwi Efasari
Nindia Alvionita Larasati
Ridzky Ayu S
125070501111003
125070501111006
125070502111001
125070502111002
125070505111002
125070505111003
1.
Tinjauan Penyakit
A. Epidemiologi
B.
Etiologi
C. Definisi
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak
mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering
menyebabkan menurunnya pH darah.Asam biasanya diproduksi sebagai
produk sampingan dalam sejumlah aktivitas metabolik termasuk pemecahan
lemak.Dalam tubuh, keseimbangan normal antara asam dan basa dikelola
oleh bikarbonat.Bikarbonat menetralisir asam dan dengan demikian
mencegah akumulasi berlebihan dalam tubuh.
Faktor-faktor yang berkontribusi atas kelebihan produksi asam atau
mengganggu produksi normal bikarbonat bisa menyebabkan asidosis
metabolik (metabolic acidosis) dan asidosis respiratok.
adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis
aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat
dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus
tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah
lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan
juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk
dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang
asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal
pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang
bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:
Gagal ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
Ketoasidosis diabetikum
Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol,
paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan
karena diare, ileostomi atau kolostomi
Gejala
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun
biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan
menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita
tidak memperhatikan hal ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis,
penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk,
semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin
memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
kematian.
Diagnosa
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil
pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di
pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah
vena tidak akurat untuk mengukur pH darah. Untuk mengetahui
penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbondioksida dan bikarbonat
dalam darah.
D. Manifestasi Klinik
E.
Patofisiologi
Pada keadaan Asidosis yang berperan adalah sistem buffer
(penyangga) pada referensi ini akan dibahas tentang sistem buffer
F.
G. Terapi
Terapi yang diberikan terutama bertujuan untuk memperbaiki
penyakit yang mendasari terjadinya asidosis laktat, mempertahankan jalan
napas, dan mengoptimalkan transpor oksigen di jaringan.4 Kolaps
kardiovaskular harus diterapi dengan memberikan cairan pengganti,
sebaiknya memberikan cairan isotonis natrium klorida, dan dihindari cairan
yang mengandung laktat. Penggunaan obat-obat vasokonstriktor harus
dihindari oleh karena dapat mengakibatkan terjadinya eksaserbasi iskemik
pada jaringan yang terganggu.
ASIDOSIS LAKTAT TIPE A
Penatalaksanaan meliputi penanganan shock, memperbaiki sirkulasi
cairan, memperbaiki fungsi jantung, dan mengatasi sepsis.
Natrium bikarbonat
Pemberian natrium bikarbonat masih kontroversi. Hal ini terjadi oleh
karena natrium bikarbonat (NaHCO3) akan dipecah menjadi karbondioksida
dan air di jaringan, sehingga penderita harus memiliki ventilasi yang efektif
untuk mengeliminasi karbondioksida.
Penelitian yang dilakukan baik pada hewan maupun manusia
memberi kesan bahwa terapi alkali hanya dapat meningkatkan konsentrasi
bikarbonat plasma yang bersifat sementara.
Penelitian yang dilakukan pada hewan dengan asidosis laktat dan
diberikan NaHCO3 intravena mengakibatkan terjadinya peningkatan
produksi laktat, menurunkan aliran vena porta, menurunkan pH intraseluler
di otot dan hati, menurunkan pH arteri, dan mengganggu cardiac output.
2.
Kasus
SUMMARY OF DATA BASE
Mrs Umi/ 43yo/W.28
Chief complain : Shortness of breath
History of Present Illness:
Patient suffered from shortness of breath since a week before admission and
getting worsened in the last 2 days ago. Shortness of breath when she doing
some activities,not relived with resting position. She usually woke up at night
because of shortness of breath. She also complained about leg swelling since a
month ago. he felt general weakness since 2 weeks ago.
She also diagnosed as hypertension since 16 years ago, didnt routine
controlled at PHC (Perak Hospital Center). The blood pressure 150/90mmHg.
She took medication captopril 3x25 mg.
She also diagnosed as DM since 16 years ago, didnt routine controlled at
PHC. The blood glucose 400 g/dL. She used short acting insuline 3x6 iu sc
and intermediate acting insuline 0-10 iu sc.
History of Past Medical Illness : History of Family Illness
Her mother, father and all of her siblings had hypertension and DM
Social History
URINALISIS
Pertanyaan
1. Kondisi penyakit apa yang sekarang menyerang pasien?
Kondisi yang menyerang pasien adalah acidosis.
2. Data klinis dan laboratorium apa sebagai penegak kondisi tersebut?
Penegak kondisi pasien dari data klinis dan data laboratorium adalah dilihat
dari kadar HCO3 pada pasien yang rendah (16,8 mmol/L; rentang nilai
normal: 21-28 mmol/L) walaupun telah diberikan O2 sebanyak 10 L/min.
3. Jelaskan manifestasi klinik (gejala) dan penyakit yang bisa menyebabkan
terjadinya kondisi tersebut?
Gejala asidosis bervariasi berdasarkan penyebabnya. gejala asidosis metabolik
pada pasien; pernapasan cepat dan pendek, mudah bingung, lelah, sakit
kepala, kantuk, kurangnya nafsu makan, napas yang berbau buah-buahan
(tanda asidosis ketoasidosis). Hal ini senada dengan yang dialami pasien ibu
Umi. Gejala yang dialami pasien yaitu sesak napas sejak seminggu dan
semakin memburuk 2 hari yang lalu. Sesak napas ketika melakukan kegiatan.
Pasien biasanya bangun di malam hari karena sesak napas, mengeluh kakinya
membengkak sejak sebulan lalu, merasa mudah lelah sejak 2 minggu yang lalu
(Allen, 2012).
Apabila dilihat kembali, hal yang sama diungkapkan oleh George. Menurut
George, Asidosis diabetik dapat terjadi pada orang yang memiliki kadar keton
lebih dari normal. Keton dalam tubuh akan mengasamkan darah. Asidosis
laktat terjadi ketika asam laktat dalam tubuh telah mengalami penumpukan.
Hal ini di sebabkan oleh penggunaan alkohol yang kronik, adanya riwayat
gagal jantung, kanker, kejang, kekurangan oksigen, terlalu lama berolahraga.
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 16 tahun yang lalu (tidak terkontrol),
DAFTAR PUSTAKA
Allen S dan Boskey E. 2012. Acidosis. Diakses pada tanggal 27 Desember 2014 pukul
22.00 WIB http://www.healthline.com/.
Anonim. 2014. Sodium bicarbonate. Diakses pada tanggal 27 Desember 2014 pukul
21.57 WIB http://www.drugs.com/cdi/sodium-bicarbonate.html
Borron
SW.
Lactic
acidosis.
Diambil
dari:
URL:
http://www.emedicine.com/emerg/topic291.htm
Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V., 2009, Handbook of
Pharmacoteraphy: A Patophysiology Approach, Seventh Edition, McGrawHill, United Staded.
DuBose T.D.,Asidosis dan Alkalosis in Harrisons Principles of Internal Medicine
Vol.1, 15th edition, Mc-Graw Hill,2001,chapter 50,page 283- 291
Gunnerson KJ. 2005. Clinical review : The meaning of acid-base abnormalitirs in the
intensive care unit - epidemiology. Virginia : biomed central Ltd
Luft FC. Lactic acidosis update for critical care clinicians. J Am Soc Nephrol
2001;12:S15-9
Perry & Potter : Fundamental Keperawatan ,ed 4,vol 2,Jakarta,2005,EGC.
Price Sylvia A & Wilson Lorraine M. : Patofisiologi,ed 6,vol 1,Jakarta,2003,EGC.
Rosival V, et al. Evaluating sodium bicarbonate controversy. Chest 2001; 119:1622-3
Sing RF, Branas CA. Bicarbonate therapy in the treatment of lactic acidosis: medicine
or toxin? JAOA 1995; 95: 52
Stacpoole PW, et al. Treatment of congenital lactic acidosis with dichloroacetate.
Arch Dis Child 1997; 77:535-41
Stavile
KL.
Metabolic
acidosis.
Diambil
dari:
URL:
http://www.emedicine.com/emerg/topic312.htm
Weil MH, Tang W. Management of acidosis: the role of buffer agents. Critical care
1997; 1: 51-2
Wilson LM. Acid base disorder. Dalam: Price SA, Wilson LM, penyunting. Clinical
concepts of disease processes. Edisi ke-4. St.Louis: Mosby Year
Book,Inc,1995.h.337-9