Anda di halaman 1dari 16

Irama Sirkadian

Tahun ajaran : 2012/2013


1.1 Pendahluan
Sehari-hari kita dapat beraktivitas dengan normal karena adanya kerja dari
sistem saraf, bahkan ketika tidur pun diatur oleh sistem saraf. Bukan hanya itu sistem
saraf pun mengatur organisasi di dalam tubuh, contohnya ketika pada suhu dingin
sistem saraf akan berkoordinasi dengan otot sehingga tubuh kita akan menggigil.
Sistem saraf kita terbagi atas beberapa bagian sesuai dengan fungsinya dan
letaknya masing-masing. Misalnya ada sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
Contohnya ketika ada rangsangan dingin terjadi koneksi aferen menuju sistem saraf
pusat, dan berespon dengan menimbulkan koneksi eferen menuju sistem saraf perifer.
Oleh sistem saraf perifer diteruskan ke otot sehingga otot kita bisa menggigil.
Sebenarnya tidak sesederhana itu, perjalanannya sangat rumit melibatkan banyak hal.
Walaupun melewati perjalanan yang panjang dan rumit pada orang normal bisa
menembilka respon dengan cepat. Salah satunya karena hampir 80% serat saraf
ditubuh kita bermielin. Irama sirkadian atau biologi pun berpengaruh penting dalam
kecepatan respon. Pada orang-orang tertentu ada yang sudah terbiasa tidur pukul
22.00 dan terbangun pada pukul 06.00, kebiasaannya waktu tidur dan bangun itu
diatur oleh irama sirkadian. Sehingga bila tepat pukul 22.00 orang tersebut akan
mengantuk dan terbangun pada pukul 06.00 dengan sendirinya tanpa memerlukan
alarm untuk terbangun.
Irama sirkadian diatur oleh hipotalamus lebih tepatnya pada nukleus
suprakiasmatik yang akan berkoordinasi dengan sistem saraf lainnya. Perlu diketahui
irama sirkadian tidak hanya mempengaruhi waktu tidur tapi juga kinerja psikomotor,
kinerja mental dan lain-lain. Sehingga bila salah satu pengaruhi dari irama sirkadian
mengalami perubahan maka yang lainnya pun akan terganggu. Misalnya contoh pada
orang yang terbiasa tidur pada pukul 22.00 dan terbangun pada 06.00 pagi tadi, bila
pada suatu malam ia tertidur pukul 24.00 dan harus terbangun pada pukul 06.00
kemungkinan ia akan mengantuk seharian sehingga kinerja psikomotoriknya pun
menurun dari hari-hari biasanya dan akan mudah terasa lelah. Maka dari itu penting
mempelajari irama sirkadian dan hal-hal yang berhubungan dengan irama sirkadian
agar kita mampu menjaga tubuh kita dengan baik.

1.2 Identifikasi istilah yang tidak diketahui


Anamnesa: merupakan suatu percakapan antara pasien atau orang yang
berkompeten untuk mendapatkan informasi tetang pasien dan dokter.

1.3 Isi
Irama sirkadian
Irama sirkadian adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola hidup
organisme setiap hari, termasuk manusia. Irama ultradian menggambarkan bagian
waktu didalam irama sirkadian. Telah terbukti bahwa tubuh manusia, saat tidak
ada cahaya atau sumber pengingat waktu yang lain (mis., penetapan waktu seperti
waktu makan dan menonton televisi) mengadopsi rutinitas tidur-bangun yang
menyerupai 24 jam. Rata-rata irama sirkadian untuk manusia sekitar 25 jam,
walaupun rentang irama sirkadian untuk orang yang berbeda beragam dari 16-48
jam.
Irama sirkadian individu dapat dianggap bertanggung jawab atas dua tipe
kepribadian utama, meskipun tipe kepribadian ini merupakan suatu rangkaian
aktivitas buka terpolarisasi terbagi menjadi dua kelompok (Borbely 1987) yaitu
Tipe pagi dan Tipe Sore. Tipe pagi adalah kepribadian orang yang bangun dan
segar dipagihari, dan sering melakukan pekerjaan terbaik di pagi hari namun pada
awal sore hari mereka menjadi lelah dan kurang efisien. Sebaliknya, tipe sore
merasa bahwa bangun dipagi hari adalah suatu tugas dan mereka tidak melakukan
kerja mereka yang terbaik sampai tiba sore hari. Mereka sering kali bekerja telat
dan pergi tidur juga telat. Dipengarudi suhu tubuh, endokrin (hormon), siklus
menstruasi, tidur.1

Faktor Eksogen yang mempengaruhi Irama Sirkadian:


1. Rotasi bumi
2. Faktor iluminasi
3. Musim
4. Faktor suhu
5. Isyarat/petunjuk waktu dan jadwal kegiatan

Mekanisme pengaturan irama sirkadian

Irama Tidur-Jaga
Irama tidur jaga atau siklus tidur jaga adalah variasi siklus normal dalam
kesadaran mengenai keadaan sekitar. Berbeda dengan keadaan terjaga, oirang
yang sedang tidur tidak secara sadar waspada akan dunia luar, tetapi tetap
memiliki pengalaman kesadaran dalam batin, misalnya mimpi. Selain itu,
mereka dapat dibangunkan oleh rangsangan eksternal, misalnya bunyi alarm.
Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar tidak terjaga. Tingkat aktivitas
otak keseluruhan tidak berkurang selama tidur. Selama stadium-stadium tidur
tertentu, penyerapan O2 oleh otak bahkan meningkat melebihi tingkat terjaga
normal.
Terdapat dua jenis tidur, yang ditandai oleh pola EEG yang berlainan dan
perilaku yang berbeda: tidur gelombang-lambat dan tidur paradoksikal atau
tidur REM.

Tabel 1. Perbandingan Tidur Gelombang-Lambat dan Paradoksikal


Karakteristik
EEG

Tidur gelombang-lambat

Tidur paradoksikal

Memperlihatkan

Serupa dengan EEG

gelombang lambat

pada orang terjaga dan


waspada

Aktivitas motorik

Dijumpai tonus otot;

Inhibisi tonus otot

sering berubah posisi

secara mendadak; tidak


ada gerakan

Kecepatan denyut

Penurunan ringan

Tidak teratur

Jarang (aktivitas mental

Sering

jantung, pernapasan,
tekanan darah
Bermimpi

adalah perpanjangan
pikiran saat terjaga)
Tingkat keadaaan

Mudah dibangunkan

bangun (arousal)

Sulit dibangunkan tetapi


mudah terbangun
sendiri

Persentase waktu tidur

80%

20%

Karakterisitik penting

Memiliki 4 stadium;

Gerakan mata cepat2

lain

orang yang tidur pertama


harus melewati jenis
tidur ini

Siklus tidur-jaga serta berbagai stadium tidur diperkirakan disebabkan oleh


hubungan timbal balik siklis dari tiga sistem saraf yang berbeda di batang otak:
1. Arousal system, yang merupakan bagian dari reticular activating sistem
atau RAS yang pada formasio retikularis
2. Pusat tidur gelombang-lambat
3. Pusat tidur paradoksikal

Pengaturan suhu tubuh.


Di bagian anterior hipotalamus ada suatu area luas, khususnya di area preoptik,
berhubungan dengan pengaturan suhu tubuh. Bila ada peningkatan suhu darah
yang melewati area-area ini akan meningkatkan aktivitas neuron-neuron yang
peka terhadap suhu, sedangkan penurunan suhu akan menurunkan aktivitasnya.
Di saat siang hari, otot sebagai pengasil panas terbesar dalam tubuh aktif
bekerja daripada malam hari, sehingga panas yang dihasilkan pada waktu siang
hari lebih banyak. Maka dari itu, pada saat siang hari suhu tubuh lebih tinggi
dari malam hari pada saat otot-otot istirahat.

Pengaturan air tubuh


Hipotalamus mengatur cairan tubuh melalui dua cara: (1) dengan cara
mencetuskan sensasi haus, yang akan menimbulkan hasrat untuk minum, dan
(2) dengan cara mengatur ekskresi air ke dalam urin. Di hipotalamus bagian
lateral ada suatu area yang disebut sebagai pusat rasa haus. Bila elektrolit yang
terdapat di dalam neuron pusat ini atau daerah yang berkaitan dengan
hipotalamus menjadi sangat pekat, maka akan timbul hasrat untuk meminum
air. Pengaturan ekskresi air oleh ginjal terutama dilakukan oleh nukleus
supraoptikus. Bila cairan tubuh menjadi sangat pekat, maka neuron-neuron di
dalam area ini akan terangsang. Serat-serat saraf dari neuron-neuron ini
diproyeksikan ke bawah melalui infundifulum ke kelenjar hipofisis posterior
yang akan mensekresi hormon yang disebut hormon antideuretik. Selanjutnya

hormon ini akan diabsorbsi ke dalam darah dan akan bekerja pada duktus
koligens ginjal agar timbul banyak sekali reabsorbsi air yang hilang ke dalam
urin.

Pengaturan gastrointestinal dan hasrat makan


Perangsangan

beberapa

area

dalam

hipotalamus

dapat

menyebabkan

munculnya rasa lapar. Area yang sangat berhubungan dengan rasa lapar adalah
area hipotalamik lateral. Pusat yang berlawanan dengan hasrat terhadap
makanan, yang disebut pusat rasa kenyang, terletak di dalam nukleus
ventromedial. Bila pusat ini terangsang, maka ketika kita sedang makan, kita
akan menghentikan makan.

Pengaturan kelenjar hipofisis bagian anterior oleh hipotalamus


Perangsangan area tertentu hipotalamus juga akan menyebabkan kelenjar
hipofisis bagian anterior mensekresi shormon-hormonnya. Mekanisme dasar
yang dipakai untuk pengaturan kelenjar hipofisis anterior adalah sebagai
berikut: kelenjar hipofisis anterior menerima suplai darah terutama dari venavena yang mengalir dari hipotalamus bagian bawah ke sinus-sinus hipofisis
anterior. Sebelum aliran darah yang melewati hipotalamus mencapai hipofisis
anterior, bagian nuklei hipotalamik akan mensekresi hormon-hormon pelepas
dan hormon-hormon penghambat ke dalam darah. Selanjutnya hormon-hormon
ini akan diangkut ke dalam darah menuju hipofisis anterior tempat mereka
mempengaruhi sel-sel grandular untuk mengatur pelepasan hormon-hormon
hipofisis anterior. Sekresi hormon-hormon tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor terutama faktor waktu. Maka dari itu, aktivitas tubuh kita berjalan teratur
sesuai dengan waktu sehari-hari.8

Kinerja Mental
Jet lag dan shift kerja mempengaruhi terhadap kinerja mental
Kecepatan dan ketepatan meningkat setelah terjaga
Puncak sekitar tengah hari
Kemudian menurun sesuai irama suhu tubuh

Kinerja Psikomotor
Giliran jaga malam dapat menimbulkan:
1. Gangguan irama kehidupan sosial
2. Kurang tidur, kelelahan, dan siang hari tidur tidak lelap
3. Gangguan sistem pencernaan

Perbedaan irama sirkadian bayi vs dewasa


1. Irama tidur-jaga
Neonatus (baru lahir berusia 1 bulan) : 50% waktu tidurnya berupa REM
Lebih dari usia 15 minggu : entrainment 24 jam (osilator)
2. Irama urin
Neonatus yang berusia 1 minggu : amplitudo kecil
Usia 6 bulan : amplitudo seperti pada dewasa (malam hari : <)
Urin keluar rendah dipagi hari dan tertinggi pada sore hari.6
3. Irama suhu tubuh
Bayi : mulai minggu ke 2
Suhu oral : rendah saat bangun tidur
Meningkat sebelum tengah hari hingga sore hari
Menurun kembali minimum pukul 04.00 dini hari
Kembali meningkat sebelum terjaga
Dewasa : penglepasan panas dan tonus vasomotor
Perjalanan transmeridian mengakibatkan perubahan irama suhu tubuh.
Hipotalamus
Hipotalamus adalah kumpulan nukleus spesifik dan serat-serat terkait yang
terletak dibawah talamus.
Hipotalamus merupakan pusat integrasi untuk banyak fungsi homeostatik penting
dan berfungsi sebagai penghubung penting antara sistem saraf otonom dan sistem
saraf endokrin. Secara spesifik, hipotalamus berfungsi:
1. Mengontrol suhu tubuh
2. Mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin
3. Mengontrol asupan makanan
4. Mengontrol sekresi hormon-hormon hipofisis anterior
5. Menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior

6. Mengontrol kontraksi uterus dan pengeluaran susu


7. Berfungsi sebagai pusat koordinasi sistem saraf otonom utama, yang
kemudian mempengaruhi semua otot polos, otot jantung dan kelenjar
eksokrin
8. Berperan dalam pola perilaku dan emosi
Hipotalamus adalah daerah otak yang paling jelas terlibat dalam pengaturan
langsung lingkungan internal. Sebagai contoh, apabila tubuh dingin, hipotalamus
akan mencetuskan respon-respon internal untuk meningkatkan pembentukan
panas (misalnya menggigil) dan untuk menurunkan pengeluaran panas (misalnya
konstriksi pembuluh darah kulit untuk mengurangi aliran darah hangat ke
permukaan tubuh, karena panas dapat hilang ke lingkungan eksternal). Daerahdaerah lain di otak, misalnya korteks serebrum, bekerja lebih tidak langsung untuk
mengatur lingkungan internal. Sebagai contoh, seseorang yang merasa dingin akan
termotivasi untuk secara sadar memakai baju yang lebih hangat, menutup jendela,
menyalakan pemanas, dan seterusnya. Bahkan aktivitas perilaku volunter ini
sangat dipengaruhi oleh hipotalamus, yang sebagai bagian dari sistem limbik,
berfungsi bersama korteks mengontol emosi dan perilaku yang dimotivasi.2
Hipotalamus terdiri dari substansia grisea di dinding ventrikel ketiga dari sulkus
hipotalamus dibawah dan didasar ventrikel ketiga, serta infundibulum dan korpus
mamilare. Hipofisis lobus posterior, atau neuro hipofisis, juga dianggap sebagai
bagian hipotalamus; struktur ini di anggap sebagai pembesaran ujung kaudal
infundibulum.4
Kolumna fornisis, ketika berjalan turun melalui hipotalamus ke korpus mamilare
pada kedua sisi, membagi hipotalamus masing-masing sisi menjadi segmen
medial dan segmen lateral. Segmen lateral mengandung berbagai kelompok
serabut, termasuk medial forebrain bundle (fasikulus medialis telensefali), yang
berjalan dari basal area olfaktori ke mesensefalon. Struktur ini juga mengandung
nuklei tuberalis laterales. Sebaliknya, segmen medial mengandung beberapa
nuklei, yang terbagi menjadi kelompok nuklear anterior (rostral), medial (tuberal),
dan posterior (mamilar) (lihat gambar 1).

Gambar 1. Nuclei yang terdapat di hipotalamus

Nuklei Hipotalami (lihatl tabel 2)


1. Kelompok nuklear anterior
Anggota kelompok ini yang penting adalah nukleus, preoptikus, nukleus
supraoptikus, dan nukleus paraventrikularis. Kedua nukleus terakhir
berproyeksi melalui traktur supraoptikus-hipofisis, ke neurohipofisis.
2. Kelompok nuklear medial
Anggota kelompok ini yang penting adalah nukleus infundibularis, nukleus
tuberalis, nukleus dorsomedialis, nukleus ventromedialis, dan nukleus
lateralis (atau nukleus tuberomamillaris).
3. Kelompok nuklear posterior
Kelompok ini meliputi nukleus mamilaris (nukleus supramamilaris,
nukleus mamilaris, nukleus interkalatus, dan lain-lain) dan nukleus
posterior. Area ini dinamakan zona dinamogenik (Hess), dari tempat ini
sistem saraf otonom dapat segera diaktivasi, jika diperlukan.

Tabel 2. Fungsi dari bagian-bagian nuclei hipotalamus


Nuclei
Paraventricular
Supraoptic

Function
Production of Oxytocin and ADH
Production of Oxytocin and ADH
Circadian Rhythm

Suprachiasmatic

Biological Clock

Lateral
Arcuate
Mammilary
Ventromedial
Dorsomedial

Arousal
Energy
Wakefulness
Feeding centre
Feeding, drinking and regulates body
weight 3

Neuron Motorik
Semua jalur refleks selalu melibatkan neuron sensorik dan motorik.
1. Reseptor adalah ujung distal dendrit, yang menerima stimulus.
2. Jalur aferen melintas disepanjang sebuah neuron sensorik sampai otak
atau medulla spinalis.
3. Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substanti abuabu (grisea) SSP. Impul dapat diransmisi, diulang rutenya, atau dihambat
pada bagian ini.
4. Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sehingga
menghasilkan aksi yang khas.
5. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau
kelenjar yang merespons.
Neuron motorik dibagi menjadi 2 sesuai letak yaitu upper motor neuron atau
UMN (ganglia basalis, formasio retikularis, serebelum) dan lower motor
neuron atau LMN (medula spinalis). Namun ada beberapa klasifikasi area
motorik lainnya, sebagai beriku (lihat gambar 2):
1. Area motorik primer terdapat dalam gyrus precentralis. Disini neuron
(piramidal) mengendalikan kontraksi volunter otot rangka. Aksonnya
menjalar dalam traktur piramidal.
2. Area pramotorik korteks terletak tepat pada sisi anterior gyrus presentral.
Neuron (ekstrapiramidal) mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih
dan berulang, seperti mengetik.
3. Area broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya.
Area ini mungkin hanya terdapat pada satu hemisfer saja (biasanya sebelah
kiri) dan dihubungkan dengan kemampuan wicara.

Gambar 2. Letak neuron motorik.


Motor Junction
Perjalanan neuronal disusun dalam pola-pola yang disebut sirkuit,
tempat memproses sinyal:
1. Sirkuit seri sederhana. Pada sirkuit ini, sebuah neuron presinaptik
tunggal menstimulasi sebuah neuron postsinaptik tunggal, yang
kemudian akan menstimulasi neuron selanjutnya dalam rangkaian
seri, dan seterusnya.
2. Sirkuit diverging. Pada sirkuit ini, impuls dari sebuah percabangan
neuron presinaptik tunggal ditransmisikan ke banyak neuron
postsinaptik disepanjang sebuah saluran atau disepanjang saluran
terpisah yang menuju berbagai arah. Sirkuit jenis ini memungkinkan
satu stimulus mengakibatkan kontraksi beberapa otot rangka secara
bersamaan. Peristiwa ini biasa terjadi pada jalur sensorik.
3. Sirkuit converging. Pada sirkuit ini, sebuah neuron postsinaptik
tunggal menerima informasi dari beberapa percabangan serabut
sebuah neuron presinaptik tunggal atau dari beberapa serabut neuron
presinaptik yang berbeda. Sirkuit jenis ini memungkinkan adanya
reaksi yang sama terhadap beberapa stimulus berbeda.
4. Pada sirkuit reverberating, begitu neuron presinaptik distimulasi,
impuls ditransmisi disepanjang rangkaian neuron postsinaptik,
beberapa neuron postsinaptik kemudian mengembalikan impuls ke

sirkuit melalui akson kolateral. Sirkuit reverberating dapat bekerja


selama beberapa detik sampai beberapa jam. Sirkuit ini dianggap
berperan dalam respon bergerak dan dalam kemampuan untuk tetap
terjaga, juga termasuk dalam pengendalian pernapasan.
5. Sirkuit paralel disusun demikian sehingga sebuah neuron presinaptik
tunggal dapat menstimulasi sekelompok neuron postsinaptik. Sirkuit
semacam ini memungkinkan sinyal tunggal dari neuron presinaptik
diubah menjadi arus impuls berkelanjutan untuk mencapai output
akhir neuron.
Neurotransmitter
Neurotransmitter merupakan suatu senyawa yang disintesis dan
dilepaskan oleh sel saraf, digunakan untuk saling berkomunikasi antar
sel. Neurotransmitter ini berada pada di ujung saraf dan sel saraf harus
dapat membuat atau mengakumulasi dan menginaktivasinya.
Sintesis neurotransmitter (lihat gambar 3):
Diproduksi di ujung sinaptik, memerlukan enzim prekursor, dan
mitokondria (energi/ATP)

umumnya nama neuron disesuaikan

dengan NT yang disintesis dan dilepaskan

contoh : saraf

adregenik, serotonergenik, kolinergik, GABA-ergik,

dll.
Gambar 3. Sintesis neurotransmitter

Untuk pelepasan neurotransmitter,memerlukan kalsium yang berasal


dari ekstrasel, masuk lewat kanal. Ion Ca2+ berikatan dengan vesikel
kemudian vesikel berdifusi dengan membran kemudian
neurotransmitter keluarNeurotransmitter dilepaskan apabila terjadi
stimulasi saraf. Beberapa neurotransmitter:
1. Asetilkolin (ACh)
Dilepas oleh neuron motorik yang berakhir di otot rangka
(sambungan neuromuskular). ACh juga dilepas oleh neuron
parasimpatis oleh SSO dan oleh neuron tertentu di otak.
a. Sebagian Ach disintesis dari kolin dan koenzim asetil A dalam
bada neuron motorik; kemudian ditranspor ke terminal akson
dan disimpan dalam vesikel sinaptik.
b. Setelah dilepas; Ach dipecah dalam enzim asetilkolinesterase
menjasi asetat dan kolin. Kolin kemudian ditarik terminal
akson disiklusulangkan.
c. Asetilkolinesterase, seperti esterin dan prostigmin, dipakai
secara terapeutik pada kasus miastenia gavis, penyakit yang
ditandai dengan melemahnya otot karenan penurunan daya
respons sel-sel otot rangka terhadap Ach.
2. Katekolamin
Meliputi norepinefrin (NE), epinefrin (E), dan dopamin (DA).
Katekolamin mengandung nukleus katekol dan merupakan derivat
dari asam amino tirosin.
a. Katekolamin digolongkan sebagai monoamina karena memiliki
satu gugus tunggal amina.
b. Ketiganya merupan neurotransmitter dalam SSP; NE dan E
juga berfungsi sebagai hormon yang disekresi kelenjar
adrenal.
c. Katekolamin terinaktivasi setelah pelepasan karena
c.a. Penyerapan ulang oleh terminal akson
c.b. Degradasi enzimatik oleh monoamina oksidase
(MAO) terjadi pada ujung neuron presinaptik.
c.c. Degradasi enzimatik oleh katekolamin-O-metil
transferase (COMT) terjadi pada neuron postsinaptik.

3. Seratonin
Termasuk monoamina, tetapi tidak mengandung nukleus katekol.
Seratonin merupakan derivat dari asam amino triptofan yang ada
dalam SSP dan pada sel-sel tertentu dalam darah dan sistem
pencernaan.
4. Beberapa asam amino, seperti glisin, asam glutamat, asam aspartat,
dan asam aminobutirat gamma, berfungsi sebagai neurotransmitter.
5. Sejumlah neuropeptida, berkisar dari dua sampai 40 asam amino
dalam setiap rantai panjang, telah diidentifikasi dalam organ tubuh.
Senyawa seperti substansi P. Enkefalin, bradikinin, dan
kolesistokinin berperan sebagai neurotransmitter asli atau sebagai
neuromodulator untuk mempengaruhi pelepasan, atau respons
terhadap, transmitter aktual. Semuanya memiliki efek nonsaraf dan
saraf.7

Perjalanan Hipotalamus

Formasio Retikularis

Formasio retikular atau sistem aktivasi retikular, adalah jaring-jaring serabut


saraf atau badan sel yang tersebar di keseluruhan medulla oblongata, pons, dan
otak tengah. Sistem ini penting untuk memicu dan mempertahankan
kewaspadaan serta kesadaran.
1. Jaras aferen
a. Medial forebrain bundle (fasikulus medialis telensefali) berasal
dari basal area olfaktori basal dan nukleus septalis dan
berjalan sebagai rantai neuron melalui hipotalamus (area
lateralis) hingga tiba di formasio retikularis mesensefali (lihat
gambar

4).

Disepanjang

perjalanannya,

serabut

ini

membentuk serabut kolateral ke nukleus preoptikus, nukleus


dorsomedialis, dan nukleus ventromedialis. Medial forebrain
bundles, memiliki hubungan timbal-balik antara area nuklear
olfaktori dan area nuklear preoptikus serta mesensefalon.
Struktur ini juga memiliki fungsi olfaktori-viseral dan
olfaktori-somatik.

Gambar 4. Jaras aferen hipotalamus menuju formasio


retikularis.
b. Impuls viseral asendens dari sistem saraf otonom perifer dan
dari nukleus traktus solitarius (pengecapan), mencapai
hipotalamus melalui berbagai jaras: melalui nukleus relay di
formasio retikularisbatang otak, dari nukleus tegmentalis dan
nukleus interpedinkularis, melalui hubungan timbal-balik di
medial forebrain bundle, melalui fasikulus longitudinalis
dorsalis, dan melalui pedunkulus korporis mamilaris.
Informasi somatosensorik dari zona erogen (genitalia dan
puting susu) juga mencapai hipotalamus melalui jaras ini dan
menginduksi reaksi otonom.
2. Jaras eferen (lihat gambar 5)
a. Serabut eferen ke batang otak. Proyeksi eferen terpenting dari
hipotalamus ke batang otak adalah fasikulus longitudinalis
dorsalis, yang mengandung serabut yang berjalan ke dua
arah, dan medial forebrain bundle. Impuls hipotalamik yang
berjalan di jaras ini melewati beberapa relay sinaptik,
terutama di formasio retikularis, hingga mencapai nukleus
parasimpatis dibatang otak, termasuk nukleus okulomotoris
(miosis),

nukleus

salivatoris

superior

dan

inferior

(lakrimasi,salivasi), dan nukleus dorsalis nervi vagi. Impuls

lainnya berjalan ke pusat otonom di batang otak yang


mengkoordinasi fungsi sirkulasi, respirasi, dan pencernaan,
serta nukleus motorius nervi kranialis yang berperan untuk
makan dan minum: nukleus motorius nervi trigemini
(mastikasi), nukleus nervi fasialis (ekspresi wajah), nukleus
ambiguus (menelan), dan nukleus nervi hipoglosi (menjilat).
Impuls lain yang berasal dari hipotalamus, dihantarkan
melalui medula spinalis melalui serabut retikulospinalis,
mempengaruhi aktivitas neuron spinal yang berperan pada
regulasi suhu (menggigil).
b. Fasikulus mamilotegmentalis berjalan dari korpus mamilare ke
tegmentum mesensefali, dan kemudian menuju formasio
retikularis.

Gambar 5. Jaras eferen formasio retikularis menuju ke


hipotalamus

1.4 Penutup
Hipotesis diterima
Nukleus suprakiasmatik yang berada di hipotalamus berkoordinasi dengan bagian
sistem saraf lainnya membentuk irama sirkadian

Irama sirkadian penting bagi manusia karena mempengaruhi banyak hal, seperti
irama tidur jaga, kinerja psikomotorik, pengaturan suhu tubuh, berkemih hingga
kinerja mental.

1.5 Daftar Pustaka


1. Chris brooker. Ensiklopedi keperawatan. Jakarta: EGC; 2005.hal. 48.
2. Lauralee sherwood. Human physiology: from cells to system. 2nd edition.
West: 1996. Page 126-38.
3. Diunduh dari http://en.wikivet.net/Hypothalamus__Anatomy_%26_Physiology. 16 april 2013.
4. M. Baehr, M. Frotscher. Duus topical diagnosis in neurology. Germany:Georg
Thieme Verlag: 2005.hal.244-53.
5. Kurt E. Johnson. Histology and cell biology. Williams and wilkins: 1993.
6. Behman Nelson, Kliegman, Arvin.Ilmu kesehatan anak nelson vol. 1. Edisi 15.
Jakarta: EGC; 1996.hal. 249.
7. Ethel sloane. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 1995.hal.
163-9.
8. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2009.hal. 269-71.

Anda mungkin juga menyukai