1.3 Isi
Irama sirkadian
Irama sirkadian adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola hidup
organisme setiap hari, termasuk manusia. Irama ultradian menggambarkan bagian
waktu didalam irama sirkadian. Telah terbukti bahwa tubuh manusia, saat tidak
ada cahaya atau sumber pengingat waktu yang lain (mis., penetapan waktu seperti
waktu makan dan menonton televisi) mengadopsi rutinitas tidur-bangun yang
menyerupai 24 jam. Rata-rata irama sirkadian untuk manusia sekitar 25 jam,
walaupun rentang irama sirkadian untuk orang yang berbeda beragam dari 16-48
jam.
Irama sirkadian individu dapat dianggap bertanggung jawab atas dua tipe
kepribadian utama, meskipun tipe kepribadian ini merupakan suatu rangkaian
aktivitas buka terpolarisasi terbagi menjadi dua kelompok (Borbely 1987) yaitu
Tipe pagi dan Tipe Sore. Tipe pagi adalah kepribadian orang yang bangun dan
segar dipagihari, dan sering melakukan pekerjaan terbaik di pagi hari namun pada
awal sore hari mereka menjadi lelah dan kurang efisien. Sebaliknya, tipe sore
merasa bahwa bangun dipagi hari adalah suatu tugas dan mereka tidak melakukan
kerja mereka yang terbaik sampai tiba sore hari. Mereka sering kali bekerja telat
dan pergi tidur juga telat. Dipengarudi suhu tubuh, endokrin (hormon), siklus
menstruasi, tidur.1
Irama Tidur-Jaga
Irama tidur jaga atau siklus tidur jaga adalah variasi siklus normal dalam
kesadaran mengenai keadaan sekitar. Berbeda dengan keadaan terjaga, oirang
yang sedang tidur tidak secara sadar waspada akan dunia luar, tetapi tetap
memiliki pengalaman kesadaran dalam batin, misalnya mimpi. Selain itu,
mereka dapat dibangunkan oleh rangsangan eksternal, misalnya bunyi alarm.
Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar tidak terjaga. Tingkat aktivitas
otak keseluruhan tidak berkurang selama tidur. Selama stadium-stadium tidur
tertentu, penyerapan O2 oleh otak bahkan meningkat melebihi tingkat terjaga
normal.
Terdapat dua jenis tidur, yang ditandai oleh pola EEG yang berlainan dan
perilaku yang berbeda: tidur gelombang-lambat dan tidur paradoksikal atau
tidur REM.
Tidur gelombang-lambat
Tidur paradoksikal
Memperlihatkan
gelombang lambat
Aktivitas motorik
Kecepatan denyut
Penurunan ringan
Tidak teratur
Sering
jantung, pernapasan,
tekanan darah
Bermimpi
adalah perpanjangan
pikiran saat terjaga)
Tingkat keadaaan
Mudah dibangunkan
bangun (arousal)
80%
20%
Karakterisitik penting
Memiliki 4 stadium;
lain
hormon ini akan diabsorbsi ke dalam darah dan akan bekerja pada duktus
koligens ginjal agar timbul banyak sekali reabsorbsi air yang hilang ke dalam
urin.
beberapa
area
dalam
hipotalamus
dapat
menyebabkan
munculnya rasa lapar. Area yang sangat berhubungan dengan rasa lapar adalah
area hipotalamik lateral. Pusat yang berlawanan dengan hasrat terhadap
makanan, yang disebut pusat rasa kenyang, terletak di dalam nukleus
ventromedial. Bila pusat ini terangsang, maka ketika kita sedang makan, kita
akan menghentikan makan.
Kinerja Mental
Jet lag dan shift kerja mempengaruhi terhadap kinerja mental
Kecepatan dan ketepatan meningkat setelah terjaga
Puncak sekitar tengah hari
Kemudian menurun sesuai irama suhu tubuh
Kinerja Psikomotor
Giliran jaga malam dapat menimbulkan:
1. Gangguan irama kehidupan sosial
2. Kurang tidur, kelelahan, dan siang hari tidur tidak lelap
3. Gangguan sistem pencernaan
Function
Production of Oxytocin and ADH
Production of Oxytocin and ADH
Circadian Rhythm
Suprachiasmatic
Biological Clock
Lateral
Arcuate
Mammilary
Ventromedial
Dorsomedial
Arousal
Energy
Wakefulness
Feeding centre
Feeding, drinking and regulates body
weight 3
Neuron Motorik
Semua jalur refleks selalu melibatkan neuron sensorik dan motorik.
1. Reseptor adalah ujung distal dendrit, yang menerima stimulus.
2. Jalur aferen melintas disepanjang sebuah neuron sensorik sampai otak
atau medulla spinalis.
3. Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substanti abuabu (grisea) SSP. Impul dapat diransmisi, diulang rutenya, atau dihambat
pada bagian ini.
4. Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sehingga
menghasilkan aksi yang khas.
5. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau
kelenjar yang merespons.
Neuron motorik dibagi menjadi 2 sesuai letak yaitu upper motor neuron atau
UMN (ganglia basalis, formasio retikularis, serebelum) dan lower motor
neuron atau LMN (medula spinalis). Namun ada beberapa klasifikasi area
motorik lainnya, sebagai beriku (lihat gambar 2):
1. Area motorik primer terdapat dalam gyrus precentralis. Disini neuron
(piramidal) mengendalikan kontraksi volunter otot rangka. Aksonnya
menjalar dalam traktur piramidal.
2. Area pramotorik korteks terletak tepat pada sisi anterior gyrus presentral.
Neuron (ekstrapiramidal) mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih
dan berulang, seperti mengetik.
3. Area broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya.
Area ini mungkin hanya terdapat pada satu hemisfer saja (biasanya sebelah
kiri) dan dihubungkan dengan kemampuan wicara.
contoh : saraf
dll.
Gambar 3. Sintesis neurotransmitter
3. Seratonin
Termasuk monoamina, tetapi tidak mengandung nukleus katekol.
Seratonin merupakan derivat dari asam amino triptofan yang ada
dalam SSP dan pada sel-sel tertentu dalam darah dan sistem
pencernaan.
4. Beberapa asam amino, seperti glisin, asam glutamat, asam aspartat,
dan asam aminobutirat gamma, berfungsi sebagai neurotransmitter.
5. Sejumlah neuropeptida, berkisar dari dua sampai 40 asam amino
dalam setiap rantai panjang, telah diidentifikasi dalam organ tubuh.
Senyawa seperti substansi P. Enkefalin, bradikinin, dan
kolesistokinin berperan sebagai neurotransmitter asli atau sebagai
neuromodulator untuk mempengaruhi pelepasan, atau respons
terhadap, transmitter aktual. Semuanya memiliki efek nonsaraf dan
saraf.7
Perjalanan Hipotalamus
Formasio Retikularis
4).
Disepanjang
perjalanannya,
serabut
ini
nukleus
salivatoris
superior
dan
inferior
1.4 Penutup
Hipotesis diterima
Nukleus suprakiasmatik yang berada di hipotalamus berkoordinasi dengan bagian
sistem saraf lainnya membentuk irama sirkadian
Irama sirkadian penting bagi manusia karena mempengaruhi banyak hal, seperti
irama tidur jaga, kinerja psikomotorik, pengaturan suhu tubuh, berkemih hingga
kinerja mental.