EBOLA
OLEH :
Fatin Fatira Farhah
FK UNIVERSITAS YARSI
1102010098
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ebolavirus Disease(EVD), sebelumnya dikenal sebagai demam berdarahEbola,
adalahpenyakit yang berakibat fatalpada manusia. Virus iniditularkankepada orang-orangdari
hewanliar danmenyebardalam populasimanusia melaluipenularan dari manusiake manusia.
Rata-rataKasus kematian EVD sekitar50%. Angka kematian kasusbervariasidari 25%
menjadi90%
pada
wabahyang
lalu.
Eboladapatmenyebabkan
penyakit
pada
Ebola
yang
menyebabkanpenyakit
diidentifikasi,
pada
empat
di
manusia
antaranyadiketahui
yaitu
virus
Bundibugyoebolavirus,
denganwabahbesar
di
Afrika.
Zaireebolavirus,
Virusyang
danSudanebolavirustelah
menyebabkanwabah
pada
dikaitkan
tahun
2014di
Afrikabaratadalah virusZaire.1
Pada tahun 1976, wabahdemam berdarahyang parah(550 kasus manusia) terjadi
secara simultandiZairedanSudandanetiologinya adalah virusEbola. Virus Ebolaterjadinya
akut, merupakan penyakit seriusyangfataljika tidak diobati. EVD pertama kali munculpada
tahun 1976di 2tempat yang menjadi wabahsimultan, satu di Nzara, Sudan, dan yang lainnya
diYambuku,
Republik
Demokratik
Kongo.
Yang
terakhirterjadidi
sebuah
desadi
1976.Hal
inijuga
menyebardi
antaranegara-negaramulaidi
Guineakemudianmenyebar
namunwabahterbarudiAfrikabarat
telah
melibatkandaerah
Baikpengendalian
wabah
yang
bergantungpada
penerapanpaketintervensi,
dalam
pengembangan.
Perawatan
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Ebola adalah penyakit menular yang bisa berakibat fatal. Virus Ebola berasal dari
kelelawar pemakan buah dan pertama kali dideteksi pada 1976 dekat Sungai Ebola yang
berada di negara Kongo.3
2.2
Epidemiologi
Sejarah dan asal-usul di alam dari virus Ebola tetap menjadi misteri. Secara umum,
virus ini ada yang menyerang manusia yaitu Ebola Zaire, Ebola Tai Forest, Ebola
bundibugyo, dan Ebola Sudan dan ada yang hanya menyerang hewan primata yaitu Ebola
Reston. Beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi penularan dari hewan yang terinfeksi
ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan ke manusia lain
dalam berbagai cara. Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah dan atau hasil
sekresi dari orang yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi karena kontak dengan benda
seperti jarum suntik yang terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi. Penularan secara
nosokomial (penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit) juga dapat terjadi bila pasien
dan tenaga medis tidak memakai masker ataupun sarung tangan.1
Antara tahun 1976 dan 1998 dari sampel 30.000 mamalia, burung, reptil, amfibi, dan
arthropoda dari daerah wabah, tidak terdeteksi Ebolavirus, tetapi terdapat beberapa materi
genetik yang ditemukan pada enam tikus (Mus setulosus dan Praomys) dan satu berangberang (Sylvisorex ollula)yang dikumpulkan di Republik Afrika Tengah pada tahun 1998.
Virus terdeteksi di bangkai dan simpanse selama wabah pada tahun 2001 dan 2003, yang
kemudian menjadi sumber infeksi manusia. Namun, angka kematian yang tinggi dari infeksi
di spesies ini membuat mereka tidak mungkin sebagai reservoir alami.4
Gambar2. Distribusi Reston ebolavirus di Asia tenggara dan Filipina. (A) bidang yang
terkena. (B) Proyeksi distribusi.
Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang paling menyita perhatian
publik karena kemunculannya yang sering dan memiliki angka mortalitas yang tinggi pada
manusia. Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang
berdekatan dengan Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Kongo) pada tahun 1976, setelah
terjadinya suatu epidemi di Yambuku (daerah Utara Republik Kongo) dan Nzara (daerah
Selatan Sudan). Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus
dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari
genus Ebolavirus yang tergolong famili Filoviridae. Inang atau reservoir dari Ebola belum
dapat dipastikan, namun telah diketahui bahwa kelelawar pemakan buah adalah salah satu
hewan yang bertindak sebagai inang alami dari Ebola. Virus Ebola juga telah dideteksi pada
daging simpanse, gorila, monyet Macaca Fascicularis dan kijang liar.4
Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan
transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan virus Ebola
untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus yang relatif cepat
dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat mengurangi penyebaran
penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Penyakit ini
dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi
daging hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media yang efektif
dari penularan Ebola pada manusia.4
WabahEbolaterakhirtelah
terjadi
dinegara-negara
berikut:
Republik
danmempengaruhibeberapa
negaradi
Afrika
Barat.
Dua
2.3
Virus Ebola
menguji semua jenis binatang dan serangga dalam menanggapi kasus ini. Namun, hasil
pengujian tidak ada yang positif untuk virus, sehingga reservoir masih belum diketahui.
Kurangnya perawatan isolasi memudahkan penyebaran penyakit. Kejadian selanjutnya terjadi
pada Mei 2004. Selanjutnya terdapat laporan kasus yang dilaporkan di Yambio County,
Sudan, dengan lima kematian yang dihasilkan pada kasus ini. Rata-rata tingkat fatalitas
adalah 54% pada tahun 1976, 68% pada tahun 1979 dan 53% pada tahun 2000 dan 2001.7
Reston ebolavirus (RESTV), awal wabah virus reston ini terjadi di Reston, setelah itu
muncul di Filipina, Siena Italia, Texas, dan pada babi di Filipina.Ternyata virus ini tidak
menyebabkan penyakit pada manusia. Subtipe ini ditemukan pada sejenis monyet berekor
panjang(macaca fascicularis) yang didatangkan dari Filipina. Virus ebola Reston, yang telah
diekspor dari Filipinatelah menyebabkan infeksi fatal pada monyetpada beberapa kasus. 6
Cote dIvoire ebolavirus (CIEBOV) juga disebut sebagai Tai forest ebolavirus(TAFV),
virus itu pertama kali ditemukan di antara simpanse dari hutan Tai di Pantai Gading, Afrika
pada 1 November 1994. Penelitian dari jaringan yang diambil dari simpanse menunjukkan
hasil mirip dengan kasus manusia selama wabah ebola pada tahun 1976 di Zaire dan Sudan.
Simpanse yang mati lebih banyak ditemukan, dengan hasil pengujian positif untuk Ebola
yang menggunakan teknik molekuler. Sumber kontaminasi diyakini dari daging monyet yang
terinfeksi. Salah satu ilmuwan yang melakukan pembedahan pada simpanse juga terinfeksi
ebola. Ia mengalami gejala-gejala yang mirip dengan demam berdarah, demam sekitar
seminggu.7
Bundibugyo Ebolavirus (BDBV), Departemen Kesehatan Uganda melaporkan bahwa
terjadi wabah Ebola di Bundibugyopada tanggal 24 November 2007. Setelah konfirmasi
sampel yang diuji oleh laboratorium rujukan Nasional Amerika Serikat dan CDC, World
Health Organization mengkonfirmasi kehadiran spesies baru. Departemen Uganda secara
resmi mengumumkan akhir epidemi di Bundibugyo pada 20 Februari 2008dengan orang
terakhir yang terinfeksi tanggal 8 Januari 2008. Pejabat Uganda mengkonfirmasi total 149
kasus Ebola untuk spesies ini dengan 37 kematian.1
2.3.2 Morfologi
Virus Ebola termasuk kedalam genus Ebolavirus, familia Filoviridae yang merupakan
virus RNA benang-negatif. Familia Filoviridae memiliki garis tengah 800 nm, dan panjang
6
mencapai 1000 nm.Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, bentuk virus
Filo seperti berfilament (berbenang halus), atau kelihatan bercabang. Terdapat juga virus
yang berbentuk U, b dan berbentuk bundar. 7
Virus Ebola memiliki struktur dari suatu Filovirus. Virionnya berbentuk tabung
danbentuknya bervariasi. Biasanya selalu tampak seperti U, 6, gulungan atau bercabang.
Virion
virus ini berukuran diameter 80 nm. Mereka juga dapat memanjang, bentuknya berkerut
Panjangnya juga bervariasi, bahkan ada yang lebih dari 1400 nm, namun biasanya hanya
mendekati 1000 nm. Di tengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks
genom RNA dengan protein NP, VP35, VP30 dan L (polimerase). Nukleokapsid berdiameter
40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm.7
monocistronic mRNAs. Translasi mRNA menjadi protein viral terjadi di sel inang.
Posttranslasi dari mRNA, Prekursor glikoprotein (GP0) berikatan erat dengan GP1 dan GP2.
Kedua glikoprotein ini, pertama berpasangan sebagai heterodimer kemudian menjadi trimer.
Bila protein viral jumlahnya makin meningkat maka terjadilah replikasi. Terbentuknya
nukleokapsid baru dan selimut protein yang berasosiasi dengan plasma membran sel inang.7
2.4
Patogenesis
Virus Ebola bisa tertular melalui darah, muntah, feses, dan cairan tubuh dari manusia
pengidap Ebola ke manusia lain. Virus juga bisa ditemukan dalam urin dan cairan sperma.
Infeksi terjadi ketika cairan-cairan tubuh tersebut menyentuh mulut, hidung, atau luka
terbuka pada orang sehat. Bersentuhan langsung pada kasur, pakaian, atau permukaan yang
terkontaminasi juga bisa menyebabkan infeksi tetapi pada orang sehat penularan ini hanya
melalui luka yang terbuka.3
Belum jelas kapan virus ini bertahan di luar tubuh tetapi sejumlah bukti menunjukkan
virus bisa bertahan hingga enam hari. Pemutih dan klorin dapat membunuh Ebola. Penyakit
ini tidak menular lewat udara, seperti flu. Setelah terinfeksi, virus membutuhkan waktu dua
hingga 21 hari untuk akhirnya menunjukan gejala.3
Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat dan dapat
menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak
dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena
terserang Virus Ebola. Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut.
Pertama, sekitar satu minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai menyerang darah
dan sel hati. Kedua, penyakit akan menyebar secara cepat keseluruh tubuh, virus akan
menghancurkan organ atau bagian tubuh yang penting seperti hati dan ginjal. Ketiga, infeksi
virus Ebola akan menyebabkan atau mendorong terjadinya pendarahan internal secara besarbesaran (masive). Keempat, Virus Ebola akan menghambat kerja sistem pernapasan, yang
dapat menyebabkan kematian seketika pada pasien.3
Gambar 5. Patogenesis
sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat memegang peranan penting dalam
penyebaran dan penularan penyakit ebola di dalam masyarakat.
Karena host reservoir alami dari virus Ebola belum teridentifikasi, di mana virus
pertama kali muncul pada manusia pada awal wabah tidak diketahui. Namun, para ilmuwan
percaya bahwa pasien pertama menjadi terinfeksi melalui kontak dengan hewan yang
terinfeksi, seperti kelelawar pemakan buah atau hewan primata (kera dan monyet). Penularan
dari orang ke orang berikutnya dan dapat menyebabkan sejumlah besar orang terkena dampak
penularannya.7
Ebola tidak menyebar melalui udara, air, atau secara umum melalui makanan. Namun,
di Afrika, Ebola dapat menyebar sebagai akibat dari penanganan daging satwa liar (binatang
liar diburu untuk dimakan) dan kontak dengan kelelawar yang terinfeksi. Tidak ada bukti
bahwa nyamuk atau serangga lainnya dapat menularkan virus Ebola. Hanya beberapa spesies
mamalia (misalnya manusia, kelelawar, monyet, dan kera) telah menunjukkan kemampuan
untuk menjadi terinfeksi dan menyebarkan virus Ebola.7
Penyedia layanan kesehatan yang merawat pasien Ebola dan keluarga dan temanteman yang kontak dekat dengan pasien Ebola berada pada risiko tertinggi sakit karena
mereka memungkinkan untuk kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi. Selama
wabah Ebola, penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di tempat-tempat kesehatan (seperti
klinik atau rumah sakit). Paparan Ebola dapat terjadi di tempat-tempat kesehatan di mana
staff rumah sakit tidak mengenakan alat pelindung diri yang sesuai. Peralatan medis khusus
10
harus digunakan oleh petugas kesehatan yang merawat pasien. Pembersihan dan pembuangan
instrumen, seperti jarum suntik juga penting. Jika instrumen tidak sekali pakai, mereka harus
disterilkan sebelum dipakai lagi. Tanpa sterilisasi instrumen yang memadai, penularan virus
dapat berlanjut dan memperluas wabah. 7
2.5
gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit kepala,
rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Sedangkan
pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti gatal-gatal, pendarahan dari
mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal),
radang pada mata (konjungtivitis), bengkak pada organ genital (labia dan scrotum), keluarnya
darah melalui permukaan kulit, rongga atas mulut terlihat memerah, pingsan, kegagalan
fungsi hati, dan gangguan penglihatan.1
Sebelum suatu daerah diduga terkena wabah, pasien yang mengalami gejala awal
keliru didiagnosismalaria,demam tipus,disentri,influenza, atau berbagai infeksi bakteri, yang
semuanya jauh lebih umum dan kurang fatal. Virus Ebola dapat mempengaruhi
meningkatkansel darah putih, AST, ALT,dan amilase. Menurunkan limfosit, fungsi ginjal,
dan bisa terjadi proteinuria.1
Tapi dalam wabah terbaru di Uganda, pasien meninggal dengan gejala demam dan
muntah. Gejala yang biasanya tidak terlihat pada pasien ebola inilah yang membuat WHO
menjadi khawatir. Hal itu menjadi tanda munculnya strain baru virus Ebola yang mematikan.
Bentuk baru virus Ebola itu terdeteksi dalam sebuah wabah di Uganda bagian barat. Dalam
waktu kurun dari sebulan, strain tak dikenal itu telah menewaskan 18 orang. Sebanyak 90
persen pasien yang terserang virus Ebola meninggal, artinya hanya 10 persen saja pasien
yang terinfeksi virus Ebola yang dapat selamat. 8
11
Ada beberapa hal yang menyebabkan penyebaran penyakit Ebola (Demam Berdarah Ebola)
sangat dikhawatirkan, antara lain:9
1. Serangannya muncul secara sangat mendadak
2. Gejala-gejala klinik sangat berat.
3. Menimbulkan kematian dalam waktu yang sangat singkat.
4. Angka kematiannya sangat tinggi yaitu 90-92% dari jumlah penderita.
5. Karena Virus Ebola mampu berpindah dari penderita ke orang lain, sehingga
transportasi sangat mendukung kemungkinan penyebarannya ke berbagai bagian
dunia dalam waktu yang sangat singkat.
6. Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit Ebola.
7. Vaksin untuk penyakit Ebola hingga kini belum dapat dibuat
2.6
Diagnosis
MendiagnosisEbolapada
orang
yangtelah
terinfeksihanyabeberapa
harisulit
jikaseseorang
memilikigejala
awalEboladan
telah
memilikikontak
12
bendayang
telahterkontaminasidengandarah
sakitdenganEbola,
danpetugas
atau
cairan
tubuhdariorang
yang
kesehatan
masyarakatdiberitahu.
Sampel
daripasienkemudian
2.7
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaannya yaitu mendukungperawatanrehidrasidengancairanoral
pengobatanyang
terbuktitersedia
untukEVD.
Namun,berbagai
13
2.8
Pencegahan
Pengendalian wabahbaikbergantungpada penerapanpaketintervensi, yaitumanajemen
secara
teraturdiperlukansetelah
mengunjungipasiendi
rumah
sakit,
sertasetelahmerawatpasiendi rumah. 2
Tindakanpengurangan wabahtermasukpenguburancepat dan amanpada pasien yang
meninggal,
mengidentifikasiorang
seseorangyang
terinfeksiEbola,
pentingnyamemisahkanorang
yang
yang
mungkintelah
memantau
melakukan
kesehatanselama
sehatdarisakituntuk
mencegah
kontakdengan
21
hari,
penyebaranlebih
telah
diagnosisebola
ataupun
belum.
Hal
Ini
termasukkebersihantangan,
kesehatanmerawatpasien
yang
didugaatau
dikonfirmasivirus
kesehatan
bedahdankacamata),
laboratoriumjuga
harusmemakai
pakaian
berisiko.
pelindungwajah(pelindung
pelindunglengan
Sampel
yang
panjang,
dan
wajah
sarung
diambildarimanusia
ataumasker
tangan.Pekerja
dan
hewanuntuk
mencegah
mempertahankansurveilansuntukEboladan
wabahEboladengan
mendukungnegara
berisiko
untuksiap-siaga.
Hindaripemakamanyang
memerlukanpenanganantubuhseseorang
yang
telahmeninggal karenaEbola.
-
Hindari
kontakdengankelelawar
danprimata
non-manusiaatau
darah,
cairan,
SetelahAnda
kembali
dari
daerah
yang
terkena
wabah,
lakukan
15
Gambar 7. Pakaian pelindung pada petugas kesehatan yang merawat pasien ebola
Hindarilangsung,
kontaktanpa
pelindungdengantubuhorang
yangtelah
meninggal
karenaEbola.
- Beritahupetugas kesehatanjika Anda memilikikontak langsungdengandarah atau cairan
tubuh, seperti kotoran, air liur, urin, muntahan, dan air manidariorang yangsakitdenganEbola.
Virus inidapatmasuk ke dalam tubuhmelalui kulitrusakatau selaput lendiryang tidak
terlindungi, misalnya, mata, hidung, atau mulut.
Adapun 5 tahapan pencegahan penyakit ebola dalam lingkungan masyarakat antara lain :
a. Health Promotion
Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan perubahan prilaku untuk
hidup bersih dan sehat serta meningkatkan kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan
dalam lingkungan masyarakat dan sekitarnya
b. Early Diagnosis
Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok kelompok yang
berisiko atau pada populasi umum dan peda pelaporan kasus.
c. Spesifik protection
Menghindari diri dari gigitan hewan yang terinfeksi ebola ,berusaha untuk tidak pergi
ke daerah yang kurang penyinaran matahari dan terdapat binatang yang menjadi
sumber penularan penyakit tersebut untuk menghindari terjadinya komplikasi
penyakit dan penyebarluasan penyakit tersebut dalam masyarakat.
d. Disability limitation
Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian dengan menambah
konsentrasi minum penderita agar tidak terjadi dehidrasi serta upaya peningkatan
kekebalan tubuh.
e. Rehabilitation
Rehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi virus Ebola bisa dilakukan
dengan tidak mengasingkan para penderita. Karena menurut para ahli, sebagian besar
kematian yang disebabkan oleh virus Ebola disebabkan oleh adanya tekanan secara
psikologis. Apabila kita mengasingkan dan menjauhi para penderita atau mantan
penderita virus Ebola, justru hal ini akan semakin memperburuk kondisi kesehatan
penderita tersebut. Untuk itulah diperlukan upaya rehabilitasi yang intensif terhadap
para penderita virus Ebola agar kondisi fisik dan psikologisnya tetap stabil, sehingga
akan memberikan motivasi kepada pasien tersebut untuk secepatnya bisa sembuh dari
penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. Akan tetapi, proses rehabilitasi ini
17
tentunya harus dilakukan secara hati-hati dan lebih waspada, mengingat virus Ebola
bisa menular dengan sangat cepat dari penderita kepada orang lain melalui kontak.
Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan di tempat yang benar-benar steril, atau pada
ruang isolasi khusus sehingga bisa mengurangi kontaminasi yang bisa disebabkan
oleh virus Ebola.
Gambar 9. Sebuah isolasi rumah sakit di Gulu,Uganda, selama wabah Oktober 2000
f. Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta dilakukannya
rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan penderita penyakit ebola
18
PENUTUP
3.1. Simpulan
Penyakit ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yang termasuk
kedalam genus Ebolavirus, famili Filoviridae. Ada lima jenis virus Ebola, yaitu virus Zaire
Ebolavirus, Sudan Ebolavirus, Tai Forest Ebolavirus dan Reston Ebolavirus, Bundibugyo
Ebolavirus. Untuk mendeteksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture
enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgM ELISA, polymerase chain reaction
(PCR), isolasi virus, IgM-IgG antibodi, immunohistokimia testing.3
Gejala demam ebola meliputi radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit
kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Pada
gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti gatal-gatal, pendarahan dari mata,
telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal), radang
pada mata (konjungtivitis), bengkak pada organ genital (labia dan scrotum), keluarnya darah
melalui permukaan kulit. 1
Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau
melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah
meningggal karena terserang virus Ebola. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan:
menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien
atau mayat yang terjangkit virus Ebola. Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin
yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola. 7
3.2. Saran
Meskipun sampai dengan saat ini di Indonesia belum ada laporan tentang adanya penyakit
yang disebabkan oleh virus Ebola, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada terhadap virus
Ebola mengingat virus ini sangat cepat menular, dapat dengan cepat menyebabkan kematian,
dan sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus
Ebola. 3
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Peters CJ, LeDuc JW. An Introduction to Ebola:the virus and the disease. J Infect Dis
1999;179(suppl):Ix-xvl.
2. Anonim, http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs103/en/, diakses 28 oktober 2014.
3. Anonim, http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/11/141103_fakta_ebola, diakses 28
oktober 2014.
4. CDC and World Health Organization. Infection control for viral hemorrhagic fevers in the
african health care setting. Atlanta. Georgia:US Department of Health and Human Services,
CDC, 1998.
5. Anonim, http://www.cdc.gov/vhf/ebola/about.html , diakses 28 oktober 2014
6. Anthony S Fauci, 2008. Harrisons Internal Medicine, 16th Edition, USA, Mcgraw-Hill, page
1174-1175.
7. Feldmann H, Geisbert TW, Jahrling PB, et al. Filoviridae. In: Fauquet C, Mayo MA,
Maniloff J, Desselberger U, Ball LA, eds. Virus taxonomy: VIIIth report of the International
Committee on Taxonomy of Viruses. London: Elsevier/Academic Press, 2004:64553.
8. Guimard Y, Bwaka MA, Colebunders R, et al. Organization of patient care during the Ebola
hemorrhagic fever epidemic in Kikwit, Democratic Republic of the Congo, 1995. J Infect Dis
1999;179(suppl 1):S26874.
9. Halim, M. Suplement Vol 26 No.3 Juli-September 2005. http://www.harianterbit.com,
diakses 28 oktober 2014.
20