Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

EBOLA

OLEH :
Fatin Fatira Farhah
FK UNIVERSITAS YARSI
1102010098

Pembimbing : dr.Johnson Manurung, Sp.PD

SMF/BAGIAN PENYAKIT DALAM


RSUD dr.SLAMET GARUT

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ebolavirus Disease(EVD), sebelumnya dikenal sebagai demam berdarahEbola,
adalahpenyakit yang berakibat fatalpada manusia. Virus iniditularkankepada orang-orangdari
hewanliar danmenyebardalam populasimanusia melaluipenularan dari manusiake manusia.
Rata-rataKasus kematian EVD sekitar50%. Angka kematian kasusbervariasidari 25%
menjadi90%

pada

wabahyang

lalu.

Eboladapatmenyebabkan

penyakit

pada

manusiadanhewan primataseperti monyet, gorila, dan simpanse.1


Eboladisebabkan oleh infeksidenganvirusdarifamiliFiloviridae, genusEbolavirus. Ada
limaspesiesvirus

Ebola

yang

menyebabkanpenyakit

diidentifikasi,

pada

empat

di

manusia

antaranyadiketahui
yaitu

virus

Zaire,virusSudan,virustaiForest,danvirusBundibugyo dan yang kelima yaitu, virusRestonyang


menyebabkanpenyakithanya pada primata bukan manusia.1
Keluarga virusFiloviridaemencakup 2genus yaituMarburg virusdanEbolavirus. Ada
5spesiesvirus ebola yang telah diidentifikasi yaituZaire, Sudan, Bundibugyo, TaiForest, dan
Reston.

Bundibugyoebolavirus,

denganwabahbesar

di

Afrika.

Zaireebolavirus,
Virusyang

danSudanebolavirustelah

menyebabkanwabah

pada

dikaitkan

tahun

2014di

Afrikabaratadalah virusZaire.1
Pada tahun 1976, wabahdemam berdarahyang parah(550 kasus manusia) terjadi
secara simultandiZairedanSudandanetiologinya adalah virusEbola. Virus Ebolaterjadinya
akut, merupakan penyakit seriusyangfataljika tidak diobati. EVD pertama kali munculpada
tahun 1976di 2tempat yang menjadi wabahsimultan, satu di Nzara, Sudan, dan yang lainnya
diYambuku,

Republik

Demokratik

Kongo.

Yang

terakhirterjadidi

sebuah

desadi

dekatSungaiEbola, dimanapenyakit inimengambil namanya dari sungai tersebut.Sejak


ituwabahtelah munculsecara sporadisdi Afrika.1
Hostreservoir alamidarivirus Ebolamasih belum diketahui. Namun,atas dasarbukti
dansifatvirusserupa, peneliti mengatakan bahwavirusbawaan hewandankelelawarmerupakan
reservoiryang paling mungkin. Empat dari limastrainvirusterjadi pada hewan di Afrika.1
Wabah ebola saat ini diAfrikabaratyaitu kasus pertamapada bulan Maret 2014adalah
yang terbesar danpaling komplekssejakvirusEbolapertama kali ditemukanpada tahun
1

1976.Hal

inijuga

menyebardi

antaranegara-negaramulaidi

Guineakemudianmenyebar

diperbatasan daratke SierraLeonedanLiberia, Nigeria, danSenegal.Negara yang paling


parahterkena dampak adalahGuinea, SierraLeonedanLiberia yang memiliki sistemkesehatan
yang sangatlemah, infrastrukturdan kurangnyasumber daya manusia.1
WabahEVDpertama terjadi didesa-desa terpencildi Afrika Tengah, dekat hutan hujan
tropis,

namunwabahterbarudiAfrikabarat

telah

melibatkandaerah

perkotaansertapedesaan.Keterlibatan masyarakatmerupakan kunci suksesmengendalikan


wabah.

Baikpengendalian

wabah

yang

bergantungpada

penerapanpaketintervensi,

yaitumanajemen kasus, pengawasan danpelacakan kontak, layananlaboratorium yang baik


dan sesuai standart,dan penguburanpasien yang meninggal dengan aman. Belumada
pengobatanberlisensi yang terbuktiuntuk menetralkanvirustetapiberbagaiproduk darah,
imunologidanterapiobatsedang

dalam

pengembangan.

Perawatan

suportifawaldenganrehidrasi dan pengobatan simptomatik untuk meningkatkan kelangsungan


hidup. Saat initidak adavaksinuntuk ebola yang terbukti efektif dan efisien untuk manusia.2
Di Indonesia, sampai dengan saat ini belum ada yang dilaporkan terinfeksi oleh virus
Ebola. Akan tetapi, dengan kemajuan sistem transfortasi pada saat ini, tidak menutup
kemungkinan virus Ebola bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu, diperlukan usaha
pencegahan yang bisa diterapkan untuk mencegah masuknya virus Ebola di Indonesia
mengingat virus ini sangat mudah menular dan sangat mematikan karena sampai sekarang
belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola. Virus Ebola telah
menewaskan ribuan orang di Afrika Barat dan baru-baru ini tenaga kerja Indonesia asal Jawa
Timur diduga terjangkit setelah pulang dari Liberia. Akan tetapi, hasil pemeriksaan medis
menunjukkan dua pasien tersebut tidak tertular virus.3

PEMBAHASAN
2.1. Definisi

Ebola adalah penyakit menular yang bisa berakibat fatal. Virus Ebola berasal dari
kelelawar pemakan buah dan pertama kali dideteksi pada 1976 dekat Sungai Ebola yang
berada di negara Kongo.3
2.2

Epidemiologi
Sejarah dan asal-usul di alam dari virus Ebola tetap menjadi misteri. Secara umum,

virus ini ada yang menyerang manusia yaitu Ebola Zaire, Ebola Tai Forest, Ebola
bundibugyo, dan Ebola Sudan dan ada yang hanya menyerang hewan primata yaitu Ebola
Reston. Beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi penularan dari hewan yang terinfeksi
ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan ke manusia lain
dalam berbagai cara. Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah dan atau hasil
sekresi dari orang yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi karena kontak dengan benda
seperti jarum suntik yang terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi. Penularan secara
nosokomial (penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit) juga dapat terjadi bila pasien
dan tenaga medis tidak memakai masker ataupun sarung tangan.1
Antara tahun 1976 dan 1998 dari sampel 30.000 mamalia, burung, reptil, amfibi, dan
arthropoda dari daerah wabah, tidak terdeteksi Ebolavirus, tetapi terdapat beberapa materi
genetik yang ditemukan pada enam tikus (Mus setulosus dan Praomys) dan satu berangberang (Sylvisorex ollula)yang dikumpulkan di Republik Afrika Tengah pada tahun 1998.
Virus terdeteksi di bangkai dan simpanse selama wabah pada tahun 2001 dan 2003, yang
kemudian menjadi sumber infeksi manusia. Namun, angka kematian yang tinggi dari infeksi
di spesies ini membuat mereka tidak mungkin sebagai reservoir alami.4

Gambar1. Penyebaran Ebola di Afrika.

Gambar2. Distribusi Reston ebolavirus di Asia tenggara dan Filipina. (A) bidang yang
terkena. (B) Proyeksi distribusi.
Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang paling menyita perhatian
publik karena kemunculannya yang sering dan memiliki angka mortalitas yang tinggi pada
manusia. Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang
berdekatan dengan Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Kongo) pada tahun 1976, setelah
terjadinya suatu epidemi di Yambuku (daerah Utara Republik Kongo) dan Nzara (daerah
Selatan Sudan). Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus
dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari
genus Ebolavirus yang tergolong famili Filoviridae. Inang atau reservoir dari Ebola belum
dapat dipastikan, namun telah diketahui bahwa kelelawar pemakan buah adalah salah satu
hewan yang bertindak sebagai inang alami dari Ebola. Virus Ebola juga telah dideteksi pada
daging simpanse, gorila, monyet Macaca Fascicularis dan kijang liar.4
Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan
transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan virus Ebola
untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus yang relatif cepat
dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat mengurangi penyebaran

penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Penyakit ini
dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi
daging hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media yang efektif
dari penularan Ebola pada manusia.4
WabahEbolaterakhirtelah

terjadi

dinegara-negara

berikut:

Republik

DemokratikKongo(DRC), Gabo, Sudan Selatan, Pantai Gading, Uganda, Republik


Kongo(ROC),
terbesardalam

AfrikaSelatan(impor). Epidemi wabahEbola di 2014 adalah yang


sejarah

danmempengaruhibeberapa

negaradi

Afrika

Barat.

Dua

kasusimpor,termasuksatu kematian, dandua kasusyang diperolehsecara lokalpada petugas


layanan kesehatan yang telah dilaporkandi Amerika Serikat, dansatu kasustelah dilaporkandi
Spanyol.5

2.3

Virus Ebola

2.3.1 Klasifikasi Ebola


Keluarga Filoviridae terdiri dari dua antigenik dan genetik virus yang berbeda yaitu
virus Marburg dan virus Ebola. Ada limaspesiesvirus Ebola yang diidentifikasi, empat di
antaranyadiketahui menyebabkanpenyakit pada manusia yaitu virus Zaire, virusSudan,
virusTaiForest, virusBundibugyo dan yang kelima virusReston, virus yang terakhir ini tidak
menyebabkan penyakit pada manusia.6
Zaire virus (EBOV), sebelumnya bernama Zaire Ebola Virus, memiliki tingkat
fatalitas kasus tertinggi, hingga 90% pada epidemi, dengan rata-rata tingkat kasus kematian
sekitar 83% lebih dari 27 tahun. Tingkat fatalitas kasus 88% pada tahun 1976, 59% pada
tahun 1994, 81% pada tahun 1995, 73% pada tahun 1996, 80% pada 2001-2002, dan 90%
pada tahun 2003. Serangan pertama terjadi pada 26 Agustus 1976 di Yambuku. Mabalo
Lokela, kejadian kasus pertama yang tercatat yaitu pada seorang guru sekolah berusia 44
tahun. Gejala mirip malariadan kemudian pasien menerima kina. Transmisi awal karena
penggunaan kembali jarum untuk menyuntik Lokela tanpa sterilisasi. Transmisi berikutnya
juga karena kurangnya perawatan isolasi dan metode persiapan pemakaman tradisional.7
Sudan ebolavirus (SUDV) adalah spesies kedua ebola yang muncul dengan virus
Zaire, berasal di antara pekerja pabrik kapas di Nzara, Sudan, dengan kasus pertama yang
dilaporkan pada seorang pekerja yang terpapar reservoir alami yang potensial. Ilmuwan
5

menguji semua jenis binatang dan serangga dalam menanggapi kasus ini. Namun, hasil
pengujian tidak ada yang positif untuk virus, sehingga reservoir masih belum diketahui.
Kurangnya perawatan isolasi memudahkan penyebaran penyakit. Kejadian selanjutnya terjadi
pada Mei 2004. Selanjutnya terdapat laporan kasus yang dilaporkan di Yambio County,
Sudan, dengan lima kematian yang dihasilkan pada kasus ini. Rata-rata tingkat fatalitas
adalah 54% pada tahun 1976, 68% pada tahun 1979 dan 53% pada tahun 2000 dan 2001.7
Reston ebolavirus (RESTV), awal wabah virus reston ini terjadi di Reston, setelah itu
muncul di Filipina, Siena Italia, Texas, dan pada babi di Filipina.Ternyata virus ini tidak
menyebabkan penyakit pada manusia. Subtipe ini ditemukan pada sejenis monyet berekor
panjang(macaca fascicularis) yang didatangkan dari Filipina. Virus ebola Reston, yang telah
diekspor dari Filipinatelah menyebabkan infeksi fatal pada monyetpada beberapa kasus. 6
Cote dIvoire ebolavirus (CIEBOV) juga disebut sebagai Tai forest ebolavirus(TAFV),
virus itu pertama kali ditemukan di antara simpanse dari hutan Tai di Pantai Gading, Afrika
pada 1 November 1994. Penelitian dari jaringan yang diambil dari simpanse menunjukkan
hasil mirip dengan kasus manusia selama wabah ebola pada tahun 1976 di Zaire dan Sudan.
Simpanse yang mati lebih banyak ditemukan, dengan hasil pengujian positif untuk Ebola
yang menggunakan teknik molekuler. Sumber kontaminasi diyakini dari daging monyet yang
terinfeksi. Salah satu ilmuwan yang melakukan pembedahan pada simpanse juga terinfeksi
ebola. Ia mengalami gejala-gejala yang mirip dengan demam berdarah, demam sekitar
seminggu.7
Bundibugyo Ebolavirus (BDBV), Departemen Kesehatan Uganda melaporkan bahwa
terjadi wabah Ebola di Bundibugyopada tanggal 24 November 2007. Setelah konfirmasi
sampel yang diuji oleh laboratorium rujukan Nasional Amerika Serikat dan CDC, World
Health Organization mengkonfirmasi kehadiran spesies baru. Departemen Uganda secara
resmi mengumumkan akhir epidemi di Bundibugyo pada 20 Februari 2008dengan orang
terakhir yang terinfeksi tanggal 8 Januari 2008. Pejabat Uganda mengkonfirmasi total 149
kasus Ebola untuk spesies ini dengan 37 kematian.1

2.3.2 Morfologi
Virus Ebola termasuk kedalam genus Ebolavirus, familia Filoviridae yang merupakan
virus RNA benang-negatif. Familia Filoviridae memiliki garis tengah 800 nm, dan panjang
6

mencapai 1000 nm.Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, bentuk virus
Filo seperti berfilament (berbenang halus), atau kelihatan bercabang. Terdapat juga virus
yang berbentuk U, b dan berbentuk bundar. 7
Virus Ebola memiliki struktur dari suatu Filovirus. Virionnya berbentuk tabung
danbentuknya bervariasi. Biasanya selalu tampak seperti U, 6, gulungan atau bercabang.
Virion
virus ini berukuran diameter 80 nm. Mereka juga dapat memanjang, bentuknya berkerut
Panjangnya juga bervariasi, bahkan ada yang lebih dari 1400 nm, namun biasanya hanya
mendekati 1000 nm. Di tengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks
genom RNA dengan protein NP, VP35, VP30 dan L (polimerase). Nukleokapsid berdiameter
40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm.7

Gambar 3. Struktur virus ebola


Suatu glikoprotein sepanjang 10 nm yang sebagian berada di luar lapisan viral dari
virion berfungsi membuka jalan masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan
nukleokapsid terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24. Lapisan lipid menjadikan
virus ini peka terhadap pelarut lipid dan pelarut lainnya. Virus yang sebagian besar hancur
oleh panas (60o C selama 30 menit) dan dengan keasaman tetapi bisa bertahan selama
berminggu-minggu dalam darah pada suhu kamar. Gen virus Ebola mengandung transkrip
urutan tetap pada 3 dan transkrip urutan terakhir pada 5. Urutan gen adalah 3 '- pemimpin - NP
- VP35 - VP40 - GP / SGP - VP30 - VP24 - L - Trailer - 5'.

Replikasivirus tidak tumbuh melalui pembelahan sel, sebagai gantinya virus


menggunakanmetabolisme sel inang untuk menghasilkan beberapa salinan dari diri mereka
sendiri dan mereka berkumpul di dalam sel. Pertama, virus berikatan dengan reseptor inang
dengan permukaan GP (glikoprotein) peplomer dan berendositosis kedalam vesikel sel inang.
Penyatuan membran virus dengan membran vesikel terjadi. Nukleokapsid terlepas ke dalam
sitoplasma. Rantai gen sense negatif ssRNA digunakan untuk sintesis (3-5) poliadenilase
7

monocistronic mRNAs. Translasi mRNA menjadi protein viral terjadi di sel inang.
Posttranslasi dari mRNA, Prekursor glikoprotein (GP0) berikatan erat dengan GP1 dan GP2.
Kedua glikoprotein ini, pertama berpasangan sebagai heterodimer kemudian menjadi trimer.
Bila protein viral jumlahnya makin meningkat maka terjadilah replikasi. Terbentuknya
nukleokapsid baru dan selimut protein yang berasosiasi dengan plasma membran sel inang.7

2.4

Patogenesis
Virus Ebola bisa tertular melalui darah, muntah, feses, dan cairan tubuh dari manusia

pengidap Ebola ke manusia lain. Virus juga bisa ditemukan dalam urin dan cairan sperma.
Infeksi terjadi ketika cairan-cairan tubuh tersebut menyentuh mulut, hidung, atau luka
terbuka pada orang sehat. Bersentuhan langsung pada kasur, pakaian, atau permukaan yang
terkontaminasi juga bisa menyebabkan infeksi tetapi pada orang sehat penularan ini hanya
melalui luka yang terbuka.3
Belum jelas kapan virus ini bertahan di luar tubuh tetapi sejumlah bukti menunjukkan
virus bisa bertahan hingga enam hari. Pemutih dan klorin dapat membunuh Ebola. Penyakit
ini tidak menular lewat udara, seperti flu. Setelah terinfeksi, virus membutuhkan waktu dua
hingga 21 hari untuk akhirnya menunjukan gejala.3
Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat dan dapat
menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak
dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena
terserang Virus Ebola. Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut.
Pertama, sekitar satu minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai menyerang darah
dan sel hati. Kedua, penyakit akan menyebar secara cepat keseluruh tubuh, virus akan
menghancurkan organ atau bagian tubuh yang penting seperti hati dan ginjal. Ketiga, infeksi
virus Ebola akan menyebabkan atau mendorong terjadinya pendarahan internal secara besarbesaran (masive). Keempat, Virus Ebola akan menghambat kerja sistem pernapasan, yang
dapat menyebabkan kematian seketika pada pasien.3

Gambar 4. Transmisi ebola


Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara lain : 7
1. Virus ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret dari
pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. melalui lecet di kulit
selama perawatan pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak dengan daging yang
terinfeksi ataupun kontak dengan jarum suntik yang terkontaminasi virus ebola.
2. target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi tinggi di
dalam hati, paru-paru dan limpa.
3. Sel endotel, mononuklear phagocytes, dan hepatosit adalah target utama infeksi.
Setelah infeksi, glikoprotein (GP) virus Ebola disintesis. replikasi Ebola menguasai
sintesis protein sel yang terinfeksi dan pertahanan kekebalan tubuh inang. GP
membentuk trimerik kompleks, yang mengikat virus ke sel-sel endotel yang melapisi
permukaan interior pembuluh darah. SGP membentuk protein dimer yang
mengganggu neutrofil, sejenis sel darah putih, yang memungkinkan virus untuk
menghindari sistem kekebalan tubuh dengan menghambat langkah-langkah awal
aktivasi neutrofil. Kehadiran partikel virus dan kerusakan sel yang dihasilkan dari
tunas menyebabkan pelepasan sitokin, yang berhubungan dengan demam dan
peradangan. Efek sitopatikdari infeksi di sel-sel endotel, mengakibatkan hilangnya
integritas vaskular. Tanpa integritas pembuluh darah, kebocoran darah terjadi cepat
melalui pembuluh darah sampai individu meninggal karena syok hipovolemik.

Gambar 5. Patogenesis
sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat memegang peranan penting dalam
penyebaran dan penularan penyakit ebola di dalam masyarakat.
Karena host reservoir alami dari virus Ebola belum teridentifikasi, di mana virus
pertama kali muncul pada manusia pada awal wabah tidak diketahui. Namun, para ilmuwan
percaya bahwa pasien pertama menjadi terinfeksi melalui kontak dengan hewan yang
terinfeksi, seperti kelelawar pemakan buah atau hewan primata (kera dan monyet). Penularan
dari orang ke orang berikutnya dan dapat menyebabkan sejumlah besar orang terkena dampak
penularannya.7
Ebola tidak menyebar melalui udara, air, atau secara umum melalui makanan. Namun,
di Afrika, Ebola dapat menyebar sebagai akibat dari penanganan daging satwa liar (binatang
liar diburu untuk dimakan) dan kontak dengan kelelawar yang terinfeksi. Tidak ada bukti
bahwa nyamuk atau serangga lainnya dapat menularkan virus Ebola. Hanya beberapa spesies
mamalia (misalnya manusia, kelelawar, monyet, dan kera) telah menunjukkan kemampuan
untuk menjadi terinfeksi dan menyebarkan virus Ebola.7
Penyedia layanan kesehatan yang merawat pasien Ebola dan keluarga dan temanteman yang kontak dekat dengan pasien Ebola berada pada risiko tertinggi sakit karena
mereka memungkinkan untuk kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi. Selama
wabah Ebola, penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di tempat-tempat kesehatan (seperti
klinik atau rumah sakit). Paparan Ebola dapat terjadi di tempat-tempat kesehatan di mana
staff rumah sakit tidak mengenakan alat pelindung diri yang sesuai. Peralatan medis khusus
10

harus digunakan oleh petugas kesehatan yang merawat pasien. Pembersihan dan pembuangan
instrumen, seperti jarum suntik juga penting. Jika instrumen tidak sekali pakai, mereka harus
disterilkan sebelum dipakai lagi. Tanpa sterilisasi instrumen yang memadai, penularan virus
dapat berlanjut dan memperluas wabah. 7

2.5

Gejala Demam Ebola


Setelahmasa inkubasi2 sampai 21 hari (kisaran5-10hari), pasien tiba-tiba mengalami

gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit kepala,
rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Sedangkan
pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti gatal-gatal, pendarahan dari
mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal),
radang pada mata (konjungtivitis), bengkak pada organ genital (labia dan scrotum), keluarnya
darah melalui permukaan kulit, rongga atas mulut terlihat memerah, pingsan, kegagalan
fungsi hati, dan gangguan penglihatan.1
Sebelum suatu daerah diduga terkena wabah, pasien yang mengalami gejala awal
keliru didiagnosismalaria,demam tipus,disentri,influenza, atau berbagai infeksi bakteri, yang
semuanya jauh lebih umum dan kurang fatal. Virus Ebola dapat mempengaruhi
meningkatkansel darah putih, AST, ALT,dan amilase. Menurunkan limfosit, fungsi ginjal,
dan bisa terjadi proteinuria.1
Tapi dalam wabah terbaru di Uganda, pasien meninggal dengan gejala demam dan
muntah. Gejala yang biasanya tidak terlihat pada pasien ebola inilah yang membuat WHO
menjadi khawatir. Hal itu menjadi tanda munculnya strain baru virus Ebola yang mematikan.
Bentuk baru virus Ebola itu terdeteksi dalam sebuah wabah di Uganda bagian barat. Dalam
waktu kurun dari sebulan, strain tak dikenal itu telah menewaskan 18 orang. Sebanyak 90
persen pasien yang terserang virus Ebola meninggal, artinya hanya 10 persen saja pasien
yang terinfeksi virus Ebola yang dapat selamat. 8

11

Gambar 6. Manifestasi perdarahn pada pasien ebola

Ada beberapa hal yang menyebabkan penyebaran penyakit Ebola (Demam Berdarah Ebola)
sangat dikhawatirkan, antara lain:9
1. Serangannya muncul secara sangat mendadak
2. Gejala-gejala klinik sangat berat.
3. Menimbulkan kematian dalam waktu yang sangat singkat.
4. Angka kematiannya sangat tinggi yaitu 90-92% dari jumlah penderita.
5. Karena Virus Ebola mampu berpindah dari penderita ke orang lain, sehingga
transportasi sangat mendukung kemungkinan penyebarannya ke berbagai bagian
dunia dalam waktu yang sangat singkat.
6. Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit Ebola.
7. Vaksin untuk penyakit Ebola hingga kini belum dapat dibuat

2.6

Diagnosis
MendiagnosisEbolapada

orang

yangtelah

terinfeksihanyabeberapa

harisulit

karenagejala awal, seperti demam, tidak spesifikterhadap infeksiEboladanseringterlihat pada


pasien denganpenyakit yang lebih umum, seperti malariadan demamtifoid.7
Namun,

jikaseseorang

memilikigejala

awalEboladan

telah

memilikikontak

dengandarah atau cairan tubuhdariorang yang sakitdenganEbola,kontak denganbenda-

12

bendayang

telahterkontaminasidengandarah

sakitdenganEbola,
danpetugas

atau

cairan

tubuhdariorang

yang

ataukontak denganhewan yang terinfeksi, merekaharus diisolasi

kesehatan

masyarakatdiberitahu.

dapatdikumpulkandan diujiuntuk mengkonfirmasiinfeksi.

Sampel

daripasienkemudian

Tes laboratoriumyang digunakan dalamdiagnosismeliputi: 7

2.7

Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaannya yaitu mendukungperawatanrehidrasidengancairanoral

atau intravena, pengobatangejala yang spesifik, dan meningkatkan kelangsungan hidup.


Belumada

pengobatanyang

terbuktitersedia

untukEVD.

Namun,berbagai

perawatanpotensialtermasuk terapikekebalan tubuh danterapi obatsaat ini sedang dievaluasi.


Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus
Ebola, akan tetapi sekarang sedang dikembangkan pembuatan vaksin yang akan diujikan
kepada manusia untuk pertama kalinya yaitu vaksin yang sudah memasuki fase uji klinis.
Menurut Sanchez, infeksi virus Ebola di dalam tubuh manusia memang bisa sangat
mematikan, tapi monyet berhasil selamat dari infeksi virus tersebut dan ini bisa menjadi
contoh yang sangat bermanfaat bagi uji coba terhadap binatang. Pengujian vaksin Ebola
dengan menggunakan primata memberikan perkembangan yang menjanjikan bagi hadirnya
vaksin untuk manusia.2
Belum ada obat yang dinyatakan pasti bisa menyembuhkan, sehingga pasien yang
sakit tujuan terapinya adalah mengembalikan cairan secara cepat menggunakan cairan infus.
Mereka harus diisolasi dari orang lain dan diberikan perawatan intensif oleh para ahli medis.3

13

2.8

Pencegahan
Pengendalian wabahbaikbergantungpada penerapanpaketintervensi, yaitumanajemen

kasus, pengawasan danpelacakan kontak, layananlaboratorium yang baik, penguburanaman


danmobilisasi sosial. Keterlibatan masyarakatmerupakan kunci suksesmengendalikan wabah.
Meningkatkan kesadaranfaktor risikountuk infeksiEboladan upaya perlindunganpada
individuadalah cara yang efektifuntuk mengurangipenularan dari manusia.2
Mengurangirisiko penularansatwa liarke manusiadari kontak dengankelelawar,
monyet, atau kera dankonsumsidaging mentahmereka.Hewanharus ditangani dengansarung
tangan danpakaian pelindungyang sesuailainnya. Produk-produk hewani(darah dan daging)
harusdimasak dengan matangsebelum dikonsumsi. 2
Mengurangirisiko penularandari manusia kemanusia darikontak langsung ataudekat
dengan orangdengan gejalaEbola, terutama dengancairan tubuhmereka.Sarung tangan danalat
pelindungdiri yang sesuaiharus dipakaisaat merawatpasien yang sakitdi rumah. Mencuci
tangan

secara

teraturdiperlukansetelah

mengunjungipasiendi

rumah

sakit,

sertasetelahmerawatpasiendi rumah. 2
Tindakanpengurangan wabahtermasukpenguburancepat dan amanpada pasien yang
meninggal,

mengidentifikasiorang

seseorangyang

terinfeksiEbola,

pentingnyamemisahkanorang

yang

yang

mungkintelah

memantau

melakukan

kesehatanselama

sehatdarisakituntuk

mencegah

kontakdengan
21

hari,

penyebaranlebih

lanjut,pentingnyakebersihan danmenjagalingkungan yang bersih.


Mengendalikan infeksidifasilitas pelayanan kesehatan:

Petugas kesehatanharus selaluberhati-hatiketikamerawat pasien, terlepas daripasien


itu

telah

diagnosisebola

ataupun

belum.

Hal

Ini

termasukkebersihantangan,

kebersihanpernapasan, penggunaanalat pelindung diri(untuk memblokir percikanataukontak


lainnyadengan bahanyang terinfeksi), praktikinjeksiyang amandan praktekpenguburanyang
aman.8
Petugas

kesehatanmerawatpasien

yang

didugaatau

dikonfirmasivirus

Ebolaharusmenerapkan langkah-langkahpengendalian infeksiekstra untukmencegah kontak


dengandarah dan cairan tubuhpasien danpermukaan yang terkontaminasiatau bahanseperti
14

pakaiandan selimut.Ketika kontakdekat (dalam1 meter) daripasien denganpekerjaEBV,


layanan

kesehatan

bedahdankacamata),
laboratoriumjuga

harusmemakai
pakaian

berisiko.

pelindungwajah(pelindung

pelindunglengan
Sampel

yang

panjang,

dan

wajah
sarung

diambildarimanusia

ataumasker
tangan.Pekerja

dan

hewanuntuk

investigasiinfeksiEbolaharus ditanganioleh staf terlatihdan diprosesdi laboratoriumyang


sesuai. 8
WHObertujuanuntuk

mencegah

mempertahankansurveilansuntukEboladan

wabahEboladengan

mendukungnegara

berisiko

untuksiap-siaga.

WHOmerespondengan mendukungpengawasan,keterlibatan masyarakat, manajemen kasus,


layanan laboratorium, pelacakan kontak, pengendalian infeksi, dukungan logistikdan
pelatihandan bantuandenganpraktikpenguburanyang aman. 2
Pada bulan Maret, menteri kesehatan Liberia menyarankan orang untuk berhenti
melakukan hubungan seks, selain saran yang ada untuk tidak berjabat tangan atau mencium.
WHO mengatakan orang masih bisa menularkan virus melalui air mani mereka selama tujuh
minggu setelah pulih dari Ebola.3
Tidak ada vaksinyang disetujui FDA yang tersedia untukEbola. Jika Anda bepergian
keatauberada di daerahyang terkenawabahEbola, pastikanuntuk melakukan hal berikut :7
-

Menjaga kebersihan. Misalnya,mencucitangan dengan sabundanairataupembersih


tangan yang mengandung alkoholpembersihdanmenghindari kontak dengandarah dan
cairan tubuh.

Janganmenangani sesuatuyang mungkinkontak dengandarah atau cairan tubuhorang


yang terinfeksi(seperti baju, selimut, jarum, dan peralatan medis).

Hindaripemakamanyang

memerlukanpenanganantubuhseseorang

yang

telahmeninggal karenaEbola.
-

Hindari

kontakdengankelelawar

danprimata

non-manusiaatau

darah,

cairan,

dandaging mentahyang diolah darihewan-hewan ini.


-

Hindarifasilitasdi Afrika Baratdi manapasienEbolasedang dirawat.

SetelahAnda

kembali

dari

daerah

yang

terkena

wabah,

lakukan

pemantauankesehatanAndaselama 21 haridanmencari perawatan medissegera jika


Anda mengalamigejalaEbola.

15

Gambar 7. Pakaian pelindung pada petugas kesehatan yang merawat pasien ebola

Petugas kesehatan sebagai orang yang berisiko terinfeksivirus dari penderitaEbolaharus


mengikutilangkah-langkah berikut:7
- Memakai alat pelindungdiri yang sesuai.
- Praktekpengendalian infeksidan sterilisasilangkah yang tepat.
- Mengisolasi pasiendenganEboladaripasien lain.
-

Hindarilangsung,

kontaktanpa

pelindungdengantubuhorang

yangtelah

meninggal

karenaEbola.
- Beritahupetugas kesehatanjika Anda memilikikontak langsungdengandarah atau cairan
tubuh, seperti kotoran, air liur, urin, muntahan, dan air manidariorang yangsakitdenganEbola.
Virus inidapatmasuk ke dalam tubuhmelalui kulitrusakatau selaput lendiryang tidak
terlindungi, misalnya, mata, hidung, atau mulut.

Gambar 8. Pembersihan lingkungan


16

Adapun 5 tahapan pencegahan penyakit ebola dalam lingkungan masyarakat antara lain :
a. Health Promotion
Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan perubahan prilaku untuk
hidup bersih dan sehat serta meningkatkan kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan
dalam lingkungan masyarakat dan sekitarnya
b. Early Diagnosis
Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok kelompok yang
berisiko atau pada populasi umum dan peda pelaporan kasus.
c. Spesifik protection
Menghindari diri dari gigitan hewan yang terinfeksi ebola ,berusaha untuk tidak pergi
ke daerah yang kurang penyinaran matahari dan terdapat binatang yang menjadi
sumber penularan penyakit tersebut untuk menghindari terjadinya komplikasi
penyakit dan penyebarluasan penyakit tersebut dalam masyarakat.
d. Disability limitation
Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian dengan menambah
konsentrasi minum penderita agar tidak terjadi dehidrasi serta upaya peningkatan
kekebalan tubuh.
e. Rehabilitation
Rehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi virus Ebola bisa dilakukan
dengan tidak mengasingkan para penderita. Karena menurut para ahli, sebagian besar
kematian yang disebabkan oleh virus Ebola disebabkan oleh adanya tekanan secara
psikologis. Apabila kita mengasingkan dan menjauhi para penderita atau mantan
penderita virus Ebola, justru hal ini akan semakin memperburuk kondisi kesehatan
penderita tersebut. Untuk itulah diperlukan upaya rehabilitasi yang intensif terhadap
para penderita virus Ebola agar kondisi fisik dan psikologisnya tetap stabil, sehingga
akan memberikan motivasi kepada pasien tersebut untuk secepatnya bisa sembuh dari
penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. Akan tetapi, proses rehabilitasi ini
17

tentunya harus dilakukan secara hati-hati dan lebih waspada, mengingat virus Ebola
bisa menular dengan sangat cepat dari penderita kepada orang lain melalui kontak.
Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan di tempat yang benar-benar steril, atau pada
ruang isolasi khusus sehingga bisa mengurangi kontaminasi yang bisa disebabkan
oleh virus Ebola.

Gambar 9. Sebuah isolasi rumah sakit di Gulu,Uganda, selama wabah Oktober 2000
f. Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta dilakukannya
rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan penderita penyakit ebola

18

PENUTUP
3.1. Simpulan
Penyakit ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yang termasuk
kedalam genus Ebolavirus, famili Filoviridae. Ada lima jenis virus Ebola, yaitu virus Zaire
Ebolavirus, Sudan Ebolavirus, Tai Forest Ebolavirus dan Reston Ebolavirus, Bundibugyo
Ebolavirus. Untuk mendeteksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture
enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgM ELISA, polymerase chain reaction
(PCR), isolasi virus, IgM-IgG antibodi, immunohistokimia testing.3
Gejala demam ebola meliputi radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit
kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Pada
gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti gatal-gatal, pendarahan dari mata,
telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal), radang
pada mata (konjungtivitis), bengkak pada organ genital (labia dan scrotum), keluarnya darah
melalui permukaan kulit. 1
Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau
melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah
meningggal karena terserang virus Ebola. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan:
menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien
atau mayat yang terjangkit virus Ebola. Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin
yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola. 7

3.2. Saran
Meskipun sampai dengan saat ini di Indonesia belum ada laporan tentang adanya penyakit
yang disebabkan oleh virus Ebola, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada terhadap virus
Ebola mengingat virus ini sangat cepat menular, dapat dengan cepat menyebabkan kematian,
dan sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus
Ebola. 3

19

DAFTAR PUSTAKA

1. Peters CJ, LeDuc JW. An Introduction to Ebola:the virus and the disease. J Infect Dis
1999;179(suppl):Ix-xvl.
2. Anonim, http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs103/en/, diakses 28 oktober 2014.
3. Anonim, http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/11/141103_fakta_ebola, diakses 28
oktober 2014.
4. CDC and World Health Organization. Infection control for viral hemorrhagic fevers in the
african health care setting. Atlanta. Georgia:US Department of Health and Human Services,
CDC, 1998.
5. Anonim, http://www.cdc.gov/vhf/ebola/about.html , diakses 28 oktober 2014
6. Anthony S Fauci, 2008. Harrisons Internal Medicine, 16th Edition, USA, Mcgraw-Hill, page
1174-1175.
7. Feldmann H, Geisbert TW, Jahrling PB, et al. Filoviridae. In: Fauquet C, Mayo MA,
Maniloff J, Desselberger U, Ball LA, eds. Virus taxonomy: VIIIth report of the International
Committee on Taxonomy of Viruses. London: Elsevier/Academic Press, 2004:64553.
8. Guimard Y, Bwaka MA, Colebunders R, et al. Organization of patient care during the Ebola
hemorrhagic fever epidemic in Kikwit, Democratic Republic of the Congo, 1995. J Infect Dis
1999;179(suppl 1):S26874.
9. Halim, M. Suplement Vol 26 No.3 Juli-September 2005. http://www.harianterbit.com,
diakses 28 oktober 2014.

20

Anda mungkin juga menyukai