Anda di halaman 1dari 26

Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel.

Sel sendiri adalah kesatuan


structural dan fungsional makhluk hidup dimana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap
kepribadian dan tingkah laku dari masing masing makhluk hidup
Teori-teori tentang sel
- Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil
pengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut sel (cellula)
- Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi
juga berarti cella (kantong yang berisi)
- Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam,
rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut Sarcode
- Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma
- Matthias Schleiden (ahli botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun 1838 menemukan
adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka
mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel . konsep yang diajukan tersebut
menunjukkan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup.
- Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang melayang-layang pada
protoplasma yaitu inti (nucleus)
- Max Shultze (1825-1874) ahli anatomi menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional
makhluk hidup
- Rudolf Virchow (1858) menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya (omnis
celulla ex celulla)
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Inti
a. sel prokarion, sel yang intinya tidak memiliki membran, materi inti tersebar dalam sitoplasma
(sel yang memiliki satu system membran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah bakteri dan
alga biru
b. sel eukarion, sel yang intinya memiliki membran. Materi inti dibatasi oleh satu system
membran terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini adalah semua makhluk hidup
kecuali bakteri dan alga biru
Struktur sel prokariotik lebih sederhana dibandingkan struktur sel eukariotik. Akan tetapi, sel
prokariotik mempunyai ribosom (tempat protein dibentuk) yang sangat banyak. Sel prokariotik
dan sel eukariotik memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut :
Sel Prokariotik
- Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel yang dinamakan
nucleoid
- Organel-organelnya tidak dibatasi membran

- Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan


- Diameter sel antara 1-10mm
- Mengandung 4 subunit RNA polymerase
- Susunan kromosomnya sirkuler
Sel Eukariotik
- Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus
- Organel-organelnya dibatasi membran
- Membran selnya tersusun atas fosfolipid
- Diameter selnya antara 10-100mm
- Mengandungbanyak subunit RNA polymerase
- Susunan kromosomnya linier
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Kromosom dan Fungsinya
a. Sel Somatis, sel yang menyusun tubuh dan bersifat diploid
b. Sel Germinal. sel kelamin yang berfungsi untuk reproduksi dan bersifat haploid
Bagian-bagian Sel
- Bagian hidup(komponen protoplasma), terdiri atas inti dan sitoplasma termasuk cairan dan
struktur sel seperti : mitokondria, badan golgi, dll
- Bagian mati (inklusio), terdiri atas dinding sel dan isi vakuola
mari kita bahas masing-masing bagian satu per satu
a Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri daripada selulosa yang kuat
yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Terdapat
liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel.
Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
Dinding sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam
karbonat dan silikat dari Ca dan Mg.
b. Membran Plasma
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel
yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.

Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu
sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson
pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk
fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran.
Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat
dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas
bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen
penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan
kolesterol.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah.
Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan
molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul
polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme
khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas
membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk
molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif
untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.
Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh
dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama
respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi
membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total
(dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif
karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air
dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi
dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif

Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan
bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel
protein dan carrier protein, serta ionophore.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps.
Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter.
Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan
antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan
suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri.
Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
c. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi
merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi
berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah pembangkit tenaga bagi
sel.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk
mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter
0,5 m dan panjang 0,5 1,0 m. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu
membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam
membran [Cooper, 2000].
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung
protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul
kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai
membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang
terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks
untuk menjalani ?-oksidasi menghasilkan Asetil KoA.
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan
80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini
meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut
krista [Lodish, 2001]. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein
yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada
matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari
matriks melewati membran dalam.

Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran dalam merupakan
tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi
asam amino, dan reaksi ?-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat
materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat
inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium
d. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang
berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan
pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya,
organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase,
lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi
utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
- Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme
endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan,
yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali
(dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi
tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6.
Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk
lisosom.
- Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel
yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi
organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik
dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada
sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
- Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti
bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau
mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim
hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
e. Badan Golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang
dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak
dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan

memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan
Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang
bernama Camillo Golgi.
beberapa fungsi badan golgi antara lain :
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung
kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma.
Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk
memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom
f. Retikulum Endoplasma
RETIKULUM ENDOPLASMA (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan
eukariotik.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini
disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum
Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum
endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata
endoplasmik berarti di dalam sitoplasma dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang
berarti jaringan).
Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini
berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis
protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di
permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid,
metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat
melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis
khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang
membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus

mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE


sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
g. Nukleus
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang
membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam
kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Fungsi utama nukleus adalah
untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola
ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi
pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis
ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di
mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri
h. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. ada tiga macam
plastida, yaitu :
- leukoplast : plastida yang berbentuk amilum(tepung)
- kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a dan b (untuk
fotosintesis), xantofil, dan karoten
- kromoplast : plastida yang banyak mengandung karoten
i. Sentriol (sentrosom)
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi
ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel
yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari
tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1 dimana
sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S,
yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase
G2 merupakan tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir
ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan
mikrotubula yang tersusun atas benang-benang spindel.
j. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan
ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel

tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler
tingkat rendah.
fungsi vakuola adalah :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel
Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
1. Sel Hewan :
* tidak memiliki dinding sel
* tidak memiliki butir plastida
* bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya tidak kaku
* jumlah mitokondria relatif banyak
* vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil
* sentrosom dan sentriol tampak jelas
2. Sel Tumbuhan
* memiliki dinding sel
* memiliki butir plastida
* bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari cellulosa
* jumlah mitokondria relatif sedikit karena fungsinya dibantu oleh butir plastida
* vakuola sedikit tapi ukurannya besar
* sentrosom dan sentriolnya tidak jelas
Sel
Unit terkecil kehidupan (organisme sel tunggal atau bakteri) atau unit organisme tingkat tinggi,
yaitu, organisme multiselular. Sel dikelilingi oleh membran sel (dan dinding sel pada bakteri dan
tanaman = membran ditambah beberapa struktur kimia yang lebih stabil, sering campuran
protein dan polisakarida) dan berisi semua elemen yang diperlukan untuk mempertahankan
hidup, protein, asam nukleat, lipid, mineral, dan kelas beragam metabolit. Sel organisme tingkat
tinggi (dikenal sebagai eukariota) dibagi lagi menjadi kompartemen subselular disebut organel
seperti mitokondria, inti sel, retikulum endoplasmatic, aparatus Golgi dan organel yang lebih
kecil dengan fungsi yang sangat khusus. Sementara semua organel ini ditemukan dalam sel-sel
hewan, sel tumbuhan selain mengandung vakuola sentral yang mengontrol tekanan untuk
menstabilkan sel dan kloroplas, tempat fotosintesis atau cahaya tergantung biosintesis gula
(karbohidrat).
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2090974-pengertian-definisisel/#ixzz1gOUG6bQd

Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan
unit penyusun semua makhluk hidup.[1][2] Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.[3][4]
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal,[5] atau disebut organisme uniselular,
misalnya bakteri dan ameba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia,
merupakan organisme multiselular yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan
fungsinya masing-masing.[1] Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel.[5] Namun
demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya,
tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari
pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri.
[1]
Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan kemudian
sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung
membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem organ
peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponenkomponen yang disebut organel.[6]
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001 sampai
0,001 mm,[7] sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang ialah telur
ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 m
(0,0010,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop.[8] Penemuan dan kajian awal
tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop
pada abad ke-17. Teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan dua abad setelah itu oleh
Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang biologi yang
disebut biologi sel.

Struktur sel
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma dan daerah di dalam sel
disebut sitoplasma.[9] Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai
materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut.[10] Selain itu, semua sel
memiliki struktur disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan
digunakan sebagai katalis banyak reaksi kimia dalam sel tersebut.[5]
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel
prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam
sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau
inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel
prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel eukariotik.[7]

[sunting] Sel prokariota

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Prokariota

Gambaran umum sel prokariota.


Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'), tidak ada membran
yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di
sitoplasma disebut nukleoid.[7] Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniselular dengan
sel berukuran kecil (berdiameter 0,72,0 m dan volumenya sekitar 1 m3) serta umumnya
terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain.[11]
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika selubung
tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat atau kompleks
karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri
memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang
memiliki selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan
protein, walaupun ada juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel
pecah akibat tekanan osmosis pada lingkungan yang berkonsentrasi lebih rendah daripada isi sel.
[12]

Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar selubung selnya. Banyak jenis bakteri
memiliki lapisan di luar dinding sel yang disebut kapsul yang membantu sel bakteri melekat pada
permukaan benda dan sel lain. Kapsul juga dapat membantu sel bakteri menghindari jenis
tertentu sel kekebalan tubuh manusia. Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada permukaan
benda dan sel lain dengan benang protein yang disebut pilus (jamak: pili) dan fimbria (jamak:
fimbriae). Banyak jenis bakteri bergerak menggunakan flagelum (jamak: flagela) yang melekat
pada dinding selnya dan berputar seperti motor.[13]
Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang terkonsentrasi
pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki bahan genetik tambahan yang
disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan
oleh sel untuk pertumbuhan meskipun sering kali plasmid membawa gen tertentu yang

memberikan keuntungan tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap


antibiotik.[14]
Prokariota juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut sitoskeleton, yang pada
mulanya dianggap hanya ada pada eukariota.[15] Protein skeleton tersebut meregulasi pembelahan
sel dan berperan menentukan bentuk sel.[16]

[sunting] Sel eukariota


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Eukariota

Gambaran umum sel tumbuhan.

Gambaran umum sel hewan.

Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan karyon) memiliki
nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 m, sepuluh kali lebih besar daripada
bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini
terdiri dari medium semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel
dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota.[7]
Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua
membran, misalnya nukleus.
Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel eukariota, yaitu mitokondria,
tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi; retikulum endoplasma, suatu jaringan
membran tempat sintesis glikoprotein dan lipid; badan Golgi, yang mengarahkan hasil sintesis
sel ke tempat tujuannya; dan peroksisom, tempat perombakan asam lemak dan asam amino. Sel
hewan, tetapi tidak sel tumbuhan, memiliki lisosom, yang menguraikan komponen sel yang
rusak dan benda asing yang dimasukkan oleh sel. Kloroplas, tempat terjadinya fotosintesis,
hanya ditemukan pada sel-sel tertentu daun tumbuhan dan sejumlah organisme uniselular. Baik
sel tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniselular memiliki satu atau lebih vakuola, yaitu
organel tempat menyimpan nutrien dan limbah serta tempat terjadinya sejumlah reaksi
penguraian.[17]
Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan mengendalikan pergerakan
struktur di dalam sel eukariota.[17] Sentriol, yang hanya ditemukan pada sel hewan di dekat
nukleus, juga terbuat dari sitoskeleton.[18]
Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi sel tumbuhan dan
membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga memiliki dinding sel, namun komposisinya berbeda dari
dinding sel bakteri maupun tumbuhan.[17] Di antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan
terdapat saluran yang disebut plasmodesmata.[19]

[sunting] Komponen subselular


[sunting] Membran

Membran sel terdiri dari lapisan ganda fosfolipid dan berbagai protein.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Membran sel

Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai
rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk
melayani seluruh volume sel.[7] Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel,
dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Membran
sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran.
Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi
penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus
lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya
mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi pengait
struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi
dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel hewan
merupakan protein membran.[20]

[sunting] Nukleus
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Inti sel

Nukleus dan bagian-bagiannya.


Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian lain gen
terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 m, organel ini
umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota.[21] Kebanyakan sel memiliki
satu nukleus,[22] namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan
ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan
nukleusnya saat berkembang.[23]
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut nukleoplasma) dari
sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing merupakan lapisan
ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh
ruangan sekitar 2040 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar
100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus menyatu.[21]

Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin. Sewaktu sel
siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung, menjadi cukup
tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.[21]
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah nukleolus, yang
merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini
kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi
ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan
tahap reproduksi sel tersebut.[21]
Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim molekul
pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA.
RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat
pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis.[21]

[sunting] Ribosom
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang tinggi
memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta
ribosom.[21] Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA.
Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip dalam
hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang
bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton.[24]
Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar retikulum
endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di dalam
sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan untuk dimasukkan
ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau untuk
dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling
bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu
metabolismenya berubah.[21]

[sunting] Sistem endomembran

Sistem endomembran sel.


Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem endomembran. Membran
ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer antarsegmen membran
dalam bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil. Sistem endomembran
mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, berbagai jenis
vakuola, dan membran plasma.[21] Sistem ini memiliki berbagai fungsi, termasuk sintesis dan
modifikasi protein serta transpor protein ke membran dan organel atau ke luar sel, sintesis lipid,
dan penetralan beberapa jenis racun.[25]
[sunting] Retikulum endoplasma
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan
(reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel saling terhubung. Terdapat dua
bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma
halus.[25]
Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom.
Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel tertentu
atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan
terdorong ke bagian dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen.[26] Di dalam lumen,
protein tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan
karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel
di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma, dan bergabung
dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan

protein menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke
tujuan akhirnya.
Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya. Retikulum
endoplasma halus berfungsi misalnya dalam sintesis lipid komponen membran sel. Dalam jenis
sel tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum endoplasma halus mengandung enzim yang
mengubah obat-obatan, racun, dan produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi
senyawa-senyawa yang kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh.[25]
[sunting] Badan Golgi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Badan Golgi
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas setumpuk
kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan
sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna.
Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel
yang aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya
terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.[25]
Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara sisi yang menjauhi
nukleus disebut sisi trans. Ketika tiba di sisi cis, protein dimasukkan ke dalam lumen sisterna. Di
dalam lumen, protein tersebut dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat, ditandai
dengan penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim ke tujuannya masingmasing.[26]
Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang disekresikan ke luar sel, ada
yang digabungkan ke membran plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula yang
ditempatkan di dalam lisosom. Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran plasma
di dalam vesikel sekresi, yang melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan membran
plasma dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis, dapat terjadi bila membran
plasma mencekung ke dalam sel dan membentuk vesikel endositosis yang dibawa ke badan
Golgi atau tempat lain, misalnya lisosom.[25]
[sunting] Lisosom
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim hidrolitik
untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit molekul
yang sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat
memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri
dari badan Golgi.[25]
Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis ketika
suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi,

lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam
fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain
untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang
disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.[25]
[sunting] Vakuola
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel tumbuhan. Membran
vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas. Vakuola, berasal
dari kata yang berarti 'kosong', dinamai demikian karena organel ini tidak memiliki struktur
internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari
gabungan banyak vesikel.[27]
Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak vakuola kecil yang kemudian
bergabung membentuk suatu vakuola sentral seiring dengan penambahan air ke dalamnya.
Ukuran sel tumbuhan diperbesar dengan menambahkan air ke dalam vakuola sentral tersebut.
Vakuola sentral juga mengandung cadangan makanan, garam-garam, pigmen, dan limbah
metabolisme. Zat yang beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam vakuola sebagai
mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam mempertahankan tekanan turgor
tumbuhan.[27]
Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel hewan dan protista
uniselular. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisosom
agar makanan di dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola
kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel.[27]

[sunting] Mitokondria

Gambaran umum mitokondria.


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mitokondria

Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria, yang menempati sampai 25
persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum hanya lebih
kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas.[28] Nama mitokondria berasal dari penampakannya
yang seperti benang (bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya.[29]
Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam, yang
dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar daripada
membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam matriks,
atau ruang dalam mitokondria.[28]
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi selular, yaitu suatu proses kimiawi yang
memberi energi pada sel.[30] Karbohidrat dan lemak merupakan contoh molekul makanan
berenergi tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam
mitokondria, dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu
ditangkap oleh molekul yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar
ATP sel.[25] Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai reaksi
kimia dalam sel.[27] Sebagian besar tahap pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP
tersebut dilakukan oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.[28]
Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari keseluruhan bagian sel lain.[29] Organel
ini memiliki DNA sendiri yang menyandikan sejumlah protein mitokondria, yang dibuat pada
ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota.[27]

[sunting] Kloroplas
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kloroplas

Gambaran umum kloroplas.


Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid pada tumbuhan dan alga.[19]
Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosintesis,
yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan
dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.[31]

Satu sel alga uniselular dapat memiliki satu kloroplas saja, sementara satu sel daun dapat
memiliki 20 sampai 100 kloroplas. Organel ini cenderung lebih besar daripada mitokondria,
dengan panjang 510 m atau lebih. Kloroplas biasanya berbentuk seperti cakram dan, seperti
mitokondria, memiliki membran luar dan membran dalam yang dipisahkan oleh ruang
antarmembran. Membran dalam kloroplas menyelimuti stroma, yang memuat berbagai enzim
yang bertanggung jawab membentuk karbohidrat dari karbon dioksida dan air dalam fotosintesis.
Suatu sistem membran dalam yang kedua di dalam stroma terdiri dari kantong-kantong pipih
disebut tilakoid yang saling berhubungan. Tilakoid-tilakoid membentuk suatu tumpukan yang
disebut granum (jamak, grana). Klorofil terdapat pada membran tilakoid, yang berperan serupa
dengan membran dalam mitokondria, yaitu terlibat dalam pembentukan ATP.[31] Sebagian ATP
yang terbentuk ini digunakan oleh enzim di stroma untuk mengubah karbon dioksida menjadi
senyawa antara berkarbon tiga yang kemudian dikeluarkan ke sitoplasma dan diubah menjadi
karbohidrat.[32]
Sama seperti mitokondria, kloroplas juga memiliki DNA dan ribosomnya sendiri serta tumbuh
dan memperbanyak dirinya sendiri.[27] Kedua organel ini juga dapat berpindah-pindah tempat di
dalam sel.[32]

[sunting] Peroksisom
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel eukariota.[33]
Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim yang terlibat
dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2).[34] Hidrogen peroksida
merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan untuk
reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah
mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria
untuk oksidasi sempurna.[33] Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi berbagai
molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara itu, peroksisom pada biji
tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak biji menjadi karbohidrat yang digunakan
dalam tahap perkecambahan.[34]

[sunting] Sitoskeleton

Sitoskeleton sel eukariota; mikrotubulus diwarnai hijau, sementara mikrofilamen diwarnai


merah.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sitoskeleton
Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus, filamen
intermediat, dan mikrofilamen.[35] Protein sitoskeleton yang serupa dan berfungsi sama dengan
sitoskeleton eukariota ditemukan pula pada prokariota.[16] Sitoskeleton berfungsi membantu
mempertahankan bentuk sel dan meregulasi pembelahan sel, sementara sitoskeleton eukariota
juga berperan dalam penempatan dan pergerakan organel serta pergerakan sel.
Sejumlah protein motor menggerakkan berbagai organel di sepanjang sitoskeleton eukariota.
Secara umum, protein motor dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu kinesin, dienin, dan
miosin. Kinesin dan dienin bergerak pada mikrotubulus, sementara miosin bergerak pada
mikrofilamen.[36]

[sunting] Komponen ekstraselular


[sunting] Dinding sel
[sunting] Matriks ekstraselular
[sunting] Sambungan antarsel

[sunting] Perkembangan sel


Di dalam tubuh manusia, telah dikenali sekitar 210 jenis sel. Sebagaimana organisme
multiselular lainnya, kehidupan manusia juga dimulai dari sebuah sel embrio diploid hasil dari
fusi haploid oosit dan spermatosit yang kemudian mengalami serangkaian mitosis. Pada tahap
awal, sel-sel embrio bersifat totipoten, setiap sel memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi
salah satu dari seluruh jenis sel tubuh. Selang berjalannya tahap perkembangan, kapasitas
diferensiasi menjadi menurun menjadi pluripoten, hingga menjadi sel progenitor yang hanya
memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi satu jenis sel saja, dengan kapasitas unipoten.

Pada level molekular, perkembangan sel dikendalikan melalui suatu proses pembelahan sel,
diferensiasi sel, morfogenesis dan apoptosis. Tiap proses, pada awalnya, diaktivasi secara
genetik, sebelum sel tersebut dapat menerima sinyal mitogenik dari lingkungan di luar sel.

[sunting] Proses pembelahan sel


Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom
yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik
secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik)
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk
tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan
dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada
masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
[sunting] Fase pada siklus sel

1. Fasa S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA


2. Fasa M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau
pembentukan tunas)
3. Fasa G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
1. Fasa G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam
atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat
bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum
terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.
2. Fasa G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan
sintesis.
3. Fasa G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
Fasa tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S. Dalam
konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.

[sunting] Diferensiasi sel


Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi
ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.
Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional,
terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya,
sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.

Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali dan
menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler, sel itu telah
mengalami regenerasi dan diferensiasi.
Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik terdapat pada
setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah gen yang
diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi karakteristik penangkap
cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi gen indera lainnya.

[sunting] Morfogenesis
Pengekspresian gen itu sendiri memengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan lokasi
sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio yang diatur
oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
Proliferasi sel
menghasilkan banyak sel dari satu sel
Spesialisasi sel
menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda
Interaksi sel
mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
Pergerakan sel
menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada badan
pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat keputusannya
masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus masing-masing sel.
Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena masih mengingat
sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio.

[sunting] Apoptosis
Apoptosis merupakan bagian dari perkembangan sel, sel tidak dapat mati begitu saja tanpa suatu
mekanisme yang tertanam di dalam sel, yang dapat diaktivasi oleh sinyal internal maupun
eksternal.

[sunting] Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel hewan dan tanaman


Secara umum, perbedaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Hewan
Terdapat sentriol
Tidak ada pembentukan dinding sel
Ada kutub animal dan vegetal

Tumbuhan
Tidak ada sentriol
Terdapat sitokinesis dan pembentukan dinding sel
Tidak ada perbedaan kutub embriogenik, yang ada

Jaringan sel hewan bergerak menjadi


bentuk yang berbeda
Terdapat proses gastrulasi
Tidak terdapat jaringan embrionik seumur
hidup
Terdapat batasan pertumbuhan (ukuran
tubuh)
Apoptosis untuk perkembangan jaringan,
melibatkan mitokondria dan caspase

semacam epigeal dan hipogeal


Jaringan sel tumbuhan tumbuh menjadi bentuk yang
berbeda
Terdapat proses histodiferensiasi
Meristem sebagai jaringan embrionik seumur hidup
Tidak ada batasan pertumbuhan, kecuali kemampuan
akar dalam hal menopang berat tubuh bagian atas
Tidak ada "Apoptosis", yang ada lebih ke arah
proteksi diri, tidak melibatkan mitokondria

[sunting] Sel-sel khusus

Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di dalam sel
darah merah, terdapat hemoglobin sebagai pengganti nukleus (inti sel).

Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot

Sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp adalah hewan uniseluler
berklorofil.

Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan meninggalkan
dinding sel sebagai "tulang" dan saluran air. Kedua ini sangatlah membantu dalam proses
transpirasi pada tumbuhan.

[sunting] Sejarah penemuan sel


[sunting] Robert Hooke
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke
yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel
berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.
Pada tahun 1835, sebelum teori sel menjadi lengkap, Jan Evangelista Purkyn melakukan
pengamatan terhadap granula pada tanaman melalui mikroskop. Teori sel kemudian
dikembangkan pada tahun 1839 oleh Matthias Jakob Schleiden dan Theodor Schwann yang
mengatakan bahwa semua makhluk hidup atau organisme tersusun dari satu sel tunggal, yang
disebut uniselular, atau lebih, yang disebut multiselular. Semua sel berasal dari sel yang telah ada
sebelumnya, di dalam sel terjadi fungsi-fungsi vital demi kelangsungan hidup organisme dan
terdapat informasi mengenai regulasi fungsi tersebut yang dapat diteruskan pada generasi sel
berikutnya.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme,
namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum)

juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan


uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam
organisasi yang sangat rapi.

[sunting] Referensi
1.

^ a b c Campbell, N.A.; Reece, J.B. & Mitchell, L.G. (2002). Biologi.


Diterjemahkan oleh R. Lestari dkk. (edisi ke-5, jilid 1). Jakarta: Erlangga. hlm. 112.
ISBN 9796884682. (lihat di Penelusuran Buku Google)

2.

^ Fried, G.H. & Hademenos, G.J. (2006). Schaum's Outline Biologi.


Diterjemahkan oleh D. Tyas (edisi ke-2). Jakarta: Erlangga. hlm. 35. (lihat di Penelusuran
Buku Google)

3.

^ Sloane, E. (2003). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Diterjemahkan oleh J.


Veldman. Jakarta: EGC. hlm. 34. (lihat di Penelusuran Buku Google)

4.
5.

^ Campbell et al. (2002) hlm. 4


^ a b c (Inggris) Alberts, B.; Johnson, A.; Lewis, J.; Raff, M.; Roberts, K. &
Walters, P. (2002). "The Universal Features of Cells on Earth". Molecular Biology of the
Cell (edisi ke-4). New York: Garland Science.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK26864/.

6.

^ Campbell et al. (2002) hlm. 3

7.

^ a b c d e Campbell et al. (2002) hlm. 116

8.

^ Campbell et al. (2002) hlm. 113

9.
10.
11.

^ (Inggris) Kratz, R.F. (2009). Molecular & Cell Biology for Dummies. Hoboken,
NJ: Wiley. hlm. 17. (lihat di Penelusuran Buku Google)
^ Campbell et al. (2002) hlm. 6
^ (Inggris) Wheelis, M. (2008). Principles of Modern Microbiology. Sudbury,
MA: Jones and Bartlett. hlm. 4849. (lihat di Penelusuran Buku Google)

12.

^ Wheelis (2008) hlm. 5052

13.

^ Kratz (2009) hlm. 35

14.

^ Yuwono, T. (2007). Biologi Molekular. Jakarta: Erlangga. hlm. 77. (lihat di


Penelusuran Buku Google)

15.

^ (Inggris) Karp, G. (2009). Cell and Molecular Biology: Concepts and


Experiments (edisi ke-6). Hoboken, NJ: John Wiley and Sons. hlm. 318319. (lihat di
Penelusuran Buku Google)

16.

^ a b (Inggris) Pommerville, J.C. (2011). Alcamo's Fundamentals of Microbiology


(edisi ke-9). Sudbury, MA: Jones and Bartlett. hlm. 122128. (lihat di Penelusuran Buku
Google)

17.

^ a b c (Inggris) Lodish, H.; Berk, A.; Zipursky, S.L.; Matsudaira, P.; Baltimore, D.
& Darnell, J. (2000). "Eukaryotic Cells Contain Many Organelles and a Complex
Cytoskeleton". Molecular Cell Biology (edisi ke-4). New York: W. H. Freeman.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK21665/#A210.

18.

^ Campbell et al. (2002) hlm. 118

19.

^ a b Campbell et al. (2002) hlm. 119

20.

^ Alberts et al. (2002) "Chapter 10. Membrane Structure"

21.

^ a b c d e f g h Campbell et al. (2002) hlm. 120

22.

^ (Inggris) Solomon, E.P.; Berg, L.R. & Martin, D.W. (2004). Biology (edisi ke7). Belmont, CA: Brooks/Cole. hlm. 77. (lihat di Penelusuran Buku Google)

23.

^ Sloane (2003) hlm. 39

24.

^ Alberts et al. (2002) "The RNA Message Is Decoded on Ribosomes"

25.

^ a b c d e f g h (Inggris) Russel, P.J.; Hertz, P.E. & McMillan, B. (2011). Biology:


The Dynamic Science (edisi ke-2, volume 1). Belmont, CA: Brooks/Cole. hlm. 99102.
(lihat di Penelusuran Buku Google)

26.

^ a b Kratz (2009) hlm. 24-25

27.

^ a b c d e f Solomon (2004) hlm. 84

28.

^ a b c Lodish et al. (2000) "Mitochondria Are the Principal Sites of ATP


Production in Aerobic Cells"

29.

^ a b Fried & Hademenos (2006) hlm. 38

30.

^ Campbell et al. (2002) hlm. 7

31.

^ a b Solomon (2004) hlm. 86

32.

^ a b Lodish et al. (2000) "Chloroplasts, the Sites of Photosynthesis, Contain


Three Membrane-Limited Compartments"

33.

^ a b Marks, D.B.; Marks, A.D. & Smith, C.M. (2000). Biokimia Kedokteran
Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Diterjemahkan oleh B.U. Pendit. Jakarta: EGC.
hlm. 135. (lihat di Penelusuran Buku Google)

34.

^ a b Alberts et al. (2002) "Peroxisomes"

35.

^ Solomon (2004) hlm. 87

36.

^ Karp (2009) hlm. 328

Anda mungkin juga menyukai