Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SUBMERSIBLE
PUMP
Dr. Ir. Sudjati Rachmat, DEA
86
86
Pendahuluan
Electric Submersible Pump (ESP) digunakan di Indonesia
oleh Caltex lebih dari lima belas tahun yang lalu. Pada
tahun 1970, 60 persen total produksi minyak Indonesia
atau sekitar 80 persen dari produksi minyak Caltex
diproduksi oleh pompa ini. Dewasa ini ada beberapa
produsen ESP, yang terbesar REDA (70 persen pasaran
dunia, sekitar 2500 dipunyai oleh Caltex, Centrilift (25
persen pasaran dunia), Oil Line, ODI, Weir, Rothless,
Wulanke, Weatherfor, ESP dan lain-lain.
Pada prinsipnya pompa-pompa ini sama saja kecuali
pada bentuk impeller dan diffusernya. Unit pompanya
terdiri dari pompa centrifugal, seal section (istilah
Centrilift, Reda menyebut protector dan ODI menyebut
ini equilizer) dan electric motor. Unit 86
ini ditenggelamkan3
di cairan, disambung dengan tubing dan motornya
86
Gambar 1
86 unit
Submersible centrifugal pumping
86
Pd
Es
Ps
dan
maka energi pada
dapat dinyatakan
2g kedua titik ini 2g
sebagai berikut :
86
dimana :
Es
: Energi pada lubang masuk (suction) pompa
Ps
: Tekanan pada lubang masuk
Vs 2
2.g : Kecepatan (dinyatakan dalam head) pada
lubang masuk
Ed : Energi pada lubang keluar (pump discharge)
Pd 2 : Tekanan pada lubang keluar
Vd
2.g
: Kecepatan (dinyatakan dalam head) pada
lubang keluar
Atau :
Vd 2
Vs 2
TDH Pd
Ps 2g
2g
Pd Z
Selanjutnya
Pt x 2.31
Hf
SG
Vs 2
Ps Zs - He
2g
Dan
Dimana
Z
Pt
Hf
Zs
:
:
:
:
He
Distribusikan
2
2
2
Vd
Vs
Vs
Pt
x
2.31
(Zs He) )
TDH
Hf
2g
2g
2g
SG
Pt x 2.31
Vd 2
TDH Z Zs
Hf
He
SG
2.g
Vd 2
Pt x 2.31
He
TDH Zf1
Hf
2.g
SG
Dimana :
Zf1 : Kedalaman dari permukaan fluida di annulus
sementara
produksi
86 (producing fluid
10
TDH Zf1
Pt x 2.31
Hf
SG
86
11
Gambar 2
86
Faktor-faktor pada TDH
12
Q x TDH x SG
HHP
C
Dimana :
HHP : Hydraulic horse power yang diberikan oleh
pompa
Q
: Rate produksi, B/D, gpm, m3/D
TDH : Total Dynamic Head, ft atau86
meter
13
Jadi :
BHP
HHP
Efisiensi Pompa x Efisiensi Motor x Efisiensi Kabel
Umumnya :
Efisiensi Pompa : 55-75 persen
Efisiensi Motor : 85 persen
Efisiensi Kabel : 90-95 persen
86
14
86
15
Konstruksi
Komponen-komponen ESP adalah pompa, seal section,
electric motor, kabel, switchboard dan transformator.
Selain itu pada sistem ini diperlukan alat-alat tambahan
lain seperti vent box, check valve, bleeder valve, tubing
head dan lain-lain.
a. Pompa
Pompa tersedia dalam bermacam-macam ukuran.
Setiap pompa mempunyai beberapa tingkat (stage)
yang masing-masing terdiri dari impeller dan diffuser
(Gambar 3). Impeller melekat pada as (fixed) atau
dapat bergerak sepanjang as (floating impeller).
Untuk casing 7 atau kurang, biasanya impellernya
floating, karena dapat meratakan thrust (tekanan
pada as), tetapi bila casing besar,86
terdapat bentuk fix
16
(yang ini lebih tahan terhadap pasir selain kokoh).
Gambar 3
PUMP
86
18
Gambar 4
Impeller dan Diffuser 86
19
Gambar 5
Gas Separator
86
20
86
21
Gambar 6
PROTECTOR
86
22
c. Electric Motor
Electric motor pada ESP adalah motor induksi sinkron
dua kutub, tiga-fasa, berbentuk sangkar (two pole,
three-phase, squirrel cage, induction-type electric
motor) yang mempunyai kecepatan 3500 rpm pada
60 Hz dan 2915 rpm pada 50 Hz (motor Reda lama
3450 rpm, sedang yang terbaru 3500 rpm, Centri Lift
3475 rpm dan ODI 3500 rpm). Pada ruang motor ini
diisi dengan minyak olei yang dielectric (tidak
merambatkan listrik seperti oli pada beberapa
transformator). Oli ini digunakan untuk pelumasan,
pendinginan dan juga anti karat. Karena diameter
motor terbatas oleh ukuran casing, maka untuk
mendapatkan daya kuda yang cukup, motor dibuat
86
23
panjang dan kadang-kadang didobel (tandem).
86
24
Gambar 7
MOTOR
86
25
Gambar 8
Shrouded Aplication 86
26
Shrouded Configuration86
27
d. Kabel
Kabel didisain menurut nomor, seperti 1/0, 2/0 dan
seterusnya. Untuk ESP dibuat dari tembaga (Cu) dan
Aluminium (Al) dan kabel dibuat bulat atau pipih
(flat). Standar tahanan ohm untuk Cu = 10.37 dan Al
= 17.0 pada 20o. Tabel-2 menunjukan voltage drop
dari macam-macam kabel tersebut.
86
28
86
29
86
30
Gambar 9
KABEL
86
31
Gambar 9a
Bentuk Kabel Pompa ESP
86
32
Gambar 9b
Protector pada Pompa ESP
86
33
Gambar 3.10
WELL HEAD
86
34
Bila
digunakan
flat
cable
seluruhnya
maka
kehilangan tegangan listrik akan bertambah sekitar
8%.
Flat
cable
juga
mudah
rusak
dalam
pemasangannya.
Kabel
dengan
bungkus
polyethylene
terbatas
penggunaanya sampai 130 oF. Polypropylene dengan
armor sampai 180 oF. EPR leat sheat sampai 250 oF.
Kabel standar biasanya dibuat untuk maksimum 167
o
F, 10 tahun masa pakai dengan umur dibagi dua
untuk setiap kenaikan 18 oF.Kabel dipasang dengan
klem pada tubing dimana klem dipasang setiap 15
20 ft.
86
35
e. Switch board
Switchboard tersedia dengan range 400 2400 volt
dan ditempatkan pada kotak tahan cuaca. Isinya
macam-macam tergantung keperluan, umumnya ada
sekering (fuse), alat otomatis untuk mematikan
(overload/underload protection), tombol sakelar atau
switch, start-stop dan start otomatis, anti petir dan
pencatat ampere (recording ammeter). Kadangkadang terdapat lampu tanda bahaya, timer untuk
pompa intermittent dan alat-alat kontrol otomatis
seperti float atau tekanan.
86
36
f.
86
37
h. Junction box
Junction box atau vent box (Gambar 1) digunakan
untuk melepaskan gas yang ikut dalam kabel agar
tidak menimbulkan kebakaran di switchboard. Ia juga
menghubungkan kabel tenaga ke kabel sumur.
i.
Lain-lain
Cable guard untuk pelindung kabel flat dipompa
motor; Swaged Nipple untuk menyambung kepala
pompa atau drain valve ke tubing; Service cable yaitu
kabel dari trafo ke switchboard dan vent box. Cable
guide wheel, untuk pemasangan kabel; cable reels,
gulungan kabel dan penahannya (reel support).
86
39
2. Kelakuan Pompa
Kelakuan kerja atau sifat karakteristik kerja pompa
ditentukan berdasarkan test di pabrik dengan air tawar.
Penyajiannya secara grafis dari hasil test ini disebut
grafik karakteristik (performance atau characteristic
curve). Pada grafik ini akan digambarkan head yang
dihasilkan, brake hp dan efisiensi pompa terhadap rate
produksi (Gambar 11).
86
41
Gambar 11
86
Typical Pump Performance Curve
42
ini
impeller
akan
86 di
berputar
cairan
43
yang
D.N
H S
1840
Dimana :
H : shutt-off head dalam ft liquid yang dipompakan
D : diameter impeller, in
N : rpm
S : jumlah stage (tingkat)
86
44
86
45
b. Horsepower Curve
Grafik head horsepower pada Gambar 11 menunjukan
BHP input yang diperlukan per stage pada test pabrik.
Grafik ini mula-mula naik sedikit dengan laju produksi
kemudian turun lagi. Hal ini dikarenakan oleh efek laju
produksi lebih besar dari turunnya head dan pada rate
besar turunnya head yang lebih berpengaruh karena
relatif lebih curam. Test pada pabrik dilakukan dengan
air tawar yang viskositasnya 1 cp (32 SSU) dan SG=1.
86
46
c. Grafik Efisiensi
Efisiensi pada ESP bukannya efisiensi volume pompanya
melainkan rasio dari output hp pompa dibagi input
brake hp.
Dengan test data :
135770 x PI
input brake hp
Dimana :
Q
:
TDH :
PI
:
86
47
Gambar 12
86
Possible Impeller Positions
50
Disain Pompa
Disain pompa ESP tidak sesulit disain pompa yang lain,
karena masing-masing komponen sistem mempunyai
banyak ukuran dan penentuan dari satu komponen
dilanjutkan dengan penentuan komponen berikutnya
dan seterusnya.
1. Disain Normal, yaitu tanpa trial and error dan ini bisa
dipakai untuk
dasar trial and error (bila q danTDH
tidak tetap).
2. Disain untuk memilih pompa yang ada di gudang
3. Disain untuk minyak atau emulsi berviskositas tinggi
4. Disain untuk pompa rangkap yang disusun secara
berurutan diman GOR (gas) berpengaruh.
5. Variable Frequency Drive (VFD)
Note : ESP yang terlalu besar akan mengharuskan
penggunaan VFD (Variable Frequency Drive dimana
frequency diubah-ubah) atau menggunakan intermitten
system. Pada ESP bisa-bisa merusak pompa bila
diberikan back pressure di permukaan.
86
52
untuk
86
53
86
54
Desain ESP
Dalam mendesain suatu ESP dapat dilakukan dengan
urutan-urutan sederhana sebagai berikut :
1. Tentukan Pwf lebih besar 100 psi dari Pb
2. Berdasarkan Pwf dan PI tentukan laju alir fluida total
(BPD)
Q = PI(Ps Pwf)
dimana
Ps = Tekanan static sumur, psi
Pwf
= Tekanan alir dasar sumur, psi
PI = Productivity Index, bbl/psi
3. Pilih pompa yang sesuai dengan laju produksi (Q),
carar : type pompa,
Head/stage, HP/stage,
86
55
Efisiensi.
Pt
Pwf
TDH
D
Zf
Gradient
Gradient
atau
TDH
Pt
PIP
Dsetting Zf
Gradient
Gradient
TDH
N
Head stage
86
57
HPpumop
10.
Vs
0.0119 x Q
Csg D 2 motor OD 2
KVA 3 fasa
12. Check Travo
1.73 x Vtotal x l
1000
Dsett 100
Loss Total Dikabel
1000
x 30
Gambar 28
Reda Pump Performance Curve
86
60
Gambar 29
Friction Loss
86
61
86
62
Tabel 2
Pemilihan Travo
86
63
Tabel 2
Pemilihan Travo (lanjutan)
86
64
86
65
86
66
Gambar 30
Pemilihan Tegangan Kabel
86
67
Aplikasi Khusus
Aplikasi pada ESP dapat meliputi banyak hal, seperti
telah diterangkan, ESP dapat dipakai untuk laju
produksi 300 sampai 60000 B/D dan juga untuk
viskositas tinggi. Selain sumur minyak ESP digunakan
pula pada sumur air atau untuk injeksi pada proyek
water flood. ESP mempunyai harga di bawah alat
produksi lain, tetapi ongkos operasinya cukup tinggi.
Terutama ini dikarenakan oleh efisiensi yang rendah (55
60) persen dan teknologi agak rumit.
86
68
86
70
Sumur miring
Untuk sumur miring (directional well) dan tidak lurus
(crooked well) ESP dapat dipasang dengan lebih hatihati agar kabel tidak lecet. Centralizer pada
pompa/motor dapat digunakan.
86
71
86
72
Jadi :
FL2 FL1
Dimana :
K
K
K
=
=
=
86
73
Juga :
Ps = (D FL1) x 0.433 x SG
Pwf= (D FL2) x 0.433 x SG
Ps - Pwf
FL2 FL1
Dari sini dapat dihitung :
0.433 x SG
q
PI
Dan
Ps - Pwf
PI
q
P1 - P2
Gambar 13
86
Reda Pump Performance Curve
75
Memasang Alat
Pada pemasangan ESP harus diperhatikan 2 hal :
1. Pada penyambungan kabel flat/bulat tidak terjadi
lubang yang dapat
masuk air.
2. Hati-hati terhadap pemasangan, jangan terjadi
ketegangan pada kabel, jangan lecet.
3. Pemasangan pompa sesuai instruksi pabrik.
4. Cable rell harus 75 100 ft dari rig dan cable guide
wheelnya tak
lebih dari 30 ft di atas tanah. Harus
selalu ada slack (kabel
menggantung) antara cable
reel dan cable guide wheel.
Note : 60 persen kerusakan pada pompa biasanya
karena kabel walaupun biayanya hanya 30% sampai 40%
86
76
dari seluruh instalasi.
a. Waktu restart
Perhatikan build up (kenaikan) tekanan di tubing dan
annulus. Kalau build up di annulus cepat matikan,
karena ini artinya motor berputar terbalik (walaupun
jarang). Dalam hal ini dapat 86diganti hubungan
77
kabelnya ke masing-masing trafo 1 fasa.
Trouble shooting
a. Check alat apa masih bekerja pada ratingnya
ESP
didisain
untuk
sesuai
dengan
grafik
characteristicnya (kesalahan 5% kalau baru pada
efisiensi dan head, 15% pada BHP.
86
78
86
79
Gambar 14
Menentukan PI Sumur86
80
Gambar 15
Ampere meter bekerja dekat name plate amperenya. Kenaikan pada
jam 3 biasa saja, pada waktu pompa distart ampere akan naik dari 2
81
sampai 8 kalinya 86
Gambar 16
Penggunaan VFD : memberikan start yang tidak menimbulkan ampere
82
yang melompat tinggi86
Gambar 17
GAS LOCK : Start di A adalah normal. Dari B ke C sumur jadi kering dan
motor berkurang bebannya. Level fluida mencapai lubang masuk
pompa di D, gas dan cairan yang bergantian masuk menyebabkan
undercurrent shutdown (pompa mati karena arus terlalu rendah).
Pompa distart otomatis dengan timer. Instalasi ini mempunyai pompa
83
terlampau besar. 86
Gambar 18
Fluktuasi pada Supply Listriknya
Adanya fluktuasi pada listrik dicatat sebagai sedikit kenaikan ampere.
Umumnya ini dikarenakan distartnya pompa lain atau alat lain yang
86Jadi masih normal. 84
sama power supplynya dengan ESP di sini.
Gambar 19
PUMPED OFF CYCLIC
Analisa sama seperti pada gas, tetapi di sini tidak ada gasnya. Unit
dimatikan oleh relay ampere rendah dan distart otomatis oleh timer.
85
Pompa di sini oversize.86
Gambar 20
PRODUKSI DENGAN GAS
Fluktuasi pada ampere karena campuran gas/cairan masuk ke pompa.
Jika mungkin, pompa perlu ditenggelamkan lebih dalam atau perlu
86
86
dipasang gas separator.
Gambar 21
MATI KARENA BEBAN TERLALU BERAT
Pompa di atas mati karena overload di mana ampere naik sedikit demi
sedikit sampai relay beban berat mematikan pompa. Ini bisa
dikarenakan oleh faktor mekanis, pasir atau lumpur masuk ke pompa.
86direstart.
87
Sistem harus dicek sebelum pompa
86
88
86
89
86
90