Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN BED SIDE TEACHING (BST)

PRAKTEK KERJA PROFESI


MAHASISWA APOTEKER UNIVERSITAS ANDALAS
DI RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

BANGSAL PENYAKIT DALAM

Hepatitis A

Oleh:
ERSA YULIZA, S.Farm (1441012011)
SUJIA NOSPIATDI, S.Farm (1441012051)

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015

BST (Bed Side Teaching)


I.

ILUSTRASI KASUS
Pasien wanita dengan keluhan mual, nafsu makan kurang, tampak lemas. Kondisi pasien ;

tekanan darah 90/80 mmHg. Pasien didiagnosa hepatitis.


1.1 Identitas Pasien
No. RM

: 39 11 73

Nama

: Nn. Hani Fanisa

Umur

: 24 tahun

Ruangan

: I.4 Kelas Interne

Alamat

: Tanah Datar

Diagnosis

: Hepatitis A

1.2 Tanda Vital


Tanggal
06/01/2015
07/01/2015
08/01/2015
09/01/2015
10/01/2015
11/01/2015
12/01/2015

TD
(mmHg)

Nadi
P
(/menit) (/menit)

90/80
100/70
100/70
110/70
100/70
120/80
110/80

80
80
80
80
80
75

20
20
20
20
20
20

S
(C)
36
36
36,4
36
36,5
36

1.3 Pengobatan
No.
1

Nama Obat/ Dosis/


Aturan Pakai
Paracetamol 3x1

5/1
V

6/1
Stop

7/1
-

Tanggal
8/1
9/1
-

10/1
-

11/1
-

12/1
-

Curcuma 3x1

3
4
5

Ranitidin Inj 2x1


Metoclopramide inj 3x1
Asering 2 20 tetes

V
V
-

Stop
Stop
V

6
7

Aminofusin 1
Sohobion 2x1
Domperidon 3x1

V
V
V

V
V
V

V
V
V

V
V
V

V
V
V

V
V
V

V
V
V

II. TINJAUAN OBAT


1. Paracetamol
Komposisi

: Paracetamol

Kelas Terapi
Mekanisme Aksi

: Analgesik/ antipiretik
: Menghambat prostaglandin di sistem saraf pusat dan memiliki
sedikit efek sebagai anti inflamasi di perifer; mengurangi demam

Indikasi
Dosis

yang secara langsung bekerja di hipotalamus (pusat regulasi panas)


: Meringankan nyeri ringan sampai sedang; pengobatan demam.
: Dewasa & anak >12 thn; oral 650 mg atau 1 g tiap 4-6 jam bila
perlu, maksimum 4 g per hari. Oral : Anak utk tiap 4-6 jam
(maksimum 5 dosis per 24 jam) : < 4 bln (2.7 - 5 kg) 40 mg, 4-11
bln (5-8 kg) 80 mg, 12-23 bln (8-11 kg)120 mg, 2-3 thn (11-16

Kontra Indikasi

kg)160 mg.
: Hipersensitivitas terhadap parasetamol. Pasien dengan gangguan

Efek Samping

fungsi hati.
: Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit,
kelainan darah, pankreatitis akut pernah dilaporkan setelah

Perhatian

penggunaan jangka panjang


: Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fungsi hati & ginjal,
dan ketergantungan pada alkohol. Toksisitas parasetamol dapat
disebabkan dari penggunaan dosis tunggal yang toksik, dari
penggunaan berulang dosis yang besar, atau penggunan obat yang
kronis.

2. Curcuma
Komposisi

: Curcuma

Indikasi

: Membantu memelihara kesehatan fungsi hati, Anoreksia (kehilangan


nafsu makan), ikterus (menjadi kuningnya warna kulit, selaput lendir,
dan berbagai jaringan tubuh oleh zat warna empedu) akibat
obstruksi/penyumbatan saluran empedu, amenore (tidak haid).

Dosis

: Anoreksia : 1-2 tablet. Ikterus akibat obstruksi : dosis awal 1-2 tablet.
Jika terlihat ada kemajuan, lanjutkan dengan -1 tablet. Amenore : 1-2
tablet, dimulai pada hari saat diharapkan/diperkirakan menstruasi.

3. Ranitidin
Komposisi

: Ranitidin

Kelas terapi

: Obat Untuk Saluran Cerna

Indikasi

: 1. Terapi jangka pendek dan pemeliharaan untuk tukak lambung, tukak


duodenum, tukak ringan aktif, 2. Terapi jangka pendek dan pemeliharaan
untuk refluks gastroesofagus dan esofagitis erosif. 3. Terapi jangka pendek
dan pemeliharaan kondisi hipersekresi patologis. 4. Sebagai bagian
regimen multiterapi eradikasi H. pylori untuk mengurangi risiko
kekambuhan tukak. 5. Meringankan heartburn, acid indigestion, dan
lambung asam. Unlabeled/investigational use: tukak yang kambuh setelah
operasi; perdarahan saluran cerna bagian atas; pencegahan penumonitis
aspirasi asam selama pembedahan, dan pencegahan tukak yang
disebabkan oleh stress.

Mekanisme aksi : Bekerja langsung pada pusat pengaturan panas di hipotalamus dan
menghambat sintesa prostaglandin di sistem saraf pusat.
Dosis

: (a)Tukak lambung dan duodenum:anak (1 bulan-16 tahun) oral:2-4


mg/kg/hari dibagi menjadi 2 kali sehari; dosis terapi maksimum:300
mg/hari.

Dosis

pemeliharaan:2-4

mg/kg

sekali

sehari;

dosis

pemeliharaan maksimum:150 mg/hari. IV:2-4 mg/kg/hari dibagi setiap


6-8 jam, maksimum 150 mg/hari. Tukak duodenum:dewasa:oral:150
mg 2 kali sehari atau 300 mg sekali sehari setelah makan malam atau
sebelum tidur malam. Dosis pemeliharaan:150 mg sekali sehari
sebelum tidur malam. Tukak lambung ringan:dewasa:oral:150 mg 2
3

kali sehari; dosis pemeliharaan 150 mg sekali sehari sebelum tidur


malam.
(b) Refluks gastroesofagus dan esofagitis erosif:anak 1 bulan-16
tahun:oral:5-10 mg/kg/hari dibagi menjadi 2 kali sehari; dosis
maksimum:refluks gastroesofagus:300 mg/hari, esofagitis erosif:600
mg/hari. IV:2-4 mg/kg/hari dibagi tiap 6-8 jam, maksimum:150 mg/hari
atau sebagai suatu alternatif infus kontinu:dosis awal:1 mg/kg/dosis
untuk satu dosis diikuti oleh infus 0,08-0,17 mg/kg /jam atau 2-4
mg/kg/hari. Esofagitis erosif:dewasa:oral:150 mg 4 kali/hari; dosis
pemeliharaan 150 mg 2 kali sehari.
(c) Dewasa:oral:150 mg 2 kali sehari, dosis atau frekuensi disesuaikan
dengan petunjuk dokter; dapat digunakan dosis sampai dengan 6g/hari.
(d) Eradikasi Helicobacter pilory:150 mg 2 kali sehari; membutuhkan
terapi kombinasi.
(e) Untuk mencegah heartburn:anak>=12 tahun dan dewasa:75 mg 30-60
menit sebelum mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat
memicu heartburn; maksimum:150 mg/24 jam;jangan digunakan lebih
dari 14 hari. Untuk pasien yang tidak dapat menggunakan obat secara
oral:IM:50 mg tiap 6-8 jam;IV:intermittent bolus atau infus:50 mg tiap
6-8 jam; Infus IV kontinu:6,25 mg/jam. Injeksi ranitidin dapat diberikan
IM atau IV. Injeksi IM diberikan tanpa pengenceran. Injeksi IV harus
diencerkan, dapat diberikan melalui IVP (intravenous pyelogram) atau
IVPB (intravenous piggy back) atau infus IV kontinu. Untuk
IVP:ranitidin(biasanya 50 mg)harus diencerkan sampai total 20 ml
dengan normal saline atau larutan dekstrosa 5% dalam air dan diberikan
selama minimal 5 menit. IVPB:diberikan selama 15-20 menit. Infus IV
kontinu:diberikan dengan kecepatan 6,25 mg/jam dan titrasi dosis
berdasarkan pH lambung selama 24 jam..
Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap ranitidin atau bahan-bahan lain dalam
formulasi.

Efek samping: Terbatas dan tidak berbahaya: aritmia, vaskulitis, pusing, halusinasi, sakit
kepala, confusion, mengantuk, vertigo, eritema multiforme, kemerahan,
pankreatitis, anemia haemolitic acquired, agranulositosis, anemia
aplastik, granulositopenia, leucopenia, trombositopenia, pansitopenia,
gagal hati, anafilaksis, reaksi hipersensitivitas
Perhatian

: Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi hati;


dibutuhkan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi
ginjal; hindari penggunaan pada pasien dengan sejarah porfiria akut
(dapat memicu serangan); terapi jangka panjang mungkin berhubungan
dengan defisiensi vitamin B12; keamanan dan efikasi belum ditetapkan
untuk pasien anak-anak usia<1 bulan.

Bentuk sediaan: Tablet 75 mg, 150 mg, Kaplet 300 mg, Sirup 75 mg/5ml (60 ml, 100 ml,
150 ml), Ampul 25 mg/ml (2 ml)
4. Metoklopramid
Sediaan

Kelas Terapi

: Drops 1 mg/10 Drops (10 ml), 1,5 mg/ml (10 ml), 2 mg/ml (10
ml), 2,6 mg/ml (10 ml), 4 mg/ml (10 ml). Larutan Oral 1 mg/ml
(30 ml), 5 mg/5 ml (30 ml, 50 ml, 60 ml), 10 mg/5 ml (60 ml).
Kaplet 5 mg, 10 mg. Tablet 5 mg, 10 mg. Larutan Injeksi 5 mg/ml
(2 ml), 10 mg/2,5 ml. Suppositoria Anak 10 mg. Suppositoria
Dewasa 20 mg, Rectal Tube 10 mg/2,5 ml
: Obat Untuk Saluran Cerna

Mekanisme
Aksi

: Memblok reseptor dopamin dan (bila diberikan pada dosis yang


lebih tinggi) juga memblok reseptor serotonin di chemoreceptor
trigger zone di sistem saraf pusat; meningkatkan respon jaringan di
saluran pencernaan atas terhadap asetilkolin sehingga
meningkatkan motilitas dan kecepatan pengosongan lambung
tanpa menstimulasi sekresi pankreas, bilier, atau lambung;
meningkatkan tonus spingter esofagus bagian bawah

Indikasi

: 1. Gangguan motilitas lambung, khususnya stasis lambung. 2.


Refluks
gastroesofagus.
3.
Unlabelled/investigational
use:pencegahan dan/atau pengobatan mual dan muntah karena
penggunaan obat-obat kemoterapi, terapi radiasi, atau setelah
pembedahan. 4. Unlabelled/investigational use:pemasangan

enteral-feeding tube post-pyloric.


Dosis

(a)
Hipomotilitas
gastrointestinal:
anak:oral,IM,IV:0,1
mg/kg/dosis sampai dengan 4 kali/hari, tidak lebih dari 0,5
mg/kg/hari. Dewasa:oral:10 mg 30 menit sebelum makan dan
sebelum tidur malam selama 2-8 minggu. IV:10 mg selama 1-2
menit (untuk gejala yang parah); pemberian terapi IV selama 10
hari dapat diperlukan untuk memperoleh respon terbaik. Dosis
lansia:oral:dosis awal 5 mg 30 menit sebelum makan dan sebelum
tidur malam selama 2-8 minggu; dinaikkan bila perlu sampai
dengan dosis 10 mg. IV:dosis awal 5 mg selama 1-2 menit,
dinaikkan sampai dengan 10 mg bila perlu.
(b) Refluks gastroesofagus:anak:oral:0,1-0,2 mg/kg/dosis sampai
dengan 4 kali per hari; efikasi melanjutkan metoklopramid >12
minggu belum diketahui; dosis harian total tidak boleh lebih dari
0,5 mg/kg/hari. Dewasa:oral:10-15 mg/dosis sampai dengan 4
kali/hari 30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam; dosis
tunggal 20 mg kadang-kadang diperlukan untuk situasi mendesak.
Lansia:oral:dosis awal:5 mg 4 kali sehari (30 menit sebelum
makan dan sebelum tidur malam), dosis dinaikkan menjadi 10 mg
4 kali per hari bila tidak ada respon pada dosis yang lebih rendah.
(c) Larutan injeksi dapat diberikan melalui rute IM, direct IV
push, infus singkat (15-30 menit), atau infus kontinu. Dosis yang
lebih rendah (10 mg) dapat diberikan dengan IV push tanpa
pengenceran selama 1-2 menit, dosis yang lebih tinggi dapat
diberikan dengan IVPB selama minimal 15 menit, infus sub Q
kontinu dan pemberian rektal juga dilaporkan. Pemberian IV
yang cepat dapat menyebabkan rasa kecemasan dan kelelahan
sementara (tapi kuat), diikuti oleh rasa mengantuk.
(d)
Unlabelled/investigational
use:pencegahan
dan/atau
pengobatan mual dan muntah karena penggunaan obat-obat
kemoterapi, terapi radiasi, atau setelah pembedahan. Dosis
antiemetik anak:IV:1-2 mg/kg 30 menit sebelum kemoterapi dan
tiap 2-4 jam, untuk dosis total 5-10 mg/kg/hari. Dosis antiemetik
dewasa:IV:1-2mg/kg 30 menit sebelum kemoterapi dan tiap 2-4
jam, untuk dosis total 5-10 mg/kg/hari. Dosis mual muntah setelah
operasi:IM,IV:10 mg saat mendekati akhir operasi; dosis 20 mg
dapat digunakan.

(e) Unlabelled/investigational use:pemasangan enteral-feeding


tube post-pyloric. Dosis anak:<6 tahun:IV:0,1 mg/kg, 6-14
tahun:2,5-5 mg. Dosis dewasa:IM,IV:10 mg.Dosis lansia:IM:5 mg
saat mendekati akhir pembedahan, dosis dapat diulang bila perlu
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap metoklopramid atau bahan-bahan
dalam formulasi; obstruksi gastrointestinal, perforasi atau
perdarahan, pheocromocytoma, sejarah kejang.
Efek Samping

: Efek samping yang lebih umum/parah:terjadi pada dosis yang


digunakan untuk profilaksis emetik kemoterapi. >10%:efek pada
sistem saraf pusat:kelelahan, mengantuk, gejala ekstrapiramidal
(sampai dengan 34% pada dosis tinggi, 0,2% pada dosis 30-40
mg/hari); efek gastrointestinal:diare (mungkin bersifat doselimiting); neuromuskular dan skeletal:kelemahan. 1-10%:efek
pada sistem saraf pusat:insomnia, depresi, kebingungan, sakit
kepala; dermatologis:kemerahan; endokrin dan metabolik:rasa
sakit dan panas pada payudara (breast tenderness), stimulasi
prolaktin; gastrointestinal:mual, xerostemia. <1%(dari terbatas
sampai
penting/berbahaya):agranulositosis,
reaksi
alergi,
amenorrhea, angioedema, AV block, bronkospasme, CHF,
galactorrhea, ginekomastia, hepatotoksik, hiper/hipotensi,
jaundice, edema larinz, methemoglobinemia, neuroleptic
malignant syndrome (NMS), porfiria, kejang, ide bunuh diri,
sulfhemoglobinemia, takikardia, tardive dyskinesia, urtikaria.

Perhatian

: Gunakan dengan hati-hati pada pasien Parkinson's dan pada


pasien dengan sejarah gangguan mental; berhubungan dengan
gejala ekstrapiramidal dan depresi. Frekuensi ekstrapiramidal
lebih tinggi pada pasien anak-anak dan dewasa<30 tahun, risiko
meningkat pada dosis yang lebih tinggi. Reaksi ekstrapiramidal
biasanya terjadi dalam 24-48 jam pertama setelah terapi. Hati-hati
bila digunakan bersama-sama dengan obat-obat lain yang
berhubungan dengan gejala ekstrapiramidal. Jarang dilaporkan
terjadi Neuroleptic Malignant Syndrome (NMS) akibat
penggunaan metoklopramid. Gunakan dosis terendah yang
direkomendasikan, dapat menyebabkan kenaikan sementara serum
aldosteron; gunakan dengan hati-hati pada pasien yang
mempunyai risiko kelebihan cairan/fluid overload (gagal jantung,
sirosis). Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan hipertensi
atau setelah surgical anastomosis/closure. Pasien dengan
defisiensi NADH-cytochrome b5 reductase mempunyai risiko
7

lebih
besar
terkena
methemoglobinemia
dan/atau
sulfhemoglobinemia. Gunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan sejarah kejang, risiko kejang yang berhubungan dengan
metoklopramid meningkat. Penghentian mendadak dapat (tapi
jarang) menyebabkan gejala penghentian obat/withdrawal
symptoms (pusing, sakit kepala, gugup). Gunakan dengan hatihati dan sesuaikan dosis pada pasien dengan gangguan ginjal
5. Asering
Komposisi

: Per L mengandung Na 130 meq, K 4 meq, Cl 109 meq, Ca 3 meq, acetate


28 meq, anhydrous dextrose 50 g.

Indikasi

: Terapi cairan pengganti utk kondisi kehilangan cairan secara akut.

Dosis

: Dosis bersifat individual. Umumnya, kapasitas individu untk metabolism


glukosa sekitar 500mg/kg berat badan/jam

Kontraindikasi

: Penderita gagal jantung kongestif, kerusakan ginjal, edema paru yg


disebabkan oleh retensi Na & hiperproteinemia. Penderita hipernatremia,
hiperkloremia, hiperkalemia, hiperhidrasi.

Efek samping

: Demam, infeksi pd tempat inj, trombosis vena atau flebitis pd tempat inj,
hipervolemia.

6. Aminofusin
Komposisi

: Kadar tinggi dari rantai cabang asam amino (isoleucine, leucine, valine)
& kadar rendah dari methionine, phenylalanine & tryptophan. Asam
amino lainnya, sorbitol, xylitol & elektrolit.

Dosis

: 1000-1500 mL/hr dg kecepatan infus 2 mL/kgBB/jam atau 40 tetes/mnt.

Kelas terapi

: Hepatoprotektor

Indikasi

: Nutrisi parenteral esensial utk pasien dg insufisiensi hati kronik yg


berat.Dosis

: Dewasa : dosis awal 2 x sehari, pemeliharaan 1 x sehari

Anak : 2 mg/kgBB, maksimum 40 mg sehari


Kontraindikasi

: Koma hepatik endogen, atrofi hepatik akut, hiperkalemia, syok,


dekompensasi kordis, intoleransi fruktosa atau sorbitol, defisiensi

fruktosa-1,6-difosfat, keracunan metanol, kelainan metabolisme asam


amino
7. Sohobion
Komposisi

Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 200 mcg.

Kelas terapi

Vitamin B Kompleks/dengan Vitamin C

Indikasi

Pencegahan & pengobatan defisiensi vit B1, B6, & B12


misalnya beri-beri, neuritis perifer & neuralgia.

Bentuk sediaan

Kapsul 15 mg, 30 mg sebelum makan

Dosis

1 tab/hr.

Kontra indikasi

Penderita hipersensitif terhadap Lansoprazole.

8. Domperidon
Komposisi

: Domperidon

Kelas terapi

: Obat Untuk Saluran Cerna

Mekanisme kerja : Domperidon merupakan antagonis dopamin, yang memblok reseptor D1


dan D2. Efek antiemetik dapat disebabkan oleh kombinasi efek periferal
(gastrokinetik)

dengan

antagonis

terhadap

reseptor

dopamin

di

chemoreceptor trigger zone, yang terletak di luar sawar darah otak di


area postrema. Domperidon merangsang motilitas saluran cerna bagian
atas tanpa mempengaruhi sekresi gastrik, empedu dan pankreas. Peristaltik
lambung meningkat sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung
Sediaan

: Tablet/Film Coated Tablet 10 mg, Suspensi 5 mg / 5 ml, Sirup 5 mg / 5


ml, Oral drops 5 mg/ml

Dosis

: Dosis dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 35 kg : Per
Oral : 10-20 mg sehari 3-4 kali; maksimal 80 mg per hari. Per rektal
(supositoria) : 60 mg sehari 2 kali. Dosis anak-anak dengan berat badan
kurang dari 34 kg / 15 - 34 kg (hanya untuk indikasi mual dan muntah)3 :
Per Oral : 250-500 mikrogram/ kg sehari 3-4 kali; maksimal 2,4 mg/ kg
per hari. Per rektal (supositoria) : 30 mg sehari 2 kali. Anak-anak dengan
berat badan kurang dari 15 kg tidak dianjurkan.

Indikasi

: Mual, muntah (pengobatan jangka pendek), dispepsia, refluks esofageal.

Efek samping

: Gangguan gastrointestinal termasuk kram (jarang), efek ekstrapiramidal


(sangat jarang), dan kemerahan pada kulit. Hiperprolaktinemia / terjadi
peningkatan

konsentrasi

prolaktin

plasma,

yang

menyebabkan

galactorrhoea atau gynaecomastia.


Kontraindikasi

: Prolaktinoma, gangguan hati, dimana peningkatan motilitas gastrointestinal dapat berbahaya. Hipersensitif terhadap Domperidon.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Martindale The Complete Drug Reference, 36th Edition, Pharmaceutical
Press.
Anonim. 2009. Pelayanan Informasi Obat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Anonim. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Badan POM RI.
Dipiro, Joseph T. 2009. Pharmacotherapy Handbook Ed.7. MCGraw Hill Companies
The Joint Formulary Committe. 2009. British National Formulary. (Ed. 57). London :
Alexandria University.

Hb : 14.6
10

Leukosit : 6.1
Bun: 19.1
Ph: 6.5
Bilitubin total : +3
Keton : +2
SGOT : 56.8
SGPT:41.6
HBsAg: (-)
Anti-HBs:(-)
Anti-HC: (-)

11

Anda mungkin juga menyukai