ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan
antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang
Swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder berupa Laporan Keuangan dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2011 pada Perusahaan Tambang di Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam
penelitian ini adalah 8 perusahaan yang terdiri dari satu Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah dan tujuh Perusahaan Tambang Milik Swasta. Metode analisis ini adalah
Independent Sample Test . Variabel yang digunakan adalah gross profit margin
(GPM),operating profit margin (OPM),net profit margin(NPM),return on asset (ROA),return
on investment(ROI) dan return on equity (ROE).
Variabel return on asset (ROA), Return On Investment (ROI), dan Gross Profit Margin
(GPM) menghasilkan nilai probabilitas lebih kecil dari nilai = 0.05, berarti ada
perbedaan antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan
Tambang Milik Swasta. Sedangkan Variabel operating profit margin (OPM), net profit
margin (NPM), dan return on equity (ROE) menghasilkan nilai probabilitas lebih besar dari
nilai = 0.05, berarti tidak ada perbedaan Return on equity antara Perusahaan Tambang
Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Perbedaan
disebabkan Perusahaan Tambang Pemerintah (BUMN) sebagai pemasok batubara terbesar
bagi perusahaan milik negara.
Rata-rata rasio GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN) lebih besar dibandingkan Perusahaan Tambang Swasta, Ini berarti
bahwa rasio rasio GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN) lebih baik dibandingkan Perusahaan Tambang Milik Swasta.
Kata Kunci : Laporan Keuangan, Rasio Profitabilitas, GPM,OPM,NPM,ROA,ROE,dan
ROI
I. Pendahuluan
1.1
menimbulkan
perusahaan untuk menciptakan inovasi serta mengembangkan konsep atau metode-metode baru
dalam perusahaan, selanjutnya yang akan digunakan oleh pihak manajemen dalam perhitungan
matematisnya agar mampu bertahan dalam persaingan serta meningkatkan nilai perusahaan
dimasa yang akan datang. Oleh karena itu kinerja keuangan adalah salah satu hal yang penting
dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Industri pertambangan di Indonesia merupakan industri yang menarik karena
pertumbuhannya sangat signifikan dalam 10 tahun terakhir, seperti terlihat dari perkembangan
perusahaan pertambangan batubara, emas, ferronikel, Hal ini akan mendorong meningkatnya
investasi asing di sektor tersebut. Agar menarik investor pihak perusahaan harus memberikan
rincian laporan keuangan sebagai penilaian kinerja keuangan yang selama ini telah dijalankan.
Kondisi keuangan perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang
terdiri dari neraca,laporan laba rugi serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan
mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau diperoleh gambaran
tentang posisi keuangan perusahaan. Sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi memberikan
gambaran tentag hasil usaha perusahaan yang bersangkutan.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diperoleh dari informasi yang disajikan
melalui suatu laporan keuangan pada satu periode. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai
dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan ,laporan keuangan juga sangat
diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari ke waktu untuk
mengetahui sejauhmana perusahaan mencapai tujuannya serta dapat digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, struktur modal usaha,
keefektifan penggunaan aktiva, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keadaan finansial
perusahaan (Subramanyam, 2005). Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan
rasio-rasio selama satu periode tertentu (Munawir,2005)
Salah satu rasio untuk menilai prestasi perusahaan atau kinerja keuangan perusahaan
adalah rasio profitabilitas yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan lainnya.
Rasio profitabilitas mengukur perushaan menghasilkan keuntungan ( profitabilitas ) pada tingkat
penjualan ,asset, dan modal saham (Hanafi 2005). Rasio profitabilitas ini akan memberikan
jawaban tentang efektivitas manajemen perusahaan dan tentang efektivitas pengelolaaan
keuangan perusahaan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis rasio profitabilitas pada
perusahaan Pertambangan untuk melihat sejauh mana perusahaan melakukan efektivitas
pengelolaan manajemen dan keuangan. Oleh karena Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dibedakan menjadi perusahaan Pertambangan Milik Pemerintash (BUMN)
dan perusahaan Pertambangan Swasta di Bursa Efek Indonesia maka penulis tertarik untuk untuk
menilai keefektifan penggunaaan sumber daya yang dimiliki dan pengaruhnya terhadap kinerja
keuangan yang dihasilkan. Aktivitas yang dijalankan perusahaan dilihat dari rasio-rasio yang
dimiliki seperti gross profit margin (GPM), operating margin (OPM), net profit margin
(NPM),return on assets (ROA).return on investments (ROI) dan return on equity (ROE). Maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ANALISIS PERBANDINGAN
KINERJA
KEUANGAN
ANTARA
PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN
MILIK
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara Perusahaan
Pertambangan milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Pertambangan milik Swasta di
Bursa Efek Indonesia.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Lpaoran Keuangan
Laporan keuangan menurut Sofyan (2008) adalah :
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan /aktivitas perusahaan dengan pihak
pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut.
2.2 Analisis Rasio
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical Relationship)
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menggunakan alat analisa berupa rasio
maka akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya keadaan dan posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar Munawir (2005)
tertentu;
Untuk menilai posisi laba perusahan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;
Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;
Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode;
1)
2)
3)
4)
Menurut Kashmir (2008) jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah:
1) Operating Profit Margin
Laba bersih sebelum bunga dan pajak yang dicapai dibandingkan dengan penjualan
Operating Profit Margin = EBIT
x 100%
Sales Revenue
2) Net Profit Margin
Mengukur laba bersih setelah pajak yang dicapai dibandingan dengan penjualan.
Net Profit Margin = Earning after interest and Tax (EAIT) x 100%
Sales
3) Gross profit margin
Margin laba kotor menunjukan laba relative terhadap perusahaan,dengan cara
penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk
penetapan harga pokok penjualan.
4) Return on Assets
Rasio ini adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak terhadap jumlah asset secara
keseluruhan. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian (%) dari asset yang dimiliki
Return on Assets (ROA)= laba setelah pajak x 100%
Total asset
5) Return On Equity
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri
merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik.
Return On Equity (ROE) = Earning After Interest and Tax
Equity
6) Return on Investment
Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.
Return on investment = EAT
x 100%
Total Aktiva
III.Metodologi Penelitian
3. 1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan berjumla 8 Teknik
pengambilan sampel (sampling) yang digunakan secara purposive sampling,yaitu kelompok
objek yang diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbanganpertimbangan objek yang dijadikan sampel adalah perusahaan pertambangn yang terdiri dari 1
(satu) perusahaan milik pemerintah (BUMN) dan 7 (tujuh) perusahaan swasta yang terdaftar di
BEI selama periode (2008-2011),memperoleh laba (2008-2011) mempublikasikan laporan
keuangan selama periode amatan (2008-2011), dan tidak ada data yang kosong yang digunakan
dalam penelitian. Berdasarkan criteria tersebut maka sampel dala penelitian ini berjumlah 8 atau
seluruh populasi.
III.2
Sumber Data
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa
laporan keungn dari tahun 2007 sampai dengan tahu 2011 pada perusahaan Pertambangan di
Bursa Efek Indonesia.
PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN (BUMN)
UJI BEDA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
SWASTA
IV.
Pembahasan
16.52
6.72
10.46
24.08
-75.64
-83.74
11.57
5.17
11.70
26.53
2.24
5.91
21.65
10.26
15.93
28.69
17.63
4.66
30.70
15.92
21.17
29.49
20.05
9.63
27.1775
3.1780
-15.8858
129.8746
0.517
Tabel diatas menjelaskan Hasil Uji T dua sampel bebas Rasio Profitabilitaas Perusahaan
Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Dari tabel
diatas dapat dilihat bahwa Variabel Return on equity menghasilkan nilai probabilitas sebesar
0.093 lebih besar dari nilai = 0.05, berarti tidak ada perbedaan Return on equity antara
Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta.
Sedangkan nilai rata-rata Return on equity Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN)
sebesar 45.8525 lebih besar dari rata-rata Return on equity Perusahaan Tambang Milik
Swasta yaitu sebesar 20.1119, hal ini berarti Return on equity Perusahaan Tambang Milik
Swasta kurang baik dibandingkan dengan Return on equity Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN).
Variabel Return on Assets menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.019 lebih kecil dari nilai
= 0.05, berarti ada perbedaan Return on Assets
Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Sedangkan nilai rata-rata
Return on Assets Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 31.6850 lebih
besar dari rata-rata Return on Assets Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu sebesar 9.5169,
hal ini berarti Return on Assets Perusahaan Tambang Milik Swasta kurang baik dibandingkan
dengan Return on Assets Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN).
Variabel Return on investment menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.014 lebih kecil dari
nilai = 0.05, berarti ada perbedaan Return on investment antara Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Sedangkan nilai rata-rata
Return on investment Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 44.1400 lebih
besar dari rata-rata Return on investment Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu sebesar
14.8141, hal ini berarti Return on investment Perusahaan Tambang Milik Swasta kurang baik
berarti ada perbedaan Return on investment antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah
(BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Variabel Gross profit margin
menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.002 lebih kecil dari nilai = 0.05, berarti ada
perbedaan Gross profit margin antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN)
dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Variabel Operating Margin menghasilkan nilai
probabilitas sebesar 0.529 lebih besar dari nilai = 0.05, berarti tidak ada perbedaan
Operating Margin
Perusahaan Tambang Milik Swasta. Variabel Net profit margin menghasilkan nilai
probabilitas sebesar 0.517 lebih besar dari nilai = 0.05, berarti tidak ada perbedaan Net
profit margin antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan
Tambang Milik Swasta. Variabel Return on equity menghasilkan nilai probabilitas sebesar
0.093 lebih besar dari nilai = 0.05, berarti tidak ada perbedaan Return on equity antara
Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta.
Karena Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dan sebagai pemasok batubar
paling besar bagi proyek pemerintah, maka sebaiknya Perusahaan Tambang Milik Swasta
meningkatkan sales bukan hanya dari dalam negeri tapi juga diluar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi,Mamduh M,2005,Manajemen Keuangan, Edisi 2005/2006 Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi- UGM ,Yogyakarta
John,Wild,J.,K.,R., Subramanyam,Robert F.,Halsey,2005. Financial Statement Analysis.
Salemba Empat,Jakarta.
Munawir,S., 2005. Analisa Laporan Keuangan. Liberty,Yogyakarta.
http//www.idx.co.id
ptba.co.id
Harahap,Sofyan,Syafri. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2008