jNOMOR PERCOBAAN
II. NAMA PERCOBAAN
III. TUJUAN PERCOBAAN
: II
: REAKSI UJI PROTEIN
: Untuk menguji kandungan yang terdapat di dalam protein
Contoh lain adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul. Mikrotubul merupakan komponen
penting dari flagella dan silia yang dapat menggerakkan sel.
Protein Struktural
Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah
untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat dan
tulang rawan adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tenggang yang amat
tinggi.
Protein Pertahanan
Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies lain
atau melindungi organisme tersebut dari luka. Immunoglobulin atau anti-body pada vertebrata
adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat m,engenali dan mengendapakan
atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan
trombin, merupakan protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem
pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga
berfungsi di dalam pertahanan tubuh.
Protein Pengatur
Beberapa protein membantu aktivitas seluler. Diantara jenis ini terdapat sejumlah
hormone seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan kekurangannya menyebabkan
penyakit diabetes. Hormone pertumbuhan dari pituary dan hormone paratiroid, yang mengatur
transport Cu2+ dan fosfat. Protein pengatur lain, yang disebut repressor mengatur biosintesa
enzim oleh sel bakteri.
Protein lain
Terdapat banyak protein yang fungsinya
diklasifikasikan. Monelin, suatu protein tanaman dari afrika yang mempunyai rasa yang amat
manis.
Protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat
fisik tertentu; protein globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau rantairantai polipeptida berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat. Protein
globular biasanya larut di dalam system larutan (air) dan segera berdifusi ; hamper semua
mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Hampir semua enzim merupakan protein globular,
seperti protein transport pada darah, anti-bodi, dan protein penyimpan nutrient. Protein serabut
bersifat tidak larut di dalam air, merupakan molekul serabut panjang, dengan rantai polipeptida
yang memanjang pada satu sumbu, dan tidak berlipat menjadi bentuk globular. Hamper semua
protein serabut memberikan peranan structural atau pelindung. Protein serabut yang khas
adalah -keratin pada rambut dan wol, fibroin dari sutera dan kolagen dari urat.
Ciri protein
1. Berat moleklnya besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul.
2. Umumnya terdiri atas 20 asam amino
3. Terdapatnya ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan
rantai polipeptida menjadi stuktur tiga dimensi protein
4. Stukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi , temperatur, medium
pelarut organik, dan detergen.
5. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang reaktif
dan susunan khas stuktural makromolekul.
Sifat Larutan Protein
1 Sifat Asam Basa
Sifat larutan asam basa suatu protein dalam larutan, sebagian besar ditentukan oleh
gugus R asam aminonya yang dapat berionisasi. Gugus NH 2 dan COOH yang terdapat pada
kedua ujung rantai polipeptida sedikit sekali menunjang sifat asam-basa protein tersebut.
Karena perbedaan macam protein ditentukan oleh urutan asam amino dan konformasi
polipeptidanya, maka kemungkinan ionisasi gugus R itu dipengaruhi oleh gugus tetangganya.
Seperti pada asam amoni bebas, protein juga mempunyai titik isoelektrik, yaitu pada
pH yang menunjukkan jumlah muatan positif dan negatif sama dalam protein itu, sehingga
pada keadaan ini daya larut protein minimum. Pada pH ini protein tidak akan bergerak bila
diletakkan dalam medan listrik, pH isoelektriknya ditentukan oleh jumlah dan pK gugus R
yang berionisasi. Dalam larutan yang pH nya diatas pH isoelektrik. Protein bermuatan negatif
dan kanan bergerak ke anoda, pada pH sebaliknya protein bergerak ke katoda.
Pemisahan Protein
Pemisahan protein dari campuran yang terdiri dari atas berbagai macam sifat asambasa, umuran dan bentuk protein, dapat dilakukan dengan cara eletroforesis, kromatografi,
pengendapan dan perbedaan kelarutannya.
Elektroforesis
Cara ini didasarkan pada kecepatan bergerak yang berbeda-beda dari protein dalam
medan listrik, pada pH tertentu. Cara in pertama kali dilakukan oleh Arne Tiselius pada tahun
1973.
Kromatografi
Penentuan dan pemisahan campuran protein dengan cara kromatografi dilakukan
berdasarkan prinsip yang sama seperti untuk pemisahan dan analisa asam amino.
Pengendapan protein sebagai garam
Sebagian besar protein dapat diendapkan dari larutan air dengan penambahan asam
tertentu, seperti misalnya, asam triklorasetat dan asam perklorat. Penambahan asam ini
menyebabkan terbentuknya garam protein yang tidak larut. Zat pengendap lainnya adalah
asam tungstat, fototungstat, dan metafosat. Protein juga dapat diendapkan dengan kation
tertentu seperti Zn2+ dan Pb2+.
Pengendapan dengan cara perbedaan kelrutan
Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda di dalam air.
Variabel yang mempengaruhi kelarutan ini adalah pH, kekuatan ion, sifat dielketrik pelarut
dan temperatur.
Pemisahan protein dari campuran dengan pengaturan pH didasarkan pada harga pH
isoelektrik yang berbeda-beda untuk tiap macam protein. Pada umumnya molekul protein
mempunyai daya kelarutan minimum pada pH isoelektriknya. Pada Ph isoelektriknya bebrapa
protein akan mengendap dari larutan, sehingga dengan cara pengaturan pH larutan, masingmasing protein dalam campuran dapat dipisahkan satu dari yang lainnya dengan teknik yang
disebut pengendapan isoelektrik.
Denaturasi protein
Denaturasi suatu protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh
terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengutuhkan molekul itu.
Akibat suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat biologis protein itu. Salah satu faktor
yang menyebabkan denaturasi suatu protein ialah perubahan temperatur. Memasak putih telur
merupakan contoh denaturasi yang tak reversibel. Suatu putih telur adalah cairan tak berwarna
yang mengandung albumin, yakni protein globular yang larut. Pemanasan putih telur akan
mengakibatkan albumin itu membuka lipatan dan mengendap; dihasilkan suatu zat padat
putih.
Perubahan pH juga dapat menyebabkan denaturasi. Bila susu menjadi asam,
perubahan pH yang disebabkan oleh pembentukan asam laktat akan menyebabkan
penggumpalan susu (curdling), atau pengendapan protein yang semula larut. Faktor-faktor lain
yang dapat menyebabkan denaturasi adalah detergen, radiasi, zat pengoksidasi atau pereduksi
(yang dapat mengubah hubungan S S), dan perubahan tipe pelarut.
Beberapa protein (kulit dan dinding-dalam saluran pencernaan, misalnya) sangat tahan
terhadap denaturasi, sedangkan protein-protein lain sangat peka. Denaturasi dapat bersifat
reversibel jika suatu protein hanya dikenai kondisi denaturasi yang lembut, seperti sedikit
perubahan pH. Jika protein ini dikembalikan ke lingkungan alamnya, protein ini dapat
memperoleh kembali struktur lebih tingginya yang alamiah dalam suatu proses yang disebut
renaturasi. Sayang renaturasi umumnya sangat lambat atau tidak terjadi sama sekali. Salah
satu permasalahan dalam penelitian protein ialah bagaimana mempelajari protein tanpa
merusakkan struktur lebih tingginya (struktur protein tersebut).
V. ALAT DAN BAHAN
Alat :
-
Beker Gelas
Gelas ukur
Tabung reaksi
Pipet tetes
Labu ukur
Bahan :
Batang pengaduk
Larutan Protein
Larutan CuSO4 0,01 M
Larutan HgCl2 0,2 M
Larutan Timbal asetat 0,2 M
Larutan (NH4)2SO4
Reagen Millon
Uji Biuret
Uji Koagulasi
Tabu
-1
ng
-
Larut
-5
an Albumin
-
HCl
0,1 M
-
NaO
m
m
-1
H 0,1 M
-
Bufer
asetat,
pH
4,7
-
Alkohol
95
--
--
Etil
-6
m
l
m
l
%
m
l
-
Denaturasi Protein
-
Tabung
-3
Larutan
1
-
2
-
-9
albumin
-
Buffet Asetat
pH 4,7 (1 M)
HCl 0,1 M
-1
NaOh 0,1 M
--
--
m
l
l
Tempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 15 menit dan dinginkan pada
temperature kamar. Dalam tabung mana yang kelihatan mengendap. Untuk tabungtabung (1) dan (2) tambahkan 10 ml buffer asetat pH 4,7. Tulis hasilnya.
Uji
rlakuan
- - Uji Biuret
a.
Putih telur
b.Ku
ning
telur
Pe
3m
l putih telur
+ 1 ml
NaOH 2,5
N ; aduk; +
1-2
tetes
CuSO4 0,01
M.
3m
l
kuning
telur + 1 ml
NaOH 2,5
N ; aduk; +
1-2
tetes
CuSO4 0,01
M.
Hasil Pengamatan
Keter
angan
Putih
telur
bereak
si
positif
denga
n ion
Cu2+
mengh
asilka
n
endap
an
ungu
Kunin
g telur
bereak
si
positif
denga
n ion
Cu2+
mengh
asilka
c.
Susu
bubu
k
3m
l
susu
bubuk + 1
ml NaOH
2,5 N ;
aduk; + 1-2
tetes
CuSO4 0,01
M.
d.
Susu
cair
3m
l susu cair
+ 1 ml
NaOH 2,5
n
endap
an
ungu
Susu
Cair
bereak
Susu
Bubuk
bereak
si
positif
denga
n ion
Cu2+
mengh
asilka
n
larutan
ungu
N ; aduk; +
1-2
tetes
CuSO4 0,01
M.
- - Pengendapa
n
dengan
Logam
Susu
bubuk
3m
l
susu
bubuk + 5
tetes HgCl2
0,2 M
3m
l
susu
bubuk + 5
tetes
Pb
asetat 0,2
M
si
positif
denga
n ion
Cu2+
mengh
asilka
n
larutan
ungu
Susu
bubuk bereaksi
positif dengan
HgCl2
-
Peng
enda
pan
deng
an
Gar
am
-
10 ml putih
telur
5%
+
amonium
sulfat
(sampai jenuh)
Endapan
disaring
Putih
Filtrat
+
reagen biuret
Endapan +
reagen millon
Endapan +
telur
air
a.
b.
Kuni
ng
telur
lautan keruh
Putih
Telur
Berea
ksi
positif
coklat
10
ml kuning
telur 5% +
amonium
sulfat
(sampai
jenuh)
En
Tidak dilakukan
susu
bubuk
dapan
disaring
En
dapan
+
reagen
biuret
En
dapan
+
reagen
millon
En
-
dapan + air
- 10 ml susu bubuk
5%
(putih)
c.
5% + amonium
Susu sulfat (sampai jenuh)
bubu Endapan
k
disaring
-
Berea
ksi
positif
Berea
ksi
positif
Putih
Telur
Berea
ksi
positif
coklat
-
- 5 ml Kuning Telur
5% + 2 tetes
b.
CH3COOH
Kuni
panaskan 5 menit,
ng
saring
koagulan
lalu:
telur
Tidak Dilakukan
c.
Susu
bubu
k
Reaksikan endapan
kedalam millon 1
ml
Reaksikan endapan
kedalam air 1 ml
5 ml susu bubuk
5% + 2 tetes
CH3COOH
panaskan 5 menit,
saring
koagulan
lalu:
Reaksikan endapan
kedalam millon 1
ml
Reaksikan endapan
kedalam air 1 ml
Susu
bubuk
5%(putih)
+
CH3COOH (tak berwarna)
larutan putih
larutan putih
terdapat koagulan
-
Susu
Bubuk
Berea
ksi
positif
d.
Susu
cair
Peng
enda
pan
deng
an
Alko
hol
a.
- 5 ml susu Cair 5%
+ 2 tetes CH3COOH
panaskan 5 menit,
saring koagulan lalu:
Reaksikan endapan
kedalam millon 1
ml
Reaksikan endapan
kedalam air 1 ml
Tabung 1
5ml putih
telur 2% +
1 ml HCl
0,1 M +
6ml
etil
alcohol
95%
Tidak Dilakukan
Putih
telur
b.
Kuni
ng
telur
Tabung 2
5ml putih
telur 2% +
1 ml NaOH
0,1 M +
6ml
etil
alcohol
95%
Tabung 3
5m
l putih telur
2% + 1 ml
buffer
asetat, pH
4,7 + 6ml
etil alcohol
95%
Tabung 1
5ml kuning
telur 4% +
1 ml HCl
0,1 M +
6ml
etil
alcohol
95%
Tabung 2
5ml kuning
telur 4% +
1 ml NaOH
0,1 M +
6ml
etil
alcohol
95%
Tabung 3
5m
Kuning
telur
4%(tak
berwarna) + HCl (tak berwarna)
larutan tak berwarna + etil alcohol
95% (tak berwarna) larutan
berwarna putih seperti susu
Kuning telur 4%(tak berwarna) +
NaOH(tak berwarna) larutan tak
berwarna + etil alcohol 95% (tak
berwarna) larutan berwarna
putih seperti susu
Kuning
telur
4%(tak
berwarna) + buffer asetat (tak
berwarna) larutan tak berwarna +
etil alcohol 95% (tak berwarna)
larutan berwarna putih susu
l
kuning
telur 4% +
1 ml buffer
asetat, pH
4,7 + 6ml
etil alcohol
95%
Ta
bung
1
:
c.
5
Susu
ml
susu
bubu
bubuk 2%
+ 1 ml HCl
k
0,1 M + 6
ml
etil
lkohol 95%
Ta
bung 2 :
5
ml
susu
bubuk 2%
+ 1 ml
NaOH 0,1
M + 6 ml
etil lkohol
95%
Ta
bung 3 :
5
ml
susu
bubuk 2%
+ 1 ml
buffer
asetat pH
4,70 + 6 ml
etil lkohol
95%
- Tabung 1 :
- 5 ml susu cair 2% +
d.
1 ml HCl 0,1 M + 6
Susu
ml etil lkohol 95%
cair - Tabung 2 :
Tabung 1 :
Larutan susu bubuk 2%
(putih) + HCl 0,1 M (tidak
berwarna) + etil alcohol (tidak
berwarna) larutan (tidak
berwarna) + koagulan (putih)
Tabung 2 :
Larutan susu bubuk 2%
(putih) + NaOH 0,1 M (tidak
berwarna)+ etil alcohol (tidak
berwarna) larutan (putih keruh)
Tabung 3 :
Larutan susu bubuk 2%
(putih) + buffer asetat pH 4,7 (tidak
berwarna) + etil alcohol (tidak
berwarna
larutan
(tidak
berwarna + koagulan (putih)
Tidak dilakukan
Den
atur
asi
Prot
ein
a.
Putih
telur
- 5 ml susu cair 2% +
1 ml NaOH 0,1 M +
6 ml etil lkohol 95%
- Tabung 3 :
- 5 ml susu
cair 2% + 1 ml
buffer asetat pH 4,70
+ 6 ml etil lkohol
95%
Tabung 1
9ml putih
telur + 1ml HCl
0,1M; didihkan; +
larutan buffer asetat
Tabung 2
9ml putih
Tidak dilakukan
buffer
asetat
-
Tabung 3
9ml
putih
Tabung 1
9ml kuning
telur + 1ml HCl
0,1M; didihkan; +
larutan
buffer
asetat
Tabung 2
9ml kuning
telur + 1ml NaOH
0,1M; didihkan; +
larutan buffer asetat
Tabung 3
9ml kuning
telur + 1ml buffer
Tidak dilakukan
c.
Susu
bubu
k
asetat; didihkan
- 9ml susu
bubuk
+
1ml
HCl
0,1M;
didihkan; +
larutan
buffer
asetat
- 9ml susu
bubuk
+
1ml NaOH
0,1M;
didihkan; +
larutan
buffer
asetat
- 9ml susu
bubuk
+
1ml buffer
asetat;
didihkan
d.
Susu
cair
9ml susu
cair + 1ml
HCl 0,1M;
didihkan; +
larutan
buffer
asetat
9ml susu
cair + 1ml
NaOH
0,1M;
didihkan; +
larutan
buffer
asetat
9ml susu
cair + 1ml
buffer
asetat;
didihkan
Uji Biuret
R
O
CH C
C
CH
CH
2 Cu 2
N CH
H R
larutan protein
reagen biuret
OH-
H2O,H
[ - NHCHC NHCHC - ]n
kalor
Uji Koagulasi
O
OH
H
Hg
H
mercuri
tyrosin
O
OH
HgO
HO
+
H
berwarna merah bata
NO 2
H2O
-
H
[ R C COO- ]n
H+
(suasana asam)
NH2
- Atau
H2O
H
[ R C COOH]n
(suasana
basa)
-
NH 2
Denaturasi Protein
COO -
COOH
[ H3N+ - C H ]n + H+
[ H3N+ - C H]n
asam
COO -
COO -
basa
[ H2N C H ]n + H2O
R
IX. PEMBAHASAN
-
Uji Biuret
Pada uji biuret, uji positif akan menghasilkan warna violet. Hal ini disebakan
penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan gugus amino dari protein.
Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan
peptidanya.
-
keruh. Endapan yang terbentuk merupakan endapan yang berasal dari protein yang diuji,
endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dngan protein. Logam Pb ini merupakan
logam yang mengandung ion positif. Dimana salah satu sifat dari logam yang mengandung ion
positif dapat menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein. Sama halnya dengan Hg
yang juga merupakan logam yang mengandung ion positif yang juga dapat menghasilkan
endapan jika direaksikan dengan protrein dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah
penetralan muatan. Dimana pengendapan akan terjadi bila protein berada dalam bentuk
isoelektrik yang bermuatan negatif, dengan adanya muatan positif dari logam berat akan
terjadi reaksi netralisasi dari protein dan dihasilakan garam proitein yang mengendap.
Endapan ini akan melarut kembali dengan penambahan alkali yang sifat pengendapan ini
adalah reversibel.
-
akan terbentuk endapan, hal ini karena kemampuan garam mengikat molekul air yang
menyebabkan garam berkompetisi dengan molekul protein untuk mengikat air. Endapan ini
menunjukkan atau merupakan hasil dari garam-garam organic dalam persentase tinggi yang
dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein. Pengendapan yang dikarenakan penambahan
ammonium sulfat menyebabkan terjadi dehidrasi protein atau sering dikenal dengan
kehilangan air, sehingga proses dehidratasi ini molekul protein yang mempunyai kelarutan
paling kecil akan mudah mengendap.
-
menghasilkan endapan dan filtrate. Pada endapan yang dihasilkan ditambah reagen milon dan
dipanaskan menghasilkan warna merah bata yang diakibatkan adanya garam-garam organic
dalam persentase yang tinggi dalam larutan protein. Hal ini dikarenakan karena pereaksi
millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrit. Sedangkan pada filtartnya
diuji dengan buret dan dihasilkan warna ungu.
-
Uji Koagulasi
Pada percobaan uji koagulasi, jika protein ditambahkan dengan larutan asam
atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi penggumpalan. Penggumpalan ini dapat juga
terjadi karena pemanasan yang dilakukan, dengan proses pemanasan struktur protein akan
menjadi rusak, untuk itulah pada percobaan ini diperoleh endapan, setelah endapan diperoleh
ditambahkan dengan reagen millon dan menghasilkan larutan bening dan endapan merah. Hal
ini menunjukkan bahwa uji koagulasi menghasilkan positif terhadap uji millon. Pada
pemanasan 50 derajat protein sudah mengalami koagulasi. Koagulasi ini terjadi bila larutan
protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan
bereaksi
dengan
sebagian
protein,
sehingga
menyebabkan
terjadinya
koagulasi
(penggumpalan).
-
tabung I dan II tidak terdapat endapan, sedangkan tabung III terdapat cincin, hal ini
menunjukkan bahwa tabung III positif terhadap uji ini. Dimana masing-masing mendapatkan
perlakuan yang berbeda-beda, untuk tabung 1 protein yang ditambahakan HCl menghasilkan
protein yang larut dalam air, begitu juga dengan tabung II yaitu dengan penambahan NaOH.
Sedangkan untuk tabung III protein yang terdapat dalam tabung tersebut tidak dapat larut, hal
ini dikarenakan penambahan larutan buffer asetat berfungsi untuk permunian protein, sehingga
protein yang terdapat dalam tabung III dapat larut.
-
Denaturasi Protein
Percobaan denaturasi protein menunjukkan perubahan sifat fisik dari protein,
perubahan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu perubahan suhu (akibat
adanya pemanasan) dan adanya reagen yang digunakan. Denaturasi dilakukan dengan
penambahan asam yang menyebabkan susunan tiga dimensi khas dari rantai polipeptida
terganggu dan molekul ini terbuka menjadi struktur acak yang kita lihat seperti berbentuk tali,
namun tidak menyebabkan kerusakan pada struktur kovalennya. Denaturasi protein
menyebabkan terjadinya pemutusan ikatan-ikatan hidrogen pada struktur protein dan kacaunya
gaya-gaya sekunder lain karena pengaruh pemanasan serta penambahan larutan lain
kedalamnya yang dapat membuat perubahan pH pada protein tersebut. Penambahan asam pada
larutan percobaan ini sangat mendukung terjadinya denaturasi pada protein.
-
Penambahan HCl pada larutan protein ini akan membuat kesetimbangan asam-
basa bergeser sedemikian rupa sehingga muatan netto negatif pada asam amino berkurang dan
pH larutan menjadi lebih rendah. Namun, protein yang telah ditambahkan HCl lalu
Dalam percobaan ini hanya tabung III yang menghasilkan endapan, ini
merupakan protein yang terkoagulasi akibat adanya pemanasan. Protein sangat peka terhadap
lingkungan apalagi adanya perubahan suhu, hal ini menyebabkan larutan menjadi keruh dan
adanya gumpalan-gumpalan dari protein yang terdenaturasi. Perubahan kimia yang
berhubungan dengan denaturasi protein adalah protein dapat dipengaruhi bukan hanya oleh
adanya pemanasan, tetapi juga pH dan juga pelarut organiknya.
X. KESIMPULAN
-
Adapun kesimpulan dari hasil percobaan mengenai reaksi uji terhadap protein
Uji Biuret
Jawab : Karena akan menghasilkan warna larutan yang lebih pekat atau akan
terbentuk garam amonium.
Jawab : Karena garam amonium akan mengganggu pengamatan terhadap warna larutan.
4. Sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif ?
-
Jawab : Zat lain yang memberikan uji biuret positif yaitu histidin dan serin, juga urea.
-
1. Apa hasilnya ?
- Jawab : Hasilnya adalah terbentuknya endapan putih.
2. Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg !
-
Jawab : Putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg karena
protein atau putih telur dapat mengikat Pb dan Hg.
Terangkan hasil-hasilnya !
Jawab : Larutan protein setelah ditambah garam amonium sulfat akan membentuk
endapan, yang positif terhadap uji biuret membentuk warna ungu dan positif terhadap
uji Millon membentuk endapan merah bata.
-
Uji Koagulasi
Jawab : Semua tabung menunjukkan protein tidak larut, namun pada tabung 3 paling
jelas terlihat. Kelarutan albumin dalam air berada pada titik isoelektriknya.
-
Denaturasi Protein
1. Sifat fisik apa dari protein yang mempengaruhi kelarutan dari protein dalam percobaan ini ?
-
Jawab : Sifat protein yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan, misalnya
perubahan suhu, pH, pengendapan protein yang semula larut atau perubahan tipe
pelarut.
Jawab : Karena dalam protein terdapat asam amino sistein yang memiliki gugus tiol
yang mengandung unsur S (sulfur).
2. Unsur-unsur apa yang biasa ada dalam protein tetapi tidak ada dalam lipid dan karbohidrat?
- Jawab : Unsur N (Nitrogen)
XII. DAFTAR PUSTAKA
-
Fessenden, JR & Fessenden, JS. 1986. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
GAMBAR ALAT
Gelas ukur
Beker gelas
-
Tabung reaksi
Penjepit kayu
Labu ukur
Pipet tetes
Pemanas Bunsen
Batang pengaduk
OLEH :
NIM : 06101010034
-
DOSEN PENGASUH :
Desi, S.Pd, MT
-