Anda di halaman 1dari 4

1.

Siklus Jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran
darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu kontraksi (sistolik) dan relaksasi
(diastolik).11
Pada saat ventrikel berkontraksi, katup AV akan terbuka dan darah mengalir dari
atrium ke ventrikel bertekanan rendah yang sedang mengalami relaksasi. Katup aorta dan
pulmonalis tertutup , karena tekanan di aorta dan arteri pulmonalis lebih besar dari pada
tekanan didalam ventrikel yang berelaksasi. Hal ini memungkinkan darah berkumpul di
dalam ventrikel. Periode ini disebut diastole. Volume darah dalam ventrikel sesaat
sebelum kontraksi ventrikel disebut volume diastolik akhir.9
Sewaktu ventrikel berkontraksi, tekanan didalam ventrikel menjadi lebih besar dari
pada di atrium dan katup AV menutup. Dalam waktu singkat, tekanan di aorta dan arteri
pulmonalis masih tetap lebih tinggi daripada tekanan di dalam ventrikel, sehingga katup
aorta dan pulmonalis tetap tertutup. Seiring dengan peningkatan tekanan di dalam
ventrikel, katup aorta dan pulmonalis terbuka dengan cepat dan darah mengalir keluar
ventrikel dengan kecepatan dan tekanan yang tinggi. Periode kontraksi ventrikel ini
disebut systole.9
Pada akhir systole, ventrikel kembali berelaksasi. Sewaktu tekanan dalam ventrikel
yang berelaksasi tersebut turun dibawah tekanan di dalam aorta dan arteri pulmonalis,
katup aorta dan pulmonalis menutup. Darah yang masuk ke atrium dari vena kava dan
vena pulmonalis menyebabkan tekanan di dalam atrium kembali meningkat dan
membuka katup AV. Siklus pengisian dan pengosongan ventrikel kembali berulang.9

Perjalanan Darah di dalam Jantung

Jalan darah melalui jantung dimulai di vena kava superior. Kemudian darah akan memasuki
atrium kanan, mengalir melalui katup trikuspid menuju ke ventrikel kanan. Dari sana darah
melanjutkan perjalanan melalui katup pulmonal ke dalam arteri pulmonalis, dan kemudian
memasuki paru-paru. Setelah darah melakukan pertukaran udara di paru-paru, darah kembali
menuju jantung melalui vena pulmonalis dan masuk ke dalam atrium kiri. Darah kemudian
mengalir melalui katup mitral masuk ke ventrikel kiri yang merupakan bilik jantung yang paling
kuat. Dari sana, darah akan dipompa melalui katup aorta dan ke aorta lalu keluar menuju ke
seluruh tubuh.

a. Diastole, adalah periode istirahat yang mengikuti periode kontraksi.


1. Darah vena memasuki antrium kanan melalui vena cava superior dan inferior.
2. Darah yang teroksigenasi melewati atrium kiri vena pulmonalis.
3. Kedua katup atrioventrikular (tricuspidalis dan bikuspidalis) tertutup dan darah dicegah untuk memasuki
atrium ke dalam ventrikel.
4. Katup pulmonalis dan aorta tertutup, mencegah kembalinya darah dari arteri pulmonalis ke dalam ventrikel
kanan dan dari aorta ke dalam ventrikel kiri.
5. Dengan bertambah banyaknya darah yang memasuki kedua atrium,, tekanan di dalamnya lebih besar dari
ventrikel, katup A-V terbuka dan darah mulai mengalir dari atrium ke dalam ventrikel.
b. Sistole, adalah periode kontraksi otot, berlangsung selama 0,3 detik.
1. Dirangsang oleh nodus sinoatrial, dinding atrium berkontraksi, memeras sisa darah dari atrium ke dalam
ventrikel.
2. Ventrikel melebar untuk menerima darah dari atrium dan kemudian mulai berkontraksi.
3. Ketika tekanan dalam ventrikel melebihi tekanan dalam atrium, katup A-V tertutup.
4. Ventrikel terus berkontraksi, katup pulmonalis dan aorta membuka akibat peningkatan tekanan ini.
5. Darah menyembur keluar dari ventrikel kanan ke dalam arteri pulmonalis dan darah dari ventrikel kiri
menyembur ke dalam aorta.
6. Kontraksi otot kemudian berhenti dan relaksasi otot dimulai.

A. Hipofisis.
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang
mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland.
Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
Hipofisis bagian anterior. Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior.
Hipofisis bagian tengah. Menghasilkan hormon perangsang melanosit atau Melanosit
Stimulating Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit
menjadi hitam.
Hipofisis bagian posterior.
B. Tiroid (Kelenjar Gondok).
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat daerah yang
menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan
hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk
membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan
kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot.
Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di
dalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi)
dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah,
gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar
(eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.
C. Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok).
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi
mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani
dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan
membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini
mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung

kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini di
sebut von Recklinghousen.
D. Kelenjar Adrenalin (Anak Ginjal).
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu
kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu :
Bagian luar (korteks).
Bagian tengah (medula).
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut:
timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam
keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut
jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran
bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
E. Pankreas.
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai
kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi
glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak
menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes.
Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis
dengan hormon insulin.
F. Ovarium.
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga
menghasilkan hormon. Ada dua macam hrmon yang dihasilkan ovarium yaitu :
Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh
FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat
membedakan wanita dengan Aria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan
pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya di rangsang oleh
LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah
pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan
kehamilan.
G. Testis.
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan
sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu
testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin
sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
gbvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv

Anda mungkin juga menyukai