Anda di halaman 1dari 30

PERCOBAAN THOMSON e /m

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menganalisis hubungan nilai medan magnet pada kumparan Helmholtz terhadap
jari-jari berkas elektron
2. Menganalisis hubungan tegangan listrik anoda terhadap jari-jari berkas elektron
3. Menentukan nilai perbandingan muatan terhadap massa (e/m) elektron.
B. TEORI DASAR
Pengukuran nilai e/m elektron pertama kali dilakukan oleh J.J. Thomson (1897)
yang mengidentifikasikan sinar katoda sebagai elektron. Jika sebuah elektron dengan
massa m dan muatan e bergerak dengan kecepatan v di dalam medan magnet homogen
B dengan arah tegak lurus terhadap kecepatan maka elektron akan mengalami gaya
Lorentz ( FL ) yang dapat ditulis sebagai berikut:

= e . ( v x B

F = e |
v||
B| sin 900 = evB
L

(1)

(2)

FL
x

(a)

(b)

Gambar 1 (a) Berkas elektron dalam tabung vakum (from Halliday &
Resnick, 2007); (b) Skematik diagram gaya-gaya yang bekerja pada
elektron.
Gaya ini memaksa elektron bergerak dalam lintasan melingkar dengan jari-jari lintasan r
dan menghasilkan besaran gaya sentripetal ( Fs):

mv 2
r

Fs =

(3)

Dan jika terjadi kesetimbangan antara gaya Lorentz dan gaya sentripetal maka diperoleh
hubungan:
e v
=
m rB

(4)

Medan magnet dapat dihasilkan dari adanya arus listrik ( i ) dan beda potensial ( U )
pada suatu kumparan, oleh kar ena itu elektron bergerak dipercepat oleh gaya
sebesar:
Fu = eU

(5)

Elektron yang bergerak dipercepat akibat adanya beda potensial U akan memperoleh
1
energi kinetik sebesar 2 mv2 sehingga diperoleh hubungan:
1
2

mv2 = eU
v=

2 eU
m

(6.a)
(6.b)

Dengan demikian dari persamaan (4) dan (6.b) diperoleh hubungan:


e 2U
=
m r 2 B2

(7)

Dari hubungan diatas dapat ditentukan nilai e/m elektron secara percobaan dengan
mengukur r, B dan U .
Dalam percobaan ini, medan magnet B dihasilkan dari dua buah kumparan
Helmholtz.
Kumparan Helmholtz
Medan magnet yang ditimbulkan oleh kawat berarus listrik dinyatakan oleh
hukum Biot-Savart:

dB =

Dapat dilihat
arah

[ ] [ || ]
0
dl x r^
I
2
4
r

(8)

arah dB yang terbentuk dapat didefinisikan menjadi dB sin yang


arahnya tegak lurus arah X, dan dB cos yang arahnya sejajar
X. Untuk setiap ds, maka dB sin yang
terbentuk akan saling meniadakan.
Sehingga yang tersisa hanya dB pada arah
cos . Jadi,

dB= d B x cos
I

ds
cos
R + x2

dB= 4o

dB= 4o R2ds+ x 2 cos


I

dB= 4o R2ds+ x 2 .
o IR

B=

3
2 2

R
2

1
2 2

(R +x )

ds

(9)

4 (R +x )

Seperti yang kita tahu jumlah elemen ds adalah keliling lingkaran kumparan sehingga
ds=2R.
B=

o IR
3
2 2

2 R

4 (R +x )
B=

2 o I R2
3
2 2

4 (R +x )

o I R2

B=

(10)

2 ( R 2+ x 2 ) 2

Jika kawat berarus tersebut memiliki N buah lilitan sehingga besar medan magnet pada
jarak X=1/2R adalah:
o I R2
o I R2
B=
N=
N
3
3
1 22
2
2 2
2
2( R + x )
2 R+ R
2

( ( ))

B=

o I R2
5
2 R
4

3
2

( )

N=

o I R2 4 2
3
2

25 R

B=

o IR 23
3
2

25 R

N=

o IR 8
3
2

25 R

(11)

Kumparan yang digunakan ada 2 buah sehingga besar medan magnet yang terbentuk
juga dikali 2, menjadi:
B=

N o I 8

(12)

3
2

5 R

Gerakan elektron dalam medan listrik


Elektron yang dikeluarkan berarah tegak lurus terhadap medan magnet homogen
akan mengalami gerakan melingkar beraturan dalam bidang yang tegak lurus medan
tersebut.jika fluk medan magnet adalah B (Wb/m ), kecepatan gerak melingkar v (m/s), 2
jari-jari R (m), maka gaya Lorentz akan sama dengan gaya sentripetal:
evB =

mv
R

eB =

mv
R

(13)

Dari persamaan (1) dan (2), dapat diperoleh perbandingan muatan dan massa elektron,
yaitu:
e
m=

m
R2 B 2

(14)

Dengan nilai B dinyatakan oleh:


4
5

3/ 2

()

B=

Dengan

0 N

i
R

(15)

= permiabilitas ruang bebas = 1,257 x 10-6 V.s/A.m, N = jumlah lilitan

kawat pada kumparan = 130 lilitan, R = jari-jari kumparan = 15 cm.


elaskan secara teori bagaimana pengaruh arus dan tegangan listrik
terhadap jari-jari lintasan berkas elektron .
C. TUGAS PENDAHULUAN
1. Tulis, gambarkan dan jelaskan arah gaya Lorentz, arah kecepatan elektron
dalam tabung serta arah medan magnet jika arus listrik dalam kumparan
helmholtz searah dan berlawanan arah jarum jam?
2. Jelaskan, gambarkan, dan hitung medan magnet di antara dua buah kumparan
Helmholtz yang terpisah sebesar jari-jari kumparan, bila keduanya diberi arus

listrik yang searah dan berlawanan.


3. Turunkan persamaan medan magnet diantara dua kumparan helmholtz dalam
nilai jumlah lilitan (N), besar arus yang dialirkan (I) dan jari jari kumparan R.
4. Jelaskan secara teori bagaimana pengaruh arus dan tegangan listrik terhadap jarijari lintasan berkas electron.
JAWABAN:
1. Arah arus listrik searah jarum jam
x I

x
.

Arah arus listrik berlawanan jarum jam

x
FL
.

x V x

. V

FL

x
.

x
.

. B

.
Saat arus listrik (I) dalam kumparan bergerak searah dengan jarum jam maka
arah gerak atau kecepatan elektron (v) bergerak ke arah yang berlawanan dengan
arah arus yaitu berlawanan dengan jarum jam atau ke kiri. Gaya lorentz tegak
lurus terhadap kecepatan elektron (v) dan selalu menuju pusat lingkaran pada
setiap titik dalam lingkaran. Kemudian dengan menggunakan tangan kanan
didapatkan arah medan magnet (B) yaitu ke luar bidang yang ditandai dengan
tanda (.).
Saat arus listrik (I) dalam kumparan bergerak berlawanan dengan jarum jam
maka arah gerak atau kecepatan elektron (v) bergerak ke arah yang berlawanan
dengan arah arus yaitu searah jarum jam atau ke kanan. Gaya lorentz tegak lurus
terhadap kecepatan elektron (v) dan selalu menuju pusat lingkaran pada setiap
titik dalam lingkaran. Kemudian dengan menggunakan tangan kanan didapatkan
arah medan magnet (B) yaitu masuk ke dalam bidang yang ditandai dengan
tanda (x).
2. Ketika arus kedua kumparan helmholtz searah. Kita misalkan medan magnet di
y
antara dua kumparanyterletak di titik P:
x
R

R
I

R
N lilitan

N lilitan

Maka medan magnet untuk masing - masing kumparan mempunyai arah yang
sama. B untuk satu kumparan helmholtz

o . N .I .R 2

2 R 2 x 2

Untuk B1 di titik P =

o . N .I .R 2

2 R 2 x 2

Untuk B2 dititik P =
B

o. N .I .R 2

2 R 2 R x

Jadi medan magnetik total di titik P adalah


. N .I .R 2
1
1

B o

3
2
2
2
2
R x 2 R R x 2

Ketika arus pada kedua kumparan helmholtz berlawanan arah


y

x
R

R
I

I
RP
z

z
N lilitan

N lilitan

Maka medan magnet untuk masing - masing kumparan mempunyai arah yang
berlawanan arah. B untuk satu kumparan helmholtz

o. .N .I .R 2

2 R 2 x 2

Untuk B1 di titik P =

o .NI .R 2

2 R2 x2

Untuk B2 dititik P :
o . N .I .R 2
B
2
2 R 2 R x

Jadi medan magnetik total di titik P adalah:

. N .I .R 2
1
1

B o

3
3
2
R 2 x 2 2 R 2 R x 2 2

3. Seperti yang sudah didapatkan dari nomor 2 yaitu besar medan magnet diantara
dua kumparan helmholtz.

. N .I .R 2
1
1

B o

3
3
2
R 2 x 2 2 R 2 R x 2 2

Bila medan magnet tepat berada di tengah-tengah kedua kumparan helmholtz


dan jarak antara kedua kumparan yaitu sebesar R maka akan
didapatkan
nilai medan magnet yaitu: Masukkan nilai x sebesar 1/2 R.
4. Berdasarkan persamaan:
e

2V
R2B2

terlihat bahwa antara tegangan dan jari-jari elektron mempunyai hubungan


berbanding lurus sehingga semakin besar tegangan maka semakin besar juga
jari-jari elektron. Dari persamaan :
3

i
4 2
B o N
R
5
terlihat bahwa semakin besar arus maka semakin besar pula medan magnet. Lalu
dari persamaan (1) antara medan magnet dan jari-jari elektron mempunyai
hubungan berbanding terbalik sehingga semakin besar medan maka semakin
kecil jari-jari elektron. Jadi bisa dikatakan bahwa semakin besar nilai arus (i)
maka jari-jari elektron akan semakin besar.
D. PERALATAN DAN LANGKAH PERCOBAAN
Peralatan yang diperlukan dalam percobaan Thomson e/m adalah:

Gambar 3. Set peralatan percobaan Thomson

Gambar 4 Peralatan percobaan thomson e/m


Satu set peralatan percobaan Thomson seperti pada Gambar (4) yang terdiri dari:
1. Kumparan Helmholtz (2 x 130 lilitan),
2. Tabung gas hydrogen 1.33 x 10-5 bar
3. Sumber berkas elektron,
4. Filament voltage and current: 6 V, 1 A
5. Anode voltage: 150 V DC to 300 V DC
6. Multimeter
7. Catu daya (0-25 V; 10 A)
8. Catu daya universal.
Langkah-langkah percobaan adalah sebagai berikut:
1. Susun dan siapkan peralatan percobaan Thomson e/m seperti Gambar (4).
2. Pasang tegangan filament sebesar 6,2 volt dan kuat arus 1 A
3. Hubungan catu daya untuk tegangan anoda dan atur tegangan anoda antara
150 V sampai 300 volt DC
4. Atur berkas elektron dengan cara mengubah-ubah tegangan dalam silinder
Wehnelt agar diperoleh berkas yang sempit dan tajam.
5. Pasang sumber arus DC (0 s.d. 5A) untuk kumparan Helmholtz dan atur
sedemikian rupa sehingga berkas elektron membentuk suatu lingkaran

6.
7.
8.
9.

tertutup (garis tengah kira-kira 8 cm).


Gerakan sekat sehingga berkas elektron berada tepat sejajar dengan
pinggir-pinggir sekat.
Ukur diameter berkas elektron pada tegangan tetap untuk 15 perubahan arus 1
s.d. 3 A.
Ukur diameter berkas electron pada arus tetap untuk 15 perubahan
tegangan antara 150 280 Volt DC.
Catat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan.

F. PENGOLAHAN DATA
1. Tegangan tetap
V = 250,00 volt
1
x
V = 2
nst
=

1
x
o,o1
2

= 0,005 V
(V V) = (250 500.10-5) volt
I1 = 1.5111 A
1
nst
I1 = 2
=

1
0.0001
A
2

= 0,00005 A

( I1 + I1) = (1.5111 + 0,00005) A


I2 = 2,0140 A
1
nst
I2 = 2
=

1
0.0001
A
2

= 0,00005 A
( I2 + I2) = (2.0140A +0,00005) A
I3 = 2,5114 A
1
nst
I3 = 2
=

1
0.0001
A
2

= 0,00005 A
( I3 + I3) = (2,5114+ 0,00005) A
r 1 = 0,029 m

r1

1
nst
2

1
0.001 m
2

= 0,0005 m
r
r
( 1 + 1 ) = (0,029 +
0,0005) m
V = 300.00 V
1
nst
V = 2
=

1
0.01 V
2

= 0,005 V
( V + V) = (300 + 500.10-5) V
I1 = 1.5011 A
1
nst
I1 = 2
=

1
0.0001
A
2

= 0,00005 A
( I1 + I1) = (1.5011 + 0,00005) A
I2 = 2, 0692 A

r 2 = 0,019 m

r2

1
nst
2

1
0.001 m
2

= 0,0005 m
r
r
( 2 + 2 ) = (0,019 +
0,0005) m
r 3 = 0,016 m

r3

1
nst
2

1
0.001 m
2

= 0,0005 m
r
r
( 3 + 3 ) = (0,016 +
0,0005) m

I2 =
=

1
nst
2
1
0.0001
A
2

= 0,00005 A
( I2 + I2) = (2.0692A + 0,00005) A
I3 = 2,5043 A
1
nst
I3 = 2
=

1
0.0001
A
2

= 0,00005 A
( I3 + I3) = 2,5043+ 0,00005) A

r1 = 0,048 m
1
nst
r1 = 2
=

1
0.001 m
2

= 0,0005 m
( r1 + r1) = (0.048 + 0,0005) m
r2 = 0,033 m
1
nst
r2 = 2
=

1
0.001 m
2

= 0,0005 m
( r2 + r2) = (0.033 + 0,0005) m
r3 = 0,023 m
1
nst
r3 = 2
=

1
0.001 m
2

= 0,0005 m
( r3 + r3) = (0.023 + 0,0005) m
2. Arus listrik tetap
I = 1,5161
1
x
I = 2
nst
=

1
x
0,0001
2

= 0,00005 A
(I I) = (1,5161 0,0005.10-1) A
r = 3,3 cm = 3,3.10-2 m
1
x
r = 2
nst

V = 200,04 V
1
x
V = 2
nst
=

1
x
0,01 V
2

1
x
0,001 m
2

= 0,005 V
(V1 V1)=(200,04500,00.10-5) V

= 0,0005 m
(r1 r1) = (3,3 0,5.10-1) 10-2 m

V = 210,45 V
1
x
V = 2
nst

r = 3,5 cm = 3,5.10-2 m
1
x
r = 2
nst

1
x
o,o1 V
2

= 0,005 V
(V2 V2)=(210,45500,00.10-5) V

= 0,0005 m
(r2 r2) = (3,5 0,5.10-1) 10-2 m
r = 3,9 cm = 3,9.10-2 m
1
x
r = 2
nst

V = 220,11 V
1
x
V = 2
nst
=

1
x
o,o1 V
2

= 0,005 V
(V3 V3)=(220,11500,00.10-5) V
V = 230,00 V
1
x
V = 2
nst

1
x
0,001 m
2

1
x
0,001 m
2

= 0,0005 m
(r3 r3) = (3,9 0,5.10-1) 10-2 m
=

1
x
o,o1 V
2

= 0,005 V
(V4 V4)=(230,00500,00.10-5) V
r = 4,1 cm = 4,1.10-2 m

r =

1
x
nst
2

1
x
0,001 m
2

= 0,0005 m
(r4 r4) = (4,1 0,5.10-1) 10-2 m
r = 4,2 cm = 4,2.10-2 m
1
x
r = 2
nst

V = 240,19 V
1
x
V = 2
nst
=

1
x
o,o1 V
2

= 0,005 V
(V5 V5)=(240,19500,00.10-5) V

= 0,0005 m
(r5 r5) = (4,2 0,5.10-1) 10-2 m
r = 4,4 cm = 4,4.10-2 m
1
x
r = 2
nst

V = 250,20 V
1
x
V = 2
nst
=

1
x
o,o1 V
2

= 0,005 V
(V6 V6)=(250,20500,00.10-5) V

r = 4,5 cm = 4,5.10-2 m
1
x
r = 2
nst

1
x
o,o1 V
2

= 0,005 V
(V7 V7)=(260,31500,00.10-5) V

r = 4,5 cm = 4,5.10-2 m
1
x
r = 2
nst

1
x
o,o1 V
2

= 0,005 V
(V8 V8)=(270,42500,00.10-5) V
V = 280,10 V
1
x
V = 2
nst

1
x
0,001 m
2

= 0,0005 m
(r7 r7) = (4,5 0,5.10-1) 10-2 m

V = 270,42 V
1
x
V = 2
nst
=

1
x
0,001 m
2

= 0,0005 m
(r6 r6) = (4,4 0,5.10-1) 10-2 m

V = 260,31 V
1
x
V = 2
nst
=

1
x
0,001 m
2

1
x
0,001 m
2

= 0,0005 m
(r8 r8) = (4,5 0,5.10-1) 10-2 m
=

1
x
o,o1 V
2
= 0,005 V

(V9 V9)=(280,10500,00.10-5) V
r = 4,6 cm = 4,6.10-2 m
1
x
r = 2
nst
V = 290,37 V
1
x
V = 2
nst
=

1
x
o,o1 V
2

= 0,005 V
(V10 V10)=(290,37500,00.10-5) V

1
x
0,001 m
2

= 0,0005 m
(r9 r9) = (4,6 0,5.10-1) 10-2 m
r = 4,8 cm = 4,8.10-2 m
1
x
r = 2
nst
=

1
x
0,001 m
2

= 0,0005 m
(r10 r10) = (4,8 0,5.10-1) 10-2 m

G. PERHITUNGAN DATA
1. Tegangan tetap
( V + V) = (250 + 500.10-5) V
( I1 + I1) = (1.5111 + 0,00005) A
r
r
( 1 + 1 ) = (0,029 + 0,0005) m
( I2 + I2) = (2.0140A + 0,00005) A
r
r
( 2 + 2 ) = (0,019 + 0,0005) m
( I3 + I3) = (2,5114+ 0,00005) A
r
r
( 3 + 3 ) = (0,016 + 0,0005) m
4
5

3 /2

()

B 1=
4
5

3 /2

B1

i
R

( 1,257 x 106 ) (130) 1,5111

()

B 1=

0 N

0,029

3
= 2.1798 x 10
T

B 1=

B1 =

B1 =

B
I

2
I
3

)( )

(( )
(( )
4
5

3 /2

4
5

3 /2

0 N

1
R

( 1,257 106 ) (130)

B1= 2,598 x 106

KSR=

)( )
2
I
3

B1
100
B1

2,598 . 106 T
KSR=
100
2,1798. 103 T
KSR = 0,2% (3AP)

( )) (
1
0,15

2
0,00005
3

B1

(B1 +

3
= ( 2,1798. 10 T

6
2,598 x 10 T)

4
5

3 /2

()

B 2=
4
5

3 /2

B2

i
R

( 1,257 x 106 ) (130) 2,0140

()

B 2=

0 N

0,019

3
= 4,434 x 10
T

B=

B2 =

B2=

B
I

)( )

(( )
(( )

B2=

2
I
3

4
5

3 /2

4
5

3 /2

0 N

1
R

)( )
2
I
3

( 0,15 )) (

( 1,257 106 ) (130) 1

2
0,00005
3

6
2,598 x 10

KSR=

B2
100
B2

KSR=

2,598 . 10 T
100
3
4,434 x 10 T

KSR = 0,2% (3AP)


3
B2
(B2 +
= ( 4,434 x 10 T

2,598 .10 T )
4
5

3 /2

()

B 3=
4
5

3 /2

()

B 3=

0 N

i
R

( 1,257 x 106 ) (130) 2,5114


0,016

B3

3
= 6,566 x 10
T

B=

B3 =

B3 =

2
I
3

4
5

3 /2

1
0 N
R

4
5

3 /2

B
I

)( )

(( )
(( )

)( )
2
I
3

( 1,257 106 ) (130)

( )) (
1
0,15

2
0,00005
3

B3= 2,598 x 106

KSR=

B3
100
B3

KSR=

2,598 .106 T
100
6,566 x 103 T

KSR = 0,2% (3AP)


3
B3
(B3 +
= ( 6,566.10 T

6
2,598 .10 T

e 2V
=
m r 2 B2
1
R2

e
m

B2
2V

y= ax + b
x2

x
1
.

7,60.

2
.

3,15.

10

10

y2

57,76.

8,41.

20

10

9,9225.

10

3,61 .

xy

70,7281.

63,916.

1014

10

13,0321.

11,3715.

1010
3
.

6,89.

17,64.

1020

104

47,4721.

10

2,56.

20

10
10

10

90,3138

10

14

10

14,58.

20

17,6384.

10

115,1546.

1014

6,5536.

10

10

108

92,9259.

10

14

.10

10

e/m
9
8
7

B2
2V
Linear (e/m)

e/m

5
4
3
2
1
0
2

1
R2

10

a=

n . xy x . y
n x 2( x )2

17,64 .10

14,58.104
()
( 3 92,9259. 1014 )
a=
11

a=6,248556289.10

x2
a=dy
2
2
n x ( x )
a=( 746.290 )

( 115,1546 .1020)
2
( 3 ) ( 115,1546 . 1020 )( 17,64 .1010 )

a=1,3367533.109

KSR=

a
1,90884.10 9
x 100 =
x 100 =0,2 ( 4 AP )
a
1,32577. 1011

e
e

m
m

6,249.102 1,326

( V + V) = (300 + 500.10-5) V
( r1 + r1) = (0.048 + 0,0005) m
( I1 + I1) = (1.5011 + 0,00005) A
( r2 + r2) = (0.033 + 0,0005) m
( I2 + I2) = (2.0692A + 0,00005) A
( r3 + r3) = (0.023 + 0,0005) m
( I3 + I3) = (2,5043+ 0,00005) A
R = 15cm = 0,15m
N = 130 lilitan
0 =

4
5

3
2

4
5

3
2

( ) N RI

B 1=

( ) (1,257 10

B 1=

) (130) 1.5011

( 0.15 )

B1 = 1,170 10-3 T
B1=

B1=

B1=

2
I
3

4
5

3 /2

1
0 N
R

4
5

3 /2

B
I

)( )

(( )
(( )

)( )
2
I
3

( 1,257 106 ) (130)

( )) (
1
0,15

2
0,00005
3

B1= ( 6,076. 107 ) ( 1,1.109)


B1=2,598. 106 T

KSR=

B1
100
B1

KSR=

2,598.106 T
100
1,170103 T
KSR = 0,2% (4AP)
3
3
B1
(B1 +
= (1,170 + 2,598.10 10
T

4
5

3
2

4
5

3
2

( ) N RI

B 2=

( ) ( 1,257 10

B 2=

) (130) 2.0692

( 0.15 )

B2 = 3,150 10-3 T
B2=

B2=

B2=

B
I

2
I
3

)( )

(( )
(( )
4
5

3 /2

4
5

3 /2

0 N

1
R

)( )
2
I
3

( )) (

( 1,257 10 ) (130) 1
0,15
6

2
0,00005
3

B2= ( 6,076. 10 ) ( 1,1.10 )


7

B2=2,598. 106 T
KSR=

B2
100
B2

KSR=

2,598.106 T
100
3,150103 T
KSR = 0,1% (4AP)
3
3
B2
(B2 +
= (3,150 + 2,598.10 10
T

4
B 3=
5

3
2

4
5

3
2

( ) N RI
0

( ) ( 1,257 10

B 3=

) (130) 2,5043

B3 = 9,11.10-3 T

( 0.15 )

B3=

B3=

B3=

B
I

2
I
3

)( )

(( )
(( )
4
5

3 /2

4
5

3 /2

0 N

1
R

)( )
2
I
3

( 0,15 )) (

( 1,257 106 ) (130) 1

2
0,00005
3

B3= ( 6,076. 107 ) ( 1,1.109 )


B3=2,598. 106 T
KSR=

B3
100
B3

2,598.106 T
KSR=
100
9,11 103 T
KSR = 0,1% (4AP)
3
3
B3
(B3 +
= (9,11 + 2,598.10 10
T
e 2V
=
m r 2 B2
1 e B2
=
r 2 m 2V
2

x
1.
2.
3.

( 2VB )

2,282 . 10-9
1,654. 10-8
1,383 . 10-7
5,2374. 10-8

x2
5,205. 10-18
2,735 . 10-16
1,913 . 10-14
6,4696. 10-15

y= ax + b
1
y r2

( )

434,03
918,27
1890,36
1080,89

y2

xy

188380,11
843226,49
3573457,79
1535021,46

9, 905 . 10-7
1.519. 10-5
2,614. 10-4
9,252. 10-5

2000
1800
1600
1400
1200
1000

e/m

800
600
400
200
0
2,282.10-9

a=

1,654.10-8

n . xy x . y
n x 2( x )2

1,383.10-7

( 3 9,252. 105 )( 5,2374. 108 .1080,89 )


a=
( 3 6,4696.1015 ) ( 5,2374.108 5,2374. 108 )

a=1,32577.1011

x2
a=dy
n x2 ( x )2

( 6,4696 . 1015 )
a=( 588.224,8987 )
2
( 10 ) ( 6,4696 . 1015) ( 5,2374.108 )
a=1,90884.108
8

KSR=

a
1,90884.10
x 100 =
x 100 =0,14 ( 4 AP )
11
a
1,32577. 10

e
e

m
m

1,326.103 1,909

C /kg

2. Arus listrik tetap


I = 1,5161 A
I = 0,00005 A
N= 130 lilitan
0 = 1,257 x 10-6 V.s/A.m
R = 15cm = 15.10-2 m

4
5

3/ 2

4
5

3/ 2

( )

B=

0 N

( )

B=

i
R

(1,257 x 106 V . s / A . m)(130)

B=1,181816908.10

B=

B
I

2
I
3

(1,5161 A)
2
(15. 10 m)

)( )

2
0,00005 A
3

B= ( 7,795111855.104 ) ( )2
B= 2,598370618.10-6 T

KSR=

B
2,598370618 .106 T
x 100 =
x 100 =0,2 ( 4 AP )
3
B
1,181816908.10 T

(B B) = ( 1,182 2,598.10-3)10-3 T
e 2V
=
m r 2 B2
2

1 e B
=
2
R m 2V
y = ax + b

No.

1
R2

(y)

y2

B2
2V

x2

xy

(x)
1.

918,3

843.274,9

3,5.10-9

12,25.10-18

3.214,05.10-9

2.

816,3

666.345,7

3,3.10-9

10,89.10-18

2.693,79.10-9

3.

657,5

432.306,3

3,2.10-9

10,24.10-18

2.104.10-9

4.

594,9

353.906

3,0.10-9

9.10-18

1.784,7.10-9

5.

566,9

321.375,6

2,9.10-9

8,41.10-18

6.

516,5

266.772,3

2,8.10-9

7,84.10-18

1.644,01.10-9
1
-9
1.446,2.10
R2

7.

493,8

243.838,4

2,7.10-9

7,29.10-18

1.333,26.10-9

8.

493,8

243.838,4

2,6.10-9

6,76.10-18

1.283,88.10-9

9.

472,6

223.350,8

2,5.10-9

6,25.10-18

1.181,5.10-9

10.

434,0

188.356

2,4.10-9

5,76.10-18

1.041,6.10-9

5.964,6

3.783.364,
4

28,9.10-9

84,69.10-18

17.726,99.10-9

B2
2V

e/m
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

e/m

a=

a=

nxyxy
n x 2( x )2
(10) ( ( ABOVE)17.726,99 .109 ) ( ( ABOVE)28,9 .109)( (ABOVE) 5.964,6)

( 10 ) ( ( ABOVE) 84,69 .1018 ) ( ( ABOVE)28,9 .109 )

a=4,52554169.1011

a=dy

x2
n x2 ( x )2

a=( 2614,9522 )

( ( ABOVE) 84,69. 1018 )


2
( 10 ) ( ( ABOVE)84,69 . 1018 )( ( ABOVE)28,9 . 109 )

a=7,038377783.10

KSR=

a
7,038377783.108
x 100 =
x 100 =0,155 ( 4 AP )
a
4,52554169.1011

e
e

m
m

4,525.103 7,038

C /kg

H. ANALISIS DATA
Percobaan yang dilakukan bertuuan untuk menentukan nilai e/m. Percobaan
dilakukan dengan beberapa perlakuan yang berbeda, yaitu yang pertama dengan
menentukan tegangan konstan dan arus listrik diubah sebanyak tiga kali. Hal itu
dilakukan sebanyak 2 kali dengan mengubah tegangan yang berbeda. Yang kedua dengan
menentukan arus listrik konstan dan tegangan diubah sebanyak 10 kali dengan selisih
10 V.
Pada tegangan ( V + V) = (250 + 500.10-5) V, arus listrik diubah-ubah menjadi
r
(I1 + I1) = (1.5111 + 0,00005) A,didapatkan jari-jari awan elektron sebesar ( 1 +
r1

) = (0,029 + 0,0005) m dan medan magnet yang dihasilkan sebesar (B 1 +

3
= ( 2,1798. 10 T

2,598 x

B1

106 T). Pada arus listrik sebesar ( I 2 + I2) =

(2.0140 + 0,00005) A, didapatkan jari-jari awan elektron sebesar (

r2

r2

)=

(0,019 + 0,0005) m dan medan magnet yang dihasilkan sebesar (B2 +


4,434 x 103 T

r3

0,0005) m dan medan magnet yang dihasilkan sebesar (B 3 +


3

= (

6
2,598 .10 T ). Pada arus listrik sebesar ( I3 + I3) = (2,5114+

0,00005) A, didapatkan jari-jari awan elektron sebesar (

6,566.10 T

B2

r3

) = (0,016 +
B3

= (

2,598 .10 T .

Pada tegangan ( V + V) = (300 + 500.10-5) V, arus listrik diubah-ubah menjadi


( I1 + I1) = (1.5011 + 0,00005) A,didapatkan jari-jari awan elektron sebesar ( r 1 + r1) =
B1
(0.048 + 0,0005) m dan medan magnet yang dihasilkan sebesar (B 1 +
= (1,170
3
3
+ 2,598.10 10
T. Pada arus listrik sebesar ( I 2 + I2) = (2.0692A + 0,00005) A,

didapatkan jari-jari awan elektron sebesar ( r2 + r2) = (0.033 + 0,0005) m dan medan
3
3
B2
magnet yang dihasilkan sebesar (B2 +
= (3,150 + 2,598.10 10
T. Pada
arus listrik sebesar ( I3 + I3) = (2,5043+ 0,00005) A, didapatkan jari-jari awan elektron
sebesar ( r3 + r3) = (0.023 + 0,0005) m dan medan magnet yang dihasilkan sebesar (B 3
3
3
B3
+
= (9,11 + 2,598.10 10
T.
Dari data untuk tegangan tetap di atas dapat kita ketahui bahwa semakin besar
tegangan maka jari-jari awan elektron semakin besar. Akan tetapi semakin besar arus
listrik yang dihasilkan maka jari-jari elektron yan dihasilkan semakin kecil. Dan
semakin besar arus listrik yang ditimbulkan maka medan megnet yang dihasilkan akan
semakin besar. Hal ini terjadi dikarenakan medan magnet yan dihasilkan sangat
bergantung pada arus listrik yang dihasilkan oleh kumparan helmholtz.
Pada kondisi kedua dimana arus listrik dibuat konstan yaitu sebesar (I I) =
(1,5161 0,0005.10-1) A. Tegangan diubah sebanyak sepuluh kali dengan selisih 10V,
yaitu (V1 V1)=(200,04500,00.10-5) V dan jari-jari awan elektron yang terbentuk
sebesar (r1 r1) = (3,3 0,5.10-1) 10-2 m. Pada tegangan (V2 V2)=(210,45500,00.105
) V, jari-jari awan elektron yang terbentuk sebesar (r2 r2) = (3,5 0,5.10-1) 10-2 m.
Pada tegangan (V3 V3)=(220,11500,00.10-5) V, jari-jari awan elektron yang terbentuk
sebesar (r3 r3) = (3,9 0,5.10-1) 10-2 m. Pada tegangan (V4 V4)=(230,00500,00.105
) V, jari-jari awan elektron yang terbentuk sebesar (r4 r4) = (4,1 0,5.10-1) 10-2 m.
Pada tegangan (V5 V5)=(240,19500,00.10-5) V, jari-jari awan elektron yang
terbentuk sebesar (r5 r5) = (4,2 0,5.10-1) 10-2 m. Pada tegangan (V6
V6)=(250,20500,00.10-5) V, jari-jari awan elektron yang terbentuk sebesar (r6 r6)
= (4,4 0,5.10-1) 10-2 m. Pada tegangan (V7 V7)=(260,31500,00.10-5) V, jari-jari
awan elektron yang terbentuk sebesar (r7 r7) = (4,5 0,5.10-1) 10-2 m. Pada tegangan
(V8 V8)=(270,42500,00.10-5) V, jari-jari awan elektron yang terbentuk sebesar (r8
r8) = (4,5 0,5.10-1) 10-2 m. Pada tegangan (V9 V9)=(280,10500,00.10-5) V, jari-jari
awan elektron yang terbentuk sebesar (r9 r9) = (4,6 0,5.10-1) 10-2 m. Pada tegangan
(V10 V10)=(290,37500,00.10-5) V, jari-jari awan elektron yang terbentuk sebesar (r10

r10) = (4,8 0,5.10-1) 10-2 m. Dan medan magnet yang dihasilkan sebesar (B B) =
( 1,182 2,598.10-3)10-3 T.
Dari data untuk arus listrik konstan juga dapat diketahui bahwa semakin besar
tegangan maka akan semakin besar jari-jari awan elektronnya. Hal ini terjadi karena
ukuran jari-jari awan elektron dipengaruhi oleh medan magnet yang dihaslilkan. Dan
medan magnet yang dihasilkan dipengaruhi oleh arus listrik yang ditimbulkan. Kita tahu
bahwa arus listrik berbanding lurus dengan tegangan sesuai persamaan:
V =IR
Dari data-data tersebut kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai
e 2V
=
e/m dengan metode least square. Sesuai persamaan:
m r 2 B2
1 e B2
=
R 2 m 2V
Persamaan untuk persamaan garis lurus adalah y = ax+b. Kita tentukan:
1
e
B2
y = R2 ; a = m ; x = 2 V ; b = 0
dimana a adalah kemiringan (gradien) garis yang dipengaruhi kordinat-kordinat pada
titik x dan y. Dari ketiga uji pada percobaan ini didapatkan nilai e/m, yaitu
e
e
e
e

m
m
m
m

,
6,249.102 1,326
1,326.103 1,909

e
e

m
m
C /kg , dan

4,525.103 7,038

C /kg .

e/m rata-rata yang didapat adalah sebesar e /m=4,0333. 10 C /kg . Berdasarkan


11

referensi yang diperoleh, nilai e/m sebesar 1,76.1011 C /kg . Hasil yang didapatkan
cukup jauh dari nilai yang didapat dari referensi. Hal ini terjadi karena beberapa faktor
yaitu:
Kurang teliti dalam melihat jari-jari awan elektron pada tempat yang gelap. dan
semakin kecil teganganya maka semakin samar jari-jari awan elektron yang
terlihat.
Kesalahan dalam perhitungan dengan least square.
I. TUGAS AKHIR
1. Jelaskan hubungan antara tegangan dan arus terhadap jari-jari berkas
elektron.
2. Jelaskan warna biru pada berkas elektron yang dihasilkan
3. Hitung nilai e/m menggunakan persamaan (14) dan persamaan (15)
4. Buat grafik secara least squar , hubungan antara tegangan anoda terhadap

jari-jari berkas elektron pada keadaan arus kumparan helmholtz tetap.


5. Buat grafik secara least square, hubungan antara nilai medan magnet
terhadap jari-jari berkas elektron pada keadaan tegangan anoda tetap.
6. Tentukan nilai e/m berdasarkan grafik 2 dan grafik 3
7. Bandingkan nilai e/m hasil perhitungan (1) dan hasil grafik least square
dengan nilai e/m literatur (1,759 x 10 -11 A.s/kg).
JAWABAN
1. Semakin besar tegangan maka akan semakin besar jari-jari awan
elektronnya. Hal ini terjadi karena ukuran jari-jari awan elektron dipengaruhi
oleh medan magnet yang dihaslilkan. Dan medan magnet yang dihasilkan
dipengaruhi oleh arus listrik yang ditimbulkan. Kita tahu bahwa arus listrik
berbanding lurus dengan tegangan sesuai persamaan:
V =IR
2. Warna biru yang dihasilkan adalah awan elektron yang ditembakkan di
dalam tabung gas hidrogen dan kemudian dibelokkan di dalam medan
magnet.
3. (pada halaman perhitungan data)
4. (pada halaman perhitungan data)
5. (pada halaman perhitungan data)
6. (pada halaman perhitungan data)
7. Dari ketiga uji pada percobaan ini didapatkan nilai e/m, yaitu
e
e
e
e

m
m
m
m
C / kg ,

,
dan
2
3
6,249.10 1,326
1,326.10 1,909

e
e

m
m

4,525.103 7,038

C /kg . e/m rata-rata yang didapat adalah sebesar

e /m=4,0333.
1011 C /kg .

Berdasarkan referensi yang diperoleh, nilai e/m

sebesar 1,76.1011 C / kg . Hasil yang didapatkan cukup jauh dari nilai yang
didapat dari referensi.
J. KESIMPULAN

11
Nilai e/m yang didapatkan sebesar 4,0333. 10 C /kg .

Semakin besar tegangan maka jari-jari awan elektron semakin besar. Akan tetapi
semakin besar arus listrik yang dihasilkan maka jari-jari elektron yan dihasilkan
semakin kecil.
Semakin besar arus listrik yang ditimbulkan maka medan megnet yang
dihasilkan akan semakin besar. Hal ini terjadi dikarenakan medan magnet yan
dihasilkan sangat bergantung pada arus listrik yang dihasilkan oleh kumparan

helmholtz.
semakin besar tegangan maka akan semakin besar jari-jari awan elektronnya.
Hal ini terjadi karena ukuran jari-jari awan elektron dipengaruhi oleh medan
magnet yang dihaslilkan. Dan medan magnet yang dihasilkan dipengaruhi oleh
arus listrik yang ditimbulkan. Kita tahu bahwa arus listrik berbanding lurus
dengan tegangan sesuai persamaan:
V =IR

F. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Physics with Principles and Application.
Jakarta: Erlangga
Raymond A. Serway, Clement J. Moses and Curt A Moyer. (2005).
Modern physics, 3 rd edition, Belmont: Thomson learning, Inc.
Alvensleben, L.V. Phywe experimental literature physics: Specific charge
of the electron-e/m. LEP 5.1.02.
_______, General Catalogue Physics, (1996) Leybold Didactic GMBH, p
380-381
Tim Dosen Fisika Modern. 2012. Praktikum Fisika Modern. Jakarta:
FMIPA UNJ

Anda mungkin juga menyukai