PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kurangnya ketersediaan infrastruktur menghalangi pertumbuhan ekonomi di beberapa
negara berkembang (Bank Dunia, 1994). Investasi pada infrastruktur memiliki kontribusi
kepada peningkatan produktivitas dan juga pertumbuhan ekonomi masa mendatang, terutama
pada negara berkembang, infrastruktur masih kurang tersedia. Sehingga pembangunan
infrastruktur perlu menjadi salah satu agenda yang penting dalam kebijakan publik di negara
berkembang. Dukungan bagi pembangunan infrastruktur di negara berkembang oleh negara
maju juga menjadi bagian yang penting. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya organisasi
internasional seperti Bank Dunia dan OECD yang mendukung secara aktif peningkatan
infrastruktur melalui berbagai program yang medukung pembangunan infrastruktur bagi
negara berkembang. Meskipun begitu, hubungan persis antara infrastruktur dan pertumbuhan
ekonomi masih sering diperdebatkan.
Infrastruktur yang baik membantu meningkatkan produktifitas dan menurunkan biaya
dalam produksi kegiatan ekonomi, namun perkembangan ekonomi ini juga harus cukup cepat
untuk dapat memenuhi permintaan infrastruktur pada tahap awal pembangunan. Biaya
konstruksi untuk sektor energi dan transportasi sangat tinggi dan periode pembangunannya
juga cukup lama. Perkiraan pola permintaan dan alokasi investasi, yang merupakan faktor
kunci dalam rencana pembangunan infrastruktur, harus berdasarkan trend pembangunan
ekonomi jangka panjang dan perencanaan penggunaan lahan yang memprediksi struktur
ekonomi dan peta spasial demografik daerah dan negara.
Ketersediaan infrastruktur dalam suatu daerah maupun negara telah menjadi sangat
penting untuk menarik adanya investasi baru. Kemampuan untuk menarik industri atau
perusahaan yang dapat beroperasi secara sukses di internasional biasanya tergantung pada
keberadaan infrastruktur yang berkualitas. Laporan Bank Dunia dalam Infrastructure for
Development menyatakan survei yang dilakukan pada calon investor asing dari banyak negara
menunjukkan kualitas infrastruktur adalah faktor penting yang sangat diperhitungkan dalam
penentuan lokasi untuk investasi langsung.1
Semua daerah atau negara yang telah berhasil menarik perusahaan yang berperan
dalam perkembangan ekonomi dunia, juga mengalami peningkatan dalam skala dan kualitas
infrastruktur. Dengan adanya investasi akan ada pembukaan lapangan kerja baru yang berarti
pula pembangunan ekonomi bagi daerah atau negara.
Sayangnya, keadaan infrastruktur di Indonesia sendiri dirasakan masih kurang
memadai. Pada tahun 2005, Bank Dunia menilai sumber kondisi sumber energi listrik di
Indonesia mengkhawatirkan. Bank Dunia melihat infrastruktur listrik di Indonesia memang
kurang baik sehingga investor enggan masuk karena tidak ada jaminan kecukupan pasokan
energi untuk industrinya maupun kegiatan bisnis lainnya.2 Sehingga pada tahun 2004-2005
sumbangan investasi ke PDB baru sekitar 19%-21%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama
ini memang masih ditopang oleh konsumsi. Bila Indonesia ingin meningkatkan porsi investasi
pada PDB, maka perlu adanya penyediaan infrastruktur yang lebih baik untuk menarik
investor. Oleh karena itu, pada tahun 2001 pemerintah membentuk Komite Kebijakan
Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI) yang bertugas untuk membuat kebijakan dan
regulasi dalam penyelenggaraan infrastruktur.
1
World Bank, World Bank Development Report 1994: Infrastructure for Development, Oxford University Press, Oxford dan
New York, 1994.
2
Kompas, Bank Dunia Nilai Infrastruktur Listrik Indonesia Mengkhawatirkan, www.kompas.com, 28 Mei 2005.
1. Sejauh mana adanya perbedaan standar hidup kabupaten/kota di Pulau Jawa terkait
dengan keberadaan infrastruktur di daerah tersebut?
2. Dapatkah variasi keberadaan infrastruktur menggambarkan perbedaan kelompok
tingkat pembangunan dari 110 kabupaten/kota di Pulau Jawa?
3. Bila memang ada perbedaan kelompok, jenis infrastruktur apakah yang secara
signifikan memberikan perbedaan?
Dalam penelitian ini digunakan daerah tingkat kabupaten/kota agar dapat diperoleh gambaran
yang lebih detail dan komprehensif mengenai pengaruh infrastruktur pada pembangunan.
Penelitian ini hanya menggunakan wilayah Pulau Jawa, yang didasarkan pada:
1. Konsentrasi kegiatan ekonomi dan populasi di pulau Jawa merupakan yang tertinggi di
Indonesia sehingga diasumsikan ketersediaan infrastruktur dapat dimanfaatkan secara
optimal
2. Intensitas keberadaan infrastruktur di pulau Jawa cukup beragam, sehingga diharapkan
dapat terlihat jelas perbedaan antara daerah yang memiliki infrastruktur memadai
dengan yang tidak.
3. Pulau Jawa memiliki ketersediaan data untuk kabupaten/kota yang paling lengkap.
Analisa ini juga berguna untuk mengetahui pembangunan infrastruktur yang tepat pada
beberapa provinsi di wilayah Jawa, mengingat karakteristik geografis, pola penyebaran
penduduk, laju kemajuan industri serta kebutuhan jenis infrastruktur yang berbeda antara satu
provinsi dengan provinsi lain di pulau Jawa.
I.4. Metodologi
Untuk dapat menjawab rumusan permasalahan diatas, ada 3 metode statistika
multivariat yang akan digunakan yaitu analisis faktor, analisis non hierarchical cluster dan
analisis diskriminan.
Analisis faktor adalah pendekatan statistik yang digunakan untuk menganalisa
hubungan antar variabel dan mendefinisikan strukturnya sehingga dapat dibentuk suatu faktor
yang terbentuk dari satu set variabel tersebut. Analisis faktor dalam studi ini digunakan untuk
mendapat gambaran mengenai tingkat pembangunan di tiap kabupaten kota. Caranya dengan
meringkas sekelompok variabel sektor pembangunan sehingga menjadi suatu faktor yang
mencerminkan tingkat pembangunan.
Kedua, analisis non hierarchical cluster untuk mendapatkan pengelompokkan daerah
berdasarkan nilai faktor (factor score) dari hasil analisis faktor.
Kemudian yang ketiga, analisis diskriminan adalah teknik multivariate yang digunakan
jika variabel dependen adalah non metrik sementara variabel independennya metrik. Dalam
studi ini, analisis diskriminan diperlukan untuk mendapat pengelompokkan daerah
berdasarkan keadaan infrastruktur. Variabel independen berupa data infrastruktur jalan,
jaringan air bersih, irigasi, listrik dan telepon. Sementara variabel dependennya adalah tingkat
pembangunan, dengan dua kategori yaitu daerah maju (developped) dan daerah kurang maju
(less developped).
Peranan infrastruktur ..., Meiningtyas Dwi Hidayatika, FE UI, 2007
I.6. Sistematika
Adapun sistematika penyajian dari skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Memuat pembahasan latar belakang permasalahan, ruang lingkup, tujuan penulisan,
hipotesis, pendekatan dan data, serta diakhiri dengan sistematika penulisan