Anda di halaman 1dari 12

Edisi 9 Muharram 1436 H / Oktober 2014

IKHLAS, MEMURNIKAN AMALAN


Dan Aku (Allah SWT) tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku
(Allah SWT)
(QS. Adz Dzariyat (51) Ayat 56).

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jangan dibaca pada saat Khatib sedang Khutbah.


Jaga selalu Shalat Fardhu 5 waktu.
Jangan lupa tunaikan zakat dan perbanyaklah sedekah.
Jangan lupa untuk membayar hutang puasa Ramadhan bagi
yang berhutang.
Jangan menunda-nunda ibadah Haji jika sudah mampu.
Selalu memakmurkan Masjid dan Majelis Ilmu dengan
ibadah berjamaah secara istiqamah.

*** Buletin Majelis Ilmu 114 Edisi 9 ***

Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim


Mukadimah
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah swt, dan shalawat serta salam
kepada Rasulullah saw, atas setiap nimat kesehatan,
Islam dan Iman yang telah diberikan kepada kita
hingga saat ini.
Materi Buletin MI-114 Edisi 9 ini tentang Ikhlas.
Segala sesuatu yang kita kerjakan akan bernilai
ibadah ketika dilandasi dengan niat yang lurus hanya
untuk mencari ridha Allah SWT.
Bacaan ini untuk kita, dan untuk disampaikan juga
kepada orang-orang yang kita sayangi. InsyaAllah
kita dapat terus belajar memahami serta
mengamalkan ilmu-ilmu Islam dalam keseharian
kita.
Walhamdulillahi Rabbil Alamin,
Penggerak MI-114
Niat Menentukan Nilai Amalan
*** Ikhlas, Memurnikan Amalan ***
1

*** Buletin Majelis Ilmu 114 Edisi 9 ***

Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda:


Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung pada
niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan dibalas
berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang
hijrahnya karena ingin mendapatkan keridhaan Allah
dan Rasul-Nya, maka hijrahnya akan mendapatkan
keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang
hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang
layak di dunia atau karena wanita yang ingin
dinikahinya
maka
hijrahnya
akan
bernilai
sebagaimana yang dia niatkan. (Hadits Riwayat
Imam Bukhari dan Muslim, Hadits nomor 1 dalam
Kitab Arbain, Imam Nawawi).
Penjelasan hadits tersebut menerangkan bahwa
sebab dituturkannya hadits ini adalah terkait dengan
peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah. Saat itu,
Rasulullah SAW mendapatkan laporan bahwa ada
seorang laki-laki Makkah yang ikut berhijrah hanya
agar bisa menikahi seorang wanita, dan bukan
karena untuk memenuhi perintah Allah dan RasulNya. Dari peristiwa tersebut, Rasulullah kemudian
bersabda yang pada intinya menegaskan bahwa nilai
suatu amalan itu ditentukan berdasarkan niatnya.
*** Ikhlas, Memurnikan Amalan ***
2

*** Buletin Majelis Ilmu 114 Edisi 9 ***

Ikhlas
Allah Taala berfirman:
Padahal mereka (orang-orang yang telah diberi Kitab
dari Allah) tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
(ikhlas) dalam (menjalankan) agama dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus..
(Quran Surah al-Bayyinah ayat 5).
Orang-orang di zaman Jahiliyah dulu jika
mengharapkan keridhaan Tuhan, mereka sembelih
unta sebagai kurban, lalu darah unta itu disapukan
pada dinding Baitullah atau Kabah. Kaum Muslimin
hendak meniru perbuatan mereka itu, lalu turunlah
ayat 37, Quran Surah Al-Hajj, dimana Allah Taala
berfirman:
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali
tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk
kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap
hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar
gembira kepada orang-orang yang berbuat baik..
*** Ikhlas, Memurnikan Amalan ***
3

*** Buletin Majelis Ilmu 114 Edisi 9 ***

Sesungguhnya ikhlas itu berarti melakukan segala


sesuatu dengan niat untuk mendapatkan Ridha Allah
SWT. Dilakukan dengan cara-cara yang sesuai
dengan tuntunan Allah SWT, dan memurnikan
ketaatan dari hal-hal yang dapat merusaknya.
Beberapa hal yang dapat merusak keikhlasan kita
adalah rasa sombong, riya, ingin dipuji orang, dan
mengharapkan materi duniawi. Orang yang
melakukan kebaikan, hanya akan mendapatkan
nama baik dimata manusia, jika dalam melakukan
kebaikan itu tidak diniatkan lillahi taala.
Sungguh perbedaan antara amalan seorang Muslim
dengan mereka yang non Muslim adalah terletak
pada niatnya. Amalan baik seorang Muslim selalu
ditujukan atas nama Allah SWT, dan amalan baik dari
seorang yang non-muslim bisa ditujukan atas banyak
nama, bisa jadi atas nama kebaikan, atas nama
kemanusiaan, ataupun atas nama kecintaan terhadap
makhluk dan duniawi.
Amalan yang diniatkan karena Allah SWT akan
bernilai ibadah, sementara amalan yang diniatkan
karena selain Allah SWT hanya akan mendapatkan
seperti apa yang diniatkan itu, tanpa adanya Ridha
dari Allah SWT.
*** Ikhlas, Memurnikan Amalan ***
4

*** Buletin Majelis Ilmu 114 Edisi 9 ***

Kisah
Dalam salah satu kitab yang disusun oleh Imam AlGhazali, diceritakan tentang dua orang bersaudara
yang tinggal serumah dengan kondisi keimanan yang
berbeda.
Sang kakak yang terkenal sebagai seorang ahli
ibadah, tinggal di lantai atas, dan sang adik yang
terkenal sebagai seorang ahli maksiat, tinggal di
lantai dasar rumah mereka.
Suatu ketika, muncul dalam benak sang adik yang
terkenal ahli maksiat itu untuk bertaubat. Dia merasa
tidak bahagia dengan hidupnya yang penuh dengan
dosa. Niatnya sudah mantab untuk kembali ke jalan
Tuhan yang lurus, maka dia pun memutuskan untuk
naik ke lantai atas, bertemu dengan kakaknya yang
tekenal ahli ibadah agar dapat menuntunnya dalam
bertaubat.
Pada saat yang sama, muncul dalam benak sang
kakak yang ahli ibadah itu meninggalkan ibadahnya.
Dia merasa penasaran dengan kehidupan maksiat
dan ingin mencobanya. Imannya goyah pada saat itu,
dan dengan penuh keyakinan dia berniat keluar dari
rumahnya untuk bersenang-senang.
*** Ikhlas, Memurnikan Amalan ***
5

*** Buletin Majelis Ilmu 114 Edisi 9 ***

Sang adik pun pada akhirnya dengan niat bertaubat


melangkahkan kakinya, naik tangga menuju ke
tempat kakaknya di lantai atas. Secara bersamaan
sang kakak dengan niat maksiat pun melangkahkan
kakinya, turun tangga hendak keluar dari rumah.
Tanpa diduga, sang kakak tersandung dan kemudian
jatuh terguling dari tangga dan menabrak adiknya
yang sedang melangkah naik. Keduanya jatuh dan
membentur tembok. Seketika keduanya meninggal
dunia.
Pada hari setelah itu, para ulama yang taat yang
hidup bersama mereka, diberi hikmah tentang
kejadian tersebut. Maka diberitakanlah perihal
kondisi kedua orang bersaudara itu di yaumul akhir
nanti.
Sang kakak yang ahli ibadah, yang boleh jadi
jaraknya dengan surga sudah sangat dekat, karena
meninggalnya dengan niat dan langkah yang buruk,
maka ia dikabarkan akan dibangkitkan pada yaumul
akhir bergabung dengan golongan orang-orang yang
merugi.

*** Ikhlas, Memurnikan Amalan ***


6

*** Buletin Majelis Ilmu 114 Edisi 9 ***

Sementara sang adik yang banyak hilaf, yang boleh


jadi jaraknya dengan neraka sudah sangat dekat,
karena meninggalnya dengan niat taubat dan telah
melangkah menuju kebaikan, maka ia dikabarkan
akan dibangkitkan pada yaumul akhir bergabung
dengan golongan orang-orang yang beruntung.
Demikian kisah hikmah yang disampaikan dalam
salah satu kitab yang disusun oleh Imam Al-Ghazali.
Sungguh keikhlasan setiap insan dalam beribadah
akan diuji. Amal shaleh dengan niat yang lurus untuk
mendapatkan Ridha Allah SWT, perlu terus dijaga
selama hidup.
Bagi mereka yang ahli ibadah, janganlah sombong
dan berpuas diri dengan ibadahnya. Selalu ada ujian
dan cobaan yang akan merintangi hidup.
Sesungguhnya kesuksesan ibadah ditentukan pada
akhir hayat. Oleh karenanya, teruslah meningkatkan
kualitas ibadah selama hidup.
Bagi mereka yang ahli maksiat, janganlah pesimis,
menyerah dan menutup diri dari hidayah. Selalu ada
jalan dan kesempatan untuk bertaubat. Bersegeralah
untuk meluruskan niat dan memperbaiki langkah.
Ingatlah selalu, bahwa Allah SWT adalah Maha
Pengampun dan Maha Penyayang.
*** Ikhlas, Memurnikan Amalan ***
7

*** Buletin Majelis Ilmu 114 Edisi 9 ***

Mengambil Hikmah dari Surah An-Nas


Allah SWT memiliki 3 sifat utama dalam pokok
ketuhanan yaitu Rubuiyah (Rabbin Nas), Mulkiyah
(Malikin Nas) dan Uluhiyah (Ilahin Nas).
Rububiyah menunjukan bahwa Allah SWT adalah
Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu, sehingga
setiap hukum yang telah ditetapkannya wajib ditaati
oleh seluruh makhluk. Orang yang ikhlas tidak akan
meninggalkan hukum Allah karena dunia dan tidak
akan ragu untuk meninggalkan segala hukum yang
bertentangan dengan hukum Allah SWT.
Mulkiyah menunjukan bahwa semua yang ada di
alam semesta adalah milik-Nya, maka semua yang
ada pada manusia adalah titipan, baik itu diri
maupun harta kita. Pada hakekatnya semua titipan
itu harus kita jaga dan kita manfaatkan sesuai
dengan tuntunan Allah SWT. Orang yang ikhlas tidak
akan galau berkepanjangan karena kehilangan harta,
jabatan dan segala sesuatu materi duniawi, karena
yakin semua itu adalah milik Allah SWT dan pada
akhirnya akan kembali kepada Allah SWT.

*** Ikhlas, Memurnikan Amalan ***


8

*** Buletin Majelis Ilmu 114 Edisi 9 ***

Uluhiyah menunjukan bahwa hanya Allah SWT satusatunya Tuhan yang berhak disembah oleh Manusia
dan seluruh makhluk. Manusia yang memohon,
berdoa dan menyembah kepada selain Allah SWT
adalah musyrik.
Orang yang ikhlas tidak akan bermohon-mohon
kepada manusia ataupun makhluk yang lain untuk
memenuhi kebutuhannya. Hanya kepada Allah SWT
kita memohon, karena hanya Allah SWT yang dapat
memenuhi semua kebutuhan kita.
Mengambil Hikmah dari Surah Al-Ikhlas
Berbeda dengan surah An-Nas dan Al-Falaq, didalam
surah Al-Ikhlas tidak tertulis dan disebut kata Ikhlas
dalam ayat-ayatnya sebagaimana Qul audzu
birabbinnas dan Qul audzu birabbil falaq. Orang yang
ikhlas tidak akan menyebut dan mengaku-ngaku
ikhlas ataupun pamer dengan ibadahnya. Ikhlas
adalah melakukan segala sesuatu karena Allah SWT,
untuk Allah SWT, dan dengan petunjuk Allah SWT,
bukan karena kesenangan pribadi, bukan karena
kepuasan hati, bukan karena jabatan, harta, karena
manusia atau karena lain tujuan duniawi. InsyaAllah
kita semua termasuk orang-orang yang Ikhlas dan
diridhai Allah SWT.
*** Ikhlas, Memurnikan Amalan ***
9

*** Buletin Majelis Ilmu 114 Edisi 9 ***

Publikasi Booklet MI-114:


Buletin MI-114
Edisi 1: Saatnya Jadikan Shalat Kita Berkelas.
Edisi 2: Mari Sehatkan Metabolisme Harta Kita.
Edisi 3:
Sinkronkan Syahadatain dalam Hati, Lisan & Perbuatan Kita.
Edisi 4: Cinta Dunia dan Takut Mati.
Edisi 5: Teladan Umat Akhir Zaman.
Edisi 6: Menghidupkan Majelis Ilmu.
Edisi 7: Raih Taqwa Ramadhan.
Edisi 8: Maysir, Gharar, dan Riba.
Kumpulan Hadits MI-114
Edisi 1 dan 2 tentang Islam dan Muslim.
Edisi 3 dan 4 tentang Iman dan Mukmin.
Edisi 5 dan 9 tentang Ketetapan Allah, Pahala dan Dosa.
Edisi 6, 7 dan 8 tentang Ibadah Ramadhan.
Edisi 10 dan 12 tentang Taqwa.
Edisi 11 tentang Qurban dan Idul Adha.
Edisi 13 dan 14 tentang Adab dan Akhlak.
Edisi 15 dan 16 tentang Perniagaan dan Zakat.
Edisi 17 tentang Majelis Ilmu.
Edisi 18 tentang Silaturahim.

Download:
1. Tafsir
: http://goo.gl/RhS9eH
2. Buletin
: http://goo.gl/cK296C
3. Kumpulan hadits : http://goo.gl/mo4WIC

*** Ikhlas, Memurnikan Amalan ***


10

*** Buletin Majelis Ilmu 114 Edisi 9 ***

Majelis Ilmu 114 menyelenggarakan Kajian Ilmu


Setiap Rabu dan Jumat jam 17.00 WIB di Masjid
Al-Mukminun
***
Bagi anda yang ingin hadir dalam Kajian Majelis Ilmu
114, Silaturahim Bulanan Majelis, mendapatkan
Buletin MI-114, Kumpulan Hadits MI-114,
memberikan tulisan dan bahan materi dakwah,
donasi pendanaan, menyampaikan pertanyaan
ataupun saran, dapat menghubungi Majelis Ilmu 114
melalui email: majelis.ilmu114@yahoo.com
Kunjungi facebook MI-114:
http://www.facebook.com/majelis.ilmu.14
http://goo.gl/8jpDjm
Follow twitter MI-114:
@majelisilmu114
Kunjungi blog MI-114:
www.majelisilmu114.wordpress.com
Kunjungi website MI-114:
www.majelisilmu114.com

*** Ikhlas, Memurnikan Amalan ***


11

Anda mungkin juga menyukai