Anda di halaman 1dari 15

1

Sistem Penunjang Keputusan Teknik Analisis Akseptasi Surety Bond


Alvita (veeta_chan@yahoo.com)
Abstrak
Perkembangan dunia asuransi sekarang ini semakin berkembang dengan
pesat. Termasuk juga untuk asuransi jaminan tender (Surety Bond). Yaitu asuransi yang
digunakan oleh perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor, oil & gas, consultant,
suplier atau perusahaan yang selalu mengikuti tender dan membutuhkan penjaminan
atas tendernya Tulisan ini adalah untuk sebagai alternatif pemecahan masalah dengan
perancangan alur yang lebih sistematis dan terstruktur dari proses yang dilakukan
dengan cara manual, berganti dengan proses secara komputerisasi. Yang selanjutnya
perancangan pemodelan digunakan dalam pembuatan software aplikasi. Juga
diharapkan dapat membantu memberikan kemudahan bagi para underwriters dalam
pengambilan keputusan.
Kata kunci : UML, Enterprise Architect, Visual Basic, Akseptasi Surety Bond.

PENDAHULUAN
Dewasa ini perusahaan asuransi telah berkembang pesat menjadi suatu bidang
usaha/bisnis yang menarik dan memiliki peran yang tidak kecil dalam kehidupan
perekonomian suatu negara khususnya bidang pendanaan. Perusahaan asuransi diartikan
sebagai suatu usaha yang bergerak dalam memberikan pertanggungan melalui suatu
transaksi yang melibatkan dua pihak, yakni antara tertanggung dan penanggung.
Dimana penanggung menjamin pihak tertanggung bahwa ia akan mendapatkan
penggantian terhadap suatu resiko (kerugian) yang mungkin akan dideritanya sebagai
akibat dari suatu perisitiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula
belum ditentukan saat/kapan terjadinya, sebagai kontra prestasinya sitertanggung
diwajibkan membayar sejumlah uang kepada si penanggung yang besarnya sekian
persen dari nilai pertanggungan (premi).
Dalam penelitian ini penulis hanya akan menganalisis mengenai produk asuransi
Surety Bond. Pelaksanaan dari surety bond ini berbeda dengan asuransi secara umum,
karena asuransi secara umum menjamin kerugian fisik dari suatu resiko, sedangkan
pada surety bond secara khusus hanya menjamin resiko moral dan ketidakmampuan.
Dengan demikian fungsi utama dari surety bond adalah bukan untuk membayar ganti
rugi, tetapi menjamin bonafiditas principal (yang mengerjakan suatu proyek/yang
meminta jaminan).
Dalam posisinya sebagai penelitian terhadap principal, underwriters masih
mengandalkan informasi berupa berkas yang dijadikannya landasan membutuhkan
waktu ekstra dalam pengambilan keputusan, karena memerlukan ketelitian dan kejelian
underwriters.
Berdasarkan uraian diatas kegunaan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan
suatu sistem infomasi yang mampu menyajikan informasi secara mudah dan relevan.
Diharapkan dapat membantu untuk melakukan pengecekan data secara komputerisasi.
Informasi atau masukan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam
pengambilan keputusan. Serta dapat menghemat waktu yang dibutuhkan dan
menghindari terjadinya penundaan terhadap analisis, yang disebabkan sedang tidak
beradanya manajer underwriters ditempat.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi menurut Mc. Leod, R (1990) terdiri dari kata benda sistem dan
informasi. Dimana sistem adalah kumpulan dari unsur-unsur berkaitan yang membentuk
suatu kesatuan utuh dan terpadu, informasi adalah data yang telah diolah menjadi
bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan bermanfaat bagi pengambil keputusan saat
ini dan masa yang akan datang. Jadi sistem informasi adalah suatu kerangka yang
sumber daya-sumber daya (manusia dan komputer) dikoordinasikan untuk
mengkonversi masukan (data) menjadi keluaran (informasi) dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi. Sistem infomasi memiliki sifat sifat antara lain mempunyai jaringan
komunikasi dan mempunyai tahap-tahap dan fungsi-fungsi konversi data.
Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support Sistem)
Konsep SPK / DSS diperkenalkan oleh Michael S. Scott Morton dengan
istilah Management Decision Sistem. Konsep SPK ditandai dengan sistem interaktif
berbasis komputer yang membantu pengambilan keputusan dengan memanfaatkan data
dan model untuk menyelesaikan masalah masalah yang tidak terstruktur.
Dengan penggunaan komputer sebagai Sistem Penunjang Keputusan
(Decision Support Sistem) diharapkan dapat membantu seorang pengambil
keputusan/manager membuat sebuah keputusan secara cepat mengenai tindakan
yang seharusnya dilakukan. Disamping itu, dengan penggunaan sistem penunjang
keputusan berbasis komputer bisa memantau proses penerimaan asuransi jaminan
tender (Surety Bond).
Tujuan Sistem Penunjang Keputusan (DSS)
Dalam DSS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :

Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah


semi terstruktur.

Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau


mengganti keputusan tersebut.

Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan


bukannya peningkatan efisiensi.
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur
masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Alasan pemilihan
metode ini dilatarbelakangi oleh keinginan peniliti untuk mengetahui fakta-fakta, gejalagejala atau fenomena-fenomena tertentu secara deskriptif seperti apa adanya terhadap
peran Underwriters dalam melaksanakan penelitian Surety Bond.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa studi lapangan dan
studi pustaka. Studi lapangan dilakukan yaitu dengan mengadakan wawancara dengan
bagian yang bersangkutan pada instasi tersebut. Selain itu penulis juga secara langsung
terlibat dalam proses pengajuan asuransi jaminan tender (surety bond) dari suatu
perusahaan yang meminta jaminan. Sedangkan untuk studi pustaka penulis
mengumpulkan data-data mengenai analisa sistem, mengumpulkan informasi mengenai
cara kerja UML dalam melakukan perancangan pemodelan suatu sistem.

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh penulis dimulai dari


mengamati, mempelajari dan terlibat langsung dalam sistem yang berjalan di Kantor
Cabang Khusus II, PT. Berdikari Insurance, mengenai proses penjaminan asuransi
jaminan tender (surety bond), yang akan diberikan oleh pihak asuransi kepada pihak
yang akan menerima jaminan.
Pengamatan, Analisa & Perancangan Sistem
Pengamatan sistem digunakan untuk mengetahui tahapan-tahapan dari proses
akseptasi asuransi jaminan tender (surety bond), serta masalah-masalah yang dihadapi
dari sistem yang sedang berjalan. Pengembangan sistem diharapkan dapat membantu
serta mempermudah para manajer dan staff underwriting dalam memutuskan layak atau
tidaknya suatu perusahaan diberikan asuransi jaminan tender (surety bond).
Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan tentang bagaimana sistem yang
sedang berjalan. Dimulai sejak diterima berkas-berkas data dari client melalui Account
Officer, kemudian memasukkan inputan data baru, dan selanjutnya melakukan
pengecekan sampai dengan penggunaan terhadap database yang sudah ada.
Analisa dilakukan adalah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari
system yang sedang berjalan. Dari sistem yang sedang berjalan, penulis menganalisa
bahwa kekurangan dari sistem yang sedang berjalan adalah waktu yang diperlukan
untuk akseptasi terhadap asuransi jaminan tender terlalu lama. Serta ada kemungkinan
terjadinya penundaan pengecekan data. Dari analisa yang telah dilakukan oleh penulis,
maka dapat di lakukan perancangan sistem yang diharapkan dapat mengatasi masalah
yang ada pada sistem yang sedang berjalan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan permasalahan yang timbul dalam proses pengambilan
keputusan oleh manajer underwriting, dapat diberikan alternative pemecahannya, yaitu:
membuat Sistem Penunjang Keputusan yang berbasis komputer sebagai pelengkap dari
sistem yang sudah ada.
Dengan adanya sistem ini, diharapkan manajer underwriting dapat memperoleh
segala informasi yang dibutuhkan mengenai perusahaan yang akan diberikan jaminan,
dan informasi-informasi ini sudah tentu dapat diakses setiap saat bila dibutuhkan.
Sehingga proses pemeriksaan data dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.
Alur Proses dari Sistem Manual menjadi Komputerisasi
Dari Uraian analisa sistem yang sedang berjalan diatas, penulis akan
menjabarkan alur perubahan proses dari sistem yang sedang berjalan menjadi sistem
pengkomputerisasian.
Sistem tersebut diharapkan dapat digunakan walaupun manajer underwriting
sedang tidak berada ditempatnya. Sebab sistem penunjang keputusan yang akan
dirancang menggunakan parameter-paramater yang telah diberikan penjelasannya oleh
manajer underwriting.
Pengecekan tersebut dilakukan dengan cara menginput data-data yang
diperlukan untuk pengajuan jaminan surety bond. Berikut ini adalah tabel parameter
nilai data yang akan diinput.

1) Pengecekan Profil Perusahaan;


Profil perusahaan akan diberikan parameter penilaian melalui penilaian bobot yang
diinput.
Tabel 1. Bobot Penilaian Pada Profil Perusahaan
Dokumen

Inputan

Bobot

Salinan Akte Pendirian

Nama PT, no. akte pendirian

Salinan Akte Perubahan

Nama PT, no. akte perubahan

Salinan Pengesahan Dept.


Kehakiman

Nama PT, no. pengesahan

Salinan SKDP

Nama PT, no SKDP

Salinan TDP

Nama PT, no. TDP

Salinan SIUP

Nama PT, no. SIUP

Salinan NPWP

Nama PT, no. NPWP

Salinan SIUJK

Nama PT, no. SIUJK

Salinan TDR

Nama PT, jno. TDR

Salinan Surat Keanggotaan

Nama PT, no. pengesahan

Salinan Struktur Organisasi

Nama yang berwenang serta jabatan

Salinan Identitas Diri

No identitas diri, dan jangka waktu


TOTAL BOBOT

Keterangan:
Dari inputan diatas bobot nilai parameternya adalah:
Bobot (0) = Jika dokumen yang diminta tidak ada
Bobot (1) = Jika dokumen ada, tetapi data yang diinput tidak sesuai
Bobot (2) = Jika dokumen ada dan data yang diinput telah sesuai
Jika Total Bobot (24) maka perusahaan tersebut lolos dari pengecekan profil perusahaan
yang dapat meminta jaminan surety bond (accept).
Jika Total Bobot (15) (23) maka akan terjadi penundaan (postpone) proses jaminan
surety bond sampai batas waktu yang ditentukan,
Jika total bobot kurang dari (15) maka akan terjadi penolakan (reject).
2) Pengecekan Laporan Keuangan 2 Tahun Terakhir;
Untuk Pengecekan Laporan Keuangan, biasanya dilakukan perhitungan secara
manual, maka untuk selanjutnya, akan dilakukan penginputan dan akan dilakukan
perhitungan melalui sistem.
Tabel 2. Bobot Penilaian Pada Laporan Keuangan
Analisa Rasio Yang
dilakukan

Inputan (Rumus
Perhitungan)

Current Ratio

Akvita lancar
x 1 kali
Kewajiban Lancar

Debt to Equitity
Ratio (DER)

Total Kewajiban
Modal Sendiri

Ebit Coverage Ratio

Laba Sebelum Bunga dan


Pajak x 100%
Beban Bunga

Days Receivable

Piutang Dagang x 360


Penjualan Kredit

Days Inventory

Persediaan

x 1 kali

x 360

Hasil
Perhitungan

Bobot

Harga Pokok Penjualan


Days Payable

Utang Dagang x 360


Harga Pokok Penjualan

Return on Invesment

Laba Bersih x 100%


Total Aktiva

Return on Equitity

Laba Bersih x 100%


Modal Sendiri
TOTAL BOBOT

Keterangan:
Dari inputan diatas bobot nilai parameternya adalah:
Bobot (1) = Jika hasil perhitungan tidak menunjukkan hasil yang baik
Bobot (2) = Jika hasil perhitungan menunjukkan hasil yang baik
Jika Total Bobot (15) - (18) maka perusahaan tersebut lolos dari pengecekan laporan
keuangan (accept).
Jika Total Bobot (15) - (18) maka perusahaan tersebut lolos dari pengecekan laporan
keuangan (postpone).
Jika Total Bobot kurang dari (14) maka akan terjadi penolakan (reject).
3) Pengecekan Pengalaman Kerja;
Pengalaman kerja akan diinput berdasarkan jenis pekerjaan yang telah dikerjakan
oleh suatu perusahaan dari mulai berdiri hingga sekarang. Inputan tersebut akan
menjadi database dan akan menjadi database untuk mengecek, apakah perusahaan
tersebut capable terhadap pekerjaan yang akan dikerjakan.
Tabel 3. Bobot Penilaian Pada Pengalaman Kerja
Inputan Pengalaman Kerja

Inputan Jenis Pekerjaan

Xxx

xxxx

Xxx

xxxx

Xxx

xxxx

Xxx

xxxx

Xxx

xxxx

TOTAL

TOTAL

Keterangan:
Dari inputan diatas bobot nilai parameternya adalah:
Total inputan pengalaman kerja = 5, maka akan memperoleh bobot (2)
Total inputan jenis pekerjaan = 5, maka akan memperoleh bobot (2), dan Jika
Total inputan pengalaman kerja < 5, maka akan memperoleh bobot (0)
Total inputan jenis pekerjaan < 5, maka akan memperoleh bobot (0).
Jadi untuk pengecekan penglaman kerja,
Jika memperoleh bobot (4) maka dapat diproses (accept), Sedangkan
Jika memperoleh bobot (0) maka tidak dapat diproses (postpone).
4) Pengecekan Pernyataan Mengganti Kerugian;
Pernyataan Mengganti Kerugian akan diinput menjadi suatu database khusus untuk
perusahaan-perusahaan yang telah menjadi client PT. Berdikari Insurance, dan telah

melengkapi dokumen Pernyataan Mengganti Kerugian. Dokumen ini sifatnya bisa


menyusul dikemudian, dalam jangka waktu 10 hari.
Jadi parameter nilai bobot (2), adalah untuk perusahaan yang telah melengkapi
pernyataan mengganti kerugian (accept).
Dan parameter nilai bobot (0), adalah untuk perusahaan yang belum melengkapi
pernyataan mengganti kerugian (postpone).
5) Pengecekan Surat Permohonan Penerbitan Asuransi (SPPA);
Surat Permohonan Penerbitan Asuransi, merupakan hal yang mutlak dalam jaminan
surety bond. Karena dengan adanya surat ini dari pihak principal berarti benar adanya
bahwa pihak principal meminta jaminan surety bond.
Yang akan menjadi inputan dari SPPA adalah data dari principal (peminta jaminan),
data dari obligee (pihak yang akan dijamin), jenis jaminan yang diminta, serta data-data
dari proyek yang akan dikerjakan.
Inputan dari SPPA ini, akan terhubung dengan database dari principal yang sudah
tercatat sebagai client PT.Berdikari Insurance, database dari obligee yang sudah tercatat
dilist PT. Berdikari Insurance, serta terhubung dengan pengecekan dokumen tender
yang nantinya juga akan diinput, apakah jaminan yang diminta, nilai yang akan
dijaminkan, jangka waktu dan nama pekerjaan telah sesuai dengan dokumen inputan
dari dokumen tender.
Tabel 4. Bobot Penilaian pada SPPA
Data yang akan dianalisa

Inputan

Data principal

Nama PT, alamat

Data oblige

Nama PT, alamat

Jenis Jaminan

Nama jaminan yang diminta

Data Proyek

Nilai jaminan,
Jangka waktu
Nama pekerjaan

Bobot

TOTAL BOBOT

Keterangan:
Dari inputan diatas bobot nilai parameternya adalah:
Bobot (0) = Jika data yang diinput tidak lengkap/tidak ada
Bobot (1) = Jika data yang diinput ada, tetapi tidak sesuai
Bobot (2) = Jika data yang diinput ada dan data telah sesuai
Jika Total Bobot (8) maka perusahaan tersebut dapat diproses jaminan surety bond nya
(accept).
Jika Total Bobot (4) (7) maka akan terjadi penundaan (postpone) proses jaminan
surety bond sampai batas waktu yang ditentukan,
Jika total bobot kurang dari (4) maka akan terjadi penolakan (reject).
6) Pengecekan Salinan Dokumen Tender (Undangan Lelang/SPK/RKS/Surat
Perjanjian);
Salinan dari dokumen tender, juga merupakan hal yang mutlak dalam jaminan
surety bond. Karena dengan adanya salinan dari dokumen tender berarti benar adanya
bahwa pihak principal meminta jaminan surety bond sesuai dengan pekerjaan yang
tertera didalam dokumen tender.

Yang akan menjadi inputan dokumen tender ini adalah jenis jaminan yang diminta,
serta data-data dari proyek yang akan dikerjakan.
Inputan dari dokumen tender ini, akan terhubung dengan pengecekan SPPA (Surat
Permohonan Penerbitan Asuransi) yang telah diinput dan memperoleh bobot dengan
nilai yang dapat diproses. Yaitu apakah jaminan yang diminta, nilai yang akan
dijaminkan, jangka waktu dan nama pekerjaan telah sesuai dengan inputan yang ada di
SPPA.
Tabel 5. Bobot Penilaian Pada Copy Dokumen Tender
Data yang akan dianalisa

Inputan

Jenis Jaminan

Nama jaminan yang diminta

Data Proyek

Nilai jaminan,
Jangka waktu
Nama pekerjaan

Bobot

TOTAL BOBOT

Dari inputan diatas bobot nilai parameternya adalah:


Bobot (0) = Jika data yang diinput tidak lengkap/tidak ada
Bobot (1) = Jika data yang diinput ada, tetapi tidak sesuai
Bobot (2) = Jika data yang diinput ada dan data telah sesuai
Jika Total Bobot (4) maka perusahaan tersebut dapat diproses jaminan surety bond nya
(accept).
Jika Total Bobot (2) (3) maka akan terjadi penundaan (postpone) proses jaminan
surety bond sampai batas waktu yang ditentukan,
Jika total bobot kurang dari (2) maka akan terjadi penolakan (reject).
Jadi sistem tersebut akan melakukan pengecekan untuk hasil dari penilaian
bobot terakhir secara keseluruhan. Keenam pengecekan yang dilakukan akan
memperoleh hasil perhitungan dari bobot penilaian yang telah diberikan. Dari taip-tiap
hasil perhitungan pengecekan diatas maka sistem akan menjumlah setiap total bobot.
Dan dari keseluruhan jumlah total bobot, maka akan dikelompokkan ke dalam status
penilaian diterima (accept), ditunda sampai batas waktu yang ditentukan (postpone)
atau tidak dapat diproses (reject).
Berikut ini adalah tabel dari total akumulasi perolehan bobot secara keseluruhan
dari pengecekan sistem penunjang keputusan teknik analisa akseptasi surety bond.
Tabel 6. Bobot Penilaian Keseluruhan Pengecekan

Total Bobot Keseluruhan


> 32
32 39
40 58

Status
Reject
Postpone
Accept

Keterangan:
Jika Total Bobot 0-32, maka permintaan asuransi jaminan tender akan ditolak (reject).
Sedangkan jika total bobot 32-39, maka permintaan asuransi jaminan tender akan
ditunda (postpone). Dan jika total bobot 40-58, maka permintaan asuransi jaminan
tender akan ditunda (accept).

Tahap Perancangan Sistem yang Diusulkan


Sistem penunjang keputusan teknik analisa akseptasi surety bond yang akan
dirancang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam proses pengambilan
keputusan oleh manajer underwriting.
Sistem penunjang keputusan teknik analisa akseptasi surety bond ini
memberikan informasi yang umumnya telah dirangkum oleh staff underwriting yang
berada pada server, untuk suatu periode tertentu. Informasi yang biasanya dibutuhkan
oleh manajer dalam pengambilan keputusan, adalah:
1. Informasi profil perusahaan principal.
2. Informasi laporan keuangan 2 tahun terakhir.
3. Informasi pengalaman kerja.
4. Informasi surat pernyataan mengganti kerugian.
5. Informasi surat permohonan penerbitan asuransi (SPPA).
6. Informasi dokumen tender.
Use-case System Penunjang Keputusan Teknik Analisa Akseptasi Surety Bond
Didalam paket use-case terdapat prosedur-prosedur kerja yang harus dilakukan
actor, dimana setiap use-case mewakili prosedur kerja yang berbeda namun saling
mendukung. Dalam Sistem penunjang keputusan teknik analisa akseptasi surety bond.
Terdapat enam penyediaan informasi sistem penunjang keputusan teknik analisa
akseptasi surety bond.
Proses-proses dalam sistem penunjang keputusan, yaitu: informasi profil
perusahaan, informasi laporan keuangan, informasi pengalaman kerja, informasi
dokumen pernyataan mengganti kerugian, informasi surat permohonan penerbitan
asuransi, dan informasi dokumen tender.

uc Use Case Model


Melengkapi
Berkas Profil
Perush
Melengkapi
Berkas Lap.
Keu
include
include

Melengkapi
Berkas Perny
Ganti Rugi

Mengaj ukan
Berkas

include

Melengkapi
Berkas Pnglmn
Kerj a

Account Officer

include
include

Login
Melengkapi
Copy Dok
Tender
Melihat Berkas
Staff Underw riting

User
Logout

extend
Memeriksa
Berkas

Approv al
Berkas
Manager Underw riting

Gambar 1. Use-case dalam Sistem penunjang keputusan teknik analisa akseptasi surety bond

4.3.2.1. Activity Diagram


Activity diagram digunakan untuk memodelkan alur kerja (work/flow) sebuah
proses bisnis dan urutan aktifitas dalam suatu proses. Activity diagram secara esensial
mirip dengan diagram alir (flowchart), yang memperlihatkan aliran kendali dari suatu
aktifitas ke aktifitas lainnya.
Activity diagram pada aplikasi ini dibuat untuk menjelaskan proses bisnisnya
secara mendetail. Berikut ini adalah actifiy diagram pada aplikasi sistem penunjang
keputusan teknik analisa akseptasi surety bond.
1. Proses Login
Proses Login adalah pada proses pada saat staff underwriting akan mulai masuk
untuk melakukan penginputan berkas ke dalam sistem untuk dilakukan analisa
secara komputerisasi. Yang dapat login kedalam sistem aplikasi ini hanyalah staff
underwriting dan manager underwriting.
act Business Process Model

Mengisi
Username
dan
Password

Validasi

User

S y s te m

Klik Tombol
Login

Pesan Error
Login

Login
Gagal

Login
Berhasil

Menampilkan
Menu Utama

Gambar 2. Activity diagram Proses Login

2. Proses Logout
Proses Logout adalah pada proses pada saat staff underwriting akan mengakhiri
penggunaan aplikasi sistem penunjang keputusan teknik analisa akseptasi surety
bond.

act Business Process Model

Validasi

Use r

S y s te m

Klik Menu
Logout

Logout
Gagal

Mengisi
Berkas Profil
Perusahaan

Logout
Berhasil

Gambar 3. Activity diagram Proses Logout

3. Proses Penginputan Data


Proses penginputan data dilakukan oleh staff underwriting untuk melakukan proses
analisa / pengecekan dari setiap berkas data yang ada. Berkas-berkas tersebut
merupakan segala persyaratan dari perusahaan peminta jaminan (principal).
act Business Process Model

Klik Menu
Lihat Berkas

Klik Menu
Edit Berkas

User

System

Mengubah
Berkas Yang
Diedit

Validasi Entri Data

Tekan
Tombol
Submit

Menampilkan
Pesan Error
ke User

Data Error

Update Data

Gambar 4. Activity diagram Proses Penginputan Data

4. Proses Mengedit Berkas


Proses mengedit berkas adalah untuk melakukan penginputan data kembali, jika
hasil yang diperoleh adalah postpone. Penginputan ulang dilakukan pada saat
principal melengkapi kembali data-data yang kurang.

10

act Business Process Model

Klik Menu
Lihat Berkas

Klik Menu
Edit Berkas

Us e r

S y s te m

Mengubah
Berkas Yang
Diedit

Validasi Entri Data

Tekan
Tombol
Submit

Menampilkan
Pesan Error
ke User

Update Data

Data Error

Gambar 5. Activity diagram Proses Mengedit Berkas

5. Proses Akseptasi Berkas


Proses Akseptasi Berkas adalah proses akhir dari aplikasi ini. Akseptasi berkas ini
ada setelah seluruh penginputan data selesai. Proses ini akan melalui tahapan
pengecekan bobot dari masing-masing dokumen. Yang nantinya akan memperoleh
total bobot dan menghasilkan output berupa accept, postpone atau reject.
act Business Process Model

Klik Menu
Lihat Berkas

Klik Menu
Show
Berkas

S y stem

Us e r

Prosess
Approval
Klik Tombol
Approv e

Error
Message

Approv al
Gagal

Approv al
Sukses

Update
Status
Berkas

Gambar 6. Activity diagram Proses Akseptasi Berkas

Pembuatan Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Analisa Akseptasi Surety Bond


Tahap yang selanjutnya dilakukan setelah pembuatan UML adalah pembuatan
aplikasi dari sistem penunjang keputusan ini. Tujuannya adalah untuk membantu
meningkatkan efisiensi dan ektifitas dari perusahaan, PT. Berdikari Insurance, Kantor
Cabang Khusus II.

11

Pembuatan aplikasi ini adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman


Visual Basic dan Ms. Access untuk pembuatan database. Berikut ini adalah tampilan
dari aplikasi sistem penunjang keputusan analisa akseptasi surety bond.

Gambar 7. Tampilan Halaman Login dan Menu

Gambar 8. Tampilan Halaman Data Client dan Cari Client

12

Gambar 10. Tamapilan Halaman Penginputan Data

Gambar 11. Tampilan Halaman Perhitungan Bobot Perusahaan

Gambar 12. Tampilan Halaman Perhitungan Bobot dan Halaman Total Bobot Keseluruhan

13

KESIMPULAN DAN SARAN


Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Teknik Analisa Akseptasi Surety Bond
dilakukan tahap demi tahap berdasarkan tahapan rancang bangun sistem penunjang
keputusan, sebagaimana telah dijelaskan pada Bab IV. Tahapan rancang bangun
tersebut dimulai dengan tahap identifikasi. Tujuan rancang bangun sistem penunjang
keputusan, diikuti dengan tahap perancangan pendahuluan dan tahap perancangan
sistem penunjang keputusan.
Pada tahap identifikasi tujuan, tujuan rancang bangun sistem penunjang
keputusan ditetapkan sesuai dengan tujuan yang telah diuraikan pada awal penulisan
perancangan SPK ini. Tujuan tersebut bersifat global dan mewakili keinginan terbesar
perancang yang ingin dicapai pada perancangan ini.
Penetapan model yang digunakan pada tahap perancangan pendahuluan
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai pada perancangan SPK dalam batas ruang
lingkup yang telah ditetapkan. Disini penulis menggunakan model naratif dan model
grafis untuk mencapai tujuan perancangan. Model naratif menentukan masukan data
untuk menghasilkan output yang diinginkan. Model grafis merepresentasikan output
dalam bentuk grafik, symbol dan garis sehingga mempermudah pembacaan dan
pemahamannya.
Tahapan perancangan SPK diawali dengan analisis sistem yang berjalan yang
diuraikan pada Bab IV dan dilanjutkan dengan perumusan spesifikasi SPK yang
diusulkan. Dari sini akan terlihat perbedaan antara sistem yang tengan berjalan dengan
SPK yang diusulkan dari segi data masukan, metode dan prosedur yang menunjukkan
hubungan data masukan terhadap file data dan file data terhadap keluaran sistem, file
data serta keluaran sistem. Selanjutnya dalam perancangan komponen-komponen SPK
yang digambarkan dengan peralatan pekerjaan sistem, pada prakteknya tidak ditemui
kendala yang berarti, hanya saja pada saat perancangan .
Adanya perancangan sistem penunjang kepputusan ini mempercepat
pengambilan keputusan, manajer underwitting dapat mengakses data yang dibutuhkan
tanpa menunggu laporan dari bawahan.
Sistem aplikasi yang penulis buat masih terdapat banyak kekurangan,
diharapkan akan ada pengembangan lebih lanjut terhadap aplikasi sistem penunjang
keputusan teknik analisa akseptasi surety bond. Agar efisiensi dan efektifitas kerja yang
terdapat pada PT. Berdikari Insurance, Kantor Cabang Khusus II, dapat lebih
ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Nugroho. 2005. Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek. Penerbit
INFORMATIKA, Bandung,
Adi Nugroho. 2005. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi
Berorientasi Objek. Penerbit INFORMATIKA, Bandung.
Ann L. Winblad, Samuel D. Edwards, david R. King. 1990. Object Oriented Software.
By Addison Publishing Company, Inc.,
Anonim. 2002. Model Kuantitatif Analisis Regresi sebagai Bagian Perancangan Sistem
Pendukung Keputusan untuk Menunjang Evaluasi Hasil Program Kesehatan Ibu
dan Anak (Studi Kasus di Dinas Kesehatan Kota Salatiga). Tesis.

14

Anonim. 2007. Enterprise Architect Version 7.1 User Guide.


http://www.sparxsystems.com.au/EAUserGuide/index.html
Ariav, Gad. 1990. A Systemic Approach to DSS. McGraw-Hill Education.
A. Suhendar, et al. 202. Visual Modelling Menggunakan UML dan Rational Rose.
Penerbit INFORMATIKA, Bandung.
Baraham, Slberschatz, Henry F. Korth. Database System Concepts Fourth Edition. Mc
Graw Hill (www.daimo-au.dk)
Deddy Chrismianto. Pengembangan Sistem Penunjang Keputusan Berbasis Komputer
Untuk Peningkatan Efektifitas Sistem Akurasi Dimensi Pada Proses Pembuatan
Badan Kapal. Jurnal Informatika Vol. 6, No 2, Nopember 2005.
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/pdf.php?PublishedID=INF05060203
Heri Suprapto. 2006. Decision Support System (DSS) Dalam Prakualifikasi Kontraktor.
International Civil Engineering Conference "Towards Sustainable Civil
Engineering Practice"
Surabaya, August 25-26, 2006. http://www.petra.ac.id/kts06/papers/30-KTS-CM02.pdf
Irwin. Sommerville, I. 2004. Management systemsConceptual considerations(4th ed.).
Software engineering (7thEd.). Addison Wesley.Sarbanes-Oxley Act of 2002,
116 Stat. 745 (2002).
Jacobson, I., Booch, G., & Rumbaugh, J. (1999). The unified software development
process. Addison Wesley Longman.
Jogiyanto, HM. 1995. Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur.
Penerbit ANDI OFFSET, Ygogkarta.
Jopie Jusuf. 2006. Analisis Kredit Untuk Account Officer. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Paulk, M. C., Curtis, B., Chrissis, M. B., & Weber, C. V. (1993). Capability maturity
model (SE, version1.1). Software Engineering Institute.
Roger S. pressman, Ph.D. (2002). Rekayasa Perangkat Lunak pendekatan Praktisi. Mc.
Graw Hill Book. Co..
Wan, Dylan. 2007. DSS and BI. http://dylanwan.wordpress.com/2007/11/06/dss-and-bi/

15

Anda mungkin juga menyukai