Anda di halaman 1dari 5

NAMA

: FREDDY SAPTA WIRANDHA

NIM

: 1104107010031

JURUSAN

: TEKNIK GEOFISIKA

MK

: GEOMORFOLOGI

SISTEM GEOMORFOLOGI

1. Siklus Batuan
Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk,
dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil
dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu dan tidak
pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang
berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal
Bumi dan energi panas yang datang dari Matahari.

Gambar Siklus Batuan

Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami
transformasi menjadi regolit melalui proses yang melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer.
Selanjutnya, proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai
sedimen. Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan
kemudian menjadi batuan sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan
lempeng dan pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami deformasi.
Penimbunan yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan
penimbunan yang lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma
yang dari magma ini kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus
batuan ini, tektonik dapat mengangkat kerak bumi dan menyingkapkan batuan sehingga batuan
tersebut mengalami pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini akan terus berlanjut
tanpa henti.

2. Siklus hidrologi
Siklus hidrologi adalah fenomena yang terutama terjadi di atmosfer dan digerakkan oleh panas
dari Matahari yang menguapkan air dari samudera dan daratan. Uap air yang dihasilkan bergerak naik
masuk ke atmosfer dan kemudian bergerak bersama aliran udara. Dalam perjalanannya bersama aliran
udara, beberapa bagian uap air mengalami kondensasi dan kemudian mengalami presipitasi dalam bentuk
hujan atau salju dan kembali ke samudera atau daratan. Air hujan yang jatuh ke daratan dapat mengalir
masuk kedalam aliran sungai, meresap ke dalam tanah, atau menguap kembali ke udara untuk bergerak
kembali dalam siklus. Sebagian air yang di dalam tanah diserap oleh tanaman, dan kemudian
mengembalikan air itu ke atmosfer melalui daun dengan proses transpirasi. Salju dapat tetap berada di
daratan selama satu atau dua musim dan bisa lebih lama hingga mencair dan airnya mengalir
meninggalkan salju. Berbagai reservoir dan alur pergerakan air dalam siklus hidrologi adalah seperti pada
gambar berikut.

3. Jenis-jenis Batuan
a. Batuan Beku
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai
batuan instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif. Batuan beku
dalam bahasa latin dinamakan igneus (dibaca ignis) yang artinya api. Berdasarkan
teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan
vulkanik. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang
relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh
batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan
hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral
penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan
pondasi rumah), dan dacite.

b. Batuan Sendimen
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama
batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk
melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition)
karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan
umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan.
Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan
materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen.
Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat
dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti
terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam
bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution).
c. Batuan Metamorf
Batuan asal atau batuan induk baik berupa batuan beku, batuan sedimen maupun
batuan metamorf dan telah mengalami perubahan mineralogi, tekstur serta struktur
sebagai akibat adanya perubahan temperatur (di atas proses diagenesa dan di bawah
titik lebur; 200-350oC < T < 650-800oC) dan tekanan yang tinggi (1 atm < P <
10.000 atm) disebut batuan metamorf. Proses metamorfisme tersebut terjadi di dalam
bumi pada kedalaman lebih kurang 3 km 20 km. Winkler (1989) menyatakan
bahwasannya proses-proses metamorfisme itu mengubah mineral-mineral suatu
batuan pada fase padat karena pengaruh atau respons terhadap kondisi fisika dan
kimia di dalam kerak bumi yang berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-proses
tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa.
4. Siklus Biogeokimia
Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut dengan siklus organik-anorganik adalah
siklus unsur-unsur atau senyawa kimia yang mengalirdari komponen abiotik ke
komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut
tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik sehingga disebut sebgai siklus biogeokimia.
5. Denudasi dan Pengendapan
Denudasi adalah proses pembentukan bentang alam dari suatu bentuk seperti
pegunungan menjadi suatu dataran dari proses pelapukan, erosi, dan tekanan massa.
a. Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau
dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi. Hasil dari
pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah (soil). Kiranya
penting untuk ketahui bahwa proses pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan
melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan
diendapkan sebagai batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara
menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan

klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda dengan batuan asalnya.
Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi juga
dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis
pembentukan tanah itu sendiri.
b. Erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh
kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yang berhembus
kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah. Air yang
mengalir terus-menerus selama jutaan tahun dapat menggerusbatuan di sekitar.

6. Tektonik Global dan Sistemnya


Sejah tahun 1990-an Ahli Geomorfologi menyadari bahwa sistem tektonik global dan
iklim dunia aling berinteraksi dengan komplek, yang menimbulkan perubahan mendasar
dalam sirkulasi atmosfer. Pada skala dunia/global, pancaran panas dari inti bumi
menimbulkan aliran panas geotermal (geothermal heat flow), dan konveksi pada lapisan
mantel bumi / convection in the mantle (Selby, 1985). Arah gerakan aliran panas
geotermal vertikal dari inti bumi menuju kerak bumi, menimbulkan amblesan tektonik
(tectonic subsidence) dan pengangkatan tektonik (tectonic uplift), dan seismik. Gerak
konveksi, aliran energi panasnya berputar, menimbulkan gerak-gerak lempeng (plate
movement). Ditinjau dari pandangan skala lokal maupun regional, disebabkan oleh
proses tektonik akan terjadi epirogenesa, dihasilkan pembentukan bentangalam struktural
jenis pegunungan blok (blocked faulted mountain). Gerak lempeng menimbulkan
orogenesa, menghasilkan bentang-alam struktural jenis pegunungan lipatan (folded
mountain). Kompleksitas proses tektonik sebagai penyebab seringnya temuan
pembentukan bentang-alam struktural cenderung kompleks. Volkanisme /
Kegunungapian dalam pandangan global terbentuk oleh salah satu dari dua cara, yaitu
akibat pemekaran lantai samudra (sea floor spreading) dari kerak samudra (oceanic
crust), atau akibat tumbukan dua lempeng (subduction) dari lempeng samudra dengan
lempeng benua (continental crust). Wilayah gunungapi/volkan hasil pemekaran yang
sangat terkenal adalah Kepulauan Hawai. Sebaran gunungapi aktif di sekeliling Samudra
Pasifik mencapai >60 % dari total di dunia.

Anda mungkin juga menyukai