Disusun oleh:
Esti Fitria Hatami, S.Ked
040531000
04053100076
04061001005
04061001006
04061001090
Dosen Pembimbing:
dr. Mariatul Fadillah, MARS
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah
Judul
Tehnik Menentukan Prioritas Masalah
Oleh:
Esti Fitria Hatami, S.Ked
040531000
04053100076
04061001005
04061001006
04061001090
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Univesitas Sriwijaya Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang
periode 14 Februari 2011-11 April 2011.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Teknik Menentukan Prioritas Masalah, yang merupakan
salah satu syarat untuk menempuh Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat RSMH Palembang periode 14 Februari 2011-11 April
2011.
Di dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, penulis mengucapkan terima kasih
kepada dr. Mariatul Fadillah, MARS atas bimbingan dan arahannya dalam
penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih atas bantuan
dari teman-teman di bagian ilmu kesehatan masyarakt RSMH Palembang
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Akhirnya, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan,
diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang
menyeluruh (komprehensif dan holistik). Perencanaan kesehatan adalah
kegiatan yang perlu dilakukan di masa yang akan datang, yang jelas tujuannya.
Langkah-langkah perencanaan sebetulnya bersifat generik, yaitu sama dengan alur
pikir siklus pemecahan masalah, langkah-langkah pokok yang perlu dilakukan
adalah analisis situasi, identifikasi masalah dan menetapkan prioritas, menetapkan
tujuan, melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik, dan
menyusun rencana operasional.
Penentuan prioritas pada suatu masalah adalah suatu proses yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk
menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting.
Penentuan prioritas masalah ini dinilai oleh sebagian besar manager kesehatan
sebagai inti proses perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini, dapat
dikatakan sebagai suatu persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan
prioritas. Sekali prioritas ditetapkan, langkah berikutnya dapat dikatakan
merupakan gerakan progresif menuju pelaksanaan.
Menurut Abraham. L, masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap)
antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang
baik adalah kalau rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan.
Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara
kuantitatif. Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan bagian dari
proses perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur
terkait, termasuk masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk
ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada,
masyarakat dapat berperan aktif didalamnya.
saat
ini
merupakan
tugas
yang
penting
dan
semakin
yang
sama,
masalah
menghadapkan
manakah
yang
pengambil
memerlukan
keputusan
kepada
penanggulangan
segera?. Melalui teknik dan metode tertentu sederet masalah kesehatan yang
ditemukan dapat diurut berdasarkan urgensinya untuk segera diatasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
keadaan yang ingin dicapat pada beberapa tahun berikutnya. Tidak ada kepastian
berapa tahun yang akan kita gunakan untuk membuat target dari kegiatan kita. Ini
sama sekali tergantung pada siklus perencanaan. Jika kita bekerja untuk bupati
yang berganti tiap 5 tahun, maka barangkali lebih tepat kita mencantumkan jangka
harapan 5 tahun. Tetapi dapat pula terjadi dikaitkan dengan masa kerja kepala
dinas atau apa saja yang membuat kita ingin mengerjakan sesuatu karena ingin
mencapai keadaan tertentu dalam waktu tertentu.
Contoh Tabel yang Membedakan Indikator Dua Daerah
Kita bisa menggunakan beberapa pola lain yang mungkin lebih cocok
dengan kondisi otonomi daerah. Beberapa tabel berikut ini merupakan contoh.
Satu tabel menekankan betapa penting arti sebuah indikator agar ia menjadi
agenda dalam perencanaan. Bukan men-cantumkan tahun akan datang, tabel ini
membandingkan keadaan saat ini dengan keadaan di masa lampau. Jika keadaan
di masa sekarang menjadi lebih buruk dibanding yang lalu, maka keadaan itu
pantas dicatat sebagai masalah yang penting.
Pengisian Kolom Tabel
Hubungan antar kolom dari tabel analisis situasi dapat dilihat seperti
gambar di bawah ini. Untuk mudahnya kita bisa menuliskan status kesehatan
dengan apa saja yang dianggap outcome yang dianggap masalah kesehatan
pribadi. Apakah outcome ini berkaitan langsung dengan sistem kesehatan atau
tidak, untuk sementara tidak usah dihiraukan. Gunakan akal sehat ketika
menuliskan sesuatu itu sebagai masalah kesehatan. Sebagai contoh, gizi buruk
bisa kerap dimasukkan sebagai status kesehatan. Meskipun memang ada yang bisa
dikerjakan oleh petugas kesehatan berkenaan dengan gizi buruk, tetapi itu bisa
lebih tepat sebagai kelompok penyulit. Ia penyulit karena gizi buruk
mencerminkan masalah-masalah distribusi makanan dan kemampuan keluarga
mensuplai makanan yang memadai kepada anak. Itu sudah menjadi urusan
kementerian sosial dan kementerian pangan.
Sedangkan sistem pelayanan, berisi apa saja yang menjadi pekerjaan
dinas kesehatan dan perangkatnya di daerah, termasuk rumah sakit dan
puskesmas. Tidak usah terlalu khawatir dengan penggunaan istilah pelayanan
kesehatan. Kolom di tengah itu bisa juga berisi sistem pemeliharaan kesehatan.
Dalam sistem pelayanan ini, kita bisa memasukkan SDM kesehatan (input),
strategi pelayanan (proses) dan bentuk-bentuk pelayanan yang sampai di
masyarakat (output). Alasan kita menggunakan pelayanan kesehatan" sebagai
judul adalah karena banyak hal yang sesungguhnya berpengaruh terhadap proses
penyembuhan kesehatan yang masuk dalam katagori sistem sosial ekonomi.
Contoh Pengisian Tabel
Perhatikan, setelah kolom indikator terdapat dua kolom tahun. Kolom ini
untuk mempelajari seperti apa keinginan di masa mendatang akan kita capai. Jadi
yang membuat mereka bergairah mengatasi masalah adalah target yang ingin
dicapai. Tetapi jika yang menjadi alasan mereka berbuat adalah besarnya masalah,
dua kolom ini bisa dibuat untuk menggambarkan masalah. Ia bisa dibuat untuk
memperlihatkan perbedaan keadaan di kabupaten dan di propinsi. Contoh di atas
menjelaskan jurang antara kondisi Melaboh dan Rata-rata di Propinsi Aceh.
Pilihan ini tergantung apakah kita tergerak dengan melibat posisi daerah kita
dibandingkan keadaan level propinsi.Tetapi masalah yang penting bisa ditekankan
dari besar penurunan atau kenaikan pada kurun waktu tertentu. Dengan
membandingkan isi kolom indikator, kita bisa menekankan hal mana yang
menjadi tekanan dalam analisis situasi itu. Tabel itu bisa juga berisi indikator
suatu masalah berdasarkan kecamatan. Ini terutama dibuat untuk menempatkan
kecamatan mana yang harus menjadi perhatian bidang kesehatan.
Indikator
Indikator yang umum adalah angka insidensi, prevalensi, ratio, dan rate
yang biasanya diukur per 1000 hingga 100000 penduduk. Angka-angka kejadian
penyakit dan kematian per jumlah penduduk itu pada masa lalu berguna untuk
memperkirakan kejadian di tingkat nasional atau provinsial. Kadang-kadang
angka-angka dari bawah dibuat agar terdapat angka nasional. Analisis biasanya
dibuat pada level internasional. Bagi pemerintah pusat, angka-angka itu menjadi
dasar pengembangan perencanaan dan pembiayaan program penyakit.
Dalam konteks desentralisasi saat ini, angka-angka tentu saja bisa
dijadikan pegangan bagi bupati untuk mengeluarkan dana untuk program
kesehatan. Tetapi perlu diingat bahwa angka-angka itu perlu dibuat pada level
yang mempunyai arti bagi satuan politik di masyarakat. Jika kita memahami
angka-angka itu berdasarkan kabupaten atau kota saja, maka kita tidak bisa
mengetahui di mana sebenarnya masalah itu terjadi. Jika kita bisa membuat
angka-angka itu per kecamatan, maka hal itu akan lebih berarti bagi kepentingan
pencegahan pada tingkat kecamatan. Lagi pula, bila camat tertentu memahami
bahwa angka suatu penyakit atau kondisi tertentu buruk di daerahnya, itu akan
membawa dampak pada tanggung jawab politik mereka sebagai pejabat tertinggi
di kecamatan itu.
Diagram: Indikator Kecamatan vs Desa
Versi Umum
Versi Khusus
bermasalah itu memberikan efek politik yang membuat kepala desa sadar masalah
itu berada di wilayah mereka. Mereka akan lebih besar bergerak mengatasi
masalah dibandingkan jika mereka tidak mengetahui masalah itu berada di tempat
mereka. Karena ada masalah di tiga desa itu, camat bisa memanggil lurah-lurah
yang bersangkutan dan meminta keterlibatan mereka dalam pengatasan masalah
itu. Keterlibatan lurah dan camat dalam pengatasan kematian di masa mendatang
akan jauh berbeda jika masalah itu hanya menjadi perhatian pada dinas kabupaten
yang mengundang puskesmas yang bertanggung jawab atas wilayah kematian.
Informasi akurat mungkin tidak tersedia. Tetapi selalu ada informasi lain
yang mendekati dan berfungsi sebagai pengganti. Ini dapat berupa:
(1) kondisi sebagi akibat dari item informasi yang ingin diungkapkan
(2) kondisi pendahulu dari item itu.
(3) informasi kualitatif yang terkait dengan unit analisis.
Jika tidak memiliki informasi tentang jumlah penduduk dan yang
mengalami kematian atau penyakit, maka kita bisa menggunakan informasi
tingkat di atasnya. Kita sudah biasa memiliki rumah tangga sebagai unit analisis.
sebagai contoh, persentase keluarga yang memiliki air bersih. Tetapi kita juga bisa
membuat indikator, persentase desa yang memiliki keluarga dengan air bersih
75%. Asumsi indikator itu, jika suatu desa memiliki keluarga dengan air bersih
75% maka itu dianggap sesuai dengan target yang dicanangkan oleh pemerintah.
Surveilans epidemiologi
11
Ukuran-ukuran yang paling lazim dipakai adalah angka kematian (mortalitas) dan
angka kesakitan (morbiditas). Masalah kesehatan harus diukur karena terbatasnya
sumber daya yang tersedia sehingga sumber daya yang ada betul-betul
dipergunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang penting dan memang bisa
diatasi.
Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan, yakni:
1.
2.
rasa sakit
aman
yang
ditimbulkan
pertama
yang
harus
dilakukan
oleh
analisis
sistem
Mengidentifikasi masalah
2.
3.
4.
Mengidentifikasi personil.
12
adalah
13
program.
-
14
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Dot Voting:
Berikan masing-masing anggota kelompok sejumlah votes
dengan menggunakan stiker titik-titik warna. Aturan
mainnya adalah, masing-masing orang mendapat sejumlah
titik yang menunjukkan VA dari jumlah item. Pemilahan
dan penggabungan ide-ide dapat ditunda sampai selesainya
voting, jadi waktu tidak akan terbuang percuma untuk
mendiskusikan item-item dengan prioritas rendah. Voting
ulang dapat dilakukan beberapa kali bersamaan dengan
pemilihan dan pengklasrifikasian ide. Dot voting ini
merupakan metode dengan visualisasi tinggi dan sederhana.
Kekurangannya adalah metode ini mengambil opini
mayoritas dan menyingkirkan kelompok minoritas yang
15
datang.
Weighted Voting:
Poin diberikan pada ranking individu. Contohnya, jika
anggota diharuskan meranking lima pilihan teratas, maka 5
suara dapat memilih pilihan pertama, 4 suara untuk pilihan
kedua, 3 suara untuk pilihan ketiga dan seterusnya. Seluruh
nilai individu untuk tiap item kemudian ditotal dan item
dapat
diranking
(diurutkan)
berdasarkan
nilai
total
sehingga
kelompok
tidak
menghabiskan
5.
anda sendiri).
Catat pro dan kontra masing-masing posisi dalam
6.
suatu chart.
Jika ada dua posisi yang bertentangan (konflik),
7.
16
eksplisit
identifikasi
prioritas
apakah
prioritas
telah
organisasi
dalam
disusun
secara
menyeluruh?
Prioritas organisasi mencakup prioritas proyek dan program?
Seringkali
penyusunan
prioritas
hanya
memperhatikan
17
mengindahkan
semua
usaha
pada
pengukuran
dan
atau
evaluasi
rencana-rencana
sebelumnya
dalam
18
2.
3.
4.
5.
6.
dimiliki
Mendorong kreatifitas
Mencari tahu apa yang sedang terjadi dan berkembang di
7.
8.
masyarakat
Melibatkan sumber daya manusia dari luar/eksternal
Mengidentifikasi
persetujuan
(agreement)
dan
ditetapkan
Identifikasi program-program yang berkaitan dengan
10.
organisasi lain
Penggunaan kriteria yang kredibel dalam penentuan
11.
prioritas akhir
Memastikan bahwa organisasi secara formal mengadopsi
12.
19
20
dengan
mutu
tertinggi
kepada
sekelompok
kecil
masyarakat.
Perencanaan kesehatan harus mengembangkan ketrampilan
dalam semua disiplin ilmu yang diperlukan agar dapat melakukan
pendekatan perencanaan yang seimbang. Yang terutama diperlukan
adalah indeks-indeks tertentu yang valid di dalam informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif yang digunakan dalam penilaian ini.
Tanpa
mengindahkan
semua
usaha
pada
pengukuran
dan
atau
evaluasi
rencana-rencana
sebelumnya
dalam
21
data
yang
berkaitan
dengan
lingkungan,
perilaku,
keadan
pemerintahan,
kependudukan,
Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data
tersebut harus diolah, maksudnya adalah menyusun data
yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat
yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut. Cara
pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, secara
manual, elektrikal dan mekanik.
c.
Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam
penyajian data yang lazim dipergunakan yakni secara
tekstular, tabular dan grafikal.
d.
paling
penting
untuk
diselesaikan. Penentuan
menetapkan
prioritas
masalah
22
ada
beberapa
1.
2.
Pertimbangan politik
3.
Persepsi masyarakat
4.
Scoring Technique
Besarnya masalah.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cara Bryant
23
masyarakat
Cara Ekonometrik
b.
c.
d.
Cost
(C),
yaitu
biaya
yang
diperlukan
untuk
Metode Hanlon
absolut/mutlak,
memiliki
kerangka,
sebisa
mungkin
24
Memungkinkan
para
pengambil
mengidentifikasi
faktor-faktor
keputusan
eksplisit
yang
untuk
harus
Menginventarisir kriteria
2.
2.
3.
Kelompok
kriteria
C =
kemudahan
penanggulangan
masalah
4.
Kelompok kriteria D
25
= Legalitas
1.
populasi
penduduk
maupun
populasi
yang
26
terhadap
masayarakat;
akses
terkini
kepada
27
diharapkan
untuk
memenuhi
tujuan
yang
ditetapkan.
Feasibility/Kelayakan
Ekonomis.
Apakah
28
Apakah
hukum
yang
ada
sekarang
29
4.
30
a.
b.
melihat
produktifitas
dampak
kerja,
masalah
pengaruh
tersebut
terhadap
terhadap
keberhasilan,
31
Ruang
pertemuan
yang
akan
digunakan
sebaiknya
32
Penjelasan tentang
teknik
Setiap
peserta
pertemuan
diminta
mengemukakan
Pimpinan
pencatat
USG
untuk
menginstruksikan
mencatat
setiap
kepada
petugas
masalah
yang
33
2.
Klarifikasi masalah
1) Lakukan klarifikasi masalah yang telah diidentifikasi
dalam rangka menentukan prioritas masalah
2) Setiap anggota dimintai penjelasan (klarifikasi) maksud
dari masalah yang dikemukakannya.
3) Setelah diklarifikasi, maka tulis masalah hasil dari
klarifikasi tersebut
3.
b.
Lembar Flipchart
34
LEMBAR FLIPCHART
Diperoleh hasil perbandingan sebagai berikut :
Aspek Urgency
A=3
B=3
C=0
D=1
E=3
Aspek Seriousness
A=3
B=3
C=0
D=1
E=3
Hasil Skoring
Masalah Urgency Seriousness
A
3
3
B
3
3
C
0
0
D
1
1
E
3
3
4.
Aspek Growth
A=3
B=3
C=0
D=1
E=3
Growth
3
4
0
1
2
Total
9
10
0
3
8
35
1. Masalah B
2. Masalah A
3. Masalah E
4. Masalah D
5. Masalah C
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Metode
USG:
1)
Kelebihan
Merupakan
pandangan
orang
banyak
dengan
3)
Identifikasi
dapat
dilanjutkan,
terutama
untuk
2)
5.
Leverage)
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan
untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data
kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria
tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan (accessibility),
kesiapan (readiness), serta daya ungkit (leverage). Semakin besar skor
semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada
urutan prioritas. Penggunaan metode CARL untuk menetapkan
prioritas masalah dilakukan apabila pengelola program menghadapi
hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan masalah. Pengunanaan
metode ini menekankan pada kemampuan pengelola program.
Metode CARL (Capability, Accesibility, Readness, Leverage)
dengan menggunakan skore nilai 1 5.
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :
C: Ketersediaan
Sumber
Daya
(dana
dan
sarana/peralatan)
A: Kemudahan, masalah yang ada diatasi atau tidak
Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan
seperti peraturan atau juklak.
R: Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran seperti keahlian/kemampuan dan motivasi
L: Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan yang dibahas.
Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L,
urutan ranking atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai
nilai terendah.
Contoh Tabel :
37
NO
MASALAH
NILAI
RANK
1
2
3
4
5
6
7
Masalah 1
Masalah 2
Masalah 3
Masalah 4
Masalah 5
Masalah 6
Masalah 7
3
2
3
1
1
4
5
2
3
1
3
2
2
3
1
2
3
4
3
2
1
2
3
1
1
4
1
3
12
36
9
12
24
16
45
5
2
7
6
3
4
1
skor
pada
masing-masing
masalah
dan
perhitungan hasilnya
a. Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari
kegiatan analisis situasi.
b. Tentukan skor atau nilai yang akan diberikan pada
tiap masalah berdasarkan kesepakatan bersama
Misal : telah disepakati bersama skor atau nilai yang
diberikan adalah 1-5, dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 1 = sangat tidak menjadi masalah
Nilai 2 = tidak menjadi masalah
Nilai 3 = cukup menjadi masalah
Nilai 4 = sangat menjadi masalah
Nilai 5 = sangat menjadi masalah (mutlak)
c. Berikan skor atau nilai untuk setiap alternatif masalah
berdasarkan
kriteria
CARL
kemampuan,
Accessability
(Capability
atau
atau
Kemudahan,
38
39
7. Metode PAHO-CENDES
Metode PAHO-CENDES dikembangkan oleh Pan American
Health Organization Center for Development Studies atau disebut
pula metode Matematik. Rumus metode tersebut adalah :
Priority = Magnitude x Importancy x Vulnerability x Cost
Magnitude (M)
besarnya masalah
Importancy (I)
pentingnya masalah
Vulnerability (V)
Cost (C)
besarnya biaya.
tersebut
tidak
segera
perhatian
masyarakat
40
(semakin
manfaat
banyak
sosial,
nilai
semakin tinggi)
Contoh Tabel :
NO MASALAH
1 Masalah 1
2 Masalah 2
2 Masalah 2
S
3
3
1
I
RI PCo PCl SB
3
5
1
3
3
3
1
3
1
2
3
3
5
3
Nilai
45
11
25
expert
yang
akan
dilibatkan
dalam
penyusunan prioritas
3. Tentukan skor yang akan dipergunakan dalampenentuan
prioritas 1 sampai dengan 10
4. Pemberian skor oleh expert untuk setiap masalah berdasarkan
4 kriteria PAHO. (Pemberian skor sebaiknya membandingkan
antar masalah dengan kriteria yang sama)
5. Kalikan skor setiap kriteria pada tiap masalah
41
Kriteria PAHO
Masalah A
Masalah B
Masalah C
Magnitude (M)
Severity (S)
Vulnerability (V)
Community/
M x S x V x CC
900
240
3024
Rangking
Delphi Technique
42
43
2.
Delbeque Technique
44
cara voting yang lama, dimana hanya kelompok terbesar saja yang
dipertimbangkan). Perbedaannya ada pada metode penjumlahan,
pertama tiap anggota kelompok memberikan pandangan untuk solusi,
dengan penjelasan singkat. Kemudian, duplikasi solusi dihilangkan
dari daftar seluruh solusi dan anggota kelompok melanjutkan
merangking solusi tersebut.
Jumlah masing-masing solusi yang diterima kemudian ditotal dan
solusi dengan rangking total terendah (most favored/paling disukai)
dipilih sebagai keputusan akhir. Terdapat beberapa variasi dalam
penggunaan teknik ini. Misalnya, teknik ini dapat mengidentifikasi
kekuatan vs area yang dibutuhkan untuk pengembangan, dari pada
hanya digunakan sebagai alternatif voting untuk pengambilan
keputusan. Selain itu, pilihan tidak selalu harus di rangking, tapi dapat
dievaluasi lebih lanjut.
NGT telah terbukti meningkatkan satu atau lebih dimensi
efektifitas dari pengambilan keputusan kelompok. Mengharuskan
individu untuk menuliskan ide-idenya secara tenang/diam dan
independen sebelum diskusi kelompok menambah solusi yang didapat
kelompok. Round-robin polling juga menghasilkan input dalam jumlah
besar dan mendorong partisipasi yang sama. Peningkatan jumlah input
yang heterogen mengarah pada pengambilan keputusan dengan mutu
tinggi. Dibandingkan dengan kelompok interaktif, kelompok NGT
lebih memberikan ide-ide yang unit, partisipasi yang lebih seimbang
dafT anggota kelompok, meningkatkan perasaan pencapaian, dan
kepuasan yang lebih besar dengan ide yang bermutu dan efisiensi
kelompok.
Kapan menggunakan NGT
1. Saat sebagian anggota kelompok lebih vokal dibandingkan
lainnya
2. Pada saat beberapa anggota kelompok merasa bahwa diam
lebih baik
45
bahwa
seluruh
partisipan
mendapatkan
46
Salah
satu keunggulan
NGT adalah
bahwa
teknik
ini
47
Kesehatan
yang
menimbulkan
kegelisahan
di
masyarakat luas
- Masalah Kesehatan yang menurunkan produktifitas kerja
- Masalah kesehatan yang timbul di daerah-daerah priritas
Kriteria yang telah disusun ini akan digunakan untuk menetapkan
skor dengan metode Delbeque atau metode NGT.
2.2.4 Kendala dalam Penyusunan Prioritas
Terdapat beberapa alasan mengapa organisasi pada umumnya
mengalami kesulitan dalam menetapkan prioritas. Menurut Drucker
(1973) hal ini utamanya banyak terjadi dalam organisasi yang bergerak
di sektor publik karena melibatkan kepentingan banyak pihak.
Bryson (1988) menyebutkan empat masalah utama yang menjadi
hambatan dalam mencapai perencanaan strategi yang efektif.
Keempatnya memiliki kaitan erat dengan penentuan prioritas program.
Keempat masalah itu adalah:
1. Human problem; kesulitan untuk memusatkan perhatian
personil kunci (key people) terhadap masalah, keputusan,
konflik, dan kebijakan utama. Tantangan yang dihadapi untuk
mengatasi masalah ini adalah bagaimana menentukan prioritas
organisasi secara imperatif dan meminta setiap individu untuk
mengesampingkan
kepentingan
masing-masing
hingga
48
mempekerjakan
staff
yang
akan
dan
tanggung
jawab
untuk
atau
asosiasi
secara
lebih
luas.
Hal
ini
49
50
BAB III
KESIMPULAN
Analisis situasi, Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan
salah satu bagian dari proses perencanaan. Dalam analisis situasi, kita berurusan
dengan informasi yang mencerminkan masalah-masalah yang adalah di lapangan.
Masalah yang kerap terjadi di sini adalah orang terbiasa dengan informasi rutin
untuk pelaporan. Mereka biasa memahami maksud dari data selain berkaitan
dengan target kegiatan. Data terbiasa dipakai untuk mengukur hasil. Padahal data
bisa digunakan untuk memahami lebih jauh tentang apa yang tidak beres dengan
program. Yang penting adalah Manager kesehatan bisa memilah-milah mana yang
harus ia masukkan ke dalam kolom status kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
masyarakat.
Dalam melakukan identifikasi masalah kesehatan, ada beberapa cara
pendekatan yang perlu diperhatikan sehingga masalah yang dikemukakan
merupakan masalah yang benar-benar penting dan memang harus segera
diselesaikan. Selain itu diperlukan ukuran-ukuran dan data untuk menemukan
masalah kesehatan yang ada. Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang
sangat penting setelah masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Penentuan
prioritas masalah harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain : besarnya
51
kenaikan prevalensi
masalah,
keinginan
masyarakat
untuk
dikaji dan
diatasi selama proses perencanaan agar tercapai prioritas masalah yang benarbenar harus diatasi sesegera mungkin.
52
DAFTAR PUSTAKA
1. Pasinringi, Syahrir A. Perencanaan Pelayanan Kesehatan. 2002. Makassar.
FKM Unhas. Available from :
http://www.scribd.com/doc/2908460/
Perencanaan-Pelayanan-Kesehatan.
2. Nangi, Moh.Guntur. Problem Solving Kesehatan Masyarakat. 2010.
Available
from
http://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBQQFjAA&url=http%3A%2F
%2Fmohamadguntur.files.wordpress.com%2F2010%2F03%2Fproblemsolving-kes
3. Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. 1996.
Jakarta
4. Reinke, William A. Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan
Efektifitas
Press
53
University,
New
York.
URL
http://staff.cce.cornell.edu/administration/program/documents/priority_sett
ing_tools.pdf
6. Notoatmodjo,
Soekidjo.
Prinsip-Prinsip
Dasar
Ilmu
Kesehatan
54