Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan II (Modul II): Latar Belakang dan Perumusan Masalah

Pokok bahasan:
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
2. Sumber untuk memperoleh masalah
B. Identifikasi masalah penelitian
C. Perumusan masalah penelitian
D. Tujuan dan manfaat penelitian

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

LATAR BELAKANG DAN PERUMUSAN MASALAH


A.

Pendahuluan
Dalam melakukan penelitian terlebih dahulu harus memiliki masalah,
karena penelitian dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah.

Jadi setiap penelitian yang akan

dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Menemukan masalah untuk


dijadikan penelitian bukan pekerjaan yang mudah, tetapi bila masalah telah
ditemukan maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilaksanakan
Sebelum seseorang peneliti dapat merumuskan suatu masalah ,
maka peneliti harus memilih masalah terlebih dahulu. Masalah harus memiliki
ciri-ciri yang baik, dan mengetahui sumber serta tempat mencari masalah
tersebut. Ada beberapa masalah yang harus diperhatikan, baik dari segi isi
ataupun dari segi kondisi penunjang yang diperlukan dalam pemecahan masalah
yang telah dipilih. Ciri-ciri masalah 1yang baik adalah:
1. masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian
2. masalah yang dipilih harus memiliki fisibilitas
3. masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
.Perumusan masalah bukan pekerjaan yang mudah, padahal masalah
ada di sekeliling kita. Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya keraguraguan ataupun kebingungan terhadap sesuatu atau fenomena, adanya
kemenduaan arti (ambiguity) adanya halangan, adanya celah (gap) antar
kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah ada ataupun yang akan datang.
Penelitian diharapkan dapat memecahkan permasalahan, ataupun dapat
menutup celah-celah yang ada.
Perumusan masalah dapat membantu peneliti untuk menghilangkan
keragu-raguan tersebut, oleh karena itu peneliti harus dapat memilih suatu
masalah bagi penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban
terhadap masalah tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian,
dan merupakan langkah penting dan pekerjaan sulit dalam penelitian ilmiah.
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah berfungsi untuk memberi alasan yang
mendasari kenapa topic penelitian tersebut dipilih, kenapa topic perlu diteliti
dan apa artinya bagi perkembangan ilmu dan bagi kehidupan sehari-hari.
1

,Moh. NAzir. Metode Penelitian. ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999) hal .134

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

Dalam bagian ini peneliti harus dapat meyakinkan dirinya sendiri dan orangorang lain bahwa apa yang akan diteliti benar-benar mendesak dilakukan.
Penyusunan latar belakang masalah perlu memperhatikan empat hal2, yaitu:
a.

Tingkat kebaruan (Novelty) topic yang diteliti.


Siapapun tidak akan tertarik pada sesuatu yang klise dan telah
berualng kali dilakukan orang. Sesuatu yang baru memang bersifat relatif,
karena sesuatu yang baru buat orang lain, belum tentu baru bagi yang
lain. Walaupun demikian peneliti harus berusaha menemukan yang abru
dan orisinal sesuai kemampuan. Untuk peneliti harus mengkaji penelitian
apa saja yang sejenis, mirip dengan topic penelitiannya, yang telah diteliti
orang. Dengan demikian ia akan tahu dari segi apa ia akan meneliti topik
itu. Kalaupun terpaksa mengulang penelitian orang lain, akan dijelaskan
dalam latar belakang penelitian.

b.

Kespesifikan yang diteliti


Penyusunan latar belakang masalah memulainya dari yang bersifat
umum, tetapi kunci utamanya terletak pada tingkat kespesifikan
penjelasan yang dibuat. Misalnya dengan mendetail menjelaskan apa
yang dilakukan objek penelitian yang tidak sesuai dengan harapan yang
diinginkan.

c.

Kekuatan data yang mendukung


Isi latar belakang penelitian akan lebih meyakinkan apabila didukung
oleh data-data atau bukti-bukti, pernyataan secara kualitatif memang
diperlukan, tetapi akan menjadi pernyataan kosong/hambar apabila tidak
ada data yang kuat. Untuk mendapatkan data ini seorang peneliti akan
melakukan riset pendahuluan (preliminary research) terlebih dahulu, data
yang diperoleh digunakan untuk bahan inspirasi dalam mempersempit
permasalahan penelitiannya. Data data ini bisa diambil dari koran,
majalah, buku-buku ataupun dari pengamatan yang dilakukan secara
langsung di tengah-tengah masyarakat.

d.

Kelugasan bahasa. Latar belakang masalah memerlukan bahasa


yang to the point, tidak memerlukan kalimat perumpamaan. Jadi harus
diperhatikan bahwa latar belakang masalah, hanyalah latar belakang
saja, bukan inti dari permasalahan. Oleh karena itu latar belakang harus

LAN. Logika dan Prosedur Penelitian.(Jakarta: STIA, 1999) hal.127

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

singkat dan terhindar dari basa-basi yang tidak berhubungan langsung


dengan permasalahan.
Selain itu latar belakang masalah juga memiliki kriteria lain3,yaitu:
a. merupakan topik yang mempunyai arti penting, bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, dan kepentingan hidup sehari-hari
b. merupakan topik yang menarik (terutama bagi masyarakat luas)
Jadi, dalam latar belakang masalah alasan pemilihan amsalah atau topik
penelitian adalah mengenai topik perlu diteliti, arti pentingnya bagi
perkembangan ilmu dan bagi kehidupan sehari-hari.
2. Sumber untuk Memperoleh Masalah
Sebenarnya banyak masalah yang perlu dipecahkan ada di
sekeliling kita, tetapi yang menajdi kendala untuk memperoleh masalah
adalah kesanggupan peneliti untuk menggali dan mengidentifikasikan
masalah serta mengetahui sumber-sumber di mana permasalahan diperoleh.
Ada beberapa sumber yang dapat dijadikan sumber memperoleh masalah 4,
yaitu: pengamatan terhadap kegiatan manusia, bacaan, analisa bidang
pengetahuan, ulangan serta perluasan penelitian, cabang studi yang sedang
diekrjakan, pengalaman dan catatan pribadi, praktek serta keinginan
masyarakat, bidang spesialisasi, pelajaran dan mata pelajaran yang diikuti,
pengamatan terhadap sekeliling, diskusi ilmiah.
B.

Identifikasi Masalah
Identifikasi

masalah

dilakukan

peneliti

untuk

mempermudah

penentuan pemecahan masalah, karena lebih memberikan spesifikasi pada topik


permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu identifikasi masalah ini dirumuskan
setelah peneliti benar-benar memahami latar belakang masalah yang ada. Untuk
mempermudah dalam melakukan identifikasi masalah, maka ada empat cara
melakukan identifikasi masalah5, yaitu:
1.

Diskusi dengan pembuat keputusan.


Pembuat keputusan di perusahaan merupakan sumber referensi
untuk menggali masalah, karena sehari-hari tugas mereka berkaitan dengan

Tatang M.Amirin. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali pers, 1986. hal, 54
Mohd.Nazir. Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988) hal. 140-143
5
Jonathan Sarwono dan Tutty Martadireja. Riset Bisnis untuk Pengambilan Keputusan. (Yogyakarta:
Andi, 2008) hal. 34-37
4

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

pengambilan keputusan. Untuk menghadapi pembuat keputusan ada tujuh teknik


yang dikenal dengan 7C, yaitu:
a.

communication, Peneliti sebaiknya melakukan komunikasi dengan pihak


pengambil keputusan sesering mungkin, baik secara lisan maupun tertulis,
hal ini untuk menghindari salah interpretasi dalam menangkap keinginan
pihak pengambil keputusan

b.

cooperation, Peneliti harus bekerja sama, membentuk team work yang


solid

dengan

pembuat

keputusan

dan

bersedia

dikoreksi

karena

bagaimanapun juga peneliti mengerjakan tugas yang diberikan pembuat


keputusan
c.

confidence, Peneliti harus percaya bahwa hasil yang diteliti sudah sesuai
dengan instruksi yang dilakukan pihak pengambil keputusan

d.

Candour (openness, straitforward), Peneliti melakukan komuniasi secara


terbuka/transparan, agar pihak pengambil keputusan dapat memonitor apa
yang dilakukan peneliti

e.

closeness,

Peneliti

harus

melakukan

pendekatan

atau

membina

hubungan bathin/emosi yang mendukung keharmonisan suasana kerja, agar


penelitian mendapat dukungan penuh dari pembuat keputusan
f.

continuity, Peneliti melakukan komunikasi secara berkesinambungan,


dengan mengkomunikasikan kepada pihak pengambil keputusan setiap
proses riset dan temuan-temuan yang dihasilkan.

g.

creativity), Peneliti dalam menyampaikan gagasan dengan menggunakan


cara-cara kreatif, sehingga mudah dipahami oleh pengambil keputusan.

2.

Wawancara dengan para ahli.


Para ahli banyak mengetahui persolan secara teoretik, dan ini
hendaknya dimanfaatkan oleh peneliti untuk menambah pengetahuan, dan hal ini
dilakukan untuk membantu dalam memformulasikan masalah yang akan diteliti
secara lebih tepat. Para ahli tersebut, diantarnya: konsultan, sesama peneliti.

3.

Melakukan Analisis Data Sekunder.


Data sekunder atau data yang sudah ada atau data dari hasil
penelitian yang sudah dilakukan oleh orang lain, dan bertujuan untuk membantu
peneliti memahami masalah yang akan diteliti. Tujuan analisis data sekunder
terutama:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

a. Membantu memahami masalah, variable atau gejala yang akan diteliti.


Seperti data demografis, psikografis, angkatan kerja, dan lain sebagainya
b. Membantu menyelesaikan masalah yang tidak mendesak, seperti masalah
rencana pengembangan produk/layanan baru
4.

Melakukan Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif dengan metode eksploratori memberikan manfaat
untuk menjaring persoalan yang diteliti. Penelitian kualitatif dapat dilakukan
dengan

menggunakan

metode

FGD

(Focus

GroupDiscussion),

yakni

menggunakan responden yang kecil dan dikumpulkan dalam satu tempat,


dilakukan diskusi dengan menggunakan moderator. Topic diskusi disesuaikan
dengan permasalahan yang akan diteliti. Hasil diskusi digunakan sebagai
masalah dalam penelitian bentuk kuantitatif.
Secara alur, proses identifikasi masalah dapat digambarkan sebagai berikut:

Latar Belakang Masalah

Kegiatan dalam Mengidentifikasikan Masalah

Diskusi
dengan
pembuat
keputusan

Wawancara
dengan para
ahli

Analisis
Data
Sekunder

Melakukan
Riset
Kualitatif

Penentuan Masalah

Gambar: Alur Proses Identifikasi Masalah

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

C.

Perumusan Masalah
Pokok permasalahan merupakan inti masalah yang akan diteliti oleh
peneliti. Oleh karena itu pokok permasalahan harus bersifat ringkas, jelas dan
mempunyai ruang lingkup yang spesifik. Untuk ini pokok permasalahan yang
baik, memenuhi beberapa persyaratan6, yaitu:
1.

Konsisten dengan latar belakang penelitian

2.

Kejelasan ruang lingkup permasalahan

3.

Kejelasan konsep atau variabel yang diteliti


Sementara itu ada tiga kriteria7 untuk menentukan permasalahan

yang baik dan pernyataan masalah yang baik, yaitu: pertama permasalahan
harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih, kedua
dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan, masalah
dirumuskan dengan cara tertentu yang menyiratkan adanya kemungkinan
pengujian empiris.
Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesa,
dan dari perumusan masalah dapat menghasilan topic penelitian atau judul
penelitian. Perumusan masalah dilakukan dengan kondisi:
1.

Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

2.

Dirumuskan dengan jelas, dan padat

3.

Berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah

4.

Menjadi dasar dalam membuat hipotesa penelitian

5.

Menjadi dasar bagi judul penelitian8


Secara umum perumusan masalah dapat dilakukan dengan dua jalan,

yaitu: pertama, menurunkan masalah dari teori yang sudah ada, kedua,
observasi langsung ke lapangan.
D.

Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang dicapai segera setelah
penelitian selesai

dikerjakan. Secara umum tujuan penelitian untuk

LAN, Opcit. Hal 130-132


F.N.Kerlinger. Asas-Asas Penelitian Behavioral (Terjemahan). (Yogyakarta: Gajahmada Press, 1986)
hal 29.
8
Moh.Nazir. Op.cit. hal. 143
7

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

menemukan kebenaran ilmiah. Ada beberapa tujuan penelitian yang lazim


akan dicapai peneliti, yaitu:
a.

Mengeksplorasi suatu objek, dilakukan apabila


peneliti merancang ingin mendapatkan gambaran umum suatu objek, dan
dilakukan

pada tahap awal pemahaman terhadap objek seperti

sekelompok masyarakat, bangsa, program, dan lain sebagainya.


b.

Menjelaskan keadaan objek, dilakukan untuk


lebih mendalami apa yang diteliti. Dapat dilakukan melalui berbagai
metode penelitian termauk deskriptif dengan metode tunggal (univariat),
metode korelasional dengan multin variable, atau metode eksperimen
untuk menjelaskan suatu pola hubungan sebab-akibat.

c.

Mengevaluasi

suatu

objek,

dilakukan

bila

peneliti ingin menentukan nilai objek tersebut dengan suatu standar


hukum, apabila tujuan tercapai maka peneliti akan mencapai tujuan lain
yang lebih rinci, seperti membuat keputusan, untuk meningkatkan kualitas
objek. Tujuan ini dapat dicapai dengan

metode berkonotasi evaluasi

seperti: evaluasi program, studi akreditas


d.

Memvalidasi

suatu

teori,

dilakukan

untuk

menguji kebenaran atau keabsahan suatu teori. Termasuk teori-teori


besar, rumit dan sudah mapan dalam disiplin ilmu tertentu, atau juga teori
yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dari pengalaman dan bacaan
yang dikaji.
e.

Menemukan suatu model, dilakukan untuk


mencari model, formulasi atau prosedur yang dapat digunakan untuk
menjelaskan atau melakukan sesuatu. Model dapat berupa abstraksi
sebuah pemikiran atau suatu tiruan konkret dari suatu sistem.
Tujuan penelitian merupakan manisfestasi dari perumusan masalah

dan dinyatakan dalam kalimat pernyataan (bentuk deklaratif). Tujuan


penelitian dinyatakan secara spesifik dibandingkan dengan perumusan
masalah. Jika perumusan masalah merupakan konsep yang masih abstrak,
maka tujuan penelitian haruslah konstruk yang lebih konkrit.
Sementara itu Neuman yang dikutip oleh Sujoko Effendi9 mengatakan,
tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi empat hal, yaitu:
9

Sujoko Efendi, Stevanus Hadi Darmaji, dan Yuliawati Tan. Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2008), hal. 12

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

a.

Exploratory, untuk mendapat gambaran awal tentang suatu fenomena


yang belum pernah/sangat sedikit diketahui/diteliti sebelumnya. Fokusnya
untuk menjawab tentang what (apa). Merupakan penelitian awal dari
sebuah penelitian yang lebih panjang dan sasarannya untuk memberi
masukan bagi studi selanjutnya agar dapat dilakukan studi dengan
research question.

b.

Descriptve, memberi gambaran tentang detail-detail spesifik dari


sebuah situasi. lingkungan sosial. Fokusnya untuk menjawab how
(bagaimana), dan who (siapa)

c.

Explanatory, untuk mencari sebab dan alasan dari terjadinya sebuah


fenomena, tidak hanya berfokus pada what, who dan how, tetapi juga
untuk menjawab why.

d.

Eksperimental, untuk mengetahui reaksi dari individu-individu yang


sejenis terhadap berbagai lingkungan yang sama. Penelitian ini
melibatkan peneliti secara aktif untuk memungkinkannya terciptanya
kondisi-kondisi

yang

berbeda-beda/alamiah

agar

dapat

dilakukan

perbandingan terhadap reaksi-reaksi di atas.


2.

Manfaat Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan seseorang pasti dapat menghasilkan
manfaat. Tidak ada seorang penelitipun mau melakukan suatu penelitian jika
ia tidak yakin bahwa penelitiannya akan membawa manfaat. Ada dua macam
manfaat penelitian;
a.

Manfaat teoretis
Manfaat teoretis disebut juga sebagai manfaat akademis, adalah
manfaat yang dapat membantu kita untuk lebih memahami suatu konsep
atau teori dalam suatu disiplin ilmu. Konsep atau teori yang dimaksudkan
disini, biasanya hanya sebagian kecil dari suatu konsep atau teaori besar
yang dibangun ilmuwaan. Dari suatu penelitian jarang sekali kita
mendapat manfaat besar yang dapat mempengaruhi sebuah teori secara
keseluruhan, atau jarang ada penelitian yang dapat langsung dan tuntas
membantu kita dalam memahami seluruh ilmu.
Untuk mengatasi hal tersebut peneliti harus menghindari pernyataanpernyataan yang bombastis tentang manfaat penelitian, harus spesifik

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

dalam menjelaskannya, oleh karena itu akan lebih baik apabila peneliti
terlebih dahulu mempelajari penelitian-penelitian sejenis, sehingga dapat
mengambil manfaat apa saja dari berbagai penelitian sejenis.
b.

Manfaat praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang bersifat terapan dan dapat
disegerakan untuk digunakan bagi keperluan pemecahan suatu masalah,
membuat keputusan, atau memperbaiki suatu program yang sedang
berjalan. Manfaat praktis ini bersifat langsung pada persoalan, dan
spesifik.
Sementara itu Sujoko dkk,10 menyatakan bahwa manfaat penelitian

dapat dibedakan menajdi dua, yakni penelitian dasar dan penelitian terapan.
Penelitian

dasar

adalah

penelitian

yang

dilakukan

untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan secara umum dengan mengevaluasi dan


atau mengembangkan konsep atau teori yang ada dalam ilmu pengetahuan
tersebut.
Penelitian

terapan

adalah

penelitian

yang

dilakukan

untuk

memecahkan amsalah sehari-hari. Penelitian ini berangkat dari masalah


praktis dan tujuan utamanya untuk mencari solusi masalah tersebut, bukan
untuk pengembangan konsep atau teori. Titik berat penelitian ini adalah untuk
menyelesaikan persoalan sehari-hari yang terjadi dalam suatu organisasi.
Secara ringkas perbedaan kedua penelitian tersebut dapat dilihat pada table
di bawah ini:
Tabel: Perbedaan Penelitian Dasar dan Penelitian Terapan
Penelitian Dasar
1. Titik berat penelitian lebih
untuk memuaskan keingintahuan akademik dari peneliti
2.Kualitas
penelitian
dinilai
dengan
menggunakan
standar
akademik
oleh
masyarakat akademik
3. Manfaat utama adalah untuk
memberikan
kontribusi
teoretis
4. Ukuran keberhasilan adalah
pada saat laporan penelitian
dipublikasikan pada jurnal
akademik serta berdampak
10

Penelitian Terapan
1. Penelitian bagian dari sebuah
pekerjaan yang seringkali didanai dan
ditentukan tujuannya oleh pemberi
kerja
2. Kualitas penelitian dinilai oleh pemberi
dana berdasarkan sejauhmana hasil
penelitian memenuhi kepentingannya
3. Manfaat utama adalah menghasilkan
rekomendasi yang dapat bermanfaat
secara praktis dalam menyelesaikan
sebuah masalah
4. Ukuran keberhasilan adalah pada saat
rekomendai tersebut digunakan oleh
pemberi dana untuk memecahkan

Ibid, hal. 17

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

pada masyarakat akademik

masalah.

Sumber: Freeman dan Rossi (dikutip oleh Sujoko Efferin , dkk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA
Jonathan Sarwono, dan Tutty Martadireja. Riset Bisnis. Yokyakarta: Andi, 2008
Kerlinger, Fred N. Asas-Asas Penelitian Behavioral.(Terjemahan) Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2004
Lembaga Administrasi Negara. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi Negara, 1999
Moh. Nazir. Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia, 1999
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2008
Sujoko Efferin, Stevanus Hadi Darmadji, dan Yuliawati Tan. Metode Penelitian
Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008
Tatang M.Amirin. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 1986.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sri Nurabdiah Pratiwi

METODE PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai