KAJIAN TEORI
2.1 Ekosistem Pantai dan Laut
Wilayah pesisir, adalah dimana daratan bertemu dengan lautan dan air
tawar bertemu dengan air asin. Wilayah ini merupakan system ekologi yang
paling produktif secara beragam dan serta memiliki kompleksitas yang tinggi.
Zona ini berperan sebagai penyangga, pelindung dan penyaring diantara daratan
dan lautan. Sebagai daerah peralihan; perairan pantai mempunyai kekayaan
organisme yang relatif tinggi, sehingga sangat potensial untuk dijaga agar
kondisinya tetap dalam keadaan baik (Edgren, 1993).
Menurut Manengkey (2010), pantai adalah daerah bertemunya daratan dan
lautan. Luas daerah pantai bervariasi tergantung dari jaraknya dan ditentukan oleh
keadaan geografi setempat, vegetasi yang ada, adat istiadat masyarakat dan
budaya. Pantai lazimnya menggambarkan sebagian proses-proses laut seperti
pasang surut ataupun arus.
Pantai merupakan salah satu kawasan hunian atau tempat tinggal paling
penting didunia bagi manusia dengan segala macam aktifitasnya. Awal tahun 1990
diperkirakan 50 %sampai 70 % penduduk di dunia tinggal di daerah pantai. Bila
pada saat itu penduduk didunia berjumlah kurang lebih 5,3 milyar maka 2,65
sampai 3,7 milyar tinggal di pantai (Edgren, 1993).
Pantai merupakan daerah perbatasan antara ekosistem daratan dan laut
yang dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Pantai selalu terpapar
hempasan gelombang dan hembusan angin, sehingga organisme yang hidup di
pantai merupakan organisme yang telah beradaptasi dan memiliki karakteristik
tertentu untuk dapat bertahan didaerah pantai. Pantai berbeda dengan pesisir.
Menurut Soegiarto (1976), wilayah pesisir pada hakekatnya merupakan
pertemuan antara darat dan laut; kearah laut wilayah pesisir mencakup bagianbagian yang masih terpengaruh oleh proses-proses alami seperti sedimentasi dan
aliran air tawar; sedangkan kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan
baik kering maupun terendam air yang masing dipengaruhi oleh pasang surut,
angin laut dan kemungkinan perembesan air asin. Wilayah pesisir kearah darat
yang dipengaruhi oleh batas pasang tertinggi dan berfungsi sebagai tanggul
disebut pantai.
Sumberdaya alam laut dan pesisirnya ini mencakup antara lain: bahanbahan mineral pertambangan, perikanan, kehutanan mangrove, terumbu karang,
lamun dan rumput laut. Rheinheimer (1980) dan Kamiyama (2004) dalam
Kunarso (2011) menyebutkan kehadiran bakteri dalam ekosistem perairan laut
berperan aktif sebagai dekomposer dalam proses mineralisasi bahan-bahan
organik. Sebagai hasil mineralisasi adalah unsur-unsur hara yang esensial,
merupakan sumber nutrisi bagi berbagai organisme laut yang sesuai dalam trofik
levelnya. Oleh karena itu, keterkaitan bakteri didalam ekosistem perairan laut
terutama dalam penyedia unsur hara dapat digunakan sebagai indikator kesuburan
perairan.
Perairan wilayah pantai merupakan salah satu ekosistem yang sangat
produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ekosistem yang dinamik
dan unik, karena pada wilayah ini terjadi pertemuan tiga kekuatan yaitu yang
berasal daratan, perairan laut dan udara. Kekuatan dari darat dapat berwujud air
dan sedimen yang terangkut sungai dan masuk ke perairan pesisir, dan kekuatan
dari batuan pembentuk tebing pantainya. Kekuatan dari darat ini sangat beraneka.
Sedang kekuatan yang berasal dari perairan dapat berwujud tenaga gelombang,
pasang surut dan arus, sedangkan yang berasal dari udara berupa angin yang
mengakibatkan gelombang dan arus sepanjang pantai, suhu udara dan curah hujan
(Davies, 1972 dalam Vatria, 2010).
Dalam wilayah pantai ada dua formasi yang berbeda yaitu (a) formasi
pes-capre yang dicirikan dengan bentuk pantai yang landai; dan (b) formasi
baringtonia, yang dicirikan oleh bentuk-bentuk pegunungan (Waryono,2008).
Pantai terdiri atas ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun dan ekosistem
terumbu karang. Ketiga ekosistem pantai tersebut memiliki karakteristik dan
peran penting dalam keberlangsungan ekosistem di daratan dan di laut. Selain itu
ketiga ekosistem pantai tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. Berikut
penjelasan mengenai ekosistem pantai.
Ekosistem Mangrove
2004,
mangrove
merupakan
sekumpulan
tumbuh-tumbuhan
Cymodocea
rotundata,
Halodulepinifolia,
dalam padang lamun memberi kondisi alami yang sangat di senangi oleh
ikan-ikan kecil dan invertebrata kecil seperti beberapa jenis udang, kuda
laut, bivalve, gastropoda dan echinodermata. Hal terpenting lainnya
adalah daun-daun lamun berasosiasi dengan alga kecil yang dikenal
dengan epiphyte yang merupakan sumber makanan terpenting bagi
hewan-hewan kecil tadi. Epiphyte ini dapat tumbuh sangat subur dengan
melekat pada permukaan daun lamun dan sangat di senangi oleh udangudang kecil dan beberapa jenis ikan-ikan kecil.
Disamping itu padang lamun juga dapat melindungi hewanhewan kecil dari serangan predator. Sangat khas memang pola kehidupan
hewan-hewan kecil ini di padang lamun yang tidak jarang memberikan
konstribusi besar bagi kelangsungan ikan dan udang ekonomis penting
(Karyono 2010). Padang lamun berperan dalam meningkatkan usaha
perikanan masyarakat pesisir, karena secara ekologis memiliki peranan
yang sangat penting yaitu tempat mencari makan (feeding ground),
berpijah (spawning ground), berlindung (shelter), dan pembesaran
(nursery ground) (Aswandy, 2000). Sedangkan menurut Azkab (2006)
Peranan lamun antara lain, sebagai produsen primer; sebagai stabilisator dasar perairan,
sebagai pendaur hara, sebagai sumber makanan dan sebagai tempat asuhan.
Terumbu Karang
Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit
kalsium karbonat di laut yang dihasilkan terutama oleh hew an karang.
Karang adalah hewan tidak bertulang belakang yang termasuk dalam
Filum Coelenterata (hew an berrongga) atau Cnidaria. Karang (coral)
mencakup karang dari Ordo scleractinia dan Sub kelas Octocorallia
(kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa. Lebih lanjut dalam makalah
ini pembahasan lebih menekankan pada karang sejati (Scleractinia). Satu
individu karang atau disebut polip karang memiliki ukuran yang
bervariasi mulai dari yang sangat kecil 1 mm hingga yang sangat besar
yaitu lebih dari 50 cm. Namun yang pada umumnya polip karang
berukuran kecil. Polip dengan ukuran besar dijumpai pada karang yang
soliter.
Echinodermata, Crustacea
Porifera,
dan cacing
aspera,
Goniastrea
retiformes,
Montipora
capricornis,
Dewasa ini sumberdaya alam dan lingkungan telah menjadi barang langka
akibat
eksploitasi
yang
berlebihan
dan
kurang
memperhatikan
aspek
Faktor yang
terdiri
industri
bahan
peledak,
limbah,
pembuangan
jangkar,
reklamasi
merupakan
penyebab
utama
tidak
terjadinya
proses
ditumbuhi
oleh
manggrove. Abrasi
yang
terus
menerus
yang
suhu
(Guldberg,2001).
laut,
menyebabkan
pemutihan
terumbu
toksisitas
logam pada insang. Insang selain sebagai alat pernafasan juga digunakan
sebagai alat pengaturan tekanan antara air dan dalam tubuh ikan
(osmoregulasi). Akumulasi logam yang tertinggi biasanya dalam
detoksikasi (hati) dan ekskresi (ginjal). Akumulasi logam berat dalam
tubuh organisme tergantung pada
air/lingkungan,
suhu,
keadaan
dan
aktifitas
fisiologis
(Santosa,2013).
2.4 Pengelolaan Sumberdaya Pantai Dan Laut Untuk Mengatasi Kerusakan
Dan Pencemaran Pantai Dan Laut
1. Pandangan umum pantai dan laut
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar,dengan garis pantai
terpanjang di dunia, sekitar 81.000 km, serta mempunyai sumberdaya
pantai dan pesisir yang sangat luas, sekitar 24,6 juta hektar
(Bunasor,1992 dalam Winarno, dkk, 2003). Fadilah dkk (2013) juga
mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki
wilayah perairan yang luas. Wilayah laut dan daratan dipisahkan oleh
pantai. Kawasan pantai merupakan wilayah pelindung (barrier) antara
lautan dan daratan dan banyak menyimpan potensi kekayaan alam yang
layak untuk dimanfaatkan dan dikelola lebih lanjut dalam menunjang
kesejahteraan masyarakat, baik sebagai pelabuhan, kawasan industri,
maupun pariwisata. Pemanfaatan kawasan pantai umumna terbatas pada
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1
3.1.2 Penyebab kerusakan pantai dan laut dapat bersifat alami (hempasan
gelombang, perubahan pola arus, variasi pasang surut, serta perubahan
iklim) maupun akibat antropogenik (eksploitasi laut yang berlebihan oleh
manusia).
3.1.3
3.1.4 Secara keseluruhan pengelolaan sumberdaya pantai dan laut dapat
dilakukan
dengan
beberapa
strategi,
yaitu
dengan
konservasi,
DAFTAR RUJUKAN
Edgren, G., 1993. Expected Economic and Demographic Development in Coastal
World Wide, National Institute for Coastal and Marine Management,
Coastal ZoneManagementCentre, Netherland: Noordwijk
Fadilah, dkk. 2013. Identifikasi Kerusakan Pantai Kabupaten Bengkulu Tengah
Provinsi Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya
Alam
dan
Lingkungan
2013
(Online),
(http://www.ijpbs.net/isue-