KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh :
SATITI NURWASINI WIJATI
L2J 009 079
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Desember 2012
Judul
Menyetujui,
Koordinator
Teknik Lingkungan
Kerja Praktek
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lingkungan global sedang mengalami perubahan lebih cepat daripada
yang pernah terjadi sebelumnya. Konsumsi energi, air, dan sumber daya alam
tidak terbaharui meningkat boleh jadi menyebabkan kelangkaan di beberapa
bagian wilayah Indonesia. Selain itu, perkembangan pembangunan dewasa ini
telah menciptakan suatu pergeseran system nilai budaya, yakni peralihan dari
budaya agraris menjadi budaya masyarakat industri. Mulai dari pertumbuhan
penduduk yang cepat, pemanfaatan sumber daya alam yang tidak diimbangi
oleh daya dukung alam, dan masalah konversi lahan yang semakin meluas.
Pada dasarnya, pembangunan adalah pendayagunaan sumber daya dengan
melbatkan manusia, untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, namun,
bukan hanya dampak positif yang dihasilkan, tetapi juga terdapat dampak
negatif yang bisa dirasakan.
Pembangunan yang dilakukan bangsa Indonesia di satu pihak
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat seiring
dengan jumlah penduduk yang kian meningkat. Di lain pihak daya dukung
lingkungan akan terus menurun sebagai akibat dari suatu kegiatan atau usaha
yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Dalam hal ini,
peningkatan industri yang tidak diikuti dengan kegiatan pengelolaan
lingkungan hanya akan menambah bahan pencemaran yang memberi
ancaman yang nyata terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Upaya untuk melestarikan lingkungan hidup akan berguna dalam
pembangunan yang berkelanjutan dan berkesinambungan serta dilaksanakan
dengan kebijaksanaan secara terpadu dan menyeluruh. Hal ini dilakukan
sebagai wujud pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkuingan Hidup. Kegiatan
pengelolaan
dan
pemantauan
lingkungan
sangat
diperlukan
untuk
terdepan,
Pembangunan
berkelanjutan
merupakan
suatu
pembangunan, yang sesuai dengan kebutuhan generasi saat ini tetapi tidak
membahayakan kesempatan bagi generasi yang akan datang. Maka, dalam
memasuki era globalisasi dunia dimana industri berkembang dengan pesat
harus mengacu pada konsep pembangunan berkelanjutan. Berkembangnya
industri akan mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan
pekerjaan, dan sumber peningkatan eksport. Oleh sebab itu, sektor ekonomi
industri harus mulai memasukkan unsur ekologis ke dalam setiap aspek
pembangunan, sehingga dapat mendukung dimulainya konsep pembangunan
berkelanjutan untuk kemajuan suatu negara.
Berkenaan dengan hal itu, maka sebuah institusi perguruan tinggi
sebagai lembaga pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
mempunyai tugas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kreatif,
inovatif dan berwawasan luas, perguruan tinggi diharapkan mampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.
Bila tugas dan kewajiban yang dimiliki oleh institusi perguruan tinggi
tersebut tidak dilaksanakan dengan baik dan sungguh-sungguh, maka dapat
dipastikan bahwa sumber daya manusia yang dihasilkan oleh institusi
perguruan tinggi di Indonesia akan tertinggal jauh dari negara lain. Dengan
demikian, suatu institusi perguruan tinggi dituntut untuk membuka diri,
bekerja sama dan berinteraksi dengan pihak manapun, tak terkecuali dengan
dunia industri, sebagai suatu strategi untuk mempersiapkan output yang
handal, berkemampuan optimal dan mampu bersaing dalam era globalisasi
dan perdagangan bebas. Dan dilain pihak, dunia industri pun menyambut
interaksi tersebut dengan penilaian yang positif dan saling menguntungkan.
Dunia pendidikan terutama perguruan tinggi, dan industri yang ada di
Indonesia
selalu
mengalami
masalah
yang
sama,
yaitu
terjadinya
ketidaksesuaian antara teori yang diberikan pada kuliah dengan aplikasi yang
terjadi dalam lapangan. Sebagai akibat yang ditimbulkan oleh hal ini adalah
lulusan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi kurang mengenal dunia kerja
yang akan dihadapinya. Hal ini akan menjadi masalah yang cukup besar jika
dunia industri tidak melakukan tindakan preventif. Pelatihan dan keterlibatan
langsung di lapangan harus dilakukan terlebih dahulu kepada lulusan
perguruan tinggi tersebut agar mereka dapat mengenal pekerjaan yang
dijalani. Dengan demikian dapat terjadi pemahaman dan optimalisasi dalam
aplikasi teori-teori yang diberikan di perguruan tinggi dengan dunia industri.
Berdasarkan gambaran diatas, maka dengan ini kami memohon
adanya partisipasi dari JOB PERTAMINA TALISMAN JAMBI MERANG
TANJUNG JABUNG TIMUR, JAMBI
mahasiswa untuk melakukan kerja praktek. Hal ini merupakan wujud dari
usaha untuk menjembatani dunia pendidikan dan dunia kerja, terutama dalam
dunia industri.
1.2.
Program
Studi
Teknik
Lingkungan
Fakultas
Teknik
- TALISMAN JAMBI
MERANG
1.4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Umum
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan merupakan instrumen
manajemen lingkungan yang wajib dilaksanakan oleh sesuatu perusahaan
dalam
implmentasi
kegiatannya
dilapangan.
Sesuatu
pengelolaan
Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan,
pemeliharaan,
pengawasan,
pengendalian,
pemulihan,
dan
untuk
menanggulangi,
kerena tidak dapat pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial ekonomi
dan atau ekologis sebagai akibat dari usaha atau kegiatan yang
bersangkutan)
2.2.2. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan
Menurut Tuhana Taufiq Andriana dalam buku Audit Lingkungan, Untuk
menangani dampak lingkungan akibat dari suatu usaha atau kegiatan, maka dapat
dilakukan dengan mengunakan salah satu dari beberapa pendekatan, seperti :
1. Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi merupakan pendekatan pengelolaan lingkungan
melalui penggunaan teknologi tertentu.
2. Pendekatan sosial ekonomi
Pendekatan sosial ekonomi merupakan upaya penanganan dampak melalui
tindakan-tindakan yang bermotivasikan sosial ekonomi.
3. Pendekatan institusi
Pendekatan institusi merupakan mekanisme kelembagaan yang akan di
tempuh pemrakarsa dalam rangka penanganan dampak lingkungan akibat
dari suatu usaha atau kegiatan.
2.3.
Pemantauan Lingkungan
Menurut Vertel Yance, Pemantauan lingkungan adalah proses pengamatan,
han secara biologis, mekanis, kimia dan radiasi. Untuk menjamin limbah yang
dilepas ke alam bebas tidak membahayakan makhluk hidup dan untuk menjaga
agar kualitas lingkungan tetap berada dalam batas yang ditoleransi, pemerintah
menetapkan Baku Mutu Limbah yang boleh dilepas ke alam bebas. Baku mutu
adalah ukuran kuantitatif yang menunjukkan batas maksimal kadar bahan yang
dikandung di dalam beberapa parameter tertentu antara lain BOD, COD, pH dan
Lemak.
Untuk memperoleh kualitas limbah yang berada di bawah ambang batas
baku mutu, harus dilakukan uapya pengelolaan yang memadai secara teknis.
Untuk menilai hasil pengelolaan limbah perlu dilakukan upaya pemantauan
lingkungan secara rutin. Tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas
efluen adalah :
a. KEP-13/MEN LH/3/1995 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
b. KEP-42/MEN LH/10/1996 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Eksplorasi Dan Produksi Migas.
c. KEP-48/MEN LH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan.
d. KEP-49/MEN LH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Getaran
e. PerGub Sumsel No 16 tahun 2005 tentang peruntukan air dan baku mutu air
sungai
f. PerGub Sumsel no 18 tahun 2005 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan
industri, hotel, rumah sakit, domestik dan pertambangan batubara
g. Pergub Sumsel No 17 tahun 2005 Tentang baku mutu udara ambien.
diolah terlebih dahulu. Untuk menjaga kualitas lingkungan agar tetap berada
dalam batas toleransi, pemerintah menetapkan berbagai Baku Mutu Lingkungan
Ambien seperti Baku Mutu Udara, Baku Mutu Air, Baku Mutu Kebisingan. Baku
mutu air terkait dengan penggolongan air menurut peruntukannya. Ada beberapa
kelas dalam peruntukan badan air yaitu:
No
1
II
III
IV
pengelolaannya bisa dilakukan pada sumber buangan titik tersebut selama bagian
hulu belum mengalami pencemaran.
Untuk menentukan apakah suatu badan air telah tercemar perlu
diperhatikan beberapa variabel yaitu debit limbah, debit badan air penerima,
beban pencemaran maksimum, baku mutu air yang dikaitkan dengan
penggolongan air menurut peruntukannya. Untuk mencegah agar tidak terjadi
kondisi tercemar, perlu dilakukan pemantauan rutin terhadap kualitas limbah yang
dihasilkan dan badan air penerima. Tolok ukur yang digunakan untuk
mengevaluasikan kualitas ambien adalah :
a. PP 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
b. KEP-43/MEN LH/10/1996 Tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi
Usaha Atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis
Lepas Di Daratan.
c. PP 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan
Laut.
d. PP 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
e. KEP-107/KABAPEDAL / III/1997 Tanggal 21 November 1997 Tentang
Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks
Standar Pencemar Udara
f. Permen LH no 45 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
2.3.3. Ruang Lingkup Pemantauan lingkungan.
Menurut Tuhana Taufiq Andriana dalam buku Audit Lingkungan, Dalam
dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan, ruang lingkup pemantauan
lingkungan meliputi :
1. Jenis dampak (penting)
Jenis dampak (penting) yang hendak dipantau harus jelas. Setiap dampak
penting yang telah dikelola dilakukan pemantauan untuk mengetahui perubahan
apakah sesuai dengan sasaran pengelolaan atau tidak.
2. Faktor lingkungan yang dipantau
taraf hidup masyarakat dengan terbukanya lapangan pekerjaan, akan tetapi perlu
dipikirkan juga efek sampingnya yang berupa limbah. Limbah tersebut dapat
berupa limbah padat, limbah cair, maupun limbah gas. Limbah gas pada industri
dapat menyebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara disebabkan adanya
unsur zat yang seandainya ada di atmosfer memberikan dampak buruk terhadap
2.5.
Faktor Emisi
Apabila sejumlah tertentu bahan bakar dibakar, maka akan keluar
sejumlah tertentu gas hasil pembakarannya. Sebagai contoh misalnya batu
bara yang umumnya ditulis dalam rumus kimianya sebagai C (karbon),
jika dibakar sempurna dengan O2 (oksigen) akan dihasilkan CO2
(karbondioksida). Namun pada kenyataannya tidaklah demikian. Ternyata
untuk setiap batu bara yang dibakar dihasilkan pula produk lain selain CO 2
yaitu CO (karbon monoksida), HCHO (aldehid), CH4 (metana), NO2
(nitrogen dioksida), SO2 (sulfur dioksida), maupun abu. Produk hasil
pembakaran selain CO2 tersebut umumnya disebut sebagai polutan (zat
pencemar).
Faktor emisi didefinisikan sebagai sejumlah berat tertentu polutan
yang dihasilkan oleh terbakarnya sejumlah tertentu bahan bakar selama
kurun waktu tertentu. Dari definisi ini dapat diketahui bahwa jika faktor
emisi suatu polutan diketahui, maka banyaknya polutan yang lolos dari
proses pembakarannya dapat diketahui jumlahnya persatuan waktu.
(Soedomo,2001)
2.6.
epidemi
menunjukkan
bahwa
pemaparan
partikulat
m
ukuran > 10
m
tetapi untuk yang berukuran < 2 atau 3
m
ukuran partikel yang < 2,5
m
serta antara 2,5 10
.(Cooper dan
Alley,1994)
2.6.2 Efek Pencemaran Udara Terhadap Material dan Tanaman
Pencemaran udara berpengaruh pada material dengan proses
soiling atau korosi. Tingginya kadar asap dan partikulat dihubungkan
denga terjadinya proses korosi antara pelapis dan struktur material dengan
senyawa asam atau alkalin, terutama sulfur dan materi korosif. Ozon
sangat efektif dalam mempercepat proses korosi karet.
Senyawa pencemar yang diketahui sebagai phytoxicants adalah SO
lama, seperti halnya teknologi pengolahan limbah cair dan padat Industri. Jenis
teknologi ini tergolong dalam teknologi konvensional yang bersifat retrofit yaitu
teknologi yang digunakan untuk mengurangi, menurunkan dan menghilangkan
kadar pencemaran.
Secara umum teknologi yang diterapkan dapat dibedakan menjadi
Pengolahan pencemar partikulat dan aerosol dan Pengolahan pencemar gas.
Perbedaan antara kedua golongan tersebut didasarkan atas sifat fisiko kimia
unsure dan sifat aerodinamikanya, seperti terlihat dalam table dibawah ini :
Gaya - Mekanisme
Grafitasi
Diamater
Mikrometer
50
Sentrifugal + Impaksi
Sentrifugal + Impaksi
Sentrifugal + Impaksi
25
>5
>6
25
2. Packed tower
3. Wet Cyclone
4. Inertial power driven
5. Cell Induced Spray
6. Ventury
Filter
1. High Velocity impingent
2. Deep fiber filter
3. Asbestos all glass fiber
4. Plastic fiber - super fine
5. Cellulose ester fiber
Electrostatic Precipitator
1. Single stage high voltage
2. Two stage low voltage
5
5
5
5
<1
10
5
1
0.1
0.01
Elektrostatik
Elektrostatik
Sumber : (Soetomo, 2001)
<1
<1
BAB III
METODOLOGI
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1
dan
sasaran
pelaksanaan
kerja
praktek
mengenai
3.2
Pendahuluan
Bab II
Tinjauan Pustaka
Bab III
Bab IV
Gambaran
Umum
Organisasi
dan
Manajemen
di
JOB
MERANG
Lingkungan
Bab VI
dalam
rangka
Pengelolaan
Kualitas
3.3.
Mulai
TAHAP
PERSIAPAN
Proses Administrasi
Studi Literatur
Pengumpulan Data
TAHAP
PELAKSANAAN
TAHAP
PENYUSUNAN
LAPORAN
DATA SEKUNDER :
- Data dari laporan
- Dokumen dan referensi di PT.
Indonesia Power
- Literatur dari berbagai sumber
DATA PRIMER :
- Interview
- Dokumentasi
- Pengamatan
langsung di lapangan
BAB IV
GAMBARAN UMUM
JOINT OPERATING BODY (JOB) PERTAMINA TALISMAN JAMBI
MERANG
4.1.
merupakan Badan Operasi Bersama yang dimiliki oleh PT. Pertamina Hulu Energi
Jambi Merang, Talisman (Jambi Merang) Ltd dan Pacific Oil dan Gas (Jambi
Merang) Ltd dan dibentuk pada tahun 1989.
Terdapat 3 Lapangan Blok Jambi Merang yang terdiri dari Lapangan
Gelam, Sungai Kenawang, dan Pulau Gading. Lapangan Gelam merupakan
unitisasi dengan Blok Corridor yang dioperasikan oleh Conocophillips sudah
berproduksi. Lapangan Sungai Kenawang dan Pulau Gading masih dalam tahap
persiapan produksi.
4.2.
4.2.1.
JAMBI MERANG
Menjadi JOB terbaik dan terbesar dalam produksi gas
4.2.2. Misi JOINT OPERATING BODY (JOB) PERTAMINA TALISMAN
JAMBI MERANG
Meningkatkan dan memelihara keselamatan, kesehatan kerja serta
lingkungan kerja yang kondusif, meningkatkan cadangan, produksi, dan
laba dengan menerapkan teknologi modern dan strategi eksplorasi yang
tepat serta mengimplementasikan good corporate governance dengan
menerapkan etika bisnis yang baik.
4.3
LOKASI PERUSAHAAN
JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG berada di Jambi.
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal kegiatan kerja praktek ini kami ajukan, semoga dapat
memberikan penjelasan maksud dan tujuan kerja praktek ini kepada HR dan GS
Manajemen JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG. Selain itu
semoga dari kegiatan ini akan memberikan manfaat dan menyumbangkan
pemikiran dan wawasan tentang pengelolaan teknologi bersih dan minimasi
limbah perusahaan tersebut, serta akan lebih terjalin kemitraan yang positif dan
saling menguntungkan antara keduanya.
Besar harapan kami untuk dapat diterima melaksanakan kerja praktek di
JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG. Atas perhatian serta
dukungannya, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Produksi Bersih. www.bapedal-jatim.go.id
Coutrier, P. L. 1999. The Status Of Cleaner Production In Indonesia
Indonesia Environmental Management Agency, Bapedal. Jakarta
Djajadiningrat, Asis. H. 2001. Cleaner Production. Kursus Dasar-Dasar
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, PPLH ITB. Bandung
Eckenfelder,W.W. 2000. Industrial Water Pollution Control. Mc Graw Hill
Book Company. Singapore.
Ginting, Sabar. 2003. Pelaksnaan dan Keuntungan Penerapan Produksi
Bersih di Indonesia. Seminar Nasional Cleaner Production 17 Desember 2003.
Semarang
Hendradjaja. 2003. Strategi Perencanaan dan Penerapan Good
Housekeeping (GHK) dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Seminar
Nasional Cleaner Production 17 Desember 2003. Semarang
Hilman, Masnellyarti. 2003. Kebijakan Nasional Produksi Bersih. Seminar
Nasional Cleaner Production 17 Desember 2003. Semarang
(http://yuasabattery.co.id/).
CURICULUM VITAE
Satiti Nurwasini Wijati
University Students Primary Number : L2J 009 079
Address
: Jl. Sukun II No.6b Kelurahan Srondol Wetan Kecamatan
Banyumanik
Postal Code : 50263
Address of Campus
Telp
Mobile
: +62 852 331 54391
Email
: satitinurwasini@rocketmail.com
Sex
: Female
Marital Status
: Single
Place of Birth: Curup
Date of Birth : 16 Agustus 1991
Religion
: Islam
FORMAL EDUCATION
INSTITUTION
Diponegoro
University (Undip)
MAN 3 Malang
SMP N 2
Pangkalpinang
SDN 10
Pangkalpinang
TK Aisyiah
MAJOR
Faculty of Technology,
Environmental Engineering
Department
Natural Science
YEAR
FROM UNTIL
2009
Now
2006
2009
2003
2006
1997
2003
1996
1997
INFORMAL EDUCATION
PERIOD
DESCRIPTION
2004 - 2006 Journalistic Community, De-Journ (Fotografer)
2007
Leadership and Organizational Training,BDI MAN 3 Malang
2008
Leadership and Organizational Training, OSIA MAN 3 Malang
2010
Leadership and Organizational Training, HMTL UNDIP
2010
AUTOCAD 2007 Training
2012
EPANET Training
Driving Course