Anda di halaman 1dari 32

Perlukaan

PERLUKAAN
ASPEK MEDIKOLEGAL
Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat
kekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan
dari permasalahan sebagai berikut :
1. Jenis luka apa yang terjadi ?
2. Jenis kekerasan/senjata apa yang menyebabkan luka ?
3. Bagaimana kualifikasi luka itu ?
Pengertian kualifikasi disini semata-mata pengertian Ilmu Kedokteran
Forensik, yang hanya baru dipahami setelah mempelajari pasal-pasal dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana, yang bersangkutan dengan Bab XX (tentang
penganiayaan), terutama pasal 351 dan pasal 352 dan Bab IX ( Tentang Arti Beberapa
IstilahYang Dipakai Dalam Kitab Undang-Undang) yaitu pasal 90.(1)
Pasal 351
1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah;
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama lima tahun;
3. Jika mengakibatkan mati, dikanakan pidana penjara paling lama tujuh tahun;
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan;
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.(1)
Pasal 352
1. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
1

Perlukaan

pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling


lama tiga bulan, atau denda paling banyak tiga ratus rupiah. Pidana dapat
ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang
bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.
2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.(1)
Pasal 90
Luka berat berarti :
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencaharian;
Kehilangan salah satu panca indera;
Mendapat cacat berat;
Menderita sakit lumpuh;
Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan.(1)
Dalam penulisan kesimpulan Visum et Repertum kasus-kasus perlukaan,
penulisan kualifikasi luka adalah sebagai berikut :
1. Luka yang tidak menyebabkan penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan atau jabatan.
2. Luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan
atau jabatan untuk sementara waktu.
3. Luka yang termasuk dala pengertian hukum luka berat (pasal 90 K.U.H.P.).(1)
Kekerasan yang menyebabkan luka dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
1. Luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul dan senjata api)
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
2

Perlukaan

2. Luka karena kekerasan fisik (luka karena arus listrik, petir, suhu tinggi dan suhu
rendah)
3. Luka karena kekerasan kimiawi ( asam organik, asam anorganik, kaustik alkali
dan karena logam berat )(1)

I. KEKERASAN TUMPUL
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini
adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa luka
memar (kontusio,hematom), luka lecet (ekskoriasi,abrasi) dan luka retak, robek atau
koyak (vulnus laseratum). (2,3)
Luka Memar (kontusio)
Memar adalah cedera yang disebabkan benturan dengan benda tumpul yang
mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu karena keluarnya darah
dari kapiler yang rusak ke jaringan sekitarnya, yang terjadi sewaktu orang masih
hidup. Pada luka memar biasanya permukaan kulit utuh, yang mengalami kerusakan
adalah jaringan di bawah kulit. Benturan dengan benda tumpul ini termasuk pukulan
dengan tangan, jatuh pada permukaan yang datar, cedera akibat senjata tumpul. (1,2,3,4)
Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet,kayu,besi), kondisi dan jenis
jaringan (jaringan ikat longgar,jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warna
kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi,penyakit kardiovaskuler,
diatesis hemoragik). Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar
terjadi pada daerah dimana jaringan ikat longgar, seperti di daerah mata, leher, atau
pada orang lanjut usia dan pada bayi, maka luka memar yang tampak seringkali tidak
sebanding dengan kekerasan, dalam arti memar lebih mudah terjadi dan seringkali
lebih luas dan adanya jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya
memar ke daerah yang lebih rendah karena pengaruh gravitasi. Seorang dengan
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
3

Perlukaan

kekurangan vitamin K atau seorang penderita hemofilia, persentuhan yang ringan


dengan benda tumpul dapat menyebabkan luka memar yang luas. (1,2,3,4)
Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai
bentuk dari benda tumpul adalah apa yang dikenal dengan marginal haemorrhages,
misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat dimana
terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan. Perdarahan akan menepi
sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah
antara kedua kembang ban yang berdekatan. Hal yang sama misalnya bila seseorang
dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar yang
memanjang dan sejajar yang membatasi daerah yang tidak menunjukkan kelainan.
Daerah antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari alat
pemukul yang mengenai tubuh korban. (1,2)
Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya
akan menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehingga dapat
dibedakan dari lebam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit. Pada lebam
mayat (hipostasis pascamati) darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang
tersayat sehingga bila dialiri air, penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan
pada hematom penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman. Pada
pembusukan juga terjadi ekstravasasi darah yang dapat mengacaukan pemeriksaan
ini. Selain itu,untuk membedakan luka memar dengan lebam mayat dapat dilihat dari
lokasinya pada tubuh korban, dimana lebam mayat letaknya pada bagian tubuh yang
terendah. (2,3)

(Gbr 1 : Luka memar pada wajah(5))

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


4

Perlukaan

Luka Lecet (abrasi)


Luka lecet adalah luka yang superfisial, kerusakan tubuh terbatas hanya pada
lapisan kulit yang paling luar / kulit ari epidermis. (1,3)
Cedera seperti ini bisa terjadi akibat pukulan, terjatuh, kecelakaan lalu lintas,
terseret, cakaran dengan kuku, gigitan, dll. (2,4)
Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet diklasifikasikan sebagai: (2,4)
a.

Luka lecet gores (scratch), diakibatkan oleh benda runcing (misalnya jarum,
kuku jari tangan) yang menggeser lapisan permukaan kulit (epidermis) di
depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat
menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.

b.

Luka lecet gesek / serut (graze), merupakan variasi dari luka lecet gores yang
daerah persentuhannya dengan permukaan kulit yang lebih lebar. Cedera
seperti ini biasanya akibat kecelakaan lalu lintas. Pangkal luka tampak bersih
tetapi pada ujung luka terlihat tumpukkan kulit, yang menunjukkan arah
kekerasan yang terjadi.

c.

Luka lecet tekanan (impression, impact abrasion), disebabkan oleh


penjejakkan benda tumpul pada kulit , misalnya dengan ban kendaraan
bermotor, sehingga pada kulit akan terlihat bekas sesuai dengan gambaran
alur ban kendaraan tersebut.

(Gbr 2 :Pola ban yang tercetak pada permukaan kulit(5))

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


5

Perlukaan

d.

Luka lecet geser (friction abrasion), disebabkan oleh tekanan linear pada kulit
disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat.

Luka Retak, Robek atau Koyak (Laserasi)


Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang
menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui,
maka akan terjadi robekan pada kulit. Pada luka robek, yang mengalami kerusakan
adalah seluruh tebal kulit dan jaringan di bawah kulit. Luka robek mudah terjadi pada
kulit yang menutupi tulang. Luka robek ante-mortem banyak mengeluarkan darah.
Luka robek harus dibedakan dari luka iris. Luka robek umumnya tidak beraturan, tepi
atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi
luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, ujung luka tidak runcing, akar rambut tampak
hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut dan sering
didapatkan luka lecet atau memar di sisi luka. (1,2,3)

(Gbr 3 : Luka robek pada wajah(5))

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


6

Perlukaan

Kekerasan Tumpul Pada Kepala


Cedera pada kulit kepala
Trauma tumpul pada kulit kepala dapat berupa luka memar dan luka robek.
Luka disini mudah terjadi karena kulit menutupi dasar tulang yang keras. Memar
mudah terlihat pada hidung, palpebra, bibir dan telinga. Luka memar pada dahi dapat
menyebabkan perdarahan turun ke kelopak mata, sehingga kelopak mata menjadi
biru, disebabkan karena jaringan di sekitar mata terdiri dari jaringan ikat longgar. (3)
Cedera pada tulang tengkorak
1. Fraktur basis cranii
Fraktur basis cranii dapat melibatkan nasofaring,rongga hidung,telinga tengah
atau mastoid. Bila atap bola mata ikut patah, perdarahan masuk jaringan sekitar bola
mata dan juga ke kelopak mata, sehingga kedua kelopak mata menjadi biru,
berbentuk kaca mata (bril hematoom). Penyebab yang paling sering adalah karena
pukulan atau terjatuh. (3,4)
2. Fraktur vault cranii
Atap tengkorak terdiri dari tulang keras, tebal dan kuat. Hanya sutura,
squamous temporalis dan lambdoid yang merupakan daerah lemah.
Bentuk-bentuk fraktur vault cranii : (2,3,4)
1). Linier/fissure : bentuk fraktur yang hanya berupa garis atau celah.
2). Komposit/comminutive : bila ditemukan lebih dari sati garis fraktur yang
menyebar dari tempat kekerasan. Pada fraktur ini dapat dilakukan rekonstruksi
pukulan mana yang pertama dan pukulan mana yang kedua. Prinsipnya adalah
garis patah tulang pukulan kedua berhenti di garis patah tulang pertama.
3). Depressed : bila bentuk fraktur sesuai dengan alat yang digunakan. Fraktur jenis
ini terjadi akibat kekerasan benda tumpul pada tulang dengan luas persinggungan
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
7

Perlukaan

yang kecil. Misalnya bila tengkorak mengalami pukulan dengan palu, maka dapat
terjadi patah tulang sesuai dengan lingkaran palu.
4). Bila atap tengkorak anak bayi terbentur maka biasanya tidak terjadi patah tulang,
tetapi tulang kepala terdesak masuk, terjadi suatu lekukan seperti bola pingpong
pada daerah yang mengalami tekanan.
5). Jatuh dari atas pada kepala atau pada tumit dapat menyebabkan patah tulang
sekitar foramen magnum yang berbentuk cincin.
Patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tumpul mudah dibedakan
dengan patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tajam atau senjata api.
Pada kasus dimana kepala seseorang dipukul dengan benda tumpul, sering dijumpai
patah tulang dimana bagian-bagian yang patah tersebut tertekan ke dalam (fraktur
kompresi). Pada kasus lalu lintas dimana tubuh korban terlempar dan jatuh dengan
kepala menyentuh jalan, maka sering akan dijumpai patah tulang dengan garis patah
yang linier. Dengan demikian dapat dibedakan berdasarkan kelainan yang terjadi pada
tengkorak, yaitu apakah benda tumpul yang menghampiri kepala atau kepala yang
menghampiri benda tumpul. (1)
Kelainan Jaringan Otak
1. Contusio cerebri (memar otak)
Memar otak terlihat berupa perdarahan kecil di permukaan otak (substansia
alba/grisea) di bawah piamater tanpa disertai kerusakan arachnoid.
2. Laceratio cerebri (robek otak)
Pada laceratio cerebri terdapat kerusakan substansia alba/grisea, disertai robeknya
arachnoid dan piamater.
3. Oedema cerebri (sembab otak)
Oedema cerebri dapat bersifat lokal atau general. Oedema yang lokal terjadi di
sekitar tumor, abses dan laserasi otak yang letaknya dalam. Sifatnya lunak,
gelatinous dan berwarna kehijauan. Oedema yang general terjadi pada kekerasan
otak yang lebih berat. Tanda-tandanya antara lain :
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
8

Perlukaan

meratanya gyrus otak, mendangkalnya sulcus otak , bertambahnya berat otak


dan ventrikel menyempit.

Karena sembab otak menyebabkan kompresi, maka pada otak kecil terdapat
bekas cetakan foramen magnum dan pada unkus terdapat bekas cetakan
tentorium cerebelli.

Penonjolan lobus temporalis lewat lubang tentorium.

Secara mikroskopis didapatkan timbunan cairan intraseluler/ periseluler/


perivaskuler. (2,3)

Kelainan Selaput Otak


1. Epidural/ekstradural bleeding
Merupakan perdarahan yang lokalisasinya antara tulang tengkorak dengan
duramater, biasanya disebabkan oleh adanya fraktur yang melewati sulcus
a.meningea media, sehingga menyebabkan robeknya a.meningea media.
Terjadinya

perdarahan

tergantung

dari

kuatnya

tulang

tengkorak

dan

eratnyaduramater melekat pada calvaria dan sering terjadi pada usia dewasa (2040 tahun). Perdarahan epidural/ekstradural ini dapat terjadi dengan atau tanpa
disertai patah tulang tengkorak. Pada saat terjadi perdarahan,darah merembes
antara tengkorak dengan selaput otak tebal (duramater) dan bila darah yang
terkumpul sudah cukup banyak, barulah menyebabkan gejala klinik akibat
penekanan pada otak. Jadi, antara terjadinya kekerasan dan timbulnya gejala
klinik ada suatu masa tanpa gejala yang disebut interval bebas atau periode laten.
Lamanya interval bebas ini biasanya dari beberapa jam sampai 24 jam, jarang
lebih dari 2 hari. Perdarahan sebanyak 60-80 gram cukup menyebabkan kematian.
(2,3,4)

2. Subdural bleeding
Merupakan perdarahan yang lokalisasinya antara duramater dengan arachnoid dan
biasanya disertai pula dengan perdarahan subarachnoid. Perdarahan ini dapat
terjadi oleh karena robeknya sinus, arteri basilaris atau berasal dari perdarahan
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
9

Perlukaan

subarachnoid. Perdarahan subdural dapat pula disebabkan oleh penyakit


pachymeningitis haemorrhagica interna, perdarahan ini merupakan perdarahan
kronik sehingga terdapat darah beku yang berlapis-lapis, darah beku pertama
adalah yang melekat pada bagian selaput otak tebal. (2,3,4)
3. Subarachnoid bleeding
Merupakan perdarahan yang terjadi antara arachnoid dengan piamater. Sifatnya
tidak terlokalisasi tetapi meluas dan bercampur dengan cairan cerebrospinal.
Perdarahan dapat terjadi akibat trauma maupun timbul secara spontan, misalnya
karena pecahnya aneurisma circulus arteriosus Willisi atau cabangnya atau
pecahnya arteri yang ateromatous, sengatan matahari (heat stroke), leukemia,
tumor, keracunan CO dan penyakit infeksi tertentu. (2,3,4)
Coup dan Contre coup
Lesi otak tidak selalu terjadi hanya pada daerah benturan (coup) tetapi dapat
pula terjadi diseberang titik benturan (contre coup). Contre coup hanya dapat terjadi
bila kepala bergerak atau kepala dapat bebas bergerak waktu terjadi persentuhan. (1,2)
Antara otak dan tengkorak terdapat cairan cerbrospinal. Berat jenis otak lebih
besar daripada berat jenis cairan cerebrospinal. Mekanisme terjadinya contre coup
dapat dijelaskan sebagai berikut: Bila kepala mengalami gerak percepatan, karena
adanya dorongan cairan cerebrospinal otak akan bergerak dan menempel pada sisi
tengkorak yang berlawanan dengan arah gerakan kepala dan waktu kepala menyentuh
rintangan terjadi oskilasi pada otak. Kerusakan terberat karena oskilasi itu terjadi di
tempat otak menempel pada tengkorak. (2,3)
Mekanisme dan Pola Luka Pada Kecelakaan Lalu Lintas
Pada kejadian kecelakaan lalu lintas, dapat tersangkut tiga komponen, yakni
pejalan kaki, pengemudi kendaraan dan penumpang.
Luka yang sering dijumpai pada kecelakaan lalu lintas adalah sebagai berikut :
dislokasi, patah tulang kering setinggi 30-35 cm dari tumit karena bumper, dan patah
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
10

Perlukaan

tulang yang menembus kulit. Bila tungkai digilas ban mobil dan sebelum melintasi
agak selip, maka kulit dapat lepas dari jaringan di bawahnya, bahkan robek melingkar
yang menyerupai kaos kaki (avulsio atau decollement). Pada kasus kecelakaan lalu
lintas dimana tungkai korban mengenai bumper kendaraan, maka patah tulang yang
terjadi dapat memberikan informasi arah datangnya kendaraan yang mengenai
tungkai korban. Bila ditabrak dari belakang, tungkai yang patah akan terdorong ke
depan dan dapat merobek otot serta kulit di daerah tungkai depan. Hal yang
sebaliknya terjadi bila korban ditabrak dari depan. Dengan demikian, berdasarkan
sifat-sifat patah tulang, dapat diperkirakan dari mana asal kekerasan itu hingga
mengenai tubuh korban. Hal ini penting untuk rekonstruksi peristiwa. Pada kasus lain
dimana tubuh korban terlindas oleh ban kendaraan, maka luka lecet tekan yang
terdapat pada tubuh korban seringkali merupakan cetakan daripada ban kendaraan
tersebut, khususnya bila ban masih dalam keadaan cukup baik, dimana kembang
dari ban tersebut masih tampak jelas, misalnya berbentuk zigzag yang sejajar. Dengan
demikian di dalam kasus tabrak lari, informasi dari sifat-sifat luka yang terdapat pada
tubuh korban sangat bermanfaat di dalam penyidikan. (1,3)
Pada pengemudi yang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan
kemudian mendadak berhenti, dapat terjadi : (3)
(1)

tubuh pengemudi terdesak ke depan sehingga dada menyentuh alat


pengemudi, menyebabkan patah tulang dada dan tulang iga. Kepala
menyentuh desbor dan kaca, menyebabkan patah tengkorak, luka robek pada
kulit kepala.

(2)

Dislokasi sendi pangkal paha.

(3)

Kemudian tubuh terdesak ke belakang, kepala terbentur pada sandaran


punggung yang menyebabkan patah tulang atau dislokasi ruas tulang leher.
Gerakan ini dinamakan gerakan cambuk.
Cedera leher (whiplash injury) dapat terjadi pada penumpang kendaraan yang

ditabrak dari belakang. Penumpang akan mengalami percepatan mendadak sehingga


terjadi hiperekstensi kepala yang disusul dengan hiperfleksi. Cedera terjadi terutama
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
11

Perlukaan

pada vertebra cervical IV dan V yang membahayakan sumsum tulang belakang.


Kerusakan pada medulla oblongata dapat berakibat fatal. Timbulnya cedera leher ini
juga dipengaruhi oleh bentuk sandaran tempat duduk dan kelengahan korban. (2)
Pada kasus lalu lintas diamana seringkali tubuh korban terlempar dan jatuh
dengan kepala menyentuh jalan, maka lebih sering akan dijumpai patah tulang
dengan garis patah yang linier. (1)

II. TRAUMA BENDA TAJAM


Luka akibat kekerasan tajam merupakan luka terbuka yang terjadi akibat
benda yang memiliki sisi tajam atau ujung runcing. Luka berupa luka terbuka dengan
tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan,
dasar luka berbentuk garis atau titik dengan keadaan sekitar luka bersih.(6)
Luka jenis ini dibagi tiga golongan, yaitu : luka iris, luka tusuk dan luka
bacok(3,6) .
Luka Iris
Luka iris adalah luka yang disebabkan karena alat untuk memotong dengan
mata tajam dengan cara menekan dan menggeser, pada permukaan kulit

yang

mengakibatkan luka pada jaringan tubuh dengan pinggir luka yang jelas terpisah.
Contoh benda tajam : pisau, silet, skalpel, pecahan kaca, dan taji.
Ciri luka iris:
a. Panjang luka lebih besar daripada lebar dan dalamnya luka.
b. Tepi luka tajam dan rata, pada lipatan kulit tepi luka tajam dan berlikuliku.
c. Ujung luka runcing.
d. Pada luka terdapat awal luka, yaitu tempat dimana luka dimulai. Pada
bagian ini luka lebih dalam dibandingkan ujung lainnya, yang disebut
akhir luka.
e. Rambut ikut teriris.
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
12

Perlukaan

f. Tidak ada jembatan jaringan.


g. Perdarahan lebih banyak bila pembuluh darah ikut teriris.(3,4)
Luka iris pada bunuh diri :
1.

Lokasi pada tempat tertentu pada bagian tubuh yang mudah dijangkau, antara
lain : leher, pergelangan tangan, perut, dan lekuk lutut. Irisan di leher biasanya
tidak sampai ke ruas tulang leher.

2.

Terdapat luka iris yang sejajar, pertama dangkal, dinamakan irisan.


percobaan, kemudian timbul keberanian untuk mengiris lebih dalam.

3.

Pakaian biasanya disingkirkan sebelum melakukan irisan.

4.

Tidak ditemukan luka tangkisan.

5.

Tempat kejadian perkara rapi, tidak porak-poranda.(3,4)

Luka Tusuk
Luka ini terjadi akibat senjata tajam atau tumpul yang diarahkan menembus
kulit langsung ke jaringan yang lebih dalam.
Contohnya : pisau, keris, sangkur, pecahan kaca, kikir dengan penampang bulat,
segitiga, lembing, gancu, obeng.
Luka tusuk ada 2 jenis :
penetrasi
perforasi
Luka penetrasi pada luka ini benda menyebabkan penetrasi yang merobek
kulit dan jaringan yang lebih dalam, lalu masuk ke rongga tubuh seperti rongga
thoraks,abdomen.Luka ini hanya merupakan tempat masuk.
Luka perforasi Jika luka merobek jaringan tubuh manusia sampai menembus
dari satu sisi ke sisi lainnya.(4)

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


13

Perlukaan

Ciri luka tusuk:


Ciri luka tusuk tergantung dari penampang dan mata. Benda berujung runcing
dan bermata tajam satu menyebabkan :
1) Tepi luka tajam.
2) Satu ujung luka runcing, sedangkan ujung yang lain kurang. Bila arah mata
pisau waktu ditusukkan berlainan arah dengan waktu pisau ditarik keluar,
maka didapatkan luka dengan ujung lebih dari dua.

(Gbr 4)
(a) luka tusuk yang tegak lurus dengan serat otot akan menganga lebar. Luka tusuk yang
sejajar dengan serat otot menganga berkurang.
(b) bentuk luka tusuk yang arah mata pisau berlainan waktu masuk dan keluar.

(c) Bentuk luka tusuk yang disebabkan benda runcing dengan penampang segi tiga (5)
3) Pada sisi mata yang tajam rambut ikut terpotong.
4) Dalamnya luka lebih besar daripada panjangnya luka.
5) Bila luka tegak lurus dengan serat otot, maka luka akan menganga lebar, bila
luka sejajar dengan serat otot luka menganga berkurang.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


14

Perlukaan

(Gbr 5 : Luka tusuk pisau bermata dua (kiri), luka tusuk pisau bermata satu (kanan )(7))

Luka tusuk pada bunuh diri, antara lain.:


1) Luka tusuk yang menggerombol, pertama dangkal, luka tusuk percobaan,
kemudian lebih dalam.
2) Lokalisasi tertentu adalah daerah perut, daerah jantung, ada kalanya hanya
satu tusukan.
3) Pakaian biasanya disingkirkan sebelum menusuk.
4) Tidak ada luka tangkis.
5) Tempat kejadian perkara rapi, tidak porak-poranda.(3,4,6)
Penyeban kematian pada luka tusuk adalah:
I. Cedera pada organ vital tubuh.
II. Perdarahan dari pembuluh darah yang mengalai cedera.
III. Infeksi.
Luka Bacok
Luka bacok disebabkan karena persentuhan dengan senjata yang berat
diayunkan dengan mata tajam atau tumpul. Biasanya disebabkan oleh benda tajam
yang ukurannya besar, umpamanya luka akibat golok, klewang, mandau, kapak dan
oleh clurit.(4) Luka bacok mempunyai kedalaman luka kurang lebih sama sama dengan
panjang luka, terjadi akibat kekerasan yang arahnya miring dengan kulit.(6)
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
15

Perlukaan

Biasanya korban dengan luka bacok disebabkan karena pembunuhan dan


hampir selalu ditemukan kerusakan pada tulang.(3)
Ciri ciri luka pada pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan :

Lokasi luka

Pembunuhan
Sembarang

Bunuh Diri
Kecelakaan
Terpilih, pada tempat terpapar
Yang mematikan (leher,
dada kiri, pergelangan

Jumlah luka
Pakaian
Luka Tangkis
Luka percobaan
Cedera sekunder

Banyak
Terkena
ada
tidak ada
mungkin ada

tangan Perut, lipat paha)


Banyak
Tidak kena pakaian
tidak ada
ada
tidak ada

Tunggal/banyak
Terkena
tidak ada
tidak ada
mungkin ada

(cedera bukan akibat


Benda tajam penyebab)

III. LUKA AKIBAT TEMBAKAN SENJATA API


Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan
mesin, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui
larasnya. Anak peluru yang dilepaskan dari suatu tembakan dapat tunggal, dapat
pula tunggal berurutan secara otomatis maupun dalam jumlah tertentu bersama-sama.
Anak peluru yang menembus kulit akan menyebabkan terjadinya lubang yang
dikelilingi bagian yang kehilangan kulit ari berupa kelim lecet. Selain itu zat yang
melekat pada anak peluru seperti minyak pelumas, jelaga dan elemen mesin (Pb, Sb,
ba) akan terisap pada tepi lubang sehingga membentuk kelim kesat yang terdapat
tepat di tepi pada lubang. Butir-butir mesin yang tidak habis terbakar akan tertanam
pada kulit di sekitar kelim lecet, membentuk kelim tattoo dan jelaga/ asap yang
keluar dari ujung laras senjata akan membentuk kelim jelaga sedangkan api yang
ikut keluar membentuk kelim api ( berupa hiperemi atau jaringan yang terbakar ).
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
16

Perlukaan

Ujung laras yang menempel pada kulit saat senjata api ditembakkan akan membentuk
luka lecet tekan yang mengelilingi kelim lecet dengan sekitar yang menonjol, dikenal
sebagai jejak laras.(2)
Ada dua jenis luka tembak yang kita kenal, yakni : luka tembak masuk dan
luka tembak keluar.
Luka Tembak Masuk
Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu :
1. Luka tembak masuk jarak jauh.
Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru.
2. Luka tembak masuk jarak dekat.
Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir
mesin yang tidak habis terbakar.
3. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit
Dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.(2,3)
Ciri-ciri luka tembak masuk jarak jauh ( Long ronge wounds ). (1,4)
-

Jaraknya diatas 45 cm

Ukuran luka jauh lebih kecil dibandingkan peluru.

Luka berbentuk bundar atau oval, bisa disertai adanya kelim lecet.

Warna kehitaman atau kelim tattoo tidak ada.

Ciri-ciri luka tembak masuk jarak dekat (Close ronge wounds). (1,4)
-

Jaraknya 30-45 cm dari kulit.

Ukuran luka lebih kecil dibandingkan peluru.

Luka berbentuk bundar atau oval tergantung sudut masuknya peluru.

Disekitar luka terdapat bintik-bintik hitam (kelim tattoo) dan atau jelaga
(kelim jelaga).

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


17

Perlukaan

(Gbr 6 : Luka tembak masuk(5))

Ciri-ciri luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit (1,4)
-

Jaringan subkutan 5-7,5 cm disekitar luka tembak masuk mengalami laserasi.

Umumnya luka berbentuk bundar, dikelilingi kelim lecet yang sama lebarnya
pada setiap bagian.

Disekeliling luka tampak daerah yang berwarna merah atau merah coklat yang
menggambarkan bentuk moncong senjata (jejas laras) oleh karena
terbentuknya coltb.

Saluran luka berwarna hitam disebabkan oleh butir-butir mesin, jelaga, dan
minyak pelumas

Rambut dan kulit disekitar luka dapat hangus terbakar.

Pakaian yang menutupi luka terbakar karena percikan api dari senjata.

Bentuk luka tembak tempel sangat dipengaruhi oleh keadaan/ densitas


jaringan.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


18

Perlukaan

(Gbr 7 : Luka tembak masuk, karena menempel


(7)

menyebabkan luka robek bentuk bintang )

(Gbr 8: Luka tembak masuk tempel dengan warna


hitam abu-abu yang berasal dari sisa mesiu(7))

Luka Tembak Keluar


Ciri-ciri luka tembak keluar pada kulit.(1, 3, 4)
-

Tidak adanya kelim lecet.

Pada umumnya ukurannya lebih besar dari luka tembak masuk.

Tidak terdapat cincin kontusi.

Pinggiran luka teercabik atau robek dan melekuk kearah luar.

Perbedaan antara luka tembak masuk dengan luka tembak keluar


No
Luka tembak masuk
Luka tembak keluar
1. Ukurannya kecil, karena peluru Ukurannya lebih besar dan lebih tidak
menembus kulit seperti bor dengan teratur
kecepatan tinggi.

dibandingkan

masuk,
berkurang

2.

karena

luka

tembak

kecepatan

peluru

sehingga

menyebabkan

robekan jaringan.
Pinggiran luka melekuk kearah dalam Pinggiran luka melekuk ke luar karena
karena peluru menembus kulit dari peluru menuju keluar.
luar.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


19

Perlukaan

3.
4.
5.

Pinggiran luka mengalami abrasi.


Pinggiran luka tidak mengalami abrasi.
Biasa tampak kelim lemak.
Tidak terdapat kelim lemak.
Pakaian masuk ke dalam luka, dibawa Tidak ada

6.

oleh peluru yang masuk.


Pada luka bisa tampak hitam, terbakar, Tidak ada

7.

kelim tattoo, atau jelaga.


Pada tulang tengkorak, pinggiran luka Tampak

8.

bagus bentuknya.
kerucut.
Bisa tampak berwarna merah terang Tidak ada

seperti

gambaran

mirip

akibat adanya zat karbon monoksida.


9. Di sekitar luka tampak kelim ekimosis. Tidak ada
10. Perdarahan hanya sedikit.
Perdarahan lebih banyak.
11. Pemeriksaan radiologi atau analisa Tidak ada
aktivitas

netron

mengungkapkan

adanya lingkaran timah atau zat besi di


sekitar luka.
Luka Tembak Pada Tulang Pipih
-

Luka tembak di daerah kepala : pada tempat masuknya peluru, lubang yang
terjadi pada tabula externa lebih kecil dibandingkan di tabula interna, sehingga
membentuk corong yang membuka ke dalam. Sedangkan pada tempat keluarnya
peluru, lubang yang terjadi pada tabula interna, akan lebih kecil dibanding lubang
pada tabula externa sehingga membentuk corong yang membuka keluar.

Pada tulang panjang dilihat melalui frogmen tulang yang terangkat atau
terdorong, bila peluru datang dari sebelah kanan maka fragmen tulang akan
terdorong ke sebelah kiri. (1)

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


20

Perlukaan

(Gbr 9 : Diagram luka tembak tempel, dekat dan jauh (atas), diagram luka tembak pada tulang
tengkorak (bawah)(7))

Prinsip Identifikasi Senjata Api dengan Pemeriksaan anak peluru


-

Tindakan bedah untuk mengambil peluru dan diteliti dari segala sudut, bila sukar
sikeluarkan, maka dilakukan foto roentgen.

Pada korban hidup peluru tidak selalu dikeluarkan, ini tergantung pada lokasisasi
dan beratnya operasi. Indikasi merupakan peluru didasarkan atas kesehatan
penderita.

Secara makroskop dapat ditentukan : kaliber, jumlah alur dan arah alur.

Peluru yang ditemukan harus lebih dulu dicocokkan dengan senjata api yang
dicurigai, kemudian dilakukan tembakan percobaan ( test bullet)

Goresan mikroskopik karena dataran laras yang terdapat pada peluru percobaan
dicocokkan dengan goresan pada peluru bukti dengan menggunakan mikroskop
pembanding (comaprisan microscope), sedikitnya harus ada 12 goresan (matching
points) yang cocok. (3)

Cara Mengambil, Menyimpan dan Memberi Tanda pada Anak Peluru Yang
Ditemukan.
-

Pada peluru dan selangsang diberi tanda atau goresan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak goresan miksroskopik yang diperlukan untuk identifikasi, berupa :
angka, tanggal atau inisial. Pada peluru inskripsi dibuat dibagian belakang peluru
dan pada pelangsang dibagian dalamnya.

Peluru atau selongsong dibungkus dengan kapas dan dimasukkan dalam kotak
kecil kemudian dibungkus rapi dengan kertas, lalu diikat dengan tali yang tidak
ada sambungannya, diberi label dan simpul tali dilax pada label dan diberi
materai.

Setelah itu berita acara pembungkusan yang ditandatangani oleh pengirim dan
saksi yang melakukan pembungkusan dan diberi materai.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


21

Perlukaan

Pemeriksaan Sisa Mesiu


-

Bila pada mayat ditemukan luka tembak masuk jarak dekat atau mayat ditemukan
sisa mesin pada tangannya, maka perlu dilakukan tes parafin untuk mengangkat
sisa mesin. Tempat sekitar luka tembak masuk dibendung dengan kardus,
kemudian dituangkan parafin cair, di atas parafin diletakkan kain kasa, kemudian
dituangkan parafin cari lagi. Dengan adanya kain kasa, parafin yang membeku
tidak mudah retak bila diangkat.

Pada tempat yang tidak dapat dikerjakan tes parafin atau pada korban hidup dan
luka tidak berdarah lagi, sisa mesin dapat diangkat dengan plester yang letak lekar
kemudian diletakkan pada kaca.

Uji diferhidromin terhadap adanya nitrat dan pemeriksaan spektrofotometri


terhadap sb pada tangan tersangka pelepas tembakan dilakukan terutama pada
senjata jenis revolver. (2,3)

IV. TRAUMA FISIS


TRAUMA LISTRIK
Luka yang diakibatkan oleh arus listrik yang fatal umumnya kecelakaan ,
dimana arus listrik bolak balik (AC) lebih sering daripada DC.
Faktor faktor yang berperan didalam terjadinya luka akibat arus listrik
adalah :
-

Tegangan ( volt ) ; tegangan sedang (65-1000 volt) dapat mematikan . tegangan


tinggi justru tidak mematikan.

Kuat arus (ampere) ; makin besar arus maka makin besar bahaya bagi
kelangsungan hidup.

Tahanan kulit (ohm ) ; besarnya tahanan pada manusia tergantung dari banyaknya
kandungan air yang terdapat pada bagian tubuh. Tahanan yang terbesar [ada kulit,
tulang ,lemak, saraf, otot, darah , dan yang terkecil cairan tubuh.

Arah aliran listrik ; mematikan bila melintasi otak atau jantung.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


22

Perlukaan

Luas permukaan kontak ; luas 50 cm2 dapat mematikan tapa menimbulkan jejas
listrik.

Lama kontak ; menentukan kecepatan datangnya kematian. (1, 6)

Elektrik Mark
Elektrik mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat dimana arus
listrik masuk ke dalam tubuh, dengan tegangan listrik rendah sampai sedang.
Elektrik mark berbentuk bundar atau oval dengan bagian yang datar dan
rendah di tengah, dikeliilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian tersebut biasanya
pucat dan kulit diluar elektrik mark akan menunjukkan hiperemis. Bentuk dan
ukurannya tergantung dari benda yang berarus lisrtrik yang mengenai tubuh.
Selain itu pemeriksa harus mencari adanya gelembung berisi cairan seperti
kulit yang seolah tersentuh api listrik ; kulit yang hangus, jaringan otot yang ikut
hangus, tulang yang ikut meleleh dan membentuk butir kalium fosfat; dan kawat yang
menguap dan berkondensasi di kulit. (1,2,3)
Penyebab kematian pada trauma listrik berupa fibrilasi ventrikel, kelumpuhan
otot pernapasan, dan kelumpuhan otot pernapasan.
Pada kematian akibat fibrilasi ventrikel, dalam autopsi akan ditemukan
dilatasi dari bilik jantung , kadang-kadang dengan peteki dibawah perikardium dan
endokardium ventrikel, ada kongesti dari vena aferent dan pulmonal sianosis. (2,5,6)

(Gbr 10 : Luka bakar listrik dengan tepi yang meninggi(5))

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


23

Perlukaan

LUKA YANG DIAKIBATKAN OLEH PETIR


Petir/ lightening, adalah muatan listrik statis dalam awan dengan voltase
sampai sejuta volt dan kekuatan arus listrik sampai seratus ribu ampere yang dalam
waktu 1/1000 -1 detik dilepaskan ke bumi.
Seseorang yang disambar petir

pada tubuhnya terdapat kelainan yang

disebabkan oleh faktor arus listrik, faktor tenaga petir, dan faktor pemindahan udara.
1. Faktor arus listrik.
Selain tanda listrik yang telah diuraikan dapat ditemukan gambar pohon tanpa
daun, aborescent markings, yang disebabkan vasodilatasi pembuluh darah
dibawah kulit. Gambar ini dapat menghilang dalam waktu beberapa jam. (1,3)

(Gbr 11 : Luka akibat petir, gambar pohon tanpa daun, aborescent markings (5))

1.

Faktor tenaga listrik.


Panas yang ditimbulkan dapat menyebabkan luka bakar, bahkan barang logam
dapat menjadi cair. Arloji berhenti dan menunjukkan waktu terjadinya petir,
logam besi dapat menjadi magnet.

2.

(1,3)

Faktor perpindahan udara


Karena perpindahan udara, pakaian dapat koyak dan korban dilontarkan dan
menderita trauma tumpul. bila korban tidak meninggal dunia, ia dapat menderita
kelumpuhan , ketulian ,dan kebutaan (1)

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


24

Perlukaan

LUKA AKIBAT PERUBAHAN TEKANAN UDARA


Perubahan tekanan dapat menyebabkan terjadinya perubahan volume gas
dalam tubuh

yang dapat menyebabkan terjadinya barotrauma aural, pulmonal,

atralgia hiperbarik, penyakit dekompresi dan emboli udara. Ganguan SSP yang terjadi
diantaranya tremor , konvulsi, somnolen, pusing dan mual. (1)
LUKA AKIBAT SUHU / TEMPERATUR
Luka akibat suhu terjadi apabila tubuh dipajankan dengan suhu dingin atau
panas yang melampaui batas.
Trauma Dingin
Suhu dingin dapat menimbulkan reaksi lokal antara lain kulit menjadi merah
pembentukan gelembung pada kulit (bulla) dan jaringan membeku dapat menjadi
ganggren. Bagian tubuh yang dapat diserang biasanya tangan, kaki, hidung, dan
telinga.
Reaksi umum yang terjadi dapat diamati pada anastesi dengan menurunkan
suhu tubuh. Pada 35 C orang menjadi malas, gerak tubuh berkurang . bila suhu tubuh
mencapai 29 C terjadi aritmik dan pada 25 C nadi dan pernapasan melambat dan
kemudian berhenti.(3)
Dapat menyebabkan kematian mendadak akibat kegagalan pusat pengatur
suhu maupun rendahnya disosiasi oxy-Hb. (2,6)
Trauma Panas
Luka bakar adalah bentuk cedera pada tubuh akibat api, benda panas, dan
panas radiasi. Luka ini menyebabkan kerusakan jaringan . Luka lepuh adalah akibat
cairan /uap panas dari caiaran dengan temperatur titik didih atau hampir mencapai
titik didih, serta akibat bentuk gas dari suatu cairan.(4,5)
Luka akibat air panas terbagi atas tiga tingkat :
I.

kulit merah, eritema

II.

pembentukan gelembung , bulla

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


25

Perlukaan

III.

nekrose koagulasi (3)

(Gbr 12 : Luka lepuh di daerah bokong dan kaki akibat terkena uap air panas(5))

Reaksi umum yang terjadi terhadap suhu panas :


a.

Kejang panas : heat cramps, miners cramps, stoker cramps, kejang juru api
Terjadi akibat menghilangnya NaCl darah dengan cepat akibat suhu tinggi.
Karena tubuh kekurangn cl terjadi kejang otot yang kemudian dapat menjadi
kejang tetani.

b.

Kelengar panas: Heat Ekshaustion


Gejala yang dapat dijumpai pada kelengar panas adalah kulit menjadi dingin
dan lembab, tubuh merasa panas, sakit kepala, pucat, banyak keringat,
kegagalan sirkulasi,pingsan dan jarang meninggal dunia.

c.

Kelengar matahari : heat stroke, sun stroke, insolation


Merupakan kegagalan pusat pengatur suhu akibat terlalu tingginya temperature
pusat tubuh. Pada otopsi ditemukan kongesti darah ,mikroskopik degenerasi
dari sel saraf otak , sel hati, dan sel anak ginjal. (2,3,6)
Reaksi lokal terhadap panas berupa luka bakar dengan derajat I, II ,III, IV.

Penilaian derajat luka bakar tergantung dari daerah yang paling menderita kerusakan
yang terhebat dari penampakan secara keseluruhan. Kualifikasi luka tergantung dari
luas area yang terbakar dan bukan dari derajat luka bakarnya. (ingat teori rules of
nine) . Luka bakar derajat II yang meliputi 1/3 luas tubuh biasanya fatal.
Luka bakar yang terjadi dapat dikategorikan dalam 4 tingkatan :
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
26

Perlukaan

I.

eritema

II.

bulla dan vesikel

III.

nekrosis koagulatif

IV.

karbonisasi (1,2,3,6)

Penyebab Kematian Pada Luka Bakar adalah :


1. Syok Neurogenik dan dehidrasi
2. asfiksia
3. cedera dan kecelakaan
4. inflamasi
5. kerusakakn ginjal
6. tukak lambung (curlings ulcer)
7. septikemia , gangren dan ulkus (3,4,5)
Tanda Intravital Luka Bakar
Lebam mayat merah terang , cherry reds, demikian pula warna permukaan
otak dan peritonerum yang disebabkan karena CoHb. Saturasi COHb diatas 10 %
menunjukkan bahwa korban nasih hidup sewaktu terbakar dan kematian karena
terbakar dan bukan keracunan CO.
Gelembung atau lepuh dikulit yang mengandung banyak albumin. Adanya
langes, jelaga atau hangus dalam saluran pernapasan,
Pemeriksaan histopatologis : infiltrasi sel radang timbul 6-8 jam setelah
terjadinya luka bakar.(1,3)
Tanda Post Mortem Luka Bakar
Kulit yang hangus dapat menunjukkan keretakan. Anggota gerak yang hangus
mudah patah. Contoh klasik adalah yang dinamakan pseudoepidural hematom yang
terjadi karena efek panas sehingga darah akan banyak terkumpul di kepala. Pada
pseudoepidural hematom atau hematom bakar, perdarahan tulang tengkorak
umumnya tidak melalui memotong arteri meningea media, anterior, atau posterior
yang dikenal sebagai sumber perdarahan pada epidural. Jaringan otak pada kasus
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
27

Perlukaan

terbakar akan tampak mengkerut sedangkan epidrural mengalami penekanan sesuai


sumber perdarahan yang diakibatkan patahnya tulang tengkorak yang melintasi
pembuluh-pembuluh tersebut.
Konsistensi dari jaringan otak pada hematom bakar labih rapuh dibanding
epidural hematom.
Panas akan menyebabkan koagulasi dari protein otot, otot mengkerut dan otot
fleksi lebih kuat daripada ekstensi, mayat mengambil posisi petinju.(1,3)

Luka Bakar Post Mortal


Tubuh manusia yang telah mati bila dibakar tidak akan berwarna kemerahan
oleh reaksi intra vital. Tubuh akan tampak keras dan berwarna kekuningan .
gelembung yang terdapat akan berisi cairan yang mengandung sedikit sekali albumin
yang akam memberikan sedikit kekeruhan bila dipanaskan. Sel sel PMN tidak ada
atau hanya sedikit sekali. Cairan di dalam gelembung karena pembusukan berisi
cairan yang mengandung sedikit sekali albumin, yang akan memberikan sedikit
kekeruhan bila di panaskan, sel-sel PMN tidak ada atau sedikit sekali. Cairan di
dalam gelembung karena pembusukan berisi cairan kemerahan (blood stained).(1)
V. LUKA AKIBAT TRAUMA BAHAN KIMIA (ZAT KOROSIF)
Zat korosif adalah unsur yang menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh jika
terkena zat tersebut, akibat koagulasi protoplasma, pengendapan dan penguraian
protein serta penyerapan air.(4)
Klasifikasi zat korosif
(1) Asam :

Asam mineral:

asam hidroklorida

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


28

Perlukaan

asam sulfat

asam nitrat

Asam organik:

asam karbolat

asam oksalat

asam asetat

Amoniak

Kalium hidroksida

Natrium hidroksida

Natrium karbonat

Kalium karbonat (4,5)

(2) Basa :

LUKA AKIBAT KERACUNAN ZAT ASAM


Asam bersifat korosif pada konsentrasi pekat, bersifat iritan pada konsentrasi
agak pekat dan bersifat perangsang pada konsentrasi rendah. Asam kuat sifatnya
mengkoagulasikan protein sehingga menimbulkan luka korosi yang kering, keras
seperti kertas perkamen.(2,4)
Gejala-gejala akibat meminum asam pekat:
1. Luka bakar pada bagian mulut, tenggorokan, esofagus sampai ke lambung.
2. Muntah yang mengandung darah, mukosa dan bagian-bagian membran mukosa.
Pada kasus dimana asam diminum dalam jumlah banyak maka tidak akan
menyebabkan muntah, karena seluruh permukaan lambung mengalami korosi
disertai dengan hilangnya kemampuan lambung untuk mengeluarkan isinya.
3. Perasaan nyeri dan kembung.
4. Sudut mulut mengalami korosi.
5. Gigi berwarna putih kapur.
6. Lidah mengalami korosi.
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
29

Perlukaan

7. Suara serak karena edema laring.


8. Pada beberapa kasus (jika racunnya adalah asam belerang), bisa menyebabkan
perforasi sehingga pasien langsung pingsan.
9. Usus mengalami konstipasi. Kadang-kadang disertai diare bercampur darah dan
bagian membran mukosa.
10. Pupil mengalami dilatasi, pandangan liar dan mata redup.
11. Disfagia.
12. Produksi urine sangat sedikit dan nyeri pada saat berkemih.

Penyebab kematian
Kematian yang berlangsung segera :
1. Syok
2. Kegagalan pernafasan karena spasme dan edema glotis.
3. Perforasi lambung yang mengakibatkan peritonitis.
Kematian yang berlangsung lambat :
1. Sepsis karena absorbsi.
2. Lemas dan malnutrisi karena kelaparan akibat esofagus atau pilorus mengalami
pembentukan sikatriks dan stenosis.
3. Dispepsia yang sukar disembuhkan.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


30

Perlukaan

(Gbr 13 : Luka bakar korosif pada bibir yang mengalir turun melewatidagu ke leher (5))

Gambaran post mortem


Hal ini tergantung pada :
- Kepekatan asam
- Banyaknya asam yang digunakan
- Lamanya pasien dapat bertahan sejak meminum asam tersebut.
A. Jika kematian terjadi dalam waktu singkat , maka akan ditemukan :
- Tanda-tanda korosi dan kerusakan pada mulut, tenggorokan, esofagus, dan lambung.
Bentuknya bisa mulai dari hanya berupa sedikit erosi sampai merupakan bercak
kerusakan yang luas.
- Bisa dijumpai perforasi lambung yang mengakibatkan keluernya isi lambung ke
dalam rongga peritonium. Bisa juga terjadi kerusakan pada organ peritonium atau
pada organ-organ abdomen.
B. Jika pasien hidup selama beberapa hari, mungkin ditemukan :
- Tanda-tanda proses penyembuhan berupa pembentukan sikatriks.(2,4)
LUKA AKIBAT KERACUNAN BASA
Basa seperti halnya asam bersifat korosif pada konsentrasi pekat dan bersifat
iritan pada konsentrasi lebih encer. Basa kuat bersifat membentuk reaksi penyabunan
intra sel sehingga menimbulkan luka yang basah, licin dan kerusakan akan terus
berlanjut sampai dalam.
Gambaran post-mortem pada keracunan basa :
1. Tanda-tanda korosi ada ditemukan tapi tidak begitu menonjol
2. Membran mukosa sistem pencernaan mengalami nekrosis danInflamasi. Perforasi
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH
31

Perlukaan

sangat jarang terjadi.(2,4)

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik - FKUH


32

Anda mungkin juga menyukai