Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
bahan bakar. Sehingga tidak berdampak pada kelangkaan bahan bakar, selain
hal tersebut perlu ditinjau bahwa bahan bakar fosil semakin berkurang. Hal
ini disebabkan pengekploisasi secara besar besaran namun tidak diimbangi
dengan solusi penghematannya, akibatnya kelangkaan bahan bakar yang
memicu naiknya harga bahan bakar fosil.
Kelangkaan bahan bakar premium yang terjadi belakangan ini telah
memberikan dampak yang sangat luas diberbagai sektor kehidupan. Sektor
yang paling cepat terkena dampaknya adalah sektor transportasi. Disamping
hal tersebut, penggunaaan bahan bakar dari minyak bumi telah memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan. Fluktuasi suplai dan harga minyak bumi
seharusnya membuat kita sadar bahwa jumlah cadangan minyak yang ada di
bumi semakin menipis. Karena minyak bumi adalah bahan bakar yang tidak
bisa diperbarui maka kita harus mulai memikirkan bahan penggantinya.
Disamping itu penggunaan bahan bakar dari minyak bumi (fossil fuels) telah
mengakibatkan pencemaran udara yang sangat komplek. Untuk itulah
dibutuhkan suatu energi alternatif yang ramah lingkungan sebagai bahan
bakar motor bakar, salah satu diantara energi alternatif itu adalah Minyak dari
plastik. Minyak plastik ini terbuat dari sampah plastik dengan metode
pirolisis.
Plastik hingga saat ini masih merupakan pilihan utama bahan yang banyak
digunakan oleh kalangan industri maupun rumahan. Penggunaan plastik yang
sangat tinggi memunculkan akibat terjadinya penumpukan sampah plastik,
dan sampah plastik merupakan sampah yang tidak mudah diuraikan secara
cepat oleh mikroorganisme. Di balik segala kelebihannya, limbah plastik
menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya tak lain adalah sifat
plastik yang tidak dapat diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasinya, para
pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan
berbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan cara mendaur ulang
limbah plastik dengan menjadikan sampah tersebut sebagai sumber bahan
bakar minyak.
Salah satu perusahaan di Indonesia yaitu PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.
(Polypropylene Manufacture) tentang pengetahuan dasar plastik menyatakan
bahwa, plastik merupakan material rekayasa yang struktur molekulnya
memiliki komposisi yang rumit, hal ini sengaja diatur untuk memenuhi
aplikasi aplikasi spesifik yang diinginkan. Secara umum jenis jenis plastik
terdiri dari polipropilena (PP), polietilena (PE), polistirena (PS), poli metil
metakrilat (PMMA), high density polyethylene (HDPE) dan poli vinilklorida
(PVC). Atau dengan kata lain plastik merupakan penggabungan antara
polimer dan aditif. Polimer secara umum terdiri dari unsur Karbon (C),
Oksigen (O) dan Hidrogen. Kemudian untuk meningkatkan kinerja dari
material polimer pada tahap produksi, ditambah suatu zat kimia yang disebut
aditif. Produk secara keseluruan inilah yang disebut dengan plastik. Yang
secara bersamaan susunan unsur kimia pada bahan bakar fosil juga terdapat
unsur karbon (C) dan Hidrogen (H). Alasan tersebut merupakan faktor utama
kenapa plastik dapat dijadikan bahan bakar, meskipun nilai kalorinya hanya
sampai 43,33 MJ/kg (Joko santoso, 2010).
Berbagai metode pengolahannya, yaitu gasifikasi dan pirolisis. Pengolahan
sampah plastik yang paling memungkinan adalah dengan proses pirolisis.
Produk pirolisis dapat dimanfaatkan lebih fleksibel dan penanganannya lebih
mudah. Uji coba di laboratorium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Metro, dalam percobaan pembuatan minyak dari plastik menghasilkan
minyak dengan warna kuning dan berbau. Karakteristik dari pembuatan
dengan metode ini dicirikan dengan pemakaian suhu yang relatif tinggi yaitu
100o - 500o C (Shinya Yokoyama, 2008).
Perlunya peninjauan mengenai uji aplikasinya terhadap sepeda motor, yang
memungkinan minyak tersebut berpengaruh dengan kerja mesin. Motor bakar
bensin merupakan motor dengan pembakaran dalam. Pembakaran merupakan
reaksi kimia cepat antara oksigen dan bahan bakar pada suhu tertentu, yang
disertai pelepasan kalor. Berdasarkan kondisinya pembakaran terbagi menjadi
tiga yaitu, pembakaran spontan, pembakaran parsial dan pembakaran
sempurna. Pembakaran tersebut menghasilkan dua macam produk yaitu
pertama pembakaran sempurna yang di identifikasikan dengan H2O dan CO2,
kedua pembakaran tidak sempurna yang di identifikasikan dengan H2, CO
dan OH. Perlunya tinjauan terhadap kedua kondisi tersebut agar pembakaran
BAB II :
BAB III :
BAB IV :
BAB V :