Isriani Widiastuti
Cahya Yustisia
Dewi Purwanti
Febri Anawati
(120110)
(120112)
(120081)
(120079)
Judul
Dosen Pendamping
Ketua Pelaksana
a. Nama
b. NIM
c. Perguruan Tinggi
: Dewi Purwanti
:
: Akademi Kebidanan Yogyakarta
Jumlah pelaksana
: 3 Mahasiswa
:
1. Isriani Widiastuti
2. Febri Anawati
3. Cahya Yustisia
Waktu Kegiatan
Bentuk kegiatan
:
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang kanker
serviks dan IVA
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang kanker
payudara dan pentingnya SADARI
3. Kurangnya pengetahuan remaja tentang TIAD
KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, dan
NAPZA).
4. Masyarakat belum mengaplikasian tentang cuci
tangan menggunakan sabun.
5. Masyarakat belum mengaplikasian tentang cuci
tangan menggunakan sabun
6. Aktivitas fisik seperti olahraga yang masih
kurang.
Sifat kegiatan
Sumber dana
:
1. Dana Institusi
: Rp. 500.000
Sekretaris
Dewi Purwanti
Isriani Widiastuti
NIM 120081
NIM 120110
Mengetahui
Kepala BPPKM
Dosen pendamping
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan
hidayahNya sehingga proposal penyusunan rencana kegiatan dusun sebelas dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya guna memenuhi tugas praktik
Kebidanan Komunitas.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini dapat diselesaikan
berkat dorongan, semangat, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu dengan kerendahan hati kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Henri Soekirdi, M.Kes Selaku direktur Akademi Kebidanan Yogyakarta.
2. Evita A. N., S.SiT selaku pembimbing
3. Rekan-rekan kebidanan komunitas dusun sebelas.
Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis
banggakan. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan
sebagai perbaikan proposal selanjutnya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.
Latar Belakang...........................................................................................1
B.
Tujuan Kegiatan.........................................................................................2
1.
Tujuan Umum........................................................................................3
2.
Tujuan Khusus.......................................................................................3
C.
Manfaat Kegiatan.......................................................................................3
1.
Untuk Masyarakat..................................................................................3
2.
Untuk Mahasiswa..................................................................................3
TRIAD KRR..............................................................................................5
1.
Seksualitas.............................................................................................5
2.
HIV/AIDS..............................................................................................8
3.
Hasil Pendataan........................................................................................30
B.
B.
Rencana Kegiatan....................................................................................62
C.
D.
Organisasi Pelaksana...............................................................................65
E.
Rincian Biaya...........................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................68
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh
karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya.Untuk
mewujudkan hal tersebut pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia
sehat 2015 yang dikenal sebagai Millenium Development Goals (MDGs).
Seperti diketahui bersama, 8 (delapan) obyektif yang dimaksud masing
masing adalah: (i) menghapuskan kemiskinan yang ekstrim dan kelaparan;
(ii) memenuhi kebutuhan pendidikan dasar; (iii) mempromosikan
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (iv) mengurangi angka
kematian anak; (v) meningkatan kualitas kesehatan ibu; (vi) memberantas
HIV/AIDS, malaria, dan beragam penyakit lainnya; (vii) menjamin
keberlanjutan lingkungan hidup; dan (viii) mengembangkan kemitraan
global untuk pembangunan.
Salah satu upaya untuk mewujudkan visi Indonesia sehat 2015
tersebut, perlu adanya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat,
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat tersebut meliputi penggerakan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan, pendorong kemandirian
masyaraat untuk hidup sehat, pemeliharaan dan peningkatan pelayanan
kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau, peningkatan kesehatn
individu keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
Kebidanan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
nasional turut serta ambil bagian dalam menangani masalah kesehatan.
Bagi seorang bidan yang nantinya akan ditempatkan didesa dalam
menjalankan tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat
desa dimana ia bertugas. Selain itu dituntut dapat memberikan asuhan
bermutu tiggi dan komprehensif, seorang bidan harus dapat mengenal
masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya, melakukan
pendekatan dan bekerjasa dalam memberikan pelayanan, sehingga
Yogyakarta
mengadakan
kegiatan
praktek
kebidanan
2014
tersebut
meliputi
kegiatan
praktik,
diantaranya
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
C. Manfaat Kegiatan
1
Untuk Masyarakat
a. Sebagai subyek, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan
mengupayakan peningkatan kualitas kesehatan, dan pendidikan di
desanya secara mandiri.
b. Sebagai obyek, masyarakat akan mendapatkan pelayanan melalui
berbagai rangkaian kegiatan yang menunjang peningkatan kualitas
kesehatan, dan pendidikan.
3. Untuk Mahasiswa
a. Sebagai subyek, mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu, dan
pengetahuan yang didapat untuk kepentingan masyarakat secara
langsung.
b. Sebagai obyek, bakti sosial adalah sarana pendidikan dan pelatihan
non formal bagi mahasiswa dengan terjun langsung ke masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TRIAD KRR
1
Seksualitas
a. Pengertian
Emosi dan sikap berkaitan dengan perilaku dan orientasi
seksual. Konsep konstruksi sosial terhadap nilai, orientasi dan
perilaku yang berkaitan dengan seks.
(Julfita Raharjo).
mimpi basah
suara, jerawat,
b)Pikiran
c)Perasaan
d)lingkungan pergaulan
e)tanggung jawab
4) Perubahan Fisik Lain
a) Perempuan
Kulit-rambut berminyak
(1) Keringat bertambah banyak
(2) Lengan tungkai kaki panjang
(3) Tangan-kaki tambah besar
(4) Tulang wajah memanjang membesar
(5) Pantat berkembang
(6) Indung telur membesar
(7) Vagina keluarkan cairan
b) Laki-laki
(1) Kulit dan rambut berminyak
(2) Keringat bertambah banyak
(3) Tubuh tambah berat tinggi
(4) Lengan-tungkai tambah besar
(5) Tangan kaki tambah besar
(6) Tulang wajah memanjang
(7) Pundak-dada besar- bidang
(8) Tumbuh jakun
(9) Suara jadi berat
(10) Penis buah zakar membesar
c) Mimpi Basah
(1) Sperma keluar melalui proses ejakulasi dan tidak
disadari, biasanya saat tidur.
(2) Normal untuk laki-laki yang belum menikah, terjadi
periodik berkisar setiap 2-3 minggu.
(3) Sperma juga dapat keluar melalui rangsangan terhadap
alat kelamin yang dilakukan sendiri (masturbasi/
onani).
(4) Sperma diproduksi tiap hari, tidak selalu harus
dikeluarkan tetapi diserap oleh tubuh dan keluar
melalui keringat, kotoran cair dan padat.
d) Menstruasi
(1) Proses perubahan/penebalan lapisan dalam rahim yg
banyak mengandung pembuluh darah: siap dibuahi.
Bila tidak terjadi pembuahan keluar melalui vagina.
(2) Mulai umur 9 - 12 tahun
(3) Lama setiap siklus 4-5 hari
Deficiency
Syndrome
(disingkat
AIDS)
adalah
memperlambat
pertumbuhan
ekonomi
dan
dari 200 per mikroliter (L) darah, maka kekebalan di tingkat sel
akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS.
Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis,
kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS;
yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam
darah serta adanya infeksi tertentu.
Tanpa
terapi
antiretrovirus,
rata-rata
lamanya
infeksi
lainnya
seperti
tuberkulosis,
juga
dapat
insertif.
meningkatkan
risiko
Kekerasan
penularan
seksual
HIV
secara
karena
umum
pelindung
dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih
mematikan.
4) Kontaminasi patogen melalui darah
Poster CDC tahun 1989, yang mengetengahkan bahaya
AIDS sehubungan dengan pemakaian narkoba. Jalur penularan
ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik,
penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk
darah. Berbagi dan menggunakan kembali jarum suntik
(syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh
organisme biologis penyebab penyakit (patogen), tidak hanya
merupakan risiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis
B dan hepatitis C. Berbagi penggunaan jarum suntik
merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru HIV
dan 50% infeksi hepatitis C di Amerika Utara, Republik Rakyat
Tiongkok, dan Eropa Timur.
5) Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum
yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1
banding 150. Post-exposure prophylaxis dengan obat anti-HIV
dapat lebih jauh mengurangi risiko itu. Pekerja fasilitas
kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain)
juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini
dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima
rajah dan tindik tubuh. Kewaspadaan universal sering kali tidak
dipatuhi baik di Afrika Sub Sahara maupun Asia karena
sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi.
WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika
Sub Sahara ditransmisikan melalui suntikan pada fasilitas
kesehatan yang tidak aman. Oleh sebab itu, Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa, didukung oleh opini medis umum
dalam masalah ini, mendorong negara-negara di dunia
menerapkan kewaspadaan universal untuk mencegah penularan
HIV melalui fasilitas kesehatan.
pusat,
sehingga
menyebabkan
gangguan
kesehatan
maupun
penurunan
atau
semisintetis
perubahan
yang
dapat
kesadaran,
menyebabkan
hilangnya
rasa,
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan
tidak
serta
mempunyai
potensi
tinggi
2) Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. ekstasi, shabu, amfetamin dll
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat
atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental dan perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
a) Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
b) Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
c) Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan
sindroma
ketergantungan.
Contoh
Phenobarbital.
d) Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan
sindroma
ketergantungan.
Contoh
Penyalahgunaan
NAPZA.
bicara
cepat,
percaya
diri
meningkat,
morfin):
cadel,
apatis,
panik,
keadaan
ini
dijumpai
pada
penyalahguna
stimulansia.
Gangguan psikotik, gangguan cemas, kehilangan motivasi,
acuh tak acuh dan gangg daya ingat. Sering ditemukan pada
penyalahguna ganja. Depresi, cemas sampai panik dan paranoid
sering ditemukan pd penyalahgunaan alkohol dan sedatif hipnotika
f. Komplikasi Medik
Akibat pemakaian yang lama:
1) Opiat (heroin, putaw):
a) Paru: bronkhopneumonia, edema paru
b) Jantung: endokarditis
c) Hepar: hepatitis C
d) Penyakit menular seksual & HIV/AIDS
2) Kanabis (ganja, cimeng)
a) Daya tahan tubuh turun mudah infeksi
b) Kerusakan mukosa mulut hitam & kotor
c) Radang saluran nafas kronis
3) Kokain
a) Aritmia jantung
b)
c)
d)
e)
Ulkus lambung
Perforasi septum nasi
Kerusakan paru
Malnutrisi & anemia
4) Alkohol
a) Sal.Cerna: tukak lambung, perdarahan usus, kanker
b) Hepar: sirosis hepatis & kanker hati
5) Stimulansia (amfetamin, ekstasi, shabu)
a) Perdarahan intrakranial
b) Denyut jantung tidak teratur
c) Malnutrisi & anemia
d) Gangguan jiwa (depresi berat, psikosis,
paranoid)
6) Inhalansia
a) Toksis pada hepar, otak, paru, jantung & ginal
b) Cepat lelah
c) Kulit membiru
g. Akibat pola hidup yang berubah:
1) Berkurangnya selera makan
2) Kurangnya perhatian terhadap mutu makanan & kebersihan diri
kurang gizi, kurus, pucat, penyakit kulit & gigi berlubang
h. Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari
NAPZA dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1) Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang
berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh.Jenis ini
membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat
tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda
( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ), Hipnotik
(obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).
2) Golongan Stimulan ( Upper )Adalah jenis NAPZA yang
merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan
kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar
dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi),
Kokain.
3) Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat
menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah
perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang
yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu.
Contoh: Kanabis ( ganja).
i. Penyalahgunaan Napza :
Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering
disalahgunakan. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :
1) Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
2) Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
3) Opioda sintetik : Metadon.
Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.
Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak
murni berwarna putih keabuan.
Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin
dengan proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10
kali melebihi morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai
kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, Codein,
Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai
penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi,
penderita cancer.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian
menimbulkan perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek
rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan
percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi.
Pemakai akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa
lingkungannya menjadi musuh.
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih
mudah larut. Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet,
snow / salju. Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain
menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau
alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan
menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar
bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan
beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
timbul
obsesi
yang
sangat
indah
dan
bahkan
a) Cenderung memberontak
b) Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi,
cemas.
c) Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma
yang ada
d) Kurang percaya diri
e) Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f) Murung, pemalu, pendiam
g) Merasa bosan dan jenuh
h) Keinginan untuk bersenang senang yang berlebihan
i) Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j) Identitas diri kabur
k) Kemampuan komunikasi yang rendah
l) Putus sekolah
m) Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
k. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan
pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun
masyarakat.
1) Lingkungan Keluarga
2) Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
3) Hubungan kurang harmonis
4) Orang tua yang bercerai, kawin lagi
5) Orang tua terlampau sibuk, acuh
6) Orang tua otoriter
7) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
8) Kurangnya kehidupan beragama.
Lingkungan Sekolah
1) Sekolah yang kurang disiplin
2) Sekolah terletak dekat tempat hiburan
3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
4) Adanya murid pengguna NAPZA.
Lingkungan Teman Sebaya :
1) Berteman dengan penyalahguna
2) Tekanan atau ancaman dari teman.
Lingkungan Masyrakat / Sosial :
kebebasan
bertanggung jawab
e) mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat
baik atau mencapai prestasi tertentu.
2) Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat, hal ini membuat
anak rindu untuk pulang ke rumah.
3) Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
4) Orang tua menjadi contoh yang baik. Orang tua yang merokok
akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.
5) Kembangkan komunikasi yang baik Komunikasi dua arah,
bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati
pendapat anak.
6) Memperkuat kehidupan beragama. Yang diutamakan bukan hanya
ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang
pencegahan
dan
telah
menyalahgunakan
NAPZA
untuk
bisa
menghentikannya.
f) Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari hari.
2) Upaya untuk mencegah peredaran NAPZA di sekolah :
a) Razia dengan cara sidak
b) Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk
lingkungan sekolah
c) Melarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin
guru
d) Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
e) Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai
dengan pulang sekolah.
3) Upaya untuk membina lingkungan sekolah :
a) Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan
membina huibungan yang harmonis antara pendidik dan anak
didik.
b) Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah
c) Sikap keteladanan guru amat penting
NAPZA
sehingga
masyarakat
masyarakat
tentang
dapat
menyadarinya
c) Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan
dengan NAPZA.
d) Melibatkan semua
melaksanakan
unsur
pencegahan
penyalahguanaan NAPZA.
dalam
dan
masyarakat
dalam
penanggulangan
BAB III
PENDATAAN
A Hasil Pendataan
1. Data Kualitatif Dusun Gokerten, Srigading
a. Masalah yang sering muncul di bidang KIA
Secara keseluruhan tidak ada masalah kesehatan yang sering muncul
di bidang KIA.
b. Program kegiatan yang sudah dijalankan
Secara keseluruhan program kegiatan yang telah dijalankan yaitu:
1) Posyandu balita dan Lansia
2) Organisasi muda-mudi
Organisasi muda-mudi atau karang taruna beranggotakan 30
orang, tetapi yang aktif hanya 20 orang. Pertemuan dilakukan
setiap 2 minggu bertempat di masjid.
3) Ibu PKK
Dusun Gokerten mempunyai 1 PKK yang terdiri dari RT 1, RT 2,
RT 3, dan RT 4. Pertemuan dilakukan setiap 2 minggu sekali
dengan kegiatan adalah arisan.
4) Pengajian
Pengajian dilakukan setiap malam di masjid dusun Gokerten.
c. Peran tokoh masyarakat dalam kegiatan program yang ada
Peran tokoh masyarakat selalu berpartisipasi pada semua
kegiatan atau acara yang dilakukan dusun, baik dukuh, RT, kader dan
semua masyarakat. Namun, pada program muda mudi ada sebagaian
yang kurang aktif atau berpartisipasi karena masih ada yang bersifat
individual.
Jumlah Penduduk
laki-laki
54%
Perempuan
46%
14
16
6
14
19
15
19
30
25
26
19
11
17
21
15
25
13
1
10
15
20
25
30
35
Jumlah
Tid
ak
Be
lu
m
Se
ko
la
h
ta
m
at
sd
Ta
m
at
SM
P
Ta
m
at
PT
Jumlah
79
62
36
32
111023 7 9 16
2) Data PHBS
Data PHBS disesuaikan dengan jumlah KK di Gokerten, yaitu 107 KK.
ya; 39%
tidak; 61%
besar
keluarga
di
dusun
Gokerten
tidak
sehat 2
sehat 3
tidak
31%
69%
ya
tidak
8%
92%
ya
tidak
11%
89%
ya
tidak
14%
86%
tidak
7%
93%
tidak
12%
88%
tidak
14%
86%
tidak
35%
65%
ya
tidak
7%
93%
tidak
2%
98%
tidak
9%
91%
sudah
mempunyai
jaminan
kesehatan
seperti
ya
tidak
8%
92%
ya; 40%
tidak; 60%
20 - 35 tahun
36 - 49 tahun
13%
50 - 60 tahun
23%
65%
MOW; 6%
IUD; 27%
RB; 46%
pusing
perdarahan
bb naik
lain-lain
flek-flek
6%
38%
25%
19%
13%
tidak
2%
98%
ya; 6%
tidak; 94%
ya; 35%
tidak; 65%
(h) Remaja
1. Jumlah Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin
laki-laki; 41%
perempuan; 59%
cukup
16%
baik
28%
56%
remaja
berdasarkan
kriteria
yaitu
Kriteria
Ya
Tidak
1. Seks Primer
9 (29%)
23 (71%)
2. Seks sekunder
15 (47%)
17 (53%)
25 (78%)
7 (22%)
4. Pubertas
28 (88%)
4 (12%)
5. Pacaran
15 (47%)
17 (53%)
6. Aborsi
23 (70%)
9 (30%)
cukup; 66%
alkhohol,
NAPZA
didapatkan
yang
kurang
Kriteria
Ya
Tidak
1. Merokok
18 (56%)
14 (44%)
2. Alkohol
53 (95%)
15 (47%)
3. NAPZA
16 (50%)
16 (50%)
Kriteria
Nilai
Bobot
Skor
Nilai : 10/5= 2
b. Kurangnya pengetahuan remaja tentang HIV /AIDS
No.
Kriteria
Nilai
Bobot
Skor
Dengan mudah
3
Kriteria
Nilai
Bobot
Skor
Dengan mudah
3
2. Kesehatan Reproduksi
a. Kurangnya pengetahuan ibu tentang kanker serviks dan IVA
No.
Kriteria
Nilai
Bobot
Skor
Dengan mudah
3
Kriteria
Sifat masalah: Ancaman kesehatan
Nilai
Bobot
Skor
Dengan mudah
3
3. PHBS
a. Pengaplikasian tentang gosok gigi pada saat setelah makan pagi dan
sebelum tidur yang belum tepat
No.
Kriteria
Nilai
Bobot
Skor
Hanya sebagian
3
Kriteria
Nilai
Bobot
Skor
Hanya sebagian
3
Kriteria
Nilai
Bobot
Skor
Hanya sebagian
3
Prioritas Masalah :
1.
2.
3.
4.
BAB IV
METODE KEGIATAN
Remaja
a. Kurangnya pengetahuan tentang seksualitas
Kurangnya pengetahuan
remaja tentang seksualitas
Meningkatkan pengetahuan
remaja tentang seksualitas
Meningkatkan pengetahuan
remaja tentang HIV AIDS
Meningkatkan pengetahuan
remaja tentang NAPZA
Kurangnya pengetahuan
remaja tentang PUP
Meningkatkan pengetahuan
remaja tentang PUP
2.
PHBS
a. Gosok gigi
Pengaplikasian tentang
Melakukan penyuluhan
pada PHBS.
Masyarakat Gokerten
mampu menerapkan
kebiasaan gosok gigi sesuai
indikator PHBS.
Masyarakat Gokerten
terutama anak mampu
menerapkan kebiasaan cuci
3.
Gangguan Reproduksi
PHBS.
a. Pengetahuan Kanker Serviks, IVA, dan Pap Smear.
Penyuluhan
Penyuluhan
E. Rencana Kegiatan
No
1.
Nama Kegiatan
Tempat
Waktu
Sasaran
Metode
Media
Peningkatan
Pantai
Mingg
Remaja
Penyulu Leaflet
pengetahuan remaja
Goa
u, 7
dusun
han dan
tentang seksualitas,
Cemara
Desem
Gokerte
game
HIV/AIDS, NAPZA,
ber
dan PUP
2014
pukul
07.00
09.00
WIB
2.
Meningkatan
Balai
kesadaran warga
pertemu u, 7
dusun
terutama lansia
an
Desem
Gokerte
untuk melakukan
peduku
ber
han
2014
senam lansia
Mingg
pukul
Lansia
Senam
Musik
15.30
16.30
WIB
8.
Peningkatan
Balai
pengetahuan tentang
Pertemu Desem
kanker serviks,
an PKK
WUS
Penyul
Powerp
Gokerten
uhan
oint
ber
dan
pemeriksaan IVA,
2014
Video
pukul
19.0020.00
9.
Penigkatan
Balai
pengetahuan tetang
Pertemu Desem
kanker payudara,
an PKK
dan SADARI
WUS
Penyul
Powerp
Gokerten
uhan
oint
ber
dan
2014
Video
pukul
20.0021.00
Peningkatan
10.
TPA
17
Anak-
Penyul
kesadaran untuk
Desem
anak
uhan
ber
dusun
dan
2014
Gokerten
demon
pukul
strasi
15.00-
sikat
16.00
gigi
WIB
serta
cuci
tangan
Nama Kegiatan
Peningkatan pengetahuan
Evaluasi
1. Evaluasi proses : Diharapkan remaja
Gokerten
NAPZA
dan
AIDS
dapat
serta
memahami
dan
NAPZA yang
penyuluhan,
Gokerten
dapat
remaja
meningkatkan
Meningkatkan
pengaplikasian gosok gigi
setelah makan pagi dan
sebelum tidur pada balita.
dikehidupan sehari-hari.
1. Evaluasi Proses
Diharapkan ibu di Gokerten dapat
memahami dan mengerti tentang
gosok gigi setelah makan pagi dan
sebelum tidur pada balita.
2. Evaluasi Hasil
Diharapkan ibu di Gokerten dapat
menerapkan gosok gigi setelah
makan pagi dan sebelum tidur pada
balita .
3.
Peningkatan pengetahuan
tentang kanker serviks,
pemeriksaan IVA, dan
pemeriksaan Pap Smear
1. Evaluasi Proses
Diharapkan WUS di Gokerten
dapat memahami dan mengerti
tentang kanker serviks,
pemeriksaan IVA, dan Pap Smear.
2. EvaluasiHasil
Diharapkan WUS di Gokerten
dapat melakukan pemeriksaan IVA
atau pun Pap Smear di tenaga
kesehatan atau jika ada
Peningkatan pengetahuan
tentang kanker payudara
dan SADARI
5.
1. Evaluasi proses
Diharapkan WUS di Gokerten
dapat memahami dan mengerti
tentang kanker payudara dan
SADARI
2. Evaluasi hasil
WUS di Gokerten dapat melakukan
SADARI setiap hari setelah
dilakukan penyuluhan.
Peningkatan kualitas
aktivitas fisik bagi lansia
melalui senam lansia
G. Organisasi Pelaksana
1. Remaja
Penanggung jawab : Febri Anawati
Anggota
: Dewi Purwanti
: Cahya Yustisia
1. Evaluasi proses
Diharapkan melalui senam ini,
para warga khususnya lansia
dapat memperoleh manfaat yaitu
tetap sehat.
2. Evaluasi hasil
Warga Gokerten khususnya lansia
terus melakukan aktifitas fisik
seperti senam setiap minggu.
2.
: Isriani Widiastuti
Anggota
: Cahya Yustisia
Seksi Perlengkapan
: Dewi Purwanti
Seksi konsumsi
: Febri Anawati
: Cahya Yustisia
Anggota
: Dewi Purwanti
Seksi Perlengkapan
: Isriani Widiastuti
Seksi Konsumsi
: Febri Anawati
: Cahya Yustisia
Anggota
: Dewi Purwanti
Seksi Perlengkapan
: Isriani Widiastuti
Seksi Konsumsi
: Febri Anawati
5. Senam Lansia
Penanggung jawab
: Dewi Purwanti
Anggota
: Cahya Yustisia
Seksi Perlengkapan
: Isriani Widiastuti
Seksi Konsumsi
: Febri Anawati
H. Rincian Biaya
No
Keterangan
1.
Konsumsi
Penyuluhan
Uraian
Jumlah
Rp. 87.500
Rp. 62.500
Rp. 120.000
Pap Smear
Senam lansia
25 x @ Rp. 3000
TOTAL
2.
Rp. 345.000
Pasta gigi
4 x @ Rp. 5.000
Rp. 20.000
Sikat gigi
Rp. 100.000
TOTAL
3.
Rp. 120.000
Print proposal
Rp. 46.500
Print Leaflet
1 x @ Rp. 3000
Rp.
3.000
Fotokopi Leaflet
35 x @ Rp. 200
Rp.
7.000
TOTAL
4
Rp. 75.000
Perlegkapan
Rp. 56.500
Sepeda
sehat
a. Balon
Rp.
5.000
TOTAL
Rp.
5.000
Rp.
80.000
TOTAL
Rp. 80.000
Jumlah Total
Rp. 606.500
Dana Mandiri
Rp. 106.500
Dana Masyarakat
5.
10 x @ Rp. 500
Dana Institusi
Rp. 500.000
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN