Suhadirman
Dosen Jurusan Teknik Perkapalan
Jurusan Teknik Perkapalan
Politeknik Negeri Bengkalis
E-mail : -
Razali
Dosen Jurusan Teknik Perkapalan
Jurusan Teknik Perkapalan
Politeknik Negeri Bengkalis
E-mail : -
Abstrak
Penggunaan bahan serat rotan sebagai bahan alternatif pengganti mett karna untuk bahan mett sangat sulit di
dapatkan, dan harganya relatif tinggi, dalam penelitian ini, serat rotan dicampur dengan resin. Proses pelaksanaan
penelitian ini, peneliti mengambil 4 sempel penelitian dengan membuat spesimen uji tarik sebanyak 3 buah spesimen
setiap sampel dengan ukuran dan bentuk spesimen berdasarkan ASTM D638.
Hasil pengujian yang didapat, material ( polimer resin ), mendapat nilai kekuatan tarik spesimen yaitu : =
20,46 N/mm2, material ( serat rotan 1gram ), mendapat nilai kekuatan tarik spesimen yaitu : = 19,3 N/mm 2, material (
serat rotan 1,2gram ), mendapat nilai kekuatan tarik spesimen yaitu : = 15,54 N/mm 2, material ( serat rotan 1,5gram ),
mendapat nilai kekuatan tarik spesimen yaitu : =12,97 N/mm2.
Kata kunci :serat rotan, komposit, uji tarik.
A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan daerah yang banyak
menghasilkan jenis-jenis tanaman, salah satunya
adalah rotan. Rotan banyak terdapat diwilayah
seluruh indonesia termasuk di wilayah sumatera.
Rotan sering digunakan sebagian penduduk
untuk keperluan, seperti pembuatan kursi, meja,
dan sebagainya. Sehingga analisa tertarik untuk
menganalisa apakah serat rotan ini dapat
dijadikan bahan campuran untuk pembuatan
bangunan kapal. Rotan merupakan palem
berduri yang memanjat dan hasil hutan bukan
kayu yang terpenting di Indonesia .Rotan dapat
berbatang tunggal (soliter) atau berumpun.
Rotan yang tumbuh soliter hanya dipanen sekali
dan tidak beregenerasi dari tunggal yang
terpotong, sedangkan rotan yang tumbuh
berumpun dapat dipanen terus-menerus.
Rumpun berbentuk oleh berkembangnya tunastunas yang dihasilkan dari kuncup ketika pada
bagian bawah batang. Kuncup-kuncup tersebut
berkembang sebagai rimpang pendek yang
kemudian tumbuh menjadi batang di atas
permukaan tanah. Pengelompokan rotan dalam
klasifikasi tumbuhan, hingga saat ini masih
didasarkan pada ciri morfologi. Pengelompokan
suatu takson seperti itu sering menimbulkan
keraguan dalam klasifikasi terutama kelompok
tumbuhan yang memiliki anggota (spesies) yang
cukup besar seperti halnya rotan.
B. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat pelaksanaan tugas akhir
= =
c. Modulus elastisitas E
786,4973N
40mm 2
= 19,66 N/mm
Menentukan regangan:
=
=
Dimana:
L
= Perpanjangan
= 1,00 mm
= Panjang awal
= 80 mm
Lo
Sehingga:
Modulus Elastisitas
E
1,00mm
80mm
= 0,0125
19,66N / mm2
=
0,0125
= 1572,8 N/ mm 2
b. Menentukan tegangan P2
Dik:
Load(P) = 62,3 Kgf (Dari grafik)
= 5,00
mm (Dari grafik)
1 kN
1 kgf
Dimana:
= 1000 N
= 9,8067 N
156
P
= Tegangan (62,3 Kgf)
B
= Lebar spesimen (10 mm)
t
= Tebal spesimen (4 mm)
Sehingga:
P
max
=
Bt
62,3 X 9,8067
=
10 mm 4 mm
610,9574N
40mm2
= 15,27 N/mm
Menentukan regangan:
=
Dimana:
=
L
Sehingga:
5,00mm
80mm
= 0,0625
1.
Modulus Elastisitas
E
15,27N / mm2
0,0625
= 244,383 N/ mm 2
c. Menentukan tegangan P3
Dik:
Load(P) = 93,7 Kgf (Dari grafik)
max
P
=
Bt
93,7 X 9,8067
=
10 mm 4 mm
Dimana:
L
= Perpanjangan
= 1,00 mm
= Panjang awal
= 80 mm
Lo
Sehingga:
1,00mm
80mm
= 0,0125
= Perpanjangan
= 5,00 mm
= Panjang awal
= 80 mm
Lo
= 22,97 N/mm
Menentukan regangan:
Modulus Elastisitas
E
22,97N / mm2
=
0,0125
= 1837,776N/ mm 2
Grafik dibawah ini adalah grafik ynag
dihasilkan oleh nilai regangan (x) dan
tegangan (y), grafik ini juga merupakan
hasil nilai dasar dari nilai propertis spesimen
P1,P2 dan P3. Dari spesimen P1,P2 dan P3
adalah untuk menentukan nilai rata-rata tiga
sampel dari setiap regangan.
Spesimen
(1 gram)
P1
P2
P3
LOAD
(kgf)
80,2
62,3
93,7
STRAKE
(mm/menit)
13,09
1173
5,44
918,88 N
40 mm 2
157
Berdasarkan
grafik
diatas,
telah
diketahui titik maksimum tegangan P1,P2
dan P3.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian spesimen yang telah
dilaksanakan, saya dapat menyimpulkan
sesuai dengan hasil dan data pengujian yang
mencakup pengujian spesimen dengan
melakukan pengujian tarik, maka telah
didapat data sebagai berikut:
a. Dari hasil pengujian tarik spesimen
sebanyak 4 sampel penelitian, maka
telah didapat nilai dari masing-masing
spesimen sebagai berikut: untuk
spesimen (B) nilai = 19,3 N/mm,
untuk spesimen (C) nilai =15,54
N/mm, untuk spesimen (D) nilai =
12,97 N/mm dan untuk spesimen (A)
nilai = 20,46 N/mm.
b. Berikut ini nilai untuk perhitungan E,
L, P, , . Dan dari hasil pengujian
dapat terlihat nilai nya sebagai berikut:
Sempel
A
B
C
D
P (N)
822,18 772,11 621,42 519,1
1
L( mm)
1
2,33
2,33
3,33
20,46
19,3
15,54 12,97
(N/mm2)
0,0125 0,029
0,03
0,04
E(N/mm 1643,7 1218,3 585,85 324,9
2
)
3
2
8
0,0025 0,002 0,0001 0,000
(
3
9
1
gr/mm )
c. Dari hasil penelitian material komposit
serat rotan ini, ternyata serat rotan tidak
bisa untuk menggantikan pada bagunan
kapal fiber karna nilai material yang di
terbuat dari serat rotan tidak memenuhi
dari nilai yang telah ditetapkan BKI,
nilai ketetapan dari BKI = 100 N/mm2
, E = 7000 N/ mm2, sedangkan nilai
spesimen yang telah diuji = 19,3
N/mm2 , E = 1218,32 N/ mm2.
2. Saran
Dari hasil kesimpulan yang didapat, untuk
itu saya selaku menganalisa ingin
menyarankan kepada pembaca antara lain:
a. Untuk
kesempurnaan
dari
hasil
pengujian, hendaknya memperhatikan
kondisi dari spesimen yang akan di uji
tersebut, karna kondisi spesimen yang
kurang sempurna dapat mempengaruhi
dari hasil pengujian tersebut.
b. Dalam pembuatan spesimen, ukuran dan
bentuk spesimen sangat diperhatikan
sesuai standar ASTM D638.
c. Apabila ada yang ingin meneruskan
penelitian ini, sebaiknya jumlah
spesimen yang akan di uji sebaiknya 10
spesimen dengan ukuran yang sama,
supaya nilainya lebih baik. Dan buat
material yang berbeda tetapi tetap sama
bahan nya, supayah lebih akurat mencari
mana yang layak untuk di gunakan. Dan
saran saya pengujian ini di tambah lagi
dengan pengujian impact dan pengujian
bending.
E. DAFTAR PUSTAKA
Arjuna, (2010). Pemanfaatan serat batang
pisang sebagai bahan penganti matt penguat
komposit polyster resin, Tugas Akhir
Politeknik Bengkalis, Riau.
Isyam, (2011 ). Analisa komposit polimer
damar sebagai bahan pakal pada kapal
kayu, Tugas Akhir Jurusan Teknik
Perkapalan Politeknik Bengkalis, Riau.
Jokosiworo
Sarjiti.
(2009).
Pengaruh
penggunaan serat rotan sebagai penguat
pada komposit polimer dengan matriks
polyester yukalac 157 terhadap kekuatan
tarik dan tekuk.-------------Tellu, (2006). Klasdistik beberapa jenis rotan
calamus spp. asal sulawesi tengah
berdasarkan karakter fisik dan mekanik
batang, Tugas Akhir Universitas Tadulako,
Jurusan Pendidikan MIPA FKIP.
158