6.1.
Kesimpulan
6.1.1. Rumusan Teori Ruang Bersama dan Pengertian Ruang Bersama melalui Bukti
Pola Penggunaan Ruang Bersama dengan Kasus Lansia
Teori ruang bersama yang ditemukan dari penelitian yang telah dilaksanakan
adalah wadah yang terwujud untuk menampung interaksi inderawi penggunanya
dalam bersosialisasi di dalamnya. Pengertian ruang bersama yang ditemukan dari
penelitian yang telah dilaksanakan adalah ruang yang terwujud dari interaksi inderawi
dengan sifat-sifat khas pembentuknya. Sifat-sifat interaksi pembentuknya adalah
beragam, berpola, stabil, mengembang dan menyusut, tahan gangguan, dan memiliki
arti penting.
Sifat interaksi pada ruang bersama adalah pertama sifat interaksi yang terjadi
adalah penting. Sifat ini membedakan dari pengertian ruang publik, ruang informal
dan semi-fixed space, kedua sifat interaksi yang mengembang dan menyusut
menyesuaikan dengan beragamnya interaksi yang terjadi secara stabil. Sifat ini
membedakan dari pengertian ruang sosial dan bubble space, ketiga Sifat interaksi
pada ruang bersama tidak berkaitan langsung dengan elemen fisik pembatas ruang.
6.1.2. Interaksi Sosial dalam Rumusan Teori Ruang Bersama yang Baru
Konteks interaksi sosial dalam rumusan teori ruang bersama yang baru
menunjukkan
bahwa
ruang
bersama
yang
terwujud
melalui
faktor-faktor
dapat dinilai dari pola sosialisasi yang terjadi. Ruang bersama terbentuk dari interaksi
antar penggunanya terwujud karena hubungan antar panca indera penggunanya.
6.1.3. Pola dalam Penggunaan Ruang Bersama melalui Interaksi antar Penggunanya
Pola dalam penggunaan ruang bersama melalui interaksi antar penggunanya
adalah pola yang terdiri dari pola dalam penggunaannya dan pola dalam
perulangannya. Pola dalam penggunaannya adalah ditunjukkan oleh pemilihan dan
aktivitas menggunakan ruang bersama dalam keseharian pengguna. Pola dalam
perulangan penggunaan ruang bersama ditunjukkan oleh frekuensi dan waktu
penggunaannya. Kedua pola penggunaan tersebut dipengaruhi oleh sifat interaksi dan
faktor-faktor pembentuk ruangnya.
6.1.4. Temuan Baru Rumusan Nilai Sosialisasi yang Terjadi pada Lingkungan (NSL)
Nilai sosial pada lingkungan (NSL) adalah dihasilkan dari analisa interaksi
inderawi yang terjadi pada ruang bersama di suatu lingkungan. Nilai NSL adalah
menunjukkan tinggi dan rendahnya tingkat sosialisasi yang terjadi di suatu
lingkungan. Nilai NSL pada suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan NSL
pada lingkungan yang lainnya. NSL dari interaksi lansia pada lingkungan panti
werdha menunjukkan sirkulasi juga diperhitungkan sebagai ruang bersama tempat
interaksi terjadi.
6.2.
Saran
Bentuk dan sifat ruang bersama lansia memberikan pengertian pentingnya
sosialisasi yang terjadi di kalangan lansia yang harus didukung dan dikembangkan.
Pengembangan sosialisasi dapat dilaksanakan dengan memperkuat interaksi inderawi
yang terjadi. Perkuatan interaksi untuk bersosialisasi dilaksanakan dengan jalan; 1.
penyediaan pilihan ruang untuk bersosialisasi yang beragam beserta fasilitasnya, 2.
penyediaan aktivitas sosialisasi yang beragam akan menyebabkan lansia dapat bebas
memilih ruang dan interaksi yang dilakukannya, 3. meminimalisir pembatas fisik
ruang yang menutup sehingga memberikan kesempatan interaksi inderawi merembes
keluar dari ruang bersama.
Temuan nilai sosialisasi di suatu lingkungan perlu untuk dikembangkan lebih
lanjut. Berbagai karakteristik pola sosialisasi akan menambah kekayaan dalam
merumuskan nilai interaksi sosial di suatu lingkungan. Nilai sosialisasi di suatu
lingkungan dapat pula dikembangkan berdasarkan karakteristik lingkungannya.
228
230