Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH NUTRISI DAN KOSMETIK

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDIN

MAKALAH
BEE PRODUK ANTI AGING

oleh:
Kelompok 5
Reza Setiawan S
Andi Rizka Ridha
Mahadi
Valentine F.S Kapang
Masniah
Hardiana Arsyad

Makassar

2014

BAB I
PENDAHULUAN

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara


perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memeperbaiki kerusakan yang diderita (constantinides, 1994).
Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara
alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya pada semua mahkluk hidup.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar
tubuh.
Proses penuaan (aging process), menurut dr Edwin Djuanda adalah
suatu proses alamiah yang akan dialami setiap manusia. Proses ini bisa
dihambat sehingga usia biologi tidak sama dengan usia sebenarnya (KTP).
Artinya sel-sel tubuh manusia tidak setua dengan tahun yang tercantum
dalam KTP. Cabang baru ilmu kedokteran yang mempelajari proses
pemudaan kembali seluruh tubuh dikenal dengan Anti Aging Medicine.
Riset

anti-penuaan Dr

Denham

Harman pada

tahun

1954

mengemukakan teori radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu elektron


dalam tubuh yang tidak memiliki gandengan, sehingga akan berusaha
mencari elektron pasangannya supaya dapat berikatan dan stabil. Sebelum

memiliki gandengan, radikal bebas akan terus menerus menghantam sel-sel


tubuh, guna mendapatkan pasangannya, termasuk menyerang sel-sel tubuh
yang sudah stabil/normal. Akibatnya sel-sel akan menjadi cepat rusak dan
menua, juga mempercepat timbulnya kanker. Oksigen sendiri adalah
merupakan salah satu sumber radikal bebas. Pada waktu kita bernapas
dan

juga olahtubuh (exercise),

pembentukan

radikal

bebas

akan

meningkat. Radikal bebas akan di netralisir oleh anti-oksidans, yang selain


dibentuk tubuh, juga bisa berasal dari luar misalnya vitamin A, C, E, dsb.
Adapun

beberapa

cara

yang

bisa

menundakan

bahkan

mengembalikan proses penuaan adalah:


- konsumsi antioksidan
- konsumsi supllements
- melakukan detoksifikasi
- konsumsi makanan yang bernilai tinggi (good nutrition)
- gaya hidup sehat (hindari rokok dan stress, tidur dan latihan cukup, dll.)
- total hormonal Balance
- growth hormon enhancement
Resiko terjadinya penuaan dini dan pigmentasi lebih tinggi pada orang
berkulit terang, atau orang yang banyak terpajan SS baik karena
pekerjaannya, karena olah raga maupun tingggal didaerah tropis seperti
Indonesia. Tipe kulit I pada orang kulit putih, rambut merah mempunyai resiko
tertingggi untuk terjadinya phtodamage, karena tidak mendapat perlindungan

yang cukup dari melanin. Kulit tipe II dan III juga masih resiko tingggi, sedang
pada orang berkulit gelap yaitu tipe IV,V dan VI resiko berkurang. Sebagian
besar orang Indonesia menikmati karunia Allah dengan mempunyai kulit tipe
IV V. Perlu diperhatikan bahwa orang yang tingggal didaerah berhawa
dingin, resiko

photodamage lebih tinggi karena mereka berada dibawah

paparan SS tanpa merasa panas sehinggga dosis paparan lebih tingggi


dibanding orang yang tingggal didaerah berhawa panas. Perilaku dalam
berpakaian juga berperan pada photodamage misalnya bangsa yang tidak
mempunyai pakaian tradisional tertutup resiko terkena kanker kulit non
melanoma 1,8 kali lebih tinggi dibanding bangsa yang memakai memakai
pakaian tradisional tertutup. Kain mempunyai faktor pelindung surya (SPF)
lebih dari 15, bahkan kain blue jean SPF nya sampai sekitar 6000.

Usaha pencegahan penuaan dini


Pencegahan proses menua dapat dilakukan untuk proses menua
ekstrinsik, pada usia menjelang 40 tahun, dan bila perlu lebih awal, dengan
melakukan berbagai
cara, antara lain :
1. Mencegah atau menghindari faktor yang menyebabkan kekeringan kulit
serta

mempertahankan kelembaban kulit.

Untuk itu perlu melakukan

pemeliharaan dan perawatan kulit dengan kosmetik yang sesuai kondisi


kulit dan lingkungan pemakai.
2. Mencegah proses menua karena kekurangan gizi terutama protein dan
vitamin. Untuk itu perlu mengatur diit, pemberian vitamin, mineral yang
cukup.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu


atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut
dapat diredam (Suhartono, 2002). Antioksidan merupakan senyawa-senyawa
yang mampu menghilangkan, membersihkan, menahan pembentukan
ataupun

memadukan

efek

spesies

oksigen

reaktif

(Lautan,1997).

Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu


antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik) (Dalimartha dan
Soedibyo, 1999). Penggunaan senyawa antioksidan juga anti radikal saat ini
semakin meluas seiring dengan semakin besarnya pemahaman masyarakat
tentang peranannya dalam menghambat penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung, arteriosclerosis, kanker, serta gejala penuaan. Masalahmasalah ini berkaitan dengan kemampuan antioksidan untuk bekerja sebagai
inhibitor (penghambat) reaksi

oksidasi oleh radikal bebas reaktif yang

menjadi salah satu pencetus penyakit-penyakit di atas (Tahir dkk, 2003).


Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah
berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih maka tubuh
membutuhkan

antioksidan

eksogen.

Adanya

kekhawatiran

akan

kemungkinan efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik


menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan

(Rohdiana, 2001; Sunarni, 2005). Antioksidan alami mampu melindungi tubuh


terhadap kerusakan yang disebabkan spesies oksigen reaktif, mampu
menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta mampu menghambat
peroksidae lipid pada makanan. Antioksidan alami umumnya mempunyai
gugus hidroksi dalam struktur molekulnya (Sunarni, 2005)
Propolis merupakan campuran dari bermacam-macam jumlah dari
beeswax dan resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari tumbuhan,
khususnya dari bunga dan pucuk daun (Krell,1996). Lebah mengumpulkan
resin dari bunga dan pucuk daun dan membawanya kesarang seperti pellet
pollenpada kaki mereka.maka dapat diasumsikam bahwa dalam proses
pengumpulan dan pembuatan resin dari lebah ini mereka mencampurkannya
dengan liur mereka dan secret lainnya dari lebah yang mirip dengan lilin.
Resin tersebut digunakan oleh lebah pekerja untuk melindungisarang dan
untuk memperbaiki sarang, serta mereduksi ukuran dari pintu masuk
sarangnya demi menjaga bagian dalam sarang dari binatang atau serangga.
Propolis memiliki warna yang bervariasi, tergantung pada sumber
tanaman yang diambilnya. Namun propolis warna coklat gelap merupakan
propolis yang paling banyak dijumpai. Warna propolis berubah sesuai dengan
usianya. Propolis yang baru diproduksi cenderung berwarna kemerahan dan
bila sudah relativ lama akan berubah menjadi lebih gelap. Propolis memiliki
bau aromatik, pada suhu dibawah 15 0C akan mengeras, menjadi liat dan

lengket pada suhu 360C, dan akan meleleh menjadi cairan lekat pada suhu
60-700C.
Salah satu kandungan senyawa kimia yang penting pada propolis
adalah

senyawa

flavonoid.

Flavonoid

dilaporkan

mempunyai

efek

antioksidan. Flavonoid dikenal menghambat peroksidasi lemak dalam sistem


model seperti autooksidasi pada asam linoleat, metil linoleat atau liposom
lesitin dan sistem biologi seperti mikrosom hati ( Brown, 1998; Ferrali, 1997;
Sugihara, 1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa propolis memiliki
aktivitas sebagai antioksidan dan sitotoksik, anti kanker dan anti inflamasi/
infeksi mata (Alencar, 2007). Beberapa penelitian menunjukkan propolis
mempunyai aktivitas antioksidan. Ekstrak etanol propolis dapat menangkap
DPPH dan radikal bebas (Banskota et al, 2000; Burdock, 1998)

BAB III
PEMBAHASAN
Hydrogel Propolis
Bahan
Ekstrak

Konsentrasi
aquos 29,4 g

Propolis
Poloxamer 407
Sodium

10 g
2,5 g

carboxymethylcellulos
e
Purified water
8g
Metil Paraben
0.1 g
Gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih,
tembus cahaya dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid
mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan
pada fase terdispersi (Ansel, 1989). Sistem koloid hidrofilik (Hidrogel)
biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar
(Ansel, 1989). Gel hidrofilik (Hidrogel) umummnya mengandung komponen
bahan pengembang, air, humektan dan bahan pengawet (Voigt, 1994).
Keuntungan sediaan gel :
Beberapa keuntungan sediaan gel (Voigt, 1994) adalah sebagai berikut:
- kemampuan penyebarannya baik pada kulit
- efek dingin, yang dijelaskan melalui penguapan lambat dari kulit
- tidak ada penghambatan fungsi rambut secara fisiologis
- kemudahan pencuciannya dengan air yang baik

- pelepasan obatnya baik


Kelebihan sediaan gel ( The Art Science and Technology Of
Pharm. Comp. )
1

Dapat digunakan untuk berbagai rute pemakaian.

Kompatibel dengan berbagai macam obat.

Gel yang mengandung enhancer pada umumnya digunakan sebagai


anti inflamasi.

Mudah digunakan dan cepat menimbulkan efek terapi.

Na CMC
Na CMC digunakan secara luas untuk formulasi sediaan farmasi oral
dan topikal,

terutama karena tingkat viskositas yang dimilikinya. Pada

konsentrasi yang lebih tinggi,

biasanya 3-6 %, digunakan sebagai basis

dalam pembuatan gel dan pasta, glikol sering kali dimasukkan untuk
mencegah penguapan. Bobot molekul Na CMC adalah 90.000-700.000
(Rowe et.al, 2003).
Poloxamer 407
Polaksamer digunakan sebagai agen pengemulsi dalam emulsi lemak
intravena, dan sebagai pelarut dan agen stabilisasi untuk mempertahankan

kejernihan dari elixir. Polaksamer juga dapat digunakan sebagai zat


pembasah; dalam salep, supositoria basis, gel sebagai pengikat tablet.
(Excipient Ed 6).

DAFTAR PUSTAKA
Brown, J.E, Khodr H, Hider R.C dan Rice-Evans C.A, (1998) Structural
dependence of Flavonoid Interactions With Cu2+ ions Implications for Their
Antioxidant Properties. Biochemical journal, 330, 1173-1178.
Ferrali M., Signorini C dan Caciotti B (1997). Protection against Oxidative
Damage of Erythrocyte Membrane by The Flavonoid Quercetin and its
Relation to iron Chelating Activity., FEBS Letters 416, 123-129.
Lautan, J., (1997). Radikal Bebas Pada Eritrosit dan Leukosit, Cermin Dunia
Kedokteran, (116), hal : 49-52.
Sugihara N, Arakawa T, Ohnishi M dan Furuno K (1999) Anti and prooxidative effect of Flavonoids on Metal Induced Lipid Hydroperoxidedependent lipid Peroxidation in Cultured Hepatocytes Loaded With a-linoleic
Acid. Free Radical Biology and Medicine, 27, 1313-1323
Suhartono, E., Fujiati, Aflanie, I. (2002). Oxygen toxicity by radiation and
effect of glutamic piruvat transamine (GPT) activity rat plasma after vitamine
C treatmen, Internatinoal seminar on Environmental Chemistry and
Toxicology, Yogyakarta.

Alencar, S.M, Oldoni, T.L.C., Castro,M.L, Cabral I.S.R. (2007)., Chemical


composition and biological acitivity of a new type of Brazilian propolis : Red
propolis, Journal of Etnopharmacology.
Banskota A.H, Tezuka Y, Adnyana I.K, Ishii E, Midorikawa K, Matsushige K
dan Kadota S (2001) Heteroprotective and Anti-Helicobacter pylori Activities
of Constituents from Brazilian Propolis Phytomedicine, 8, 16-23
Pharmaceutical of Excipient Ed VI.pdf
The Art Science and Technology Of Pharm. Comp

Anda mungkin juga menyukai