KONSELING BEHAVIORAL
K
2. Teknik Konseling
a. Memperkuat tingkah laku
? Shapping
Adalah metode mengajarkan tingkah laku dengan terus menerus melakuakan aproksimasi
dan membuat rantai hubungan. Shapping dilakukan melalui pendekatan berangsur,
dimana dalam proses itu ada tingkh laku yang direinforce dan ada yang tidak.
Melalui aproksimasi ini tingkah laku secara bertahap menjadi didekati sehingga
akhirnya dapat dibentuk tingkah laku yang diharapkan. Contoh : seorang laki-laki
yang takut berhubungan dengan wanita, tetapi menginginkan seorang pacar.
y
? Behavioral kontrak
Syarat mutlak untuk memantapkan kontrak behavioral adalah batasan yang cermat
mengenai problem klien, setiasu dimana hal itu diekspresikan dan kesediaan klien
untuk mencoba prosedur itu.
? Assertive Training
Assertive training dapat diterapakan pada situasi-situasi interpersonal, diaman
individu yang mempunyai kesulitan-kesulitan perasaan sesuai atau tepat untuk
menyatakannya. Assertive training dapat membantu orang yang tidak dapat menyatakan
kemarahan atau kejengkelannya, sopan yang b erlebihan dan membiarkan orang lain
mengambil keuntungan darinya, mereka orang yang mempunyai kesulitan mengatakan
tidak.
Assertive training dengan menggunakan prosesur-prosedur permainan peranan.
Misalnya klien mengeluh bahwa ia sering merasa tertekan oleh orang tuanya.
M
BAB II
KONSELING REALITA
K
BAB III
KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL
K
? Stroke
Stroke merupakan pengakuan atau penghargaan yang diberikan seseorang kepada orang
lain. Stroke sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, dan kebanyakan
tingkah laku manusia dimotivasi untuk memperoleh stroke tersebut. Pada masa bayi
kebutuhan ini dipenuhi melalui penerimaan stroke fisik secara langsung, seperti
ciuman, belaian dan sebagainya. Dalam banyak hal kemudian bentuk-bentuk stroke itu
diganti dengan stroke simbolik, seperti kata-kata, ekspresi wajah dan isyarat non
verbal yang lain.
? Structure Hunger
Structure Hunger adalah merupakan kebutuhan manusia untuk menggunakan waktunya
sebaik-baiknya dengan cara-cara yang dapat memaksimalkan jumlah stroke yang dapat
diterima.
? Position Hunger
Position Hunger merupakan kebutuhan individu untuk menegakkan pola-pola kehidupan
sepanjang hayatnya. Kebutuhan ini berhubungan dengan gaya hidup individu. Untuk
mengembangkan suatu pemahaman yang lebih baik tentang position hunger, berikut
kami paparkan konsep-konsepnya.
? Life Position
Yaitu cara pandang seseorang terhadap diri orang lain yang tercermin dalam posisi
kehidupan yang dipilihnya. Keputusan ini ditetapkan individu pada awal
perkembangan hidupnya berdasarkan persepsinya mengenai diri dan dunianya.
Berdasarkan hal tersebut, seorang individu akan memilih salah satu dari keempat
posisi kehidupan di bawah ini :
? I�m OK � You�re OK, Merupakan posisi yang dibawa manusia sejak lahir, dan
posisi ini juga merupakan tujuan akhir kehidupan.
? I�m OK � You�re not OK, Posisi ini digunakan individu yang merendahkan orang
lain.
? I�m not OK � You�re OK, Posisi ini oleh Berne disebut sebagai posisi
penghinaan diri atau individu yang selalu merendahkan diri (pesimis)
? I�m not OK � You�re not OK, Posisi ini merupakan posisi kehidupan yang putus
harapan.
? Rencana Kehidupan (Life Script)
Setelah seseorang memilih suatu posisi kehidupan, kemudian individu tersebut akan
berusaha merencanakan hidupnya, sehingga kehidupannya itu akan cocok dengan posisi
kehidupan yang telah dipilihnya.
b. Struktur Kepribadian
Menurut Berne, kepribadian manusia terdiri dari tiga status ego, yaitu status ego
anak (SEA), status ego orang tua (SEO) dan status ego dewasa (SED). Secara khas
manusia hanya menggunakan salah satu status ego pada suatu saat.
? SEA (Status Ego Anak)
SEA terdiri dari semua perasaan dan cara bertindak yang dialami seseorang pada
masa kanak-kanak.
? SEO (Status Ego Orang Tua)
SEO terdiri dari perilaku, sikap dan perasaan-perasaan yang diperoleh seseorang
dari orang-orang yang penting secara emosional dan berfungsi sebagai orang tua.
SEO ini pada dasarnya terdiri atas perintah-perintah, aturan atau anjuran yang
diberikan oleh orang tua.
? SED (Status Ego Dewasa)
SED adalah bagian dari individu yang bertindak sebagai penyatu, pengarah dan
penimbang informasi. SED menerima dan menilai data dari SEA, SEO dan sumber-sumber
lingkungan.
c. Tugas Konselor
? Membantu klien menemukan kemampuan diri untuk berubah dengan membuat
keputusan saat sekarang
? Membantu klien memperoleh alat yang diperlukan untuk mencapai perubahan
? Menciptakan lingkungan yang memungkinkan klien dapat membuat keputusan-
keputusan baru dalam hidupnya dan keluar dari kehidupan yang menghambat
p
perkembangannya.
BAB IV
KONSELING TRAIT & FACTORS
K
Ancangan trait & factors dalam dunia konseling memiliki beberapa penanaman lain.
Ancangan tersebut sering dikenal sebagai ancangan rasional. Model konseling ini
didirikan dan dikembangkan oleh Edmund Griffith Williamson. Sebutan lain bagi
ancangan trait & factor adalah �Directive Counseling�, dimana dalam proses
konseling ini konselor lebih berperan aktif di dalam membantu klien.
Sungguhpun model konseling Williamson bersifat rasional, logis dan intelektual,
akan tetapi dasar falsafahnya bukan rasionalisme atau esensialisme, melainkan
dasar falsafahnya adalah personalisme (individu didekati sebagai sosok yang utuh
dan secara keseluruhan perlu dikembangkan, baik perkembangan intelek, social,
emosional, bahkan perkembangan kewarganegaraannya).
Menurut Williamson, individu dapat berkembang secara optimal hanya mungkin melalui
pendidikan, dan konseling pada hakekatnya sama dengan pendidikan, sehingga tujuan
yang ingin dicapai melalui pendidikan juga merupakan tujuan konseling. Pendidikan
maupun konseling harus diarahkan untuk membantu perkembangan individu seoptimal
mungkin secara keseluruhan, bukan hanya satu aspek saja.
m
BAB V
RASIONAL EMOTIF
R
C. Tujuan Konseling
Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-
pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan
logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan sel-actualizationnya
seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif.
Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa
takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah. Tiga
tingkatan insight yang perlu dicapai klien dalam konseling dengan pendekatan
rasional-emotif :
Pertama insight dicapai ketika klien memahami tentang tingkah laku penolakan diri
yang dihubungkan dengan penyebab sebelumnya yang sebagian besar sesuai dengan
keyakinannya tentang peristiwa-peristiwa yang diterima (antecedent event) pada
saat yang lalu.
Kedua, insight terjadi ketika konselor membantu klien untuk memahami bahwa apa
yang menganggu klien pada saat ini adalah karena berkeyakinan yang irasional terus
dipelajari dari yang diperoleh sebelumnya.
Ketiga, insight dicapai pada saat konselor membantu klien untuk mencapai pemahaman
ketiga, yaitu tidak ada jalan lain untuk keluar dari hembatan emosional kecuali
dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irasional.
Klien yang telah memiliki keyakinan rasional tjd peningkatan dalam hal : (1) minat
kepada diri sendiri, (2) minat sosial, (3) pengarahan diri, (4) toleransi terhadap
pihak lain, (5) fleksibel, (6) menerima ketidakpastian, (7) komitmen terhadap
sesuatu di luar dirinya, (8) penerimaan diri, (9) berani mengambil risiko, dan
(10) menerima kenyataan.
(
E. Teknik Konseling
Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan berbagai teknik yang bersifat
kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa
teknik dimaksud antara lain adalah sebagai berikut.
1. Teknik-Teknik Emotif (Afektif)
? Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara
terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-
latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
? Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-
perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga
klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
? Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu
dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
2. Teknik-teknik Behavioristik
? Reinforcement
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis
dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment). eknik
ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada
klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang positif.
Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan menginternalisasikan
sistem nilai yang diharapkan kepadanya.
? Social modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien. Teknik ini
dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan
cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya dan
menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah tertentu
yang telah disiapkan oleh konselor.
3. Teknik-teknik Kognitif
? Home work assigments,
Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan
diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah
laku yang diharapkan.
Dengan tugas rumah yang diberikan, klien diharapkan dapat mengurangi atau
menghilangkan ide-ide dan perasaan-perasaan yang tidak rasional dan tidak logis,
mempelajari bahan-bahan tertentu yang ditugaskan untuk mengubah aspek-aspek
kognisinya yang keliru, mengadakan latihan-latihan tertentu berdasarkan tugas yang
diberikan
Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien
dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor
Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap tanggung jawab,
kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan
diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
? Latihan assertive
Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah
laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-
model sosial.
Maksud utama teknik latihan asertif adalah : (a) mendorong kemampuan klien
mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya; (b) membangkitkan
kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau
memusuhi hak asasi orang lain; (c) mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan
dan kemampuan diri; dan (d) meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-
tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendir
t