FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009 ORGANISASI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah agar bias berjalan seperti
yang diharapakan antara lain perlu dukungan oleh adanya organisasi yang jelas dan teratur. Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para personil sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi tersebut tergambar dalam struktur atau pola organisasi yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik sekolah masing-masing. Sebagai contoh, untuk sebuah sekolah yang jumlah siswanya sedikit dengan jumlah guru pembimbing yang terbatas maka pola organisasinya bisa bersifat sederhana. Sebaliknya, jika personil sekolah siswanya berjumlah banyak dengan didukung oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi bimbingan dan konseling yang lebih kompleks. Pola organisasi pelayanan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa personil, yaitu : a. Unsur Kan Depdiknas, adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam hal ini adalah Pengawas sebagaimana dimaksudkan dalam petunjuk Bimbingan dan Konseling di sekolah. b. Kepala Sekolah (bersama Wakil Kepala Sekolah) adalah penanggung jawab pendidikan pada satuan pendidikan (SLTP, SMA, SMK) secara keseluruhan, termasuk penanggung jawab dalam membuat kebijakan pelaksaan pelayanan bimbingan dan konseling. c. Koordinator Bimbingan dan Konseling (bersama guru pembimbing/ konselor sekolah) adalah pelaksana utama pelayanan bimbingan dan konseling. d. Guru (Mata Pelajaran atau Praktek) adalah pelaksana pengajaran dan praktik/ latihan. e. Wali Kelas, adalah guru yang beertugas secara khusus untuk mengurus pembinaan dan administrasi (seperti nilai rapor, kenaikan kelas, kehadiran siswa) satu kelas tertentu. f. Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran, praktik/ latihan, dan bimbingan di SLTP, SMA, dan SMK. g. Tata Usaha, adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi dan ketatausahaan. h. Komite Sekolah, adalah organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang tua dan tokoh masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan.
1. Tugas Dan Tanggung Jawab Personil Sekolah Dalam
Program BK Secara operasional, pelaksaan utama layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru pembimbing atau konselor sekolah di bawah koordinasi seorang Koordinator bimbingan dan konseling. Namun, bimbingan dan konseling di sekolah oleh banyak pakar dikatakan sebagai team work (Shetzer dan Stone, 1985) dalam penyelenggaraannya harus terlibat dalam personil sekolah lainnya agar lebih berperan sesuai batas-batas kewenangan dan tanggung jawabnya. Personil yang dimaksudkan, yaitu : 1) Kepala Sekolah Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas kepala sekolah adalah : a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan dan menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. b. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. c. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dengan pelaksaan kegiatan bimbingan dan konseling. 2) Wakil Kepala Sekolah Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam hal : a. Mengkoordinasikan pelaksaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personil sekolah. b. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan BK. c. Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil kepala sekolah yang berlatar belakang pendidikan BK. 3) Koordinator Guru Pembimbing (Konselor) Koordinator guru pembimbing bertugas : a. Mengkoordinasikan para guru pembimbing (konselor) dalam menyusun program, melaksanakan program, menilai program, dan mengadakan tindak lanjut. b. Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, saran, dan prasarana. c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan BK kepada kepala sekolah. 4) Guru Pembimbing (Konselor) Guru pembimbing atau konselor bertugas : a. Merencanakan program BK, memasyarakatkan program BK, dan melaksanakan persiapan kegiatan BK. b. Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan BK dan menganalisis hasil evaluasi. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi. c. Mengadministrasikan kegiatan BK dan mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing. 5) Guru Mata Pelajaran Guru mata pelajaran bertugas : a. Membantu masyarakat layanan BK kepada siswa dan melakukan kerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasikan siswa yang memerlukan layanan BK. b. Mengalihkan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing dan tindak lanjut masalah. c. Berpartisipasi dalam kegiatan pendukung seperti konferensi kasus dan ikut andil dalam upaya pencegahan munculnya maslah siswa dalam pengembangan potensi. 6) Wali Kelas Sebagai mitra kerja guru pembimbing (konsselor), wali kelas mempunyai tugas : a. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi tanggung jawab. b. Memberikan informasi tentang siswa di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk memperoleh layanan bimbingan. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa untuk mengikuti layanan bimbingan. c. Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diperhatikan khusus dan ikut serta dalam konferensi kasus. 7) Staf Tata Usaha / Administrasi Staf tata usaha adalah personil yang bertugas : a. Membantu guru pembimbingan dan koordinasi dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan BK di sekolah. b. Membantu menyiapkan seluruh kegiatan BK dan menyiapakan sarana yang diperlukan dalam layanan BK. c. Membantu melengkapi dokumen tentang siswa seperti catatan kumulatif siswa.
2. Peranan Guru Dalam Pelayanan BK
Dalam kedudukan sebagai personil pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, guru memiliki posisi yang strategis. Dibandingkan dengan guru pembimbing atau konselor, misalnya guru lebih sering berinteraksi dengan siswa secara langsung. Guru dapat mengamati secara rutin tentang perkembangan kepribadian siswa, kemajuan belajarnya, dan bukan tidak mungkin akan langsung berhadapan dengan permasalahan siswa. Oleh karena itu, tidak salah jika dalam pelayanan BK guru ditempatkan sebagai mitra kerja utama, disamping wali kelas. Beberapa peranan guru ketika ia mengambil bagian dalam penyelenggaraan program BK disekolah. a. Guru sebagai informator, melalui peranan ini guru dapat menginformasikan berbagai hal tentang layanan bimbingan dan konseling, tujuan, fungsi, dan manfaatnya bagi siswa. Dalam peran ini guru berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan layanan BK. b. Guru sebagai fasilitator, guru dapat berperan sebagai fasilitator ketika dilangsungkan layanan pembelajaran baik yang bersifat preventif ataupun kuratif. Dalam peran ini guru lebih mengerti permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Misalnya dalam belajar, bagi siswa yang kesulitan dalam belajar dapat dibantu oleh guru dengan merancang program perbaikan belajar dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan yang dihadapi oleh siswa tersebut. c. Guru sebagai mediator, seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan pengalihantanganan siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing atau konselor sekolah. Karena dalam hal ini guru berhadapan langsung dengan siswa sehingga guru dapat berperan sebagai mediator antara siswa dengan konselor. d. Guru sebagai motivator, guru memberikan motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan BK di sekolah, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling. e. Guru sebagai kolaborator, sebagai seorang seprofesi yakni sama-sama tenaga pendidik di sekolah, guru dapat berperan sebagai kolaborator di sekolah, misalnya dalam penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan pembelajaran atau dalam pelaksanan kegiatan pendukung seperti konferensi kasus, himpunan data dan kegiatan lainya yang relevan.