Anda di halaman 1dari 22

Heliosentrisme

Alam semesta heliosentris

Heliosentrisme (panel bawah),bandingkan


dengan model geosentris (panel atas)

Dalam astronomi, heliosentrisme adalah teori yang berpendapat bahwa Matahari bersifat
stasioner dan berada pada pusat alam semesta. Kata berasal dari bahasa Yunani ( Helios
= Matahari, dan kentron = pusat). Secara historis, heliosentrisme bertentangan
dengan geosentrisme, yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta. Diskusi mengenai
kemungkinan heliosentrisme terjadi sejak zaman klasik. Barulah ketika abad ke-16 dapat
ditemukan suatu model matematis dapat meramalkan secara lengkap sistem heliosentris,
yaitu Nicolaus Copernicus, seorang ahli matematika dan astronom. Pada abad berikutnya,
model tersebut dijabarkan dan diperluas oleh Johannes Kepler dan pengamatan pendukung
dengan menggunakan teleskop diberikan oleh Galileo Galilei. Tetapi pada masa Reinensans,
banyak yang tidak percaya.

Geosentrik
Di dalam astronomi bola, geosentrik adalah cara memandang/mendefinisikan posisi bendabenda langit dengan Bumi sebagai pusatnya.
Karena jarak obyek-obyek langit begitu sangat besar jika dibandingkan dengan ukuran Bumi,
maka posisinya pada bola langit seringkali harus didefinisikan tidak lagi bergantung pada
posisi pengamat di permukaan bumi, tetapi Bumi sendirilah yang menjadi pusatnya.
Kebanyakan tata koordinat langit merupakan tata koordinat yang geosentrik. Hal ini
dilakukan untuk kemudahan semata.
Istilah geosentrik sering merujuk juga pada "teori geosentrik", yaitu sebuah model alam
semesta dimana Bumi adalah pusatnya.

Matahari
Artikel ini berisi tentang bintang. Untuk kegunaan lain, lihat Matahari (disambiguasi).
"Mentari" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Mentari (disambiguasi).
"Surya" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Surya (disambiguasi).

Matahari
Data pengamatan
Jarak ratarata
dari Bumi

Kecerahan
visual (V)
Magnitudo
absolut
Klasifikasi
spektrum
Metalisitas
Diameter
sudut
Kata sifat
Jarak ratarata
dari inti Bima Sakti

1.496108 km
8 menit 19 detik (kecepatan cahaya)

26,74[1]
4,83[1]
G2V
Z = 0,0122[2]
31,6 32,7[3]
Surya
Ciri-ciri orbit
~2.51017 km
26.000 tahun cahaya

Periode galaksi (2,252,50)108 a


~220 km/detik (orbit mengitari
pusat galaksi)

Kecepatan

~20 km/detik (relatif terhadap


kecepatan rata-rata bintang lain dalam
grup bintang)
~370 km/detik[4] (relatif terhadap
latar gelombang mikro kosmis)

Ciri-ciri fisik
Diameter ratarata
Radius
khatulistiwa
Keliling
khatulistiwa
Kepepatan
Luas
permukaan
Volume
Massa

1.392684106 km[5]
6.96342105 km[5]
109 Bumi[6]

4.379106 km[6]
109 Bumi[6]

9106
6.08771012 km[6]
11.990 Bumi[6]

1.4121018 km3[6]
1.300.000 Bumi

1.98911030 kg[1]
333.000 Bumi[1]

Kepadatan
rata-rata
Kepadatan

Gravitasi
permukaan
khatulistiwa
Kecepatan
lepas
(dari permukaan)

Suhu
Luminositas
(Lsol)

1.408103 kg/m3[1][6][7]
Pusat (model):
1.622105 kg/m3[1]
Fotosfer bawah: 2104 kg/m3
Kromosfer bawah: 5106 kg/m3
Korona (rt): 11012 kg/m3[8]
274.0 m/s2[1]
27.94 g
27.542.29 cgs
28 Bumi[6]

617.7 km/detik[6]
55 Bumi[6]

Pusat (model): ~1.57107 K[1]


Fotosfer (efektif): 5.778 K[1]
Korona: ~5106 K
3.8461026 W[1]
~3.751028 lm
~98 lm/W daya

Intensitas rata2.009107 Wm2sr1


rata (Isol)
Usia
4,57 miliar tahun[9]
Ciri-ciri rotasi
7,25[1]
Kemiringan

(terhadap ekliptika)

67,23
(terhadap bidang galaksi)

Asensio rekta 286,13


dari kutub utara[10] 19 jam 4 menit 30 detik

Deklinasi

+63,87

dari kutub utara

63 52' Utara

Rotasi sidereal 25,05 hari[1]


(di khatulistiwa)
(di lintang 16)

25,38 hari[1]

(di kutub)

34,4 hari[1]

Kecepatan
rotasi

7.189103 km/j[6]

25 hari 9 jam 7 menit 12 detik[10]

(di khatulistiwa)

Komposisi fotosfer (menurut massa)


Hidrogen
73.46%[11]
Helium
24,85%
Oksigen
0,77%
Karbon
0,29%
Besi
0,16%
Neon
0,12%
Nitrogen
0,09%
Silikon
0,07%

Magnesium
Belerang

0,05%
0,04%
Kotak ini:
lihat
bicara

sunting

Matahari adalah bintang di pusat Tata Surya. Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma
panas bercampur medan magnet.[12][13] Diameternya sekitar 1.392.684 km,[5] kira-kira 109 kali
diameter Bumi, dan massanya (sekitar 21030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili
kurang lebih 99,86% massa total Tata Surya.[14] Secara kimiawi, sekira tiga perempat massa
Matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa massa tersebut
(1,69%, setara dengan 5.629 kali massa Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti
oksigen, karbon, neon, besi, dan lain-lain.[15]
Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu akibat peluruhan gravitasi suatu wilayah
di dalam sebuah awan molekul besar. Sebagian besar materi berkumpul di tengah, sementara
sisanya memimpih menjadi cakram beredar yang kelak menjadi Tata Surya. Massa pusatnya
semakin panas dan padat dan akhirnya memulai fusi termonuklir di intinya. Diduga bahwa
hampir semua bintang lain terbentuk dengan proses serupa. Klasifikasi bintang Matahari,
berdasarkan kelas spektrumnya, adalah bintang deret utama G (G2V) dan sering digolongkan
sebagai katai kuning karena radiasi tampaknya lebih intens dalam porsi spektrum kuningmerah. Meski warnanya putih, dari permukaan Bumi Matahari tampak kuning dikarenakan
pembauran cahaya biru di atmosfer.[16] Menurut label kelas spektrum,G2 menandakan suhu
permukaannya sekitar 5778 K (5505 C) dan V menandakan bahwa Matahari, layaknya
bintang-bintang lain, merupakan bintang deret utama, sehingga energinya diciptakan oleh fusi
nuklir nukleus hidrogen ke dalam helium. Di intinya, Matahari memfusi 620 juta ton metrik
hidrogen setiap detik.
Dulu, Matahari dipandang para astronom sebagai bintang kecil dan tidak penting. Sekarang,
Matahari dianggap lebih terang daripada sekitar 85% bintang di galaksi Bima Sakti yang
didominasi katai merah.[17][18] Magnitudo absolut Matahari adalah +4,83. Akan tetapi, sebagai
bintang yang paling dekat dengan Bumi, Matahari adalah benda tercerah di langit dengan
magnitudo tampak 26,74.[19][20] Korona Matahari yang panas terus meluas di luar angkasa
dan menciptakan angin matahari, yaitu arus partikel bermuatan yang bergerak hingga
heliopause sekitar 100 AU. Gelembung di medium antarbintang yang terbentuk oleh angin
matahari, heliosfer, adalah struktur bersambung terbesar di Tata Surya.[21][22]
Matahari saat ini bergerak melalui Awan Antarbintang Lokal (dekat Awan G) di zona
Gelembung Lokal, tepatnya di dalam lingkaran terdalam Lengan Orion di galaksi Bima Sakti.
[23][24]
Dari 50 sistem bintang terdekat dalam jarak 17 tahun cahaya dari Bumi (bitnang
terdekat adalah katai merah bernama Proxima Centauri sekitar 4,2 tahun cahaya), Matahari
memiliki massa terbesar keempat.[25] Matahari mengorbit pusat Bima Sati pada jarak kurang
lebih 24.00026.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Jika dilihat dari kutub utara galaksi,
Matahari merampungkan satu orbit searah jarum jam dalam kurun sekitar 225250 juta
tahun. Karena Bima Sakti bergerak relatif terhadap radiasi latar belakang gelombang mikro
kosmis (CMB) ke arah konstelasi Hydra dengan kecepatan 550 km/detik, kecepatan Matahari
relatif terhadap CMB sekitar 370 km/detik ke arah Crater atau Leo.[26]

Jarak rata-rata Matahari dari Bumi sekitar 149.6 juta kilometer (1 AU), meski jaraknya
bervariasi seiring pergerakan Bumi menjauhi perihelion pada bulan Januari hingga aphelion
pada bulan Juli.[27] Pada jarak rata-rata ini, cahaya bergerak dari Matahari ke Bumi selama 8
menit 19 detik. Energi sinar matahari ini membantu perkembangan nyaris semua bentuk
kehidupan di Bumi melalui fotosintesis[28] dan mengubah iklim dan cuaca Bumi. Dampak luar
biasa Matahari terhadap Bumi sudah diamati sejak zaman prasejarah. Matahari juga dianggap
oleh sejumlah peradaban sebagai dewa. Pemahaman ilmiah yang akurat mengenai Matahari
berkembang perlahan. Pada abad ke-19, beberapa ilmuwan ternama mulai sedikit tahu
tentang komposisi fisik dan sumber tenaga Matahari. Pemahaman ini masih terus
berkembang sampai sekarang. Ada sejumlah anomali perilaku Matahari yang belum dapat
dijelaskan secara ilmiah.

Daftar isi

1 Karakteristik
o 1.1 Inti
o

1.2 Zona radiatif

1.3 Zona konvektif

1.4 Fotosfer

1.5 Atmosfer

1.6 Medan magnet

2 Pergerakan Matahari

3 Jarak Matahari ke bintang terdekat

4 Ciri khas Matahari


o

4.1 Prominensa (lidah api Matahari)

4.2 Bintik Matahari

4.3 Angin Matahari

4.4 Badai Matahari

5 Eksplorasi Matahari

6 Matahari sebagai simbol kepercayaan dan kebudayaan


o

6.1 Peranan Matahari di berbagai kebudayaan dan kepercayaan

6.2 Bangunan dan benda yang berhubungan dengan Matahari

7 Manfaat dan peran Matahari

8 Referensi

9 Pranala Luar

Karakteristik

Video ini memanfaatkan citra Solar Dynamics Observatory dan menerapkan pemrosesan
tambahan untuk memperjelas struktur yang tampak. Peristiwa di video ini mewakili aktivitas
24 jam pada 25 September 2011.
Matahari adalah bintang deret utama tipe G yang kira-kira terdiri dari 99,85% massa total
Tata Surya. Bentuknya nyaris bulat sempurna dengan kepepatan sebesar sembilan per satu
juta,[29] artinya diameter kutubnya berbeda 10 km saja dengan diameter khatulistiwanya.[30]
Karena Matahari terbuat dari plasma dan tidak padat, rotasinya lebih cepat di bagian
khatulistiwa ketimbang kutubnya. Peristiwa ini disebut rotasi diferensial dan terjadi karena
konveksi pada Matahari dan gerakan massa-nya, akibat gradasi suhu yang terlampau jauh
dari inti ke permukaan. Massa tersebut mendorong sebagian momentum sudut Matahari yang
berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari kutub utara ekliptika, sehingga kecepatan
sudutnya didistribusikan kembali. Periode rotasi aktual ini diperkirakan 25,6 hari di
khatulistiwa dan 33,5 hari di kutub. Tetapi akibat sudut pandang yang berubah-ubah dari
Bumi saat mengorbit Matahari, rotasi tampak di khatulistiwa kira-kira 28 hari.[31] Efek
sentrifugal rotasi lambat ini 18 juta kali lebih lemah dibandingkan gravitasi permukaan di
khatulistiwa Matahari. Efek pasang planet lebih lemah lagi dan tidak begitu memengaruhi
bentuk Matahari.[32]
Matahari adalah bintang Populasi I yang kaya elemen berat.[a][33] Pembentukan Matahari
diperkirakan diawali oleh gelombang kejut dari satu supernova terdekat atau lebih.[34] Teori
ini didasarkan pada keberlimpahan elemen berat di Tata Surya, seperti emas dan uranium,
dibandingkan bintang-bintang Populasi II yang elemen beratnya sedikit. Elemen-elemen ini
sangat mungkin dihasilkan oleh reaksi nuklir endotermik selama supernova atau transmutasi
melalui penyerapan neutron di dalam sebuah bintang raksasa generasi kedua.[33]
Matahari tidak punya batas pasti seperti planet-planet berbatu, dan di kepadatan gas di bagian
terluarnya menurun seiring bertambahnya jarak dari pusat Matahari.[35] Meski begitu,
Matahari memiliki struktur interior yang jelas. Radius Matahari diukur dari pusatnya ke
pinggir fotosfer. Fotosfer adalah lapisan terakhir yang tampak, karena lapisan-lapisan di
atasnya terlalu dingin atau terlalu tipis untuk meradiasikan cahaya yang cukup agar dapat

terlihat mata telanjang[36] di hadapan cahaya terang dari fotosfer. Selama gerhana matahari
total, ketika fotosfer terhalang Bulan, korona Matahari terlihat di sekitarnya.
Interior Matahari tidak bisa dilihat secara langsung dan Matahari sendiri tidak dapat ditembus
radiasi elektromagnetik. Mengikuti seismologi yang memakai gelombang gempa untuk
mengungkap struktur terdalam Bumi, disiplin helioseismologi memakai gelombang tekanan
(suara infrasonik) yang melintasi interior Matahari untuk mengukur dan menggambar struktur
terdalam Matahari.[37] Model komputer Matahari juga dimanfaatkan sebagai alat bantu
teoretis untuk menyelidiki lapisan-lapisan terdalamnya.

Inti
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Inti Matahari
Berkas:Poster Matahari.svg
Struktur Matahari
Inti Matahari diperkirakan merentang dari pusatnya sampai 2025% radius Matahari.[38]
Kepadatannya mencapai 150 g/cm3[39][40] (sekitar 150 kali lipat kepadatan air) dan suhu
mendekati 15,7 juta kelvin (K).[40] Sebaliknya, suhu permukaan Matahari kurang lebih
5.800 K. Analisis terkini terhadap data misi SOHO menunjukkan adanya tingkat rotasi yang
lebih cepat di bagian inti ketimbang di seluruh zona radiatif.[38] Sepanjang masa hidup
Matahari, energi dihasilkan oleh fusi nuklir melalui serangkaian tahap yang disebut rantai pp
(protonproton); proses ini mengubah hidrogen menjadi helium.[41] Hanya 0,8% energi
Matahari yang berasal dari siklus CNO.[42]
Inti adalah satu-satunya wilayah Matahari yang menghasilkan energi termal yang cukup
melalui fusi; 99% tenaganya tercipta di dalam 24% radius Matahari, dan fusi hampir berhenti
sepenuhnya pada tingkat 30% radius. Sisanya dipanaskan oleh energi yang ditransfer ke luar
oleh radiasi dari inti ke layar konvektif di luarnya. Energi yang diproduksi melalui fusi di inti
harus melintasi beberapa lapisan dalam perjalanan menuju fotosfer sebelum lepas ke angkasa
dalam bentuk sinar matahari atau energi kinetik partikel.[43][44]
Rantai protonproton terjadi sekitar 9.21037 kali per detik di inti. Karena memakai empat
proton bebas (nukleus hidrogen), reaksi ini kira-kira mengubah 3,71038 proton menjadi
partikel alpha (nukleus helium) setiap detiknya (dari total ~8,91056 proton bebas di
Matahari), atau sekitar 6,21011 kg per detik.[44] Karena memfusi hidrogen ke helium
melepaskan kurang lebih 0,7% massa terfusi dalam bentuk energi,[45] Matahari melepaskan
energi dengan tingkat konversi massaenergi sebesar 4,26 juta ton metrik per detik,
384,6 yotta watt (3.8461026 W),[1] atau 9,1921010 megaton TNT per detik. Massa ini tidak
dihancurkan untuk menciptakan energi, melainkan diubah menjadi setara energi dan diangkut
dalam energi yang diradiasikan, seperti yang dijelaskan oleh konsep kesetaraan massa
energi.
Produksi tenaga oleh fusi di inti bervariasi sesuai jaraknya dari pusat Matahari. Di pusat
Matahari, model teori memperkirakan besarnya mencapai 276.5 watt/m3,[46] kepadatan
produksi tenaga yang kira-kira lebih mendekati metabolisme reptil daripada bom termonuklir.
[b]
Puncak produksi tenaga di Matahari telah dibanding-bandingkan dengan panas volumetrik
yang dihasilkan di dalam tumpukan kompos aktif. Keluaran tenaga Matahari yang luar biasa
tidak diakibatkan oleh tenaga per volumenya yang tinggi, melainkan ukurannya yang besar.

Tingkat fusi di bagian inti berada dalam kesetimbangan yang bisa membaik sendiri: tingkat
fusi yang agak lebih tinggi mengakibatkan inti memanas dan sedikit memuai terhadap berat
lapisan terluarnya, sehingga mengurangi tingkat fusi dan memperbaiki perturbasi; dan tingkat
yang agak lebih rendah mengakibatkan inti mendingin dan sedikit menyusut, sehingga
meningkatkan tingkat fusi dan memperbaikinya ke tingkat saat ini.[47][48]
Sinar gamma (foton berenergi tinggi) yang dilepaskan dalam reaksi fusi hanya diserap oleh
beberapa militer plasma Matahari, kemudian dipancarkan kembali secara acak dalam bentuk
energi yang lebih rendah. Karena itu, butuh waktu lama bagi radiasi untuk mencapai
permukaan Matahari. Perkiraan waktu tempuh foton berkisar antara 10.000 sampai
170.000 tahun.[49] Neutrino, yang mewakili sekitar 2% produksi energi total Matahari, hanya
butuh 2,3 detik untuk mencapai permukaan. Karena transprotasi energi di Matahari adalah
proses yang melibatkan foton dalam kesetimbangan termodinamik dengan zat, skala waktu
transportasi energi di Matahari lebih panjang dengan rentang 30.000.000 tahun. Ini adalah
waktu yang diperlukan Matahari untuk kembali ke keadaan stabil jika tingkat penciptaan
energi di intinya tiba-tiba berubah.[50]
Sepanjang bagian akhir perjalanan foton keluar Matahari, di lapisan konvektif terluar,
tabrakannya lebih sedikit dan jauh dan energinya lebih rendah. Fotosfer adalah permukaan
transparan Matahari tempat foton terlepas dalam bentuk cahaya tampak. Setiap sinar gamma
di inti Matahari diubah menjadi beberapa juta foton cahaya tampak sebelum lepas ke luar
angkasa. Neutrino juga dilepaskan oleh reaksi fusi di inti, namun tidak seperti foton, neutrino
jarang berinteraksi dengan zat sampai-sampai semuanya bisa dengan mudah keluar dari
Matahari. Selama beberapa tahun, pengukuran jumlah neutrino yang diproduksi di Matahari
lebih rendah daripada yang diprediksi teori dengan faktor 3. Kesenjangan ini diselesaikan
pada tahun 2001 melalui penemuan efek osilasi neutrino: Matahari memancarkan beberapa
neutrino sesuai prediksi teori, tetapi detektor neutrino kehilangan 23 jumlahnya karena
neutrino sudah berubah rasa saat dideteksi.[51]

Potongan melintang bintang tipe matahari (NASA)

Zona radiatif
Kurang lebih di bawah 0,7 radius Matahari, material Matahari cukup panas dan padat sampaisampai radiasi termal adalah cara utama untuk mentransfer energi dari inti.[52] Zona ini tidak
diatur oleh konveksi termal; meski begitu suhunya turun dari kira-kira 7 juta ke 2 juta kelvin
seiring bertambahnya jarak dari inti.[40] Gradien suhu ini kurang dari nilai tingkat selang

adiabatik sehingga tidak dapat menciptakan konveksi.[40] Energi ditransfer oleh radiasiion
hidrogen dan helium memancarkan foton, yang hanya bergerak sedikit sebelum diserap
kembali oleh ion-ion lain.[52] Kepadatannya turun seratus kali lipat (dari 20 g/cm3 ke 0,2
g/cm3) dari 0,25 radius Matahari di atas zona radiasi.[52]
Zona radiatif dan zona konvektif dipisahkan oleh sebuah lapisan transisi, takhoklin. Ini
adalah wilayah ketika perubahan fenomena mencolok antara rotasi seragam di zona radiatif
dan rotasi diferensial di zona konveksi menghasilkan celah besarkondisi ketika lapisanlapisan horizontal saling bergesekan berlawanan arah.[53] Gerakan cair yang ditemukan di
zona konveksi di atasnya perlahan menghilang dari atas sampai bawah lapisan ini, sama
seperti karakteristik tenang zona radiatif di bawah. Saat ini, diperkirakan bahwa sebuah
dinamo magnetik di dalma lapisan ini menciptakan medan magnet Matahari (baca dinamo
matahari).[40]

Zona konvektif
Di lapisan terluar Matahari, dari permukaannya sampai kira-kira 200.000 km di bawahnya
(70% radius Matahari dari pusat), suhunya lebih rendah daripada di zona radiatif dan atom
yang lebih berat tidak sepenuhnya terionisasikan. Akibatnya, transportasi panas radiatif
kurang efektif. Kepadatan gas-gas ini sangat rendah untuk memungkinkan arus konvektif
terbentuk. Material yang dipanaskan di takhoklin memanas dan memuai, sehingga
mengurangi kepadatannya dan memungkinkan material tersebut naik. Pengaruhnya, konveksi
termal berkembang saat sel panas mengangkut mayoritas panas ke luar hingga fotosfer
Matahari. Setelah material tersebut mendingin di fotosfer, kepadatannya meningkat, lalu
tenggelam ke dasar zona konveksi. Di sana material memanfaatkan panas dari atas zona
radiatif dan siklus ini berlanjut. Di fotosfer, suhu menurun hingga 5.7000 K dan
kepadatannya turun hingga 0,2 g/m3 (sekitar 1/6.000 kepadatan udara di permukaan laut).[40]
Kolom panas di zona konveksi membentuk jejak di permukaan Matahari yang disebut
granulasi dan supergranulasi. Konveksi turbulen di bagian terluar interior Matahari ini
menghasilkan dinamo "berskala kecil" yang menciptakan kutub magnetik utara dan selatan di
seluruh permukaan Matahari.[40] Kolom panas Matahari disebut sel Bnard dan berbentuk
prisma heksagon.[54]

Fotosfer

Suhu efektif, atau suhu benda hitam, Matahari (5777 K) adalah suhu yang harus dimiliki
sebuah benda hitam berukuran sama agar menghasilkan total tenaga emisif yang sama.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Fotosfer

Permukaan Matahari yang tampak, fotosfer, adalah lapisan yang di bawahnya Matahari
menjadi opak terhadap cahaya tampak.[55] Di atas fotosfer, sinar matahari yang tampak bebas
berkelana ke angkasa dan energinya terlepas sepenuhnya dari Matahari. Perubahan opasitas
diakibatkan oleh berkurangnya jumlah ion H yang mudah menyerap cahaya tampak.[55]
Sebalinya, cahaya tampak yang kita lihat dihasilkan dalam bentuk elektron dan bereaksi
dengan atom hidrogen untuk menghasilkan ion H.[56][57] Tebal fotosfer puluhan sampai
ratusan kilometer, sedikit kurang opak daripada udara di Bumi. Karena bagian atas fotosfer
lebih dingin daripada bagian bawahnya, citra Matahari tampak lebih terang di tengah
daripada pinggir atau lengan cakram matahari; fenomena ini disebut penggelapan lengan.[55]
Spektrum sinar matahari kurang lebih sama dengan spektrum benda hitam yang beradiasi
sekitar 6.000 K, berbaur dengan jalur penyerapan atomik dari lapisan tipis di atas fotosfer.
Fotosfer memiliki kepadatan partikel sebesar ~1023 m3 (sekitar 0,37% jumlah partikel per
volume atmosfer Bumi di permukaan laut). Fotosfer tidak sepenuhnya terionisasikan
cakupan ionisasinya sekitar 3%, sehingga nyaris seluruh hidrogen dibiarkan berbentuk atom.
[58]

Selama penelitian awal terhadap spektrum optik fotosfer, beberapa jalur penyerapan yang
ditemukan tidak ada kaitannya dengan elemen kimia apapun yang saat itu dikenal di Bumi.
Pada tahun 1868, Norman Lockyer berhipotesis bahwa jalur-jalur penyerapan ini terbentuk
oleh elemen baru yang ia sebut helium, diambil dari nama dewa matahari Yunani Helios. 25
tahun kemudian, helium berhasil diisolasi di Bumi.[59]

Atmosfer
Lihat pula: Korona dan Lingkaran korona

Saat gerhana matahari total, korona matahari dapat dilihat dengan mata telanjang selama
periode totalitas yang singkat.
Bagian Matahari di atas fotosfer disebut atmosfer matahari.[55] Atmosfer dapat diamati
menggunakan teleskop yang beroperasi di seluruh spektrum elektromagnet, mulai dari radio
hingga cahaya tampak sampai sinar gamma, dan terdiri dari lima zona utama: suhu rendah,
kromosfer, wilayah transisi, korona, dan heliosfer.[55] Heliosfer, dianggap sebagai atmosfer
terluar tipis Matahari, membentang ke luar melewati orbit Pluto hingga heliopause yang
membentuk batas dengan medium antarbintang. Kromosfer, wilayah transisi, dan korona jauh
lebih panas ketimbang permukaan Matahari.[55] Alasannya belum terbukti tepat; bukti yang

ada memperkirakan bahwa gelombang Alfvn memiliki energi yang cukup untuk
memanaskan korona.[60]
Lapisan terdingin Matahari adalah wilayah suhu rendah yang terletak sekitar 500 km di atas
fotosfer dengan suhu kurang lebih 4.100 K.[55] Bagian Matahari ini cukup dingin untuk
memungkinkan keberadaan molekul sederhana seperti karbon monoksida dan air, yang dapt
dideteksi melalui spektrum penyerapan mereka.[61]
Di atas lapisan suhu rendah ada lapisan setebal 2.000 km yang didominasi spektrum emisi
dan jalur penyerapan.[55] Lapisan ini bernama kromosfer yang diambil dari kata Yunani
chroma, artinya warna, karena kromosfer terlihat seperti cahaya berwarna di awal dan akhir
gerhana matahari total.[52] Suhu kromosfer meningkat perlahan seiring ketinggiannya, berkisar
sampai 20.000 K di dekat puncaknya.[55] Di bagian teratas kromosfer, helium terionisasikan
separuhnya.[62]

Diambil oleh Hinode Solar Optical Telescope tanggal 12 Januari 2007, citra Matahari ini
menunjukkan sifat filamen pada plasma yang menghubungkan wilayah-wilayah berpolaritas
magnet berbeda.
Di atas kromosfer, di wilayah transisi tipis (sekitar 200 km), suhu naik cepat dari sekitar
20.000 K di atas kromosfer hingga mendekati suhu korona sebesar 1.000.000 K.[63]
Peningkatan suhu ini dibantu oleh ionisasi penuh helium di wilayah transisi, yang
mengurangi pendinginan radiatif plasma secara besar-besaran.[62] Wilayah transisi tidak
terbentuk di ketinggian tetap. Wilayah ini membentuk semacam nimbus mengitari fitur-fitur
kromosfer seperti spikula dan filamen dan memiliki gerakan tak teratur yang konstan.[52]
Wilayah transisi sulit diamati dari permukaan Bumi, tetapi dapat diamati dari luar angkasa
menggunakan instrumen yang sensitif terhadap spektrum ultraviolet ekstrem.[64]
Korona adalah kepanjangan atmosfer telruar Matahari yang volumenya lebih besar daripada
Matahari itu sendiri. Korona terus menyebar ke angkasa dan menjadi angin matahari yang
mengisi seluruh Tata Surya.[65] Korona rendah, dekat permukaan Matahari, memiliki
kepadatan partikel sekitar 10151016 m3.[62][c] Suhu rata-rata korona dan angin matahari sekitar
1.000.0002.000.000 K; akan tetapi, suhu di titik terpanasnya mencapai 8.000.000
20.000.000 K.[63] Meski belum ada teori lengkap seputar suhu korona, setidaknya sebagian
panasnya diketahui berasal dari rekoneksi magnetik.[63][65]

Heliosfer, yaitu volume di sekitar Matahari yang diisi plasma angin matahari, merentang dari
kurang lebih 20 radius matahari (0.1 AU) sampai batas terluar Tata Surya. Batas terdalamnya
ditetapkan sebagai lapisan tempat arus angin matahari menjadi superalfvnikartinya arus
angin lebih cepat daripada kecepatan gelombang Alfvn.[66] Turbulensi dan dorongan dinamis
di heliosfer tidak dapat memengaruhi bentuk korona matahari di dalamnya, karena informasi
hanya dapat bergerak pada kecepatan gelombang Alfvn. Angin matahari terus bergerak ke
luar melintasi heliosfer, membentuk medan magnet matahari seperti spiral,[65] sampai
menyentuh heliopause lebih dari 50 AU dari Matahari. Pada Desember 2004, wahana
Voyager 1 melintasi front kejut yang diduga sebagai bagian dari heliosfer. Kedua wahana
Voyager telah mencatat konsentrasi partikel energi yang tinggi saat mendekati batas tersebut.
[67]

Medan magnet
Lihat pula: Medan magnet bintang

Di citra ultraviolet warna palsu ini, Matahari memiliki semburan matahari kelas C3 (wilayah
putih di kiri atas), sebuah tsunami matahari (struktur mirip gelombang, kanan atas), dan
beberapa filamen plasma setelah medan magnet yang naik dari permukaan.

Lembar arus heliosfer merentang sampai batas terluar Tata Surya dan terbentuk oleh
pengaruh medan magnet Matahari yang berotasi di plasma di medium antarplanet.[68]
Matahari adalah bintang yang magnetnya aktif. Matahari memiliki medan magnet kuat dan
yang berubah-ubah tiap tahun dan berbalik arah setiap sebelas tahun di sekitar maksimum
matahari.[69] Medan magnet Matahari mencadi penyebab sejumlah dampak yang secara
kolektif disebut aktivitas matahari, termasuk titik matahari di permukaan Matahari, semburan

matahari, dan variasi angin matahari yang mengangkut material melintasi Tata Surya.[70]
Dampak aktivitas matahari terhadap Bumi meliputi aurora di lintang tengah sampai tinggi
dan gangguan komunikasi radio dan tenaga listrik. Aktivitas matahari diduga memainkan
peran besar dalam pembentukan dan evolusi Tata Surya. Aktivitas matahari mengubah
struktur atmosfer terluar Bumi.[71]
Semua materi di Matahari berbentuk gas dan bersuhu tinggi, disebut plasma. Ini membuat
Matahari bisa berotasi lebih cepat di khatulistiwa (sekitar 25 hari) daripada lintang yang lebih
tinggi (sekitar 35 hari di dekat kutubnya). Rotasi diferensial lintang Matahari menyebabkan
jalur medan magnetnya saling terikat seiring waktu, menghasilkan lingkaran medan magnet
dari permukaan Matahari dan mencetus pembentukan titik matahari dan prominensa matahari
(baca rekoneksi magnetik). Aksi ikat-ikatan ini menciptakan dinamo matahari dan siklus
aktivitas magnetik 11 tahun; medan magnet Matahari berbalik arah setiap 11 tahun.[72][73]
Medan magnet matahari membentang jauh melewati Matahari itu sendiri. Plasma angin
matahari yang termagnetkan membawa medan magnet Mathari ke luar angkasa dan
membentuk medan magnet antarplanet.[65] Karena plasma hanya mampu bergerak di jalur
medan magnet, medan magnet antarplanet awalnya tertarik secara radial menjauhi Matahari.
Karena medan di atas dan bawah khatulistiwa matahari memiliki polaritas berbeda yang
mengarah ke dan menjauhi Matahari, ada satu lembar arus tipis di bidang khatulistiwa
matahari yang disebut lembar arus heliosfer.[65] Pada jarak yang lebih jauh, rotasi Matahari
memelintir medan magnet dan lembar arus menjadi struktur mirip spiral Archimedes yang
disebut spiral Parker.[65] Medan magnet antarplanet lebih kuat daripada komponen dipol
medan magnet matahari. Medan magnet dipol Matahari sebesar 50400 T (di fotosfer)
berkurang seiring jaraknya menjadi sekitar 0,1 nT pada jarak Bumi. Meski begitu, menurut
pengamatan wahana antariksa, bidang antarplanet di lokasi Bumi sekitar 5 nT, kurang lebih
seratus kali lebih besar.[74] Perbedaan ini disebabkan oleh medan magnet yang diciptakan oleh
arus listrik di plasma yang menyelubungi Matahari.

Pergerakan Matahari

Ilustrasi rotasi Matahari. Terdapat perubahan posisi bintik Matahari selama terjadi pergerakan
Matahari mempunyai dua macam pergerakan, yaitu sebagai berikut :

Matahari berotasi pada sumbunya dengan selama sekitar 27 hari untuk mencapai satu
kali putaran.[75] Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap
perubahan posisi bintik Matahari.[75] Sumbu rotasi Matahari miring sejauh 7,25 dari
sumbu orbit Bumi sehingga kutub utara Matahari akan lebih terlihat di bulan

September sementara kutub selatan Matahari lebih terlihat di bulan Maret.[75] Matahari
bukanlah bola padat, melainkan bola gas, sehingga Matahari tidak berotasi dengan
kecepatan yang seragam.[75] Ahli astronomi mengemukakan bahwa rotasi bagian
interior Matahari tidak sama dengan bagian permukaannya. [76] Bagian inti dan zona
radiatif berotasi bersamaan, sedangkan zona konvektif dan fotosfer juga berotasi
bersama namun dengan kecepatan yang berbeda.[76] Bagian ekuatorial (tengah)
memakan waktu rotasi sekitar 24 hari sedangkan bagian kutubnya berotasi selama
sekitar 31 hari.[75][77] Sumber perbedaan waktu rotasi Matahari tersebut masih diteliti.
[75]

Matahari dan keseluruhan isi tata surya bergerak di orbitnya mengelilingi galaksi
Bimasakti.[77] Matahari terletak sejauh 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi
Bimasakti.[77] Kecepatan rata-rata pergerakan ini adalah 828.000 km/jam sehingga
diperkirakan akan membutuhkan waktu 230 juta tahun untuk mencapai satu putaran
sempurna mengelilingi galaksi.[77]

Jarak Matahari ke bintang terdekat


Sistem bintang yang terdekat dengan Matahari adalah Alpha Centauri.[78] Bintang yang dalam
kompleks tersebut yang memilkiki posisi terdekat dengan Matahari adalah Proxima Centauri,
sebuah bintang berwarna merah redup yang terdapat dalam rasi bintang Centaurus.[78] Jarak
Matahari ke Proxima Centauri adalah sejauh 4,3 tahun cahaya (39.900 juta km atau 270 ribu
unit astronomi), kurang lebih 270 ribu kali jarak matahai ke Bumi.[78] Para ahli astronomi
mengetahui bahwa benda-benda angkasa senantiasa bergerak dalam orbit masing-masing.[79]
Oleh karena itu, perhitungan jarak dilakukan berdasarkan pada perubahan posisi suatu
bintang dalam kurun waktu tertentu dengan berpatokan pada posisinya terhadap bintangbintang sekitar.[79] Metode pengukuran ini disebut parallaks (parallax).[79]

Ciri khas Matahari


Berikut ini adalah beberapa ciri khas yang dimiliki oleh Matahari:

Prominensa (lidah api Matahari)

Erupsi prominensa yang terjadi pada 30 Maret 2010


Prominensa adalah salah satu ciri khas Matahari, berupa bagian Matahari menyerupai lidah
api yang sangat besar dan terang yang mencuat keluar dari bagian permukaan serta seringkali
berbentuk loop (putaran).[80][81]Prominensa disebut juga sebagai filamen Matahari karena
meskipun julurannya sangat terang bila dilihat di angkasa yang gelap, namun tidak lebih

terang dari keseluruhan Matahari itu sendiri.[80] Prominensa hanya dapat dilihat dari Bumi
dengan bantuan teleskop dan filter.[80] Prominensa terbesar yang pernah ditangkap oleh
SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) diestimasi berukuran panjang 350 ribu km.[80]
Sama seperti korona, prominensa terbentuk dari plasma namun memiliki suhu yang lebih
dingin.[80] Prominensa berisi materi dengan massa mencapai 100 miliar kg.[80] Prominensa
terjadi di lapisan fotosfer Matahari dan bergerak keluar menuju korona Matahari.[80] Plasma
prominensa bergerak di sepanjang medan magnet Matahari.[82] Erupsi dapat terjadi ketika
struktur prominesa menjadi tidak stabil sehingga akan pecah dan mengeluarkan plasmanya. [82]
Ketika terjadi erupsi, material yang dikeluarkan menjadi bagian dari struktur magnetik yang
sangat besar disebut semburan massa korona (coronnal mass ejection/ CME).[80][82]
Pergerakan semburan korona tersebut terjadi pada kecepatan yang sangat tinggi, yaitu antara
20 ribu m/s hingga 3,2 juta km/s.[80] Pergerakan tersebut juga menyebabkan peningkatan suhu
hingga puluhan juta derajat dalam waktu singkat.[80] Bila erupsi semburan massa korona
mengarah ke Bumi, akan terjadi interaksi dengan medan magnet Bumi dan mengakibatkan
terjadinya badai geomagnetik yang berpotensi mengganggu jaringan komunikasi dan listrik.
[82]

Suatu prominensa yang stabil dapat bertahan di korona hingga berbulan-bulan lamanya dan
ukurannya terus membesar setiap hari.[82] Para ahli masih terus meneliti bagaimana dan
mengapa prominensa dapat terjadi.[82]

Bintik Matahari

Bintik Matahari terlihat seperti noda kehitaman di permukaan Matahari


Bintik Matahari adalaah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian fotosfer
Matahari dengan jumlah yang tak terhitung.[83] Bintik Matahari tercipta saat garis medan
magnet Matahari menembus bagian fotosfer.[84] Ukuran bintik Matahari dapat lebih besar
daripada Bumi.[81] Bintik Matahari memiliki daerah yang gelap bernama umbra, yang
dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut penumbra.[83] Warna bintik Matahari terlihat
lebih gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer.[83] Suhu di daerah umbra
adalah sekitar 2.200 C sedangkan di daerah penumbra adalah 3.500 C.[83] Oleh karena emisi
cahaya juga dipengaruhi oleh suhu maka bagian bintik Matahari umbra hanya mengemisikan
1/6 kali cahaya bila dibandingkan permukaan Matahari pada ukuran yang sama.[83]

Angin Matahari

Angin Matahari terbentuk aliran konstan dari partikel-partikel yang dikeluarkan oleh bagian
atas atomosfer Matahari, yang bergerak ke seluruh tata surya.[85] Partikel-partikel tersebut
memiliki energi yang tinggi, namun proses pergerakannya keluar medan gravitasi Matahari
pada kecepatan yang begitu tinggi belum dimengerti secara sempurna.[85] Kecepatan angin
surya terbagi dua, yaitu angin cepat yang mencapai 400 km/s dan angin cepat yang mencapai
lebih dari 500 km/s.[86] Kecepatan ini juga bertambah secara eksponensial seiring jaraknya
dari Matahari.[86] Angin Matahari yang umum terjadi memiliki kecepatan 750 km/s dan
berasal dari lubang korona di atmosfer Matahari.[86]
Beberapa bukti adanya angin surya yang dapat dirasakan atau dilihat dari Bumi adalah badai
geomagnetik berenergi tinggi yang merusak satelit dan sistem listrik, aurora di Kutub Utara
atau Kutub Selatan, dan partikel menyerupai ekor panjang pada komet yang selalu menjauhi
Matahari akibat hembusan angin surya.[85] Angin Matahari dapat membahayakan kehidupan
di Bumi bila tidak terdapat medan magnet Bumi yang melindungi dari radiasi.[85] Pada
kenyataannya, ukuran dan bentuk medan magnet Bumi juga ditentukan oleh kekuatan dan
kecepatan angin surya yang melintas.[85]

Badai Matahari
Badai Matahari terjadi ketika ada pelepasan seketika energi magnetik yang terbentuk di
atmosfer Matahari.[87] Plasma Matahari yang meningkat suhunya hingga jutaan Kelvin beserta
partikel-partikel lainnya berakselerasi mendekati kecepatan cahaya.[88] Total energi yang
dilepaskan setara dengan jutaan bom hidrogen berukuran 100 megaton.[87] Jumlah dan
kekuatan badai Matahari bervariasi.[88] Ketika Matahari aktif dan memiliki banyak bintik,
badai Matahari lebih sering terjadi. Badai Matahari seringkali terjadi bersamaan dengan
luapan massa korona.[88] Badai Matahari memberikan risiko radiasi yang sangat besar
terhadap satelit, pesawat ulang alik, astronot, dan terutama sistem telekomunikasi Bumi.[88][89]
Badai Matahari yang pertama kali tercatat dalam pustaka astronomi adalah pada tanggal 1
September 1859.[87] Dua peneliti, Richard C. Carrington dan Richard Hodgson yang sedang
mengobservasi bintik Matahari melalui teleskop di tempat terpisah, mengamati badai
Matahari yang terlihat sebagai cahaya putih besar di sekeliling Matahari.[87] Kejadian ini
disebut Carrington Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan telegraf transatlantik antara
Amerika dan Eropa.[89]

Eksplorasi Matahari

Solar Maximum Mission, salah satu satelit yang diluncurkan Amerika Serikat untuk
mempelajari Matahari.

Pesawat ulang-alik yang pertama kali berhasil masuk ke orbit Matahari adalah Pioneer 4.[90]
Pioneer 4, yang diluncurkan tanggal 3 Maret 1959 oleh Amerika Serikat, menjadi pionir
dalam sejarah eksplorasi Matahari.[90][91] Keberhasilan tersebut diikuti oleh peluncuran
Pioneer 5 - Pioneer 9 selama 1959-1968 yang memang bertujuan untuk mempelajari tentang
Matahari.[91] Pada 26 Mei 1973, stasiun luar angkasa Amerikas Serikat bernama Skylab
diluncurkan dengan membawa 3 awak.[91] Skylab membawa Apollo Telescope Mount (ATM)
yang digunakan untuk mengambil lebih dari 150.000 gambar Matahari.[91]
Pesawat ulang-alik lainnya, Helios I berhasil mengorbit hingga mencapai jarak 47 juta km
dari Matahari (memasuki orbit Merkuri).[91][92]Helios I terus berputar untuk memastikan
seluruh bagian pesawat mendapat jumlah panas yang sama dari Matahari.[92] Helios I bertugas
mengumpulkan data-data mengenai Matahari.[92] Pesawat ulang-alik hasil kerjasama Amerika
Serikat dan Jerman ini beroperasi sejak 10 Desember 1974 hingga akhir 1982.[91][92] Helios II
diluncurkan pada 16 Januari 1976 dan berhasil mencapai jarak 43 juta km dari Matahari.[91]
Misi Helios II selesai pada April 1976 namun dibiarkan tetap berada di orbit.[92]
Solar Maximum Mission didesain untuk melakukan observasi aktivitas Matahari terutama
bintik dan api Matahari saat Matahari berada pada periode aktivitas maksimum. [91][92] SMM
diluncurkan oleh Amerika Serikat pada 14 Februari 1980.[91] Selama perjalanannya, SMM
pernah mengalami kerusakan namun berhasil diperbaiki oleh awak pesawat ulang alik
Challenger.[92] SMM terus berada di orbit Bumi selama melakukan observasi.[91][92] SMM
mengumpulkan data hingga 24 November 1989 dan terbakar saat masuk kembali ke atmosfer
Bumi pada 2 Desember 1989.[91][92]
Pesawat ulang alik Ulysses adalah hasil proyek internasional untuk mempelajari kutub-kutub
Matahari, diluncurkan pada 6 Oktober 1990.[91] Sedangkan Yohkoh adalah pesawat ulang alik
yang diluncurkan untuk mempelajari radiasi energi tinggi dari Matahari.[91] Yohkoh
merupakan hasil kerjasama Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris yang diluncurkan pada 31
Agustus 1991.[91]
Misi eksplorasi Matahari yang paling terkenal adalah Solar and Heliospheric Observatory
(SOHO) yang dikembangkan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bekerja sama
dengan Agensi Luar Angkasa Eropa (ESA) dan diluncurkan pada 12 Desember 1995.[93]
SOHO bertugas mengumpulkan data struktur internal, proses fisik yang terjadi, serta
pengambilan gambar dan diagnosis spektroskopis Matahari.[91] SOHO ditempatkan pada jarak
1,5 juta km dari Bumi dan masih beroperasi hingga sekarang.[91]
Misi eksplorasi terbaru dari NASA adalah pesawat ulang alik kembar bernama STEREO
yang diluncurkan pada 26 Oktober 2006.[93][92] STEREO bertugas untuk menganalisis dan
mengambil gambar Matahari dalam bentuk 3 dimensi.[92] Solar Dynamics Observatory
Mission adalah misi eksplorasi NASA yang sedang dalam pengembangan dan telah
dipublikasikan pada April 2008.[92] Solar Dynamics Observatory Mission diperkirakan akan
mengorbit untuk mempelajari dinamika Matahari yang meliputi aktivitas Matahari, evolusi
atmosfer Matahari, dan pengaruh radiasi Matahari terhadap planet-planet lain.[92]

Matahari sebagai simbol kepercayaan dan kebudayaan


Matahari telah menjadi simbol penting di banyak kebudayaan sepanjang peradaban manusia.
[94]
Dalam mitologi dimiliki oleh berbagai bangsa di dunia, Matahari memiliki peranan yang

sangat penting di dalam kehidupan masyarakatnya. [94] Matahari dikenal dengan nama yang
berbeda-beda pada tiap kebudayaan dan seringkali disembah sebagai dewa.[95][94]

Relief Helios di Kuil Athena, Troja.

Peranan Matahari di berbagai kebudayaan dan kepercayaan

Ra (atau Re) adalah dipuja sebagai Dewa Matahari sekaligus pencipta di kebudayaan
Mesir Kuno.[94][96] Pada hieroglif, Matahari digambarkan sebagai sebuah cakram.[94] Ra
menyimbolkan mata langit sehingga sering digambarkan sebagai cakram yang berada
pada kepala burung falkon atau cakram bersayap.[94] Dewa Ra dipercaya mengendarai
kereta perang melintasi langit di siang hari.[97] Dewa Ra juga digambarkan sebagai
penjaga pharaoh atau Raja Mesir.[97] Selain itu, Ra digambarkan sebagai dewa yang
sudah tua dan tinggal di langit untuk mengawasi dunia.[97]

Dalam mitologi India, Matahari disebut dengan nama Surya.[94] Selain sebagai
Matahari itu sendiri, Surya juga dikenal sebagai dewa Matahari.[98] Kata surya berasal
dari bahasa Sanskerta sur atau svar yang berakhir bersinar.[98] Surya digambarkan
sebagai dewa yang memegang keseimbangan di muka Bumi.[98] Penyembahan
Matahari telah dilakukan oleh penganut kepercayaan Hindu selama ribuan tahun.[94]
Kini perayaan Matahari terbit masih dilangsungkan di pinggiran Sungai Gangga yang
terletak di kota tersuci di India, kota Benares.[99] Surya Namaskar atau penghormatan
kepada Matahari adalah sebuah gerakan penting dalam yoga.[94]

Helios adalah dewa Matahari dalam mitologi Yunani.[94] Helios disebut juga sebagai
Sol Invictus di kebudayaan Romawi.[100] Selain itu, Helios juga merupakan sisi lain
dari Apollo.[94] Dikisahkan Helios adalah dewa yang bermahkotakan halo Matahari
dan mengendarai kereta perang menuju ke angkasa.[101] Helios adalah dewa yang
bertanggung jawab memberikan cahaya ke surga dan Bumi dengan cara menambat
Matahari di kereta yang dikendarainya. [100]

Bangsa Inca menyembah dewa Matahari yang bernama Inti, sebagai dewa tertinggi.
[102]
Dewa Inti dipercaya menganugerahkan peradaban Inca kepada anaknya, Manco
Capac, yang juga merupakan raja bangsa Inca yang pertama.[102] Bangsa Inca
menyebut diri mereka sebagai anak-anak Matahari.[102] Setiap tahun mereka
memberikan persembahan hasil panen dalam jumlah besar untuk upacara-upacara
yang berhubungan dengan penyembahan Matahari.[102]

Dewa Matahari yang disembah oleh bangsa Maya adalah Kinich-ahau.[103] Kinichahau adalah pemimpin bagian utara.[103]

Suku Aztec menyembah Huitzilopochtli, yang merupakan dewa perang dan simbol
Matahari.[104] Setiap hari Huitzilopochtli dikisahkan menggunakan sinar Matahari
untuk mengusir kegelapan dari langit, namun setiap malam dewa ini mati dan
kegelapan datang kembali.[104] Untuk memberi kekuatan pada dewa mereka, bangsa
Aztec mempersembahkan jantung manusia setiap hari.[99]

Shintoisme merupakan agama yang berinti pada penyembahan Dewi Matahari yang
bernama Amaterasu masih terus bertahan di Jepang.[99] Jepang memiliki julukan
"Negara Matahari Terbit".[99]

Intihuatana, bangunan yang berfungsi sebagai penanda waktu di masa peradaban Inca.

Bangunan dan benda yang berhubungan dengan Matahari

Jam Matahari adalah seperangkat alat yang dipakai sebagai penunjuk waktu
berdasarkan bayangan gnomon (batang atau lempengan penanda)yang berubah-ubah
letaknya seiring dengan pergerakan Bumi terhadap Matahari.[105] Jam Matahari
berkembang di antara kebudayaan kuno Babylonia, Yunani, Mesir, Romawi, Cina,
dan Jepang. Jam Matahari tertua yang pernah ditemukan oleh Chaldean Berosis, yang
hidup sekitar 340 SM. Beberapa artefak jam Matahari lain ditemukan di Tivoli, Italia
tahun 1746, di Castel Nuovo tahun 1751, di Rigano tahun 1751, dan di Pompeii tahun
1762.
Stonehenge yang terletak di Wiltshire, Inggris, memiliki pilar batu terbesar yang
disebut Heelstone menandai posisi terbitnya Matahari tanggal 21 Juni (posisi
Matahari tepat di utara Bumi).[106]

Observatorium kuno yang dibangun bagi Dewa Ra masih dapat ditemui di Luxor,
sebuah kota di dekat Sungai Nil di Mesir.[99] Sedangkan El Karmak adalah kuil yang
juga dibangun untuk Dewa Ra dan terletak di timur laut Luxor.[107] Ratusan obelisk
Mesir yang berfungsi sebagai jam Matahari pada masanya juga dapat ditemukan di
Luxor dan Heliopolis (kota Matahari).[99]

Salah satu bangunan terkenal yang didedikasikan untuk Surya dibangun pada abad ke
13 bernama Surya Deula (Candi Matahari) yang terletak Konarak, India.[98]

Pilar Intihuatana yang terletak di kawasan Machu Picchu adalah bangun yang
didirikan oleh bangsa Inca.[102] Pada tengah hari setiap tanggal 21 Maret dan 21
September, posisi Matahari akan berada hampir tepat di atas pilar sehingga tidak akan

ada bayangan pilar sama sekali.[102][108] Pada saat inilah, masyarakat Inca akan
mengadakan upacara di tempat tersebut karena mereka percaya bahwa Matahari
sedang diikat di langit.[102][108] Intihuatana dipakai untuk menentukan hari di mana
terjadi equinox (lama siang hari sama dengan malam hari) dan periode-periode
astronomis lainnya[108]

Bangsa Maya terkenal dengan kalender berisikan 365 hari dan 260 hari yang dibuat
berdasarkan pengamatan astronomis, termasuk terhadap Matahari.[109] Kalendar 365
hari ini disebut Haab, sedangkan kalender 260 hari disebut Tzolkin.[109]

Kalender Aztec dipahat di atas sebuah baru berbentuk lingkaran. Isinya adalah 365
siklus kalender berdasarkan Matahari dan 260 siklus ritual.[110] Kalender batu Aztec ini
kini disimpan di National Museum of Anthropology and History di Chapultepec Park,
Mexico City.[110]

Matahari juga telah menjadi obyek yang menarik bagi pelukis dan penulis terkenal
dunia.[99] Claude Monet, Joan Miro, Caspar David Friedrich (judul lukisan: Woman in
Morning Sun - Wanita dalam Matahari Pagi , dan Vincent van Gogh (judul lukisan:
Another Light, A Stronger Sun - Cahaya Lain, Matahari yang Lebih Kuat) adalah
beberapa pelukis yang pernah menjadikan Matahari sebagai objek lukisannya.[99]
Sedangkan Ralph Waldo Emerson dan Friedrich Nietzsche adalah penulis dan filsuf
yang pernah membuat cerita, puisi, maupun kata-kata mutiara dengan subjek
Matahari.[99]

Manfaat dan peran Matahari


Matahari adalah sumber energi bagi kehidupan.[99] Matahari memiliki banyak manfaat dan
peran yang sangat penting bagi kehidupan seperti:

Panas Matahari memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di
Bumi.[99] Bumi juga menerima energi Matahari dalam jumlah yang pas untuk
membuat air tetap berbentuk cair, yang mana merupakan salah satu penyokong
kehidupan.[99] Selain itu panas Matahari memungkinkan adanya angin, siklus hujan,
cuaca, dan iklim.[99]
Cahaya Matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk
melangsungkan fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan
oksigen dan berperan sebagai sumber pangan bagi hewan dan manusia.[99] Mahluk
hidup yang sudah mati akan menjadi fosil yang menghasilkan minyak Bumi dan batu
bara sebagai sumber energi.[99] Hal ini merupakan peran dari energi Matahari secara
tidak langsung [99]

Panel surya dipasang di atap rumah untuk menangkap sinar Matahari dan mengubahnya
menjadi energi listrik.

Pembangkit listrik tenaga Matahari adalah moda baru pembangkit listrik dengan
sumber energi terbarukan.[111] Pembangkit listrik ini terdiri dari kaca-kaca besar atau
panel yang akan menangkap cahaya Matahari dan mengkonsentrasikannya ke satu
titik.[111] Panas yang ditangkap kemudian digunakan untuk menghasilkan uap panas
bertekanan, yang akan dipakai untuk menjalankan turbin sehingga energi listrik dapat
dihasilkan.[111] Prinsip panel surya adalah penggunaan sel surya atau sel photovoltaic
yang terbuat dari silikon untuk menangkap sinar Matahari.[111] Sel surya sudah banyak
dipakai untuk kalkulator tenaga surya. Panel surya sudah banyak dipasang di atap
bangunan dan rumah di daerah perkotaan untuk mendapatkan listrik dengan gratis.[111]
Pergerakan rotasi Bumi menyebabkan ada bagian yang menerima sinar Matahari dan
ada yang tidak.[112] Hal inilah yang menciptakan adanya hari siang dan malam di
Bumi.[112] Sedangkan pergerak Bumi mengelilingi Matahari menyebabkan terjadinya
musim.[112]
Matahari menjadi penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya
yang bergerak atau berotasi mengelilinya.[113] Keseluruhan sistem dapat berputar di
luar angkasa karena ditahan oleh gaya gravitasi Matahari yang sangat besar.[113]

TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA


Ada beberapa teori yang saya ketahui tentang terbentuknya tata surya. saat saya mencari hal
itu saya menemukan setidaknya ada 5 hal atau 5 teori tentang terbentuknya tata surya. antara
lain : TEORI KABUT, TEORY PLANETESIMAL, TEORY BINTANG KEMBAR, TEORY
PASANG SURUT, TEORY AWAN DEBU(PROTO PLANET)

TEORI KABUT
Teori Kabut disebut juga Teori Nebula.Teori tersebut dikemukakan oleh Immanuel Kart dan
Simon de Laplace.Menurut teori ini mula-mula ada sebuah nebula yang baur dan hampir
bulat yang berotasi dengan kecepatan sangat lambat sehingga mulai menyusut.Akibatnya
terbentuklah sebuah cakram datar bagian tengahnya.penyusutan berlanjut dan terbentuk
matahari di pusat cakram.Cakram berotasi lebih cepat sehinggabagian tepi-tepi cakram
terlepas membentuk gelang-gelang bahan.Kemudian bahan dalam gelang-gelang memadat
menjadi planet-planet yang berevolusi mengitari Matahari.

TEORI PLANETESIMAL
Teori Planetesimal dikemukakan oleh T.C Chamberlein dan F.R Moulton.Menurut teori
ini,Matahari sebelumnya telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak di
langit.Suatu ketika bintang berpapasan dengan Matahari dalam jarak yang dekat.Karena jarak
yang dekat, tarikan gravitasi bintang yang lewat sebagian bahan dari Matahari(mirip lidah
raksasa) tertarik ke arah bintaang tersebut.Saat bintang menjauh, lidah raksasa itu sebagian
jatuh ke Matahari dan sebagian lagi terhambur menjadi gumpalan kecil atau
planetesimal.Planetesimal-planetesimal melayang di angkasa dalam orbit mengitari
Matahari.Dengan tumbukan dan tarikan gravitasi, planetesimal besar menyapu yang lebih
kecil dan akhirnya menjadi planet.

TEORI BINTANG KEMBAR


Menurut Teori Bintang Kembar,dahulu Matahari merupakan bintang kembar kemudian
bintang kembarannya meledak menjadi kepingan-kepingan.Karena pengaruh gaya gravitasi
bintang yang tidak meledak(Matahari),maka kepingan-kepingan itu bergerak mengitari
bintang tersebut dan menjadi planet-planet.

TEORI PASANG SURUT


Teori Pasang Surut pertama kali disampaikan oleh Buffon.Buffon menyatakan bahwa tata
surya berasal dari materi Matahari yang terlempar akibat bertumbukan dengan sebuah komet.
Teori pasang surut yang disampaikan Buffon kemudian diperbaiki oleh Sir James Jeans dan
Harold Jeffreys.Mereka berpendapat bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas
Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang melintasi Matahari.Gas-gas tersebut
terlepas dan kemudian mengelilingi Matahari.Gas-gas panas tersebut kemudian berubah
menjadi bola-bola cair dan secara berlahan mendingin serta membentuk lapisan keras
menjadi planet-planet dan satelit.

TEORI AWAN DEBU(PROTO PLANET)


Teori ini dikemukakan oleh Carl von Weizsaecker kemudian disempurnakan oleh Gerard
P.Kuiper pada tahun 1950.Teori proto planet menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh
gumpalan awan gas dan yang jumlahnya sangat banyak.Suatu gumpalan mengalami
pemampatan dan menarik partikel-partikel debu membentuk gumpalan bola.Pada saat itulah
terjadi pilinan yang membuat gumpalan bola menjadi pipih menyerupai cakram (tebal bagian
tengah dan pipih di bagian tepi).Karena bagian tengah berpilin lambat mengakibatkan terjadi
tekanan yang menimbulkan panas dan cahaya(Matahari).Bagian tepi cakram berpilin lebih
cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan yang lebih kecil.Gumpalan itu kemudian
membeku menjadi planet dan satelit.
Teori Kondensasi
Teori ini menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari proses pemampatan gumpalan awan
gas dan debu angkasa. Pada proses pemampatan itu partikel debu tertarik ke bagian pusat
awan, kemudian membentuk gumpalan bola yang dapat berputar. Kemudian, gumpalan gas
memipih menyerupai bentuk cakram, yaitu tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian
tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram mempunyai tekanan yang lebih tinggi
sehingga menimbulkan panas dan berpijar, yang pada akhirnya menjadi Matahari. Sedangkan
bagian yang paling luar berputar sangat cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan gas dan
debu yang lebih kecil, dan membentuk planet beserta benda langit lainnya.

Anda mungkin juga menyukai