Anda di halaman 1dari 13

JURNAL ( Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja anggota organisasi)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA ANGGOTA


ORGANISASI

ABSTRAK
The purpose of writing this journal to determine the effect of leadership styles that fit
in an organization that is used on a leader in certain circumstances . It also can find
the influence of the style of a leader of their members as well as effective so that it
can affect the performance of members of the organization .
Keywords : style , kempemimpinan , influence
(bawahan) yang efektif juga mampu
menjalakan tugasnya berupa hasil

PENDAHULUAN
Adanya seorang pemimpin
dalam sebuah organisasi sangat
dibutuhkan karena untuk membawa
orgnaisasi sehingga dapat mencapai
suatu tujuan yang ditetapkan.
Beberapa gaya kepemimpinan akan
menggambarkan perilaku seorang
pemimpin dalam menjalankan
tugasnya. Kepemimpinan seseorang
dapat mencerminkan karakter
pribadinya yang nantinya akan
menjadi contoh bagi anggota dalam
berorganisasi. Dengan demikian,
seorang pemimpin harus mempu
memberi perubahan yang siginfikan
sehingga menghasilkan pengikut

tercapainya sebuah tujuan


bersama itulah pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap anggota
organisasi.
PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas lebih
lanjut tentang kepemimpinan dan
bagaimana menjadi pemimpin yang
baik serta efektif, maka terlebih dahulu
kita perlu tahu apa arti dari
kepemimpinan itu sendiri.
Kepemimpinan sudah menjadi topik
yang sangat menarik bagi para ahli
sejarah dan filsafat sejak jaman
dahulu. Salah seorang ahli telah

menyimpulkan bahwa Kepemimpinan


merupakan salah satu fenomena yang
paling mudah di observasi tetapi
menjadi salah satu hal yang paling
sulit dipahami (Ricard L. Daft,1999).
Kepemimpinan juga dapat disebut
sebagai aspek yang paling relevan dari
semua aspek organisasi. Maka
mendefinisikan kepemimpinan
merupakan suatu masalah yang sulit,
karena sifat dasar kepemimpinan itu
sendiri memang sangat kompleks dan
sulit. Akan tetapi, perkembangan ilmu
saat ini telah membawa banyak
kemajuan sehingga pemahaman
tentang kepemimpinan menjadi lebih
sistematis dan objektif.

TUJUAN KEPEMIMPINAN

Gambar 1.1 Unsur-Unsur


pokok dalam kepemimpinan

Tujuannya untuk mempengaruhi


atau memberi contoh antara pemimpin
pada pengikut (bawahan) dalam upaya
mencapai tujuan bersama dalam
sebuah orgnaniasi.

PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan
konsep berdasarkan adanya
pengalaman. Menurut seorang ahli
Kepemimpinan adalah sebuah
hubungan yang saling mempengaruhi
diatara pemimpin dan pengikut
(bawahan) yang menginginkan
perubahan nyata yang mencerminkan
tujuan bersama (Joseph C. Rost,1993).

Unsur dari definisi dirangkum


pada gambar diatas. Kepemimpinan
melibatkan hubungan pengaruh yang
sangat mendalam yang terjadi antara
orang-orang yang menginginkan
perubahan yang signifikan dan
perubahan tersebut mencerminkan
tujuan yang dimiliki oleh pemimpin
dan pengikutnya (bawahan). Dalam
hal ini pengaruh (influence) berarti
hubungan antara pemimpin dan
pengikut (bawahan) sehingga bukan
lagi sesuatu yang pasif melainkan
suatu hubungan timbal balik
(feedback) dan tanpa adanya paksaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan
kepemimpinan itu sendiri merupakan

proses yang saling mempengaruhi dan


sangat bergantung satu sama lain.
Pemimpin yang berpengaruh
kepada bawahannya dan begitupun
sebaliknya. Orang-orang yang terlibat
dalam suatu hubungan tersebut
menginginkan sebuah perubahan
sehingga seorang pemimpin mampu
menciptkan perubahan yang signifikan
dalam suatu organisasi bukan hanya
ingin mempertahankan status yang
dimilikinya. Kemudian, perubahan
tersebut merupakan sesuatu yang
bukan diingkan pemimpin, tetapi lebih
kepada tujuan (purpose) yang
diingkan untuk tercapainya tujuan
bersama. Tujuan tersebut merupakan
sesuatu yang diharapkan, yang harus
tercapai di masa depan sehingga tujuan
ini menjadi motavasi untuk sebuah
organisasi.
Pemimpin sangat
mempengaruhi pengikutnya (bawahan)
untuk mencapai perubahan yang
diinginkan untuk mencapai suatu
tujuan dengan hasil yang diingikan
bersama. Kepemimpinan itu sendiri
merupakan aktivitasnya orang-orang
yang terlibat antara orang-orang tetapi
bukan sesuatu yang dilalkukan untuk
orang-orang sehingga kepemimpinan
itu melibatkan pengikut (followes).
Proses kepemimpinan juga melibatkan
keinginan dan niat keterlibatan yang
aktif antara pemimpin dan pengikut
(bawahan) untuk mencapai tujuan
bersama. Maka dari itu, baik
pemimpin maupun pengikut
mempunai tangug jawab pribadi
(personal responsibility) yaitu untuk
mencapai tujuan yang diingikan.

Kepemimpinan adalah sebuah


proses mempengaruhi atau memberi
contoh antara pemimpin pada pengikut
(bawahan) dalam upaya mencapai
tujuan bersama dalam sebuah
orgnaniasi. Kebanyakan orang masih
banyak yang mengatakan bahwa
pemimpin yang baik serta efektif itu
mempunyai ciri-ciri atau sifat yang
sangat penting. Adapun arti dari
beberapa perbedaan kepemimpinan :

Kepemimpinan Yang Efektif


Hall dan Quinn (1991)
menggambarkan lima model
keefektifan dalam sebuah
oranisasi yaitu :
1. Model sistem sumber daya
menyatakan bahwa keefektifan
itu adalah kemampuan untuk
mengeksploitasi dengan
menggunakan sumber daya
linkungan dengan tujuan untuk
menjaga kelangsungan fungsi
organisasi itu sendiri. Pemimpin
organisasi mempunyai tanggung
jawab dan hak nya untuk
menjaga kelangsungan fungsi
organisasi serta Pemimpin yang
efektif seharusnya dapat
menunjukkan kemampuannya
dalam hal itu.
2. Terdapat dua model tujuan
dalam keefektifan ini yaitu
model sederhana yang
mendefinisikan sebagai tingkat
kemampuan organisasi
merealisasikan tujuannya. Untuk

model kompleks itu sendiri


terjadi apabila organisasi
memiliki tujuan yang banyak,
beragam, dan juga berbeda-beda,
bahkan banyak bertentangan
dengan yang lainnya. Maka
pemimpin yang efektif dapat
menunjukan kemampuannya
untuk membuat yang komplek
menjadi sangat sederhana dan
menentukan tujuan yang bebas
dari konflik.
3. Model kepuasan partisipan
tentang kepemimpinan yang
efektif yaitu organisasi yang
mampu memenuhi kebutuhan
anggotanya. Maka dari itu,
pemimpin yang efektif
pemimpin yang dapat mengatur
sumber daya organisasi sehingga
dapat memenuhi kebutuhan
seluruh anggotanya.
4. kepemimpinan yang efektif
menurut model fungsi sosial
yaitu dapat melakukan sesuatu
hal yang lebih bagi
masyarakatnya. Beberapa
masalah dasar yang harus dapat
terpecahkan yaitu :

Adaptasi
Organisasi sangat
bertanggung jawab
melakukan adaptasi yaitu
dengan mengakomodasi
lingkungan masyarakat
dan alam pada organisasi
tersebut.

Pencapaian tujuan
Organisasi harus
mempunyai tujuan,
membatasi tujuan, dan
memobilsasi sumbe daya
untuk tercapainya tujuan
tersebut.

Integrasi
Organisiasi harus
melakukan itegrasi
seperti
mengorganisasikan,
menetapkan,
mengkoordinasikan
dengan menyatukan
hubungan antara anggota
organisasi sebagai satu
kesatuan.

Latensi
Organisasi harus
memelihara,
memperhatikan
keberlanjutan pola
kutrural dan motivasi
organisasi

Model fungsi sosial diatas


dapat disimpulkan bahwa
pemimpin yang efektif yang
mampu melakukan tanggung
jawab sosialnya dengan cara
memecahkan masalah yang
berkaitan dengan masalah dasar
di atas.

5. John Rohrbaugh
mengemukakan model
konradiksi yang membahas
tentang kepemimpinan yang
efektif yaitu memiliki tujuan,
dan pilihan waktu yang besifat
plural dan mengandung konflik.
Oleh karena itu pemimpin yang
efektif harus mempunyai
kemampuan dalam mengatasi
dan menghadapi organisasi yang
memiliki sifat yang plural dan
bebas konflik. Di dalam
organisasi pluralitas itu sendiri
harus dilihat atau dianggap
sebagai keindahan,kekayaan
maka setiap unsur yang terdapat
dalam organisasi harus benarbenar dijaga dan dimanfaatkan.
Setiap pemimpin yang efektif
harus mampu mengelola setiap
perbedaan, karna perbedaan dan
konflik pasti akan terjadi tetapi
bagaimana cara pemimpin itu
sendiri agar mengatasi supaya
jangan sampai sumber konflik
menjadi dampak hancurnya
sebuah organisasi.
Pengertian kepemimpinan yang
efektif dapat dilihat dan disimpulkan
dari kelima model keefektifan
organisasi di atas, bahwa pemimpin
harus mampu melakukan satu hal yang
lebih untuk menjaga pemimpin dan
organisasi yang efektifitasnya tinggi.
Dari kelima model di atas memiliki
ciri-ciri pemimpin dan organisasi yang
efektif yaitu :

Mampu memenuhi setiap


kebutuhan individu atau
kelompoknya

Mampu mencapai tujuan


organisasi yang beragam,
berbeda-beda, dan
bahkan bertentangan
sehingga menimbulkan
konflik

Mampu menyesuaikan
terhadap lingkungannya

Mampu menggunakan
sumber daya lingkungan
dengan tujuan untuk
mengjaga kelangsungan
fungsi organisasi itu
sendiri

Mampu membuat tujuan


sehingga dapat tercapai
sesuai rencana

Mampu melakukan
itegrasi seperti
mengorganisasikan,
menetapkan,
mengkoordinasikan
dengan menyatukan
hubungan antara anggota
organisasi sebagai satu
kesatuan.

Mampu memelihara,
memperhatikan
keberlanjutan pola
kutrural dan motivasi
organisasi

Mampu bertanggung
jawab melakukan
adaptasi yaitu dengan
mengakomodasi
lingkungan masyarakat
dan alam pada organisasi
tersebut.

Mampu mengelola setiap


perbedaan, karna
perbedaan dan konflik

Mampu memiliki tujuan,


dan pilihan waktu yang
besifat plural dan
mengandung konflik.

Mampu untuk
mengeksploitasi dengan
menggunakan sumber
daya linkungan dengan
tujuan untuk menjaga
kelangsungan fungsi
organisasi itu sendiri.

Menurut pandangan Chung dan


Megginson (1981, 282) terdapat
faktor-faktor yang berkaitan dengan
kepemimpinan yang efektif yang
terdapat pada gambar di bawah ini.
Kepemimpinan yang efektif dikatakan
tergantung pada faktor perilaku yang
sesuai dengan pemimpin dengan faktor
yang disebut situsional dan faktor
kesesuaian. Fator ini saling berkaitan
satu sama lain. Tetapi untuk perilaku
pemimpin berhubungannya denan
sifat-sifat seorang pemimpin.
Hubungan ini bisa disebut sebagai
proses kepemimpinan yag integral (
Integrated Leadership Process )

Gambar 1.2 Proses Kepemimpinan


Integral

Kepemimpinan Kharismatik dan


Visioner
Gaya kepemimpinan ini
membuat para anggota
mengikuti inovasi yang di pilih
oleh seseorang yang memimpin
sehingga menggambarkan visi
bersama yang menyangkut masa
depan. Pemimpin kharismatis di
masa kritis hanya menunjukan
pengaruhnya saja terhadap
sistem yang menghadapi setiap
masalah, dimana informasi,
pengetahuan dan prosedur yang
ada tidak sampai tersedia.
Sedangkan untuk
seorang pemimpin visioner itu
sendiri yaitu seseorang yang
sangat mudah merespon
(responsive). Arti dari responsive
ini seorang pemimpin
mempunyai sikap yang selalu

tanggap terhadap segala


sesuatunya. Seperti masalah,
kebutuhan, impian dan harapan
dari mereka setiap pemimpin
kepada para anggota
organisasinya. Juga selalu aktif
dan proaktif dalam mencari
solusi dalam setiap permasalahan
yang telah atau sedang di hadapi
organisasi.

kuno dan tidak ketinggalan


jaman.

Memiliki visi dan misi yang


kuat juga mempunyai
kesadaran tujuan yang jelas

Gaya kepemimpinan
kharismatik dan visioner ini
tentu sangat berkaitan dan juga
penting untuk pengaruh seorang
pimpinan terhadap anggotanya
yang nantinya menjadi feedback
pada setiap hasil kerja anggota.
Tanpa adanya gaya kharismatik
dan visioner mungkin untuk
seorang pemimpin kurang karna
sudah dikatakan ini sangat
berkaitan dengan
berlangsungnya organisasi.
Karena pemimpin yang
mempunyai gaya kharismatik
itu mempunyai daya tarik
tersendiri dengan demikian para
anggota dapat dengan mudah
mengikutinya juga tidak heran
setiap anggota mengagumi setiap
pemimpin yang mempunyai gaya
kepemimpinan tersebut. Untuk
kepemimpinan visioner seiring
dengan perkembangan jaman
untuk saat ini sangat dibutuhkan
seorang pemimpin yang
memiliki gaya kepemimpinan
visioner dengan itu dapat
mengeluarkan ide ide yang baik
dalam masa krisis ataupun ide
ide yang fleksibel yang tidak

Memberitahukan visi
tersebut secara jelas dan
efektif

Focus dan
mendemostrasikan dengan
konsistensi

Mengetaui kelebihan dan


kekuatan yang dimiliki diri
sendiri dengan
memanfaatkannya.

Ciri-ciri Kepemimpinan
Kharismatik :

Ciri-ciri Kepemimpinan
Visioner :

Bertindak sebagai motivator


yang berwawasan ke masa
depan, mempunyai skill
yang melihatkan kepada
performance

Mampu menjadi patokan


orang-orang untuk bekerja
keras mua bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang
telah di tentukan.

Mampu menjadi inspirasi,


memotivasi untuk mau

bekerja leih keras dan


berpikir kreatif

Mampu menjadikan sebuah


visi ke dalam aksi

FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi kepemimpinan
hubungannyan langsung dengan situasi
sosial dalam kelompok atau organisasi
yang masing-masingnya
mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin selalu berada didalam bukan
berada di luar situasi itu sendiri.
Pemimpin harus mampu berusaha
supaya mendapat bagian di dalam
situasi sosial kelompok atau
organisasinya.
Dalam pelaksanaanya pemimpin harus
bertanggung jawab dalam setiap
keputusan yang akan dirasakan
kelompok organisasinya. Pemimpin
mampu memberi keputusan dengan
memperhatikan situasi sosial
kelompok organisasinya.
Beberapa Fungsi kepemimpinan yang
terbagi menjadi dua dimensi yaitu
sebagai berikut :
a)
Dimensi yang terlibat kedalam
tingkat kemampuan mengarahkan
(direction) dalam tindakan atau
aktivitas pemimpin, yang terjadi pada
tanggapan setiap individu yang di
pimpinnya.
b)
Dimensi yang terlibat kedalam
tingkat dukungan (support) atau
keterkenaan kepada setiap orang yang

dipimpin dalam melaksanakan tugastugas pokok kelompok atau organisasi


yang di publikasikan kepada setiap
anggotanya.
Dalam kedua dimensi itu dapat
dibedakan mejadi lima fungs pokok
yang mencangkup kepemimpinan itu
senidiri. Fungsi kepemimpinan itu
adalah :
1.

Fungsi Instruktif

Bersifat komunikasi hanya satu arah


junga funsi ini sangat berlangsung
terhadap pemimpin yang menggambil
keputusan yang berfungsi memerintah
pelaksanaan terhadap setiap orang
yang menjai pemimpinnya atau yang
di pimpinnya.
Fungsi ini juga keputusannya tidak ada
artinya apabila tanpa kemampuan
untuk mewujudkan menjadi sebuah
intruksi atau sebuah perintah.
Sedangkan perintah itu sendiri tidak
aka nada artinya apabila sama
sekalitidak terlaksana dan
dilaksanakan. Oleh karena itu, selaras
dengan arti dari kepemimpian itu
sendiri kemampuan seorang pemimpin
yang menjadi sebuah patokan bagi
semua anggota organiasinya. Supaya
para anggota melaksanakan apa yang
di perintahkan seorang pemimpin yang
bersumber dari sebuah keputusan yang
ditetapkan.

2.

Fungsi Konsultatif

Di dalam fungsi ini terjadi bersifat dua


arah dan pendeatannya secara
langsung, pelaksanaanya terpusat

kepada pihak pimpinannya itu sendiri.


Tahap pertama ini terjadi dalam usaha
menetapkan keputusan yang pemimpin
memerlukan banyak pertimbangan
yang mengharuskan para pemimpin
berkonsultasi terhadap orang-orang
yang di pimpinnya. Kosultasi tersebut
dilakukan dengan terbatas hanya untuk
orang-orang yang bersangkutan saja,
yang mempunyai bahan yang
menciptakan informasi yang
menjadikan keputusan. Berikutnya
tahap konsultasi ini berlaku dari
pimpinan epada orang-orang yang
membuat hasil keputusan yang di
pimpinnya dapat dilakukan dalam
pelaksanaan. Adanya konsultasi ini
dilakukan untuk memperoleh umpan
balik agar dapat digunakan untuk
menyempurnakan dan memperbaiki
keputusan yang dilaksanakan dan yang
telah di tetapkan. Dengan adanya
fungsi konsultasi ini dapat diharapkan
agar pemimpin dapat membuat
keputusan yang akan menjadi
dukungan dan lebih mudah untuk
mengatur sehingga menjadi pemimpin
yang efektif.
Fungsi ini juga menjadikan pemimpin
seseorang yang dapat menjadi
pendengar dan penasehat yang baik
bagi para bawahannya karena
pemimpin biasanya tidak mudah untuk
menjadi pendengar yang baik maka
dari itu pemimpin belajar dari fungsi
ini. Maka dari itu seorang pemimpin
harus yakinkepada dirinya bahwa
seorang pemimpin mampu
menggunakan aspirasinya demi
kelangsungan organisasi yang di
pimpinnya.
3.

Fungsi Partisipasi

Dalam fungsi ini tidak hanya bersifat


dua arah juga tidak secara langsung
berlangsung dalam pendekatannya,
tetapi hal ini berhubungan langsung
dengar manusia agar efektif, antara
pemimpin atau dengan manusia yang
di pimpinnya yang tergolong baik
dalam mengikuti kegiatan ataupun
dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Fungsi partisipasi hanya akan terwujud
jika pemimpin mengembangkan
komunikasi yang memungkinkan
terjadinya pertukaran pendapat,
gagasan dan pandangan dalam
memecahkan masalah-masalah, yang
bagi pimpinan akan dapat
dimanfaatkan untuk mengambil
keputusan-keputusan.sehubungan
dengan itu musyawarah menjadi
penting, baik yang dilakukan melalui
rapat-rapat mapun saling mengunjungi
pada setiap kesempatan yang
ada.musyawarah sebagai kesempatan
berpartisipasi, harus dilanjutkan
berupa partisipasi dalam berbagai
kegiatan melaksanakan program
organisasi.
4.

Fungsi Delegasi

Dalam fungsi ini dilakukan dengan


memberi beberapa wewenang yang
menetap/membuat keputusan,itu baik
dengan persetujuan maupun tanpa
persetujuan dari seorang pimpinan.
Dalam fungsi ini pun terjadi sesuatu
yang mengahruskan pemimpin pintar
dalam memilih suatu tugas yang pokok
dalam organisasi dengan mengevaluasi
sesuatu yang dapat atau tidak dapat
diturunkan terhadap orang-orang yang

di percayainya. Fungsi delegasi pada


umumnya berarti kepercayaan,
pemimpin harus bersedia dapat
mempercayai orang lain, sesuai
dengan jabatannya atau posisi, apabila
diberi kepercayaan wewenang.
Sedangkan penerima delegasi harus
sanggup memelihara kepercayaan itu,
dengan mempertangung jawabkan apa
yang di laksanakan.
Fungsi delegasi ini harus mampu
mewujudkan seorang pemimpin
karena dengan kemajuan dan
perkembangan dalam kelompoknya
tidak mungkin diwujudkan sendiri.
Seorang pemimpin yang memimpin
sendiri tanpa bantuan orang lain tidak
akan berbuat banyak atau bahkan tidak
akan ada artinya sekalipun. Maka
karena itu sebagai penerima
wewenang perlu didelegasikan kepada
para pembantu seorang pemimpin,
agar menjadikan sesuatu pekerjaan
secara efektif dan efisien.
5.

Fungsi Pengedalian

Yang di masud fungsi pengendalian


yaitu fungsi berkontrol. Fungsi ini
hanya bersifat satu arah, meskipun
tidak aneh atau tidak mustahil untuk
dilakukan dengan komunikasi secara
dua arah. Fungsi ini bermaksud bahwa
kepemimpinan yang efektif atau baik
mampu mengatur aktivitas anggotanya
secara terarah dan dalam koordinasi
yang efektif, sehingga dapat
memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara maksimal. Sehubungan
dengan itu berarti fungsi pengendalian
dapat diwujudkan melalui pengarahan,
kegiatan bimbingan, pengawasan dan

koordinasi. Dalam kegiatan ini


pemimpin harus aktif, namun tidak
mustahil untuk dilakukan dengan
mendatangkan anggota
kelompok/organisasinya.
TEORI KEPEMIMPINAN
1.
Teori Kepemimpinan Sifat
( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan
berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat
berkembang pertama kali di Yunani
Kuno dan Romawi yang beranggapan
bahwa pemimpin itu dilahirkan ,
bukannya diciptakan yang kemudian
teori ini dikenal dengan the greatma
theory.
Dalam perkemabangannya, teori ini
mendapat pengaruh dari aliran perilaku
pemikir psikologi yang berpandangan
bahwaa sifat sifat kepemimpinan
tidak seluruhnya dilahirkan, akan
tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat
sifat itu antara lain : sifat fisik, mental
dan kepribadian
2.
Teori Kepemimpinan Perilaku
dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku
seorang pemimpin yang mendasarkan
teori ini memiliki kecenderungan
kearah dua hal :
1). Konsiderasi yaitu kecenderungan
pemimpin yang menggambarkan
hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini

seperti: membela bawahan, memberi


masukan kepada bawahan dan bersedia
bekonsultasi dengan bawahan.
2). struktur inisiasi yaitu
kecenderungan seorang pemimpin
yang memberikan batasan kepada
bawahan. Contoh yang dapat dilihat,
bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil apa
yang akan dicapai.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang
pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki
perhatian yang tinggi kepada bawahan
dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori
kepemimpinan situasi dimana seorang
pemimpin harus merupakan seorang
pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan
perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.
3.

Teori Behavioristik

Behaviorisme merupakan salah aliran


psikologi yang memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah,
dan mengabaikan aspek aspek
mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya
kecerdasan, bakat, minat dan perasaan
individu dalam suatu belajar.
Pendekatan ini menekankan bahwa
manajemen yang efektif bila ada
pemahaman tentang pekerja lebih
berorientasi pada manusia sebagai
pelaku.
Beberapa tokohnya, antara lain:

a.

Maslow

Individu mempunyai 5 kebutuhan


dasar yaitu physical needs, security
needs, social needs, esteem needs, self
actualization needs. Kebutuhan
tersebut akan menimbulkan suatu
keinginan untuk memenuhinya.
Organisasi perlu mengenali kebutuhan
tersebut dan berusaha memenuhinya
agar timbul kepuasan.
b.
Douglas Mc Gregor (19061964)
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi
pessimistik, manajer hanya mengubah
kondisi kerja dan mengektifkan
penggunaan rewards & punishment
untuk meningkatkan produktivitas
karyawan. Teori Y melihat karyawan
dari segi optimistik, manajer perlu
melakukan pendekatan humanistik
kepada karyawan, menantang
karyawan untuk berprestasi,
mendorong pertumbuhan pribadi,
mendorong kinerja.
4.

Teori kontingensi

Teori ini menyatakan mulai


berkembang th 1962, tidak ada satu
sistem manajemen yang optimum,
sistem tergantung pada tingkat
perubahan lingkungannya. Sistem ini
disebut sistem organik (sebagai lawan
sistem mekanistik), pada sistem ini
mempunyai beberapa ciri:
Substansinya adalah manusia bukan
hanya tugas.

2.

Organisasi yang disusun


dengan baik agar tetap relevan
dengan kepentingan anggota
disamping kepentingan organisasi
secara keseluruhan

3.

Interaksi yang akrab dan


harmonis antara pimpinan dengan
anggota untuk menggalang
persatuan dan kesatuan serta hidup
damai bersama-sama.

Kurang ditekankan dalam hirarki


Struktur saling berhubungan dalam
bentuk kelompok, fleksibel
Kebersamaan dalam nilai dengan
kepercayaan dan norma
Penyesuaian bersama dan
pengendalian diri sendiri
5.

Teori Humanistik

Teori ini lebih menekankan pada


prinsip kemanusiaan. Teori humanistic
biasanya dicirikan dengan adanya
suasana saling menghargai dan adanya
kebebasan. Teori Humanistik dengan
para pelopor Argryris, Blake dan
Mouton, Rensis Likert, dan Douglas
McGregor. Teori ini secara umum
berpendapat, secara alamiah manusia
merupakan motivated organism.
Organisasi memiliki struktur dan
sistem kontrol tertentu. Fungsi dari
kepemimpinan adalah memodifikasi
organisasi agar individu bebas untuk
merealisasikan potensi motivasinya
didalam memenuhi kebutuhannya dan
pada waktu yang sama sejalan dengan
arah tujuan kelompok.
Apabila dicermati, didalam Teori
Humanistik, terdapat tiga variabel
pokok, yaitu:
1.

Kepemimpinan yang sesuai


dan memperhatikan hati nurani
anggota dengan segenap harapan,
kebutuhan, dan kemampuan-nya

Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan


menyatakan, kepemimpinan bukanlah
sesuatu yang Anda lakukan terhadap
orang lain, melainkan sesuatu yang
Anda lakukan bersama dengan orang
lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).

PENGARUH GAYA
KEPEMIMPINAN
Dalam gaya kepemimpinan yang
telah di jelaskan dalam teori organisasi
tersebut bahwa telah ita ketahui
apappun bentuk yang digunakan dalam
kepemimpinannya akan sangat
mempengaruhi kedalam hasil
seseorang dalam bekerja dan juga akan
mempengaruhi caranya dalam
berorganisasi yang akan berdampak
kepada indivu atauun kelompok.
Kenyataannya pemimpin juga dapat
mempengaruhi semangat, keamanan ,
kualitas kehidupan kerja, kegairahan
bekerja juga terutama tingat prestasi
dalam organisasi.
KESIMPULAN

Semua gaya kepemimpinan itu


masing-masing memiliki ciri tersendiri
dan itulah yang menjadikan seorang
pemimpin dapat memimpin
kelompoknya dengan caranya sendiri
yang pastinya akan bertujuan sama
seperti pemimpin pada umumnya yang
ingin mempengaruhi orang untuk
melakukan tindakan yang bermanfaat
bagi organisasi dan dirinya sendiri
untuk mencapai tujuan tertentu.

Ternyata gaya kepemimpinan dalam


organisasi sangat mempengaruhi
segala aktivitas pemimpin terhadap
bawahannya karena akan sangat
mempengaruhi cara orang bekerja
dalam individu ataupun kelompok.
Pemimpin juga sangat berpengaruh
karena terdapat fungsi seorang
pemimpin yaitu sebagai penyemangat,
penggerak dan otak utama dari suatu
program dalam organisasi.

Anda mungkin juga menyukai