PERSONAL CYCLE
Kartu absen (clock card). Formulir yang digunakan oleh setiap karyawan
untuk mencatat jumlah jam kerja yang dilakukan setiap harinya selama
satu periode pembayaran. Kartu ini digunakan dengan jam waktu (time
clock) yang mencatat waktu pada kartu tersebut. Formulir ini dan
formulir berikutnya dapat digantikan dalam system yang modern dengan
tanda pengenal karyawan yang dimasukkan ke dalam suatu terminal
yang menghasilkan catatan elektronik mengenai waktu tersebut.
LANJUTAN
LANJUTAN
SPT pajak gaji dan upah. Formulir yang ditetapkan oleh otoritas pajak untuk
diserahkan bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dan karyawan
serta pajak gaji dan upah pemberi kerja untuk jaminan sosial serta
pengangguran federal dan negara bagian.
File personalia karyawan. File yang memuat data mengenai ikatan kerja setiap
karyawan dan memuat semua otorisasi personalia yang dikeluarkan untuk
karyawan tersebut, evaluasi kerja, serta tindakan disipliner, jika ada.
File induk data personalia. File komputer yang benisi data terkini mengenai
karyawan yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah seperti klasifikasi
pekerjaan, tarif upah, dan potongan.
File induk penghasilan karyawan. File komputer yang berisi penghasilan kotor,
potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama
tahun berjalan hingga tanggal pada hari itu menurut periode pembayaran.
Mengangkat karyawan.
Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil.
Bagi banyak perusahaan perlu dibuat berbagai macam akun akrual pada
tanggal neraca sebesar jumlah yang terutang kepada pejabat dan karyawan
untuk gaji dan upah, komisi, bonus, uang cuti, dan sebagainya, serta sebesar
jumlah yang terutang kepada badan-badan pemerintah untuk pajak-pajak gaji
dan upah. Walaupun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah
untuk tahun berjalan tertuju pada lebih saji, namun untuk akun-akun akrual
akhir tahun perhatian utamanya adalah pada rendah saji. Hal yang juga harus
diperhatikan adalah konsistensi metode untuk menghitung akrual dan periode
ke periode.
Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyak perusahaan menyangkut
penggunaan opsi saham. Auditor harus menentukan (1) jenis program kompensasi insentif
yang digunakan untuk memberikan kompensasi kepada karyawan dan pejabat, (2) bagaimana
beban kompensasi ditentukan, dan bagaimana beban kompensasi dialokasikan ke berbagai
periode akuntansi, serta (3) kecukupan pengungkapan yang berkaitan dengan program
kompensasi insentif.
Pertama, auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yang digunakan oleh
klien dan membaca kontrak-kontrak yang mendasari untuk mengidentifikasi istilah-istilah
penting yang berhubungan dengan program kompensasi insentif. Metode yang umum
digunakan mencakup penggunaan baik opsi saham insentif maupun, dalam beberapa kasus,
hak apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali digunakan untuk memberikan karyawankaryawan kunci kas yang cukup untuk menggunakan opsi saham dan menyimpan saham itu,
bukan menjual saham guna mendapatkan kas yang cukup untuk menggunakan opsi.
Dalam
hal akuntansi untuk beban kompensasi, sebagian besar perusahaan menyusun program opsi
sahamnya untuk memenuhi persyaratan APB No. 25, sehingga mereka dapat menggunakan
pendekatan nilai intrinsik dan tidak melaporkan beban kompensasi yang berkaitan dengan
penggunaan opsi saham. Namun, hak apresiasi saham mengharuskan diakuinya beban
kompensasi, tanpa memperhatikan apakah hak itu digunakan selama periode berjalan atau
tidak. Auditor harus dengan cermat mengevaluasi ketepatan penerapan GAAP dalam konteks
syarat-syarat kontrak yang berhubungan dengan opsi saham dan hak apresiasi saham.
LANJUTAN
Daftar Pustaka