Implementasi Metode Pembelajaran Sq3R Berbantuan LKM Secara Kooperatif Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa
Implementasi Metode Pembelajaran Sq3R Berbantuan LKM Secara Kooperatif Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa
9
ABSTRACT
1. Pendahuluan
Penguasaan mahasiswa terhadap konsep-konsep dan aplikasi konsep
kimia masih belum baik. Salah satu indikatornya adalah aktivitas dan hasil
belajar mahasiswa yang cukup rendah. Pada umumnya, mahasiswa
______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXIX April 2006
10
11
bersungguh-sungguh mempersiapkan diri dan melaksanakan langkahlangkah metode SQ3R. Dalam hal ini, dosen berperan sebagai fasilitator
dan mediator untuk memberikan penjelasan dan bantuan dalam
melaksanakan langkah-langkah metode SQ3R, sehingga proses
pembelajaran berlangsung secara optimal.
Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode SQ3R
memberikan peluang kepada mahasiswa terlibat aktif secara mental yang
merupakan kunci belajar yang efektif (Fisher, 1990). Dengan menerapkan
langkah-langkah survey, question, read, recite, dan review (SQ3R) secara
berulang-ulang, mahasiswa akan lebih memahami konsep-konsep kimia
yang dibahas dan termotivasi untuk mengungkapkan pendapat, mengajukan
pertanyaan dan menyimpulkan hasil belajar, yang akhirnya bermuara pada
peningkatan hasil belajar.
Faktor utama untuk mengoptimalkan tercapainya hasil belajar
adalah keterlibatan mahasiswa atau aktivitas mahasiswa dalam proses
belajar mengajar. Salah satu sarana yang dapat digunakan dosen untuk
meningkatkan keterlibatan atau aktivitas mahasiswa dalam proses belajar
mengajar adalah lembar kerja mahasiswa (LKM). Dalam LKM, terdapat
sejumlah informasi serta instruksi yang ditujukan untuk mengarahkan
mahasiswa bertingkah laku sebagaimana diharapkan oleh pembuatnya.
Salah satu keuntungan penggunaan LKM dalam proses belajar mengajar
adalah dapat memudahkan dosen untuk mengelola proses belajar mengajar,
misalnya mengubah kondisi belajar dari berpusat pada dosen berubah
menjadi berpusat pada mahasiswa (Darmajo dan Kaligis, 1992).
Pembelajaran secara kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil. Dalam hal ini, mahasiswa
bekerja sama dan mengoptimalkan keterlibatan diri dan kelompoknya
______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXIX April 2006
12
13
14
Skor Aktivitas
Rata-rata
Kategori
Hasil Belajar
Rata-rata
KB (%)
Tanggapan
Skor
Kategori
8,8
10,1
10,7
15
cukup aktif
aktif
aktif
70,1
74,2
76,2
68,4
80,0
94,1
38,3
positif
3.2 Pembahasan
Siklus I
Aktivitas belajar mahasiswa pada Siklus I termasuk dalam kategori
cukup aktif dengan skor rata-rata 8,8 (Tabel 1). Pada Siklus I, implementasi
model pembelajaran kooperatif dengan metode SQ3R belum berlangsung
secara optimal. Mahasiswa belum terbiasa dengan model pembelajaran
yang diterapakan. Mereka menginginkan diberikan materi perkuliahan
dengan metode ceramah ketika datang ke kampus. Kebiasaan ini muncul
karena mereka baru saja berubah dari siswa menjadi mahasiswa.
Observasi yang dilakukan terhadap aktivitas mahasiswa
menunjukkan bahwa mahasiswa kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Ini dapat dilihat dari perhatian, respon, dan keseriusan
mahasiswa pada tahap survey, question, dan read. Hal ini disebabkan oleh
mahasiswa telah mempelajari materi yang termuat pada LKM sebelum
kegiatan perkuliahan. Aktivitas mahasiswa dalam diskusi kelompok belum
berlangsung secara optimal. Mereka belum berani memberikan arahan
terhadap permasalahan yang dihadapi temannya. Ini terjadi karena
antaranggota kelompok belum memahami karakter masing-masing. Namun
demikian, mahasiswa sudah berani mengemukakan pendapat kepada dosen,
baik berupa tanggapan maupun pertanyaan. Interaksi mahasiswa dengan
dosen berlangsung dengan cukup kondusif. Terhadap jawaban temannya
yang salah, mereka berani memperbaikinya. Partisipasi mahasiswa dalam
menyimpulkan hasil belajar sudah baik. Mereka secara bersama-sama
membuat simpulan terhadap materi yang dibahas.
______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXIX April 2006
16
17
18
19
20
21
4. Penutup
Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian tindakan kelas ini,
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. (1) Implementasi model
pembelajaran kooperatif dengan metode SQ3R berbantuan LKM dapat
meningkatkan aktivitas belajar Kimia Dasar mahasiswa Jurusan Pendidikan
Matematika. Skor rata-rata aktivitas belajar mahasiswa meningkat dari 8,8
pada Siklus I menjadi 10,1 pada Siklus II, dan 10,7 pada Siklus III.
Peningkatan tersebut dari kategori cukup aktif menjadi aktif.
(2)
Implementasi model pembelajaran kooperatif dengan metode SQ3R
berbantuan LKM dapat meningkatkan hasil belajar Kimia Dasar mahasiswa
Jurusan Pendidikan Matematika. Skor rata-rata kelas hasil belajar
mahasiswa meningkat dari 70,1 pada Siklus I menjadi 74,2 pada Siklus II,
dan 76,2 pada Siklus III. Ketuntasan belajar mahasiswa masing-masing
meningkat dari 68,4% pada Siklus I menjadi 80,0% pada Siklus II, dan
94,1% pada Siklus III. (3) Tanggapan mahasiswa terhadap implementasi
model pembelajaran kooperatif dengan metode SQ3R berbantuan LKM
tergolong positif.
Sesuai dengan temuan bahwa implementasi model pembelajaran
kooperatif dengan metode SQ3R berbantuan LKM dapat meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar mahasiswa, kepada pengajar Kimia Dasar
disarankan untuk menerapkan model pembelajaran ini di jurusan lain. Staf
dosen lain yang menghadapi permasalahan sejenis dapat mencoba untuk
menerapkan model pembelajaran ini untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi.
22
DAFTAR PUSTAKA