657
657
102
103
Singaraja in academic year 2004/2005 and finding out their responses after
being taught through demonstration methods of basic food and beverage
practicum course. The evaluation was done at the end of every cycle and
the objects of the observation were the preparation, process, and result of
the teaching and learning activities. Based on the data analysis, it was found
that the average scores of cycle I was 77,35 and cycle II was 77,89
respectively. The results of the study show that (1) the students learning
outcome increased along the cycles and (2) the students response was
good. Thus, it can be concluded that the implementation of the
demonstration method in the practicum course of basic food and beverage
can improve the students learning outcome.
Key words : demonstration method, learning outcome
1. Pendahuluan
Eksistensi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
sebagai bagian dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
dapat dikategorikan baik bila lulusannya selalu dibutuhkan oleh
masyarakat. Artinya, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga mampu
menghasilkan lulusan yang mempunyai adaptabilitas dan fleksibelitas
dengan multy exit, yaitu lulusannya dapat bekerja pada bidang pendidikan
dan nonkependidikan yang berkualitas sesuai dengan bidang keahlian atau
keterampilannya. Peluang kerja tersebut bisa dimanfaatkan secara efektif
apabila lulusan menguasai ilmu pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan
yang memadai sesuai dengan bidang kerja masing-masing.
Sejalan dengan misi perluasan mandat IKIP Negeri Singaraja untuk
membuka program-program diploma nonkependidikan, hal ini juga dapat
dijadikan langkah lanjut menuju ke arah persiapan jurusan untuk membuka
program diploma nonkependidikan di bidang tata boga, seperti Manajemen
Tata Hidang, di bidang Tata Rias dan di bidang Tata Graha.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005
104
105
hasil belajar yang optimal. Pengajar dalam hal ini dosen perlu merancang
metode mengajar yang sesuai dengan materi dan tujuan karena diduga
metode mengajar dapat berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil
belajar.
Sebagai salah satu upaya untuk mengajak mahasiswa lebih aktif
dalam pembelajaran, penerapan metode demonstrasi dalam perkuliahan
Dasar Tata Boga nampaknya sangat relevan, agar mahasiswa dapat
menguasai keterampilan
Dasar Tata Boga, dengan harapan dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Dasar Tata Boga.
Penelitian ini memfokuskan pada dua masalah pokok, yaitu (1)
bagaimanakah peningkatan hasil belajar praktik pada mata kuliah
Dasar Tata Boga setelah diajar dengan metode demonstrasi pada
mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga IKIP Negeri
Singaraja?, dan (2) bagaimanakah tingkat kepuasan
mahasiswa
terhadap metode demonstrasi pada perkuliahan mata kuliah Dasar
Tata Boga?
Hasil penelitian ini akan memberi manfaat, baik bagi mahasiswa
ataupun bagi pengajar (dosen) dalam meningkatkan hasil belajar mata
kuliah Dasar Tata Boga . Pertama, mahasiswa dapat pengalaman langsung
tentang keterampilan mengolah suatu jenis hidangan sesuai dengan tahapan
persiapan - pengolahan penyajian. Kedua, untuk pengajar (dosen),
metode demonstrasi dapat digunakan sebagai salah satu metode mengajar
dalam perkuliahan Dasar Tata Boga di Jurusan PKK IKIP Negeri Singaraja.
Mahasiswa belajar di kelas dengan bimbingan dan arahan dosen.
Dosen memfasilitasi mahasiswa dengan harapan terjadi proses pemahaman
pada diri mahasiswa. Hal yang terpenting di sini adalah bagaimana upaya
yang dilakukan oleh dosen untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi
mahasiswa untuk belajar. Dalam usaha menciptakan kondisi yang
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005
106
107
108
Pelaksanaan Tindakan
Prosedur pelaksanaan tindakan, meliputi : (a) dosen menyampaikan
materi pengajaran yang telah dipersiapkan sesuai dengan satuan acara
perkuliahan yaitu tentang teknik-teknik pengolahan makanan Indonesia
dengan pilihan hidangan makanan pokok dan lauk-pauk, (b)
mendemonstrasikan hidangan yang akan dipraktikkan mahasiswa sesuai
dengan teknik yang didapatkan, (c) mahasiswa memperhatikan, selanjutnya
mahasiswa menerapkan kembali apa yang telah didemonstrasikan tadi
sesuai dengan resep yang ada pada perencanaan praktik tiap tiap
mahasiswa, dan (d) bila ada mahasiswa yang sulit memahami suatu teknik
pengolahan, dosen membantu dengan memberikan contoh teknik yang
dimaksud.
2.3 Observasi dan Evaluasi
Evaluasi kegiatan dalam suatu siklus, meliputi : (1) penilaian
terhadap aktivitas praktik mahasiswa dengan menggunakan pedoman
observasi. Hal-hal yang dinilai mulai dari persiapan memasak (bahan, alat),
proses memasak (kecocokan teknik), hasil hidangan dan cara penyajian
(kecocokan alat penyajian, garnish)
Aktivitas praktik mahasiswa diukur dengan menggunakan lembar
observasi yang terdiri dari 3 indikator utama, meliputi persiapan, proses
dan hasil praktik . Pengukuran dilakukan oleh dosen pengajar dan peneliti
yang juga sebagai tim pengajar.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005
109
85-100
70-84
55-69
40-54
0-39
Nilai
Tingkat Keberhasilan
Belajar
Angka
Huruf
4
3
2
1
0
A
B
C
D
E
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
sangat Kurang
110
Subjek Penelitian
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Subjek 4
Subjek 5
Subjek 6
Subjek 7
Subjek 8
Subjek 9
Subjek 10
Praktik
82
82
80
78
80
78
78
77
78
77
Skor Siklus I
Bobot 70%
Teori
57,4
75
57,4
81
56
78
54,6
79
56
70
54,6
65
54,6
65
53,9
68
54,6
75
53,6
80
Bobot 30 %
22,5
24,3
23,4
23,7
21
19,5
19,5
20,4
22,5
24
Skor PT
79,9
81,7
79,4
78,3
77
74,1
74,1
74,3
77,1
77,6
Nilai
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
111
790
79
736
73,6
773,5
77,35
112
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Subjek Penelitian
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Subjek 4
Subjek 5
Subjek 6
Subjek 7
Praktik
83
81
80
79
80
79
78
8.
9.
10.
Subjek 8
Subjek 9
Subjek 10
78
79
78
Jumlah
Rata-rata
795
79,5
Skor Siklus II
Bobot 70%
Teori
58,1
76
56,7
80
56
78
55,3
79
56
70
55,3
67
54,6
66
54,6
55,3
55,3
68
75
80
739
73,9
Bobot 30 %
22,8
24
23,4
23,7
21
20,1
19,8
Skor PT
80,9
80,7
79,4
79
77
75,4
74,4
Nilai
B
B
B
B
B
B
B
20,4
22,5
24
75
77,8
79,3
B
B
B
778,9
77,89
113
Tingkat Kepuasan
Sangat Puas
Puas
Tidak puas
Sangat tidak puas
Subjek
3 orang
6 orang
1 orang
-
Persentase
30%
60%
10%
0%
3.2
Pembahasan
Setelah menganalisis data hasil penelitian, diperoleh hasil-hasilnya,
ditemukan peningkatan pada siklus I ke siklus II. Pelaksanaan kegiatan
siklus II pada intinya merupakan kegiatan yang serupa pada siklus I.
Beberapa hal yang diamati kurang memberikan hasil optimal pada siklus I
adalah mahasiswa belum mampu mengerjakan suatu hidangan sesuai
dengan tahapan-tahapan mulai persiapan, proses, dan hasil. Oleh karena itu,
pada siklus II pengajar/dosen memperagakan proses pembuatan hidangan
per tahap secara jelas sesuai dengan yang dirancang. Mahasiswa mengikuti
menurut langkah kerja penyelesaian hidangan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Djajadisastra (dalam Adnyawati, 2004 : 163) bahwa metode
demonstrasi akan efektif dalam pembelajaran karena dilakukan dengan
mempertunjukkan langsung proses pembuatan suatu objek yang didesain,
dalam hal ini pengolahan makanan pokok dan lauk-pauk dalam mata
kuliah Dasar Tata Boga.
114
115
116
DAFTAR PUSTAKA
Adnyawati, Ni Desak Made Sri. 2004. Peningkatan Keterampilan Proses
dan Hasil Pembelajaran Dekorasi Kue melalui Metode
Demonstrasi dan Media Job Sheet Mahasiswa Jurusan PKK IKIP
Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran ISSN 0215
-8250 No.1 TH.XXXVII Januari 2004
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Jenuk, Ni Ketut. 1997. Peningkatan Frekuensi Demonstrasi dalam
Meningkatkan Hasil Praktik Mata Pelajaran Pengolahan Makanan
pada Siswa Tata Boga SMK Negeri 3 Denpasar. Skripsi tidak
dipublikasikan.
Moedjiono, Moh. Dimyati. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Nasution,S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta : PT Bumi Aksara.