Anda di halaman 1dari 15

ISSN 0215 - 8250

102

OPTIMALISASI METODE DEMONSTRASI PADA MATA KULIAH


DASAR TATA BOGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN PENDIDIKAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA
oleh
Ni Wayan Sukerti
Jurusan PKK
Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar
mahasiswa, dan
mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa setelah
diajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi dalam mata kuliah
Dasar Tata Boga pada mahasiswa semester I PKK Tata Boga IKIP Negeri
Singaraja tahun akademik 2004/2005. Penilaian dilakukan pada setiap akhir
dari siklus yang dilaksanakan, yakni hal-hal yang diamati mulai dari
persiapan, proses, dan hasil. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I
dan siklus II dapat dikemukakan bahwa hasil penelitian pada siklus I
sebesar 77,35 dan pada siklus II adalah 77,89. Temuan penelitian ini
adalah (1) ada peningkatan hasil belajar mahasiswa, dan (2) Mahasiswa
menyatakan puas setelah diajar dengan metode demonstrasi. Dengan
demikian dinyatakan bahwa penerapan metode demonstrasi dalam mata
kuliah praktik Dasar Tata Boga cenderung dapat meningkatkan hasil
belajar mahasiswa.
Kata kunci : metode demonstrasi, prestasi belajar
ABSTRACT
This research aimed at improving the learning outcome of the first
semester students of the department of Home Economics IKIP Negeri
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

103

Singaraja in academic year 2004/2005 and finding out their responses after
being taught through demonstration methods of basic food and beverage
practicum course. The evaluation was done at the end of every cycle and
the objects of the observation were the preparation, process, and result of
the teaching and learning activities. Based on the data analysis, it was found
that the average scores of cycle I was 77,35 and cycle II was 77,89
respectively. The results of the study show that (1) the students learning
outcome increased along the cycles and (2) the students response was
good. Thus, it can be concluded that the implementation of the
demonstration method in the practicum course of basic food and beverage
can improve the students learning outcome.
Key words : demonstration method, learning outcome

1. Pendahuluan
Eksistensi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
sebagai bagian dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
dapat dikategorikan baik bila lulusannya selalu dibutuhkan oleh
masyarakat. Artinya, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga mampu
menghasilkan lulusan yang mempunyai adaptabilitas dan fleksibelitas
dengan multy exit, yaitu lulusannya dapat bekerja pada bidang pendidikan
dan nonkependidikan yang berkualitas sesuai dengan bidang keahlian atau
keterampilannya. Peluang kerja tersebut bisa dimanfaatkan secara efektif
apabila lulusan menguasai ilmu pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan
yang memadai sesuai dengan bidang kerja masing-masing.
Sejalan dengan misi perluasan mandat IKIP Negeri Singaraja untuk
membuka program-program diploma nonkependidikan, hal ini juga dapat
dijadikan langkah lanjut menuju ke arah persiapan jurusan untuk membuka
program diploma nonkependidikan di bidang tata boga, seperti Manajemen
Tata Hidang, di bidang Tata Rias dan di bidang Tata Graha.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

104

Mahasiswa Jurusan PKK bidang keahlian Tata Boga semester I pasti


akan memrogram mata kuliah Dasar Tata Boga sebagai mata kuliah dasar
sebelum memrogram mata kuliah keahlian boga lebih lanjut. Pembelajaran
Dasar Tata Boga menekankan pada aspek keterampilan dasar yang
dilaksanakan di laboratorium produksi boga melalui bermacam-macam
praktik mengolah hidangan.
Menurut Moedjiono dan Moh. Dimyati (1993), situasi yang
memungkinkan terjadinya pembelajaran yang optimal adalah suatu situasi
yang menuntut siswa dapat berinteraksi dengan guru atau bahkan
pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka mencapai
tujuan. Selain itu, situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran bila menggunakan metode dan media yang tepat. Sejalan
dengan pendapat di atas, Slamet (dalam Adnyawati, 2004) menyatakan
bahwa pendidik yang berkualitas merupakan faktor dominan dalam rangka
meningkatkan mutu lulusan. Oleh karena itu, seorang pengajar harus
mampu memilih dan menerapkan berbagai metode mengajar,
menggunakan media dan fasilitas pembelajaran sehingga bermanfaat
dalam rangka penguasaan keterampilan bagi peserta didik sesuai dengan
rencana.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada mahasiswa angkatan
tahun 2003/2004, hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Dasar Tata
Boga mencapai rata-rata 66,38. Hal ini berarti tingkat penguasaan
mahasiswa pada mata kuliah Dasar Tata Boga tergolong cukup. Di sisi lain,
mata kuliah ini merupakan prasyarat untuk memrogram mata kuliah
Pengelolaan Makanan Nusantara yang menuntut penguasaan keterampilan
yang lebih tinggi.
Bertolak dari kenyataan di atas, dipandang perlu untuk melakukan
upaya menggunakan metode pengajaran yang lebih efektif untuk mencapai
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

105

hasil belajar yang optimal. Pengajar dalam hal ini dosen perlu merancang
metode mengajar yang sesuai dengan materi dan tujuan karena diduga
metode mengajar dapat berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil
belajar.
Sebagai salah satu upaya untuk mengajak mahasiswa lebih aktif
dalam pembelajaran, penerapan metode demonstrasi dalam perkuliahan
Dasar Tata Boga nampaknya sangat relevan, agar mahasiswa dapat
menguasai keterampilan
Dasar Tata Boga, dengan harapan dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Dasar Tata Boga.
Penelitian ini memfokuskan pada dua masalah pokok, yaitu (1)
bagaimanakah peningkatan hasil belajar praktik pada mata kuliah
Dasar Tata Boga setelah diajar dengan metode demonstrasi pada
mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga IKIP Negeri
Singaraja?, dan (2) bagaimanakah tingkat kepuasan
mahasiswa
terhadap metode demonstrasi pada perkuliahan mata kuliah Dasar
Tata Boga?
Hasil penelitian ini akan memberi manfaat, baik bagi mahasiswa
ataupun bagi pengajar (dosen) dalam meningkatkan hasil belajar mata
kuliah Dasar Tata Boga . Pertama, mahasiswa dapat pengalaman langsung
tentang keterampilan mengolah suatu jenis hidangan sesuai dengan tahapan
persiapan - pengolahan penyajian. Kedua, untuk pengajar (dosen),
metode demonstrasi dapat digunakan sebagai salah satu metode mengajar
dalam perkuliahan Dasar Tata Boga di Jurusan PKK IKIP Negeri Singaraja.
Mahasiswa belajar di kelas dengan bimbingan dan arahan dosen.
Dosen memfasilitasi mahasiswa dengan harapan terjadi proses pemahaman
pada diri mahasiswa. Hal yang terpenting di sini adalah bagaimana upaya
yang dilakukan oleh dosen untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi
mahasiswa untuk belajar. Dalam usaha menciptakan kondisi yang
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

106

kondusif, dosen harus memperhatikan komponen-komponen yang ada


dalam lingkungan proses belajar mengajar seperti dirinya sendiri, keadaan
mahasiswa, alat-alat peraga atau media, metode, dan sumber-sumber belajar
lainnya.
Dosen
dalam mengajar keterampilan Dasar Tata Boga di
laboratorium memerlukan metode yang tepat untuk mengajar karena mata
kuliah Dasar Tata Boga menuntut penguasaan dua kemampuan. Pertama,
diperlukan pengetahuan teknik memasak, pengetahuan bahan, pengetahuan
alat, dan cara pemilihan bahan. Kedua, dalam praktik dituntut kemampuan
tentang pemahaman resep, penentuan alat yang akan dipakai, pemilihan
bahan, persiapan, teknik-teknik pengolahan dan penyajian hidangan.
Materi perkuliahan yang diberikan, meliputi: pengetahuan bahan
makanan dan alat, bentuk-bentuk dapur, pengetahuan menu, ukuran resep,
teknik pengolahan makanan Indonesia dan Asing serta aplikasinya, teknik
penyajian menu Indonesia dan Asing serta aplikasinya.
Metode demonstrasi merupakan metode yang tergolong sederhana
dan amat bersahaja. Seorang dosen dituntut benar-benar memahaminya
sebelum menggunakannya. Metode demonstrasi secara umum dikatakan
merupakan format interaksi pembelajaran yang sengaja mempertunjukkan
atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh
dosen atau orang lain kepada seluruh mahasiswa atau sebagian mahasiswa.
Berdasarkan penelitian tentang urutan manfaat empat metode mengajar,
metode demonstrasi berada pada urutan kedua yang didukung oleh
mahasiswa (Nasution , 2003 : 125).
Metode Demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang
sering disertai dengan penjelasan lisan (Syaiful Bahri Djamarah, 2002 :
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

107

102). Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa pada pelajaran


akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian
dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan
memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
Dengan memperagakan suatu tindakan, proses atau prosedur,
metode demonstrasi memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut: (1)
pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari
verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat); (2) siswa lebih
mudah memahami apa yang dipelajari; (3) proses pengajaran lebih
menarik; (4) siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri, (Syaiful Bahri
Djamarah, 2002 : 103)
2. Metode Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah mahasiswa semester I
Tata Boga yang berjumlah 10 orang. Dalam proses pelaksanaannya, 1 orang
dosen pengajar mata kuliah Dasar Tata Boga menjadi kolaborator peneliti.
Selanjutnya dapat dirumuskan suatu hipotesis tindakan sebagai berikut.
Jika metode demonstrasi dapat dilaksanakan secara optimal, maka hasil
belajar mahasiswa pada mata kuliah Dasar Tata Boga akan meningkat.
Jika metode demonstrasi dapat dilaksanakan secara optimal, maka tingkat
kepuasan mahasiswa akan dapat terpenuhi.
Pelaksanaan Penelitian dilakukan dengan prosedur penelitian
tindakan kelas, yakni perencanaan, tindakan, dan refleksi.
2.1 Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini, dilakukan kegiatan (a) mengkaji satuan acara
perkuliahan, perencanaan praktik dan jadwal penelitian, (b) mengkaji
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

108

format-format instrumen penelitian, seperti lembar observasi, tes hasil


belajar, (c) mengkaji data awal, dan (d) mengkaji indikator-indikator untuk
mengevaluasi pencapaian tindakan yang telah dilaksanakan.
2.2

Pelaksanaan Tindakan
Prosedur pelaksanaan tindakan, meliputi : (a) dosen menyampaikan
materi pengajaran yang telah dipersiapkan sesuai dengan satuan acara
perkuliahan yaitu tentang teknik-teknik pengolahan makanan Indonesia
dengan pilihan hidangan makanan pokok dan lauk-pauk, (b)
mendemonstrasikan hidangan yang akan dipraktikkan mahasiswa sesuai
dengan teknik yang didapatkan, (c) mahasiswa memperhatikan, selanjutnya
mahasiswa menerapkan kembali apa yang telah didemonstrasikan tadi
sesuai dengan resep yang ada pada perencanaan praktik tiap tiap
mahasiswa, dan (d) bila ada mahasiswa yang sulit memahami suatu teknik
pengolahan, dosen membantu dengan memberikan contoh teknik yang
dimaksud.
2.3 Observasi dan Evaluasi
Evaluasi kegiatan dalam suatu siklus, meliputi : (1) penilaian
terhadap aktivitas praktik mahasiswa dengan menggunakan pedoman
observasi. Hal-hal yang dinilai mulai dari persiapan memasak (bahan, alat),
proses memasak (kecocokan teknik), hasil hidangan dan cara penyajian
(kecocokan alat penyajian, garnish)
Aktivitas praktik mahasiswa diukur dengan menggunakan lembar
observasi yang terdiri dari 3 indikator utama, meliputi persiapan, proses
dan hasil praktik . Pengukuran dilakukan oleh dosen pengajar dan peneliti
yang juga sebagai tim pengajar.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

109

Hasil belajar teori diukur dengan menggunakan tes yang dilakukan


di akhir siklus. Indikator keberhasilan dari tindakan ditetapkan sebagai
berikut: Hasil belajar praktik dilihat dari skor yang diperoleh mahasiswa
sesuai dengan pedoman observasi, sedangkan hasil tes dilihat dari skor tes
yang diperoleh mahasiswa .
Hasil belajar total adalah gabungan hasil belajar praktik dengan
bobot 70% dan hasil tes akhir dengan bobot 30%. Hasil belajar tiap-tiap
mahasiswa dikonversikan ke dalam model Penilaian Acuan Patokan skala
5 sesuai dengan Buku Pedoman Studi IKIP Negeri Singaraja tahun 2002
edisi revisi sebagai berikut .
Tabel 1. Acuan Patokan Skala 5
Persentase Tingkat
Penguasaan

85-100
70-84
55-69
40-54
0-39

Nilai

Tingkat Keberhasilan
Belajar

Angka

Huruf

4
3
2
1
0

A
B
C
D
E

Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
sangat Kurang

Selanjutnya, data tentang tingkat kepuasan mahasiswa terhadap


metode pembelajaran yang dilaksanakan dikumpulkan dengan angket,
dianalisis secara deskriptif dengan cara mengkategorikan persentase
mahasiswa yang menyatakan sangat puas, puas, cukup puas dan tidak
puas.
2.4 Refleksi
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

110

Refleksi dilakukan setiap selesai suatu tindakan, dan digunakan


untuk mengkaji atau menganalisis temuan-temuan dalam tindakan yang
telah dilakukan. Melalui refleksi peneliti dan dosen pengajar melakukan
diskusi untuk membahas kekurangan atau kelemahan tindakan yang telah
dilaksanakan, guna merumuskan tindakan-tindakan perbaikan untuk siklus
berikutnya.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
Data hasil belajar praktik dikumpulkan dengan menggunakan
pedoman observasi pelaksanaan praktik dengan bobot nilai 70%, sedangkan
hasil belajar teori dikumpulkan melalui tes tulis dengan bobot nilai 30%.
Data hasil belajar pada siklus I disajikan dalam Tabel 2 dan siklus II
disajikan dalam Tabel 3.
Data hasil penelitian kemudian dibandingkan dengan kriteria model
PAP sehingga diperoleh simpulan untuk peningkatan hasil belajar dengan
metode demonstrasi. Tingkat keberhasilan belajar meliputi sangat baik,
baik, cukup, kurang baik, dan sangat kurang baik.
Tabel 2. Rangkuman Analisis Hasi Belajar Siklus I
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Subjek Penelitian
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Subjek 4
Subjek 5
Subjek 6
Subjek 7
Subjek 8
Subjek 9
Subjek 10

Praktik
82
82
80
78
80
78
78
77
78
77

Skor Siklus I
Bobot 70%
Teori
57,4
75
57,4
81
56
78
54,6
79
56
70
54,6
65
54,6
65
53,9
68
54,6
75
53,6
80

Bobot 30 %
22,5
24,3
23,4
23,7
21
19,5
19,5
20,4
22,5
24

Skor PT
79,9
81,7
79,4
78,3
77
74,1
74,1
74,3
77,1
77,6

Nilai
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B

____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250


Jumlah
Rata-rata

111
790
79

736
73,6

773,5
77,35

____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

112

Tabel 3. Rangkuman Analisis Hasil Belajar Siklus II

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Subjek Penelitian
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Subjek 4
Subjek 5
Subjek 6
Subjek 7

Praktik
83
81
80
79
80
79
78

8.
9.
10.

Subjek 8
Subjek 9
Subjek 10

78
79
78

Jumlah
Rata-rata

795
79,5

Skor Siklus II
Bobot 70%
Teori
58,1
76
56,7
80
56
78
55,3
79
56
70
55,3
67
54,6
66
54,6
55,3
55,3

68
75
80
739
73,9

Bobot 30 %
22,8
24
23,4
23,7
21
20,1
19,8

Skor PT
80,9
80,7
79,4
79
77
75,4
74,4

Nilai
B
B
B
B
B
B
B

20,4
22,5
24

75
77,8
79,3

B
B
B

778,9
77,89

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas, dapat disimpulkan


bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
mata kuliah Dasar Tata Boga mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga IKIP Negeri Singaraja.
Dengan membandingkan tingkat
penguasaan pada tingkat keberhasilan yang diperoleh pada siklus I ratarata sebesar 77,35 % dengan kriteria PAP ternyata berada pada tingkat
penguasaan 70-84%. Jadi, hasil belajar Dasar Tata Boga pada siklus I
berada pada kategori baik.
Pada siklus II tingkat keberhasilan belajar menunjukkan skor ratarata sebesar 77,89 sehingga dapat dinyatakan hasil belajar mata kuliah
Dasar Tata Boga berada pada kategori baik.
Hasil analisis data tingkat kepuasan mahasiswa dengan penerapan
metode demonstrasi secara optimal menunjukkan bahwa persentase
mahasiswa yang menyatakan puas sebesar 60%. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan dapat disimpulkan mahasiswa menyatakan puas terhadap
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

113

tindakan yang dilaksanakan, mahasiswa


mendapatkan keterampilan
tentang teknik-teknik sebelum mulai mempraktikkan hidangan tersebut,
sehingga mengefektifkan waktu praktik. Data tingkat kepuasan mahasiswa
disajikan dalam tabel 4 berikut.
Tabel 4. Tingkat Kepuasan Mahasiswa
No
1.
2.
3.
4.

Tingkat Kepuasan
Sangat Puas
Puas
Tidak puas
Sangat tidak puas

Subjek
3 orang
6 orang
1 orang
-

Persentase
30%
60%
10%
0%

3.2

Pembahasan
Setelah menganalisis data hasil penelitian, diperoleh hasil-hasilnya,
ditemukan peningkatan pada siklus I ke siklus II. Pelaksanaan kegiatan
siklus II pada intinya merupakan kegiatan yang serupa pada siklus I.
Beberapa hal yang diamati kurang memberikan hasil optimal pada siklus I
adalah mahasiswa belum mampu mengerjakan suatu hidangan sesuai
dengan tahapan-tahapan mulai persiapan, proses, dan hasil. Oleh karena itu,
pada siklus II pengajar/dosen memperagakan proses pembuatan hidangan
per tahap secara jelas sesuai dengan yang dirancang. Mahasiswa mengikuti
menurut langkah kerja penyelesaian hidangan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Djajadisastra (dalam Adnyawati, 2004 : 163) bahwa metode
demonstrasi akan efektif dalam pembelajaran karena dilakukan dengan
mempertunjukkan langsung proses pembuatan suatu objek yang didesain,
dalam hal ini pengolahan makanan pokok dan lauk-pauk dalam mata
kuliah Dasar Tata Boga.

____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

114

Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I dan siklus II dapat


dikemukakan, skor rata-rata siklus I sebesar 77,35 dan skor rata-rata pada
siklus II adalah 77,89. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata dari siklus I
dan siklus II mengalami peningkatkan sebesar 0,70 % . Dengan demikian,
dapat dinyatakan bahwa penerapan metode demonstrasi dalam mata kuliah
Dasar Tata Boga cenderung meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Peningkatan hasil belajar di atas sangat kecil. Selanjutnya, dilakukan
analisis dengan uji t untuk melihat signifikansi peningkatan tersebut.
Berdasarkan hasil uji t diperoleh harga t hitung sebesar 2,241. Harga t
hitung dibandingkan dengan harga t tabel dengan derajat kebebasan 9 pada
taraf signifikansi 5% sebesar 2,262. Dengan demikian, harga t hitung lebih
kecil dari t tabel. Hal ini, berarti peningkatan sebesar 0,70% tidak
signifikan.
Walaupun secara kuantitatif terdapat peningkatan yang tidak
signifikan, namun dalam kenyataannya diamati tingkat aktivitas mahasiswa
tergolong baik. Hal ini tercermin dari cara kerja mahasiswa yang tertib,
cermat, dan cekatan. Mahasiswa berusaha untuk memanfaatkan waktu
efektif dengan mengerjakan beberapa langkah kerja dalam waktu yang
bersamaan, seperti meracik bumbu sambil merebus daging, memasak
daging sambil menyiapkan alat saji.
Selanjutnya, mahasiswa menyatakan puas dengan penerapan metode
demonstrasi dalam pembelajaran mata kuliah Dasar Tata Boga . Hal ini
tercermin dari analisis angket yang menunjukkan bahwa sebagian besar
(60%) mahasiswa menyatakan puas, dengan alasan utama mahasiswa
mendapat keterampilan secara langsung tentang tahapan-tahapan
pembuatan hidangan yang didemonstrasikan oleh dosen, yang memudahkan
bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan praktik.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

115

Temuan di atas sesuai dengan hasil penelitian Jenuk (1997) yang


menemukan bahwa peningkatan frekuensi demonstrasi pada pengajaran
praktik pengolahan makanan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
atau metode demonstrasi sangat efektif digunakan pada pengajaran praktik
pengolahan hidangan. Pada penelitian lain, yaitu Adnyawati (2004) juga
ditemukan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan
keterampilan proses dan hasil belajar dekorasi kue.
Berpijak dari hasil penelitian sebagaimana dipaparkan di atas,
dapat disimpulkan bahwa implikasi dari temuan ini sangat perlu penerapan
metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar mata kuliah
Dasar Tata Boga.
4. Penutup
Berdasarkan analisis data beserta pembahasannya, dapat
disimpulkan bahwa (1) optimalisasi metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa, khususnya dalam mata kuliah
Dasar Tata Boga; (2) metode pembelajaran ini dapat memperkaya berbagai
jenis metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas ataupun di
laboratorium.
Berdasarkan simpulan di atas, diajukan saran yaitu para dosen
pengajar Tata Boga perlu mengembangkan berbagai model pembelajaran
yang mendorong mahasiswa lebih aktif dan terampil dalam perkuliahan.
Selain itu, dosen agar menerapkan metode demonstrasi ini sebagai salah
satu metode pembelajaran.

____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVIII April 2005

ISSN 0215 - 8250

116

DAFTAR PUSTAKA
Adnyawati, Ni Desak Made Sri. 2004. Peningkatan Keterampilan Proses
dan Hasil Pembelajaran Dekorasi Kue melalui Metode
Demonstrasi dan Media Job Sheet Mahasiswa Jurusan PKK IKIP
Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran ISSN 0215
-8250 No.1 TH.XXXVII Januari 2004
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Jenuk, Ni Ketut. 1997. Peningkatan Frekuensi Demonstrasi dalam
Meningkatkan Hasil Praktik Mata Pelajaran Pengolahan Makanan
pada Siswa Tata Boga SMK Negeri 3 Denpasar. Skripsi tidak
dipublikasikan.
Moedjiono, Moh. Dimyati. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Nasution,S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta : PT Bumi Aksara.

____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVIII April 2005

Anda mungkin juga menyukai