Anda di halaman 1dari 15

ISSN 0215 - 8250

86

MODEL PEMBELAJARAN PATRIOT DAN IMPLEMENTASINYA


DALAM PROSES PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU
EKONOMI DI SEKOLAH
oleh
Naswan Suharsono
Jurusan Pendidikan Ekonomi
Fakultas Pendidikan IPS, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Model pembelajaran PATRIOT diformulasikan dengan struktur
matematis untuk menjelaskan bahwa penguasaan pengetahuan ekonomi
teoretik dan pengenalan terhadap kenyataan di lapangan dapat
mengoptimalkan tingkat keefektivan tindakan ekonomi para pelakunya.
Model PATRIOT disusun untuk membekali pengetahuan, keterampilan, dan
tata-nilai yang diperlukan siswa agar mampu memahami dan memecahkan
masalah ekonomi dalam realitas kehidupan sehari-hari. Kemampuan itu
dinamai kompetensi melakukan tindakan Ekonomi (TEkonomi) yang efisien
dan produktif. Implementasinya dalam rumusan perangkat petensi Guru
Ekonomi Pemula dioperasionalkan menjadi 21 jenis kemampuan yang
terintegrasi dengan bidang keilmuan dan kependidikan. Pada aspek
perumusan tujuan pembelajaran, jenjang kompetensi itu dinamakan
kemampuan memahami, menerapkan, dan menemukan bentuk tindakan
ekonomi. Dalam PBM, performansi siswa bisa ditingkatkan secara
bertahap. Peningkatan kualitas kompetensi operasional itu, juga berkaitan
dengan tingkat keberhasilan belajar pokok bahasan sebelumnya, tingkat
kesulitan materi pokok bahasan, dan kualitas performasi yang dituntutkan
kepada siswa.
Kata kunci : pembelajaran, kompetensi, jenjang belajar, model, hasil belajar

______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

87

ABSTRACT
Instructional Model of PATRIOT is formulated in the mathematical
structure to explain that mastering theoretical economic knowledge and
familiarity with reality in the field could be used to optimally effectiveness
of economic actions by the players. PATRIOT as a model is arranged to
assist the students to mastery knowledge, skills, and values needed to
understand and to solve economic problems in the real live. Those abilities
is named competency in economic actions (Economic) in more efficient and
productive as an economic actors. Implementation in formulating the
novices Economic Teacher is operational zed to 21 hierarchical abilities
integrated with subject matter content and pedagogy. At the aspect of
instructional objectives formulation, hierarchical competency is named by
ability to understand, application, and find the form of economic action. By
teaching-learning process, students performance and abilities could be
increased gradually. Increasing quality of operational competency is also
related to the tingkats of learning achievement at the former course topic,
learning difficulties of topics, and quality tingkat of performance ordered to
the student.
Key words : instruction, competency, learning hierarchy, model, learning
achievement.

1. Pendahuluan
Profesi guru sudah ada sejak zaman mahabarata dengan tampilnya
sejumlah tokoh guru dan segala bentuk keahlian serta kesaktiannya. Tugas
utamanya menjadikan peserta didik bisa naik kelas dan menjadikan
manusia terpelajar, dalam arti yang sebenarnya. Sebagai bidang kajian
keilmuan bisa didekati dengan banyak cara. Salah satu di antaranya adalah
mengembangkan model teoretik yang bisa membantu melapangkan jalan
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

88

tercapainya tujuan pendidikan nasional yang dapat mencerdaskan


kehidupan bangsa, baik pikiran maupun hati nurani.
Dengan meminjam istilah Suriasumantri (2001) tentang hakikat
ilmu, paparan tulisan ini dibagi dalam tiga pokok pikiran, yaitu (1)
penjelasan tentang konstruk teoretik model PATRIOT, (2) metode kerja
operasional dengan sejumlah bukti empiriknya di bidang Pendidikan
Ekonomi, dan (3) nilai-guna model bagi upaya pengembangan budaya
kewirausahaan di perguruan tinggi. Mudah-mudahan di masa mendatang,
kita bisa memiliki lebih banyak patriot pahlawan bangsa yang mampu
berjuang mencapai kemerdekaan di bidang Ekonomi, sosial dan budaya
melalui semua jalur dan jenis keahlian ekonominya. Pertanyaannya adalah
konstruk teoretik apa yang melandasi model PATRIOT itu? Bagaimana
proses kerjanya dalam mengantarkan siswa mencapai standar kompetensi
dasar keahlian yang dipelajari? Untuk apa model teoretik PATRIOT
dikembangkan sebagai produk teknologi pembelajaran? Hasil kajian ini
diharapkan bisa memberikan penjelasan teoretik tentang apa yang
dimaksud dengan model pembelajaran dan memaparkan manfaat praktis
dalam praktik pembelajaran ekonomi di sekolah.
2. Pembahasan
2.1 Konstruk Teoretik Model Pembelajaran PATRIOT
Secara teoretik, setiap model pembelajaran memiliki struktur, yang
terdiri atas ide dasar keilmuan dan metode pengetahuan teoretis. Pikiran
dasar keilmuan suatu model dapat diwujudkan dalam bentuk struktur
konseptual, prosedural, dan matematis (Richey, 1986:17). Berdasarkan
pikiran dasar keilmuan itulah batang tubuh pengetahuan teoretis-empiris
dibangun secara bertahap agar bisa dipakai sebagai dasar untuk
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

89

menjelaskan, meramalkan dan mengontrol gejala-gejala dalam lingkup


cabang ilmu tertentu.
Di cabang ilmu Ekonomi, batang tubuh keilmuan menampakkan
sosok wujudnya pada tiga hal, yaitu adanya prinsip (P), aturan-hukum (A),
dan teori (T) yang secara ilmiah dapat diuji kebenarannya di bawah syaratsyarat ceteris paribus, sebagaimana ditunjukkan dalam fungsi permintaan
dan penawaran. Pengujian terhadap PAT di lapangan dapat dilakukan untuk
menemukan kebenaran aplikasinya dalam sosok wujud perangkat
kompetensi, baik yang bersifat personal maupun sosial.
Kompetensi yang dimaksud adalah kemampuan dasar untuk bisa
melakukan Tindakan Ekonomi (TEkonomi) dalam kegiatan menghasilkan
beraneka macam produk barang dan jasa yang berguna bagi pemenuhan
kebutuhan hidup manusia menuju kesejahteraan. Pengertian ini sejalan
dengan ketentuan pasal-1 Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab
yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang tertentu.
Akan tetapi, suatu tindakan Ekonomi tidak akan pernah bisa
ditentukan polanya jika tidak dikaitkan dengan aplikasi dari prinsip, aturanhukum, dan teori Ekonomi dalam praktik di lapangan. Suatu tindakan
Ekonomi hanya bisa dilakukan jika seseorang bisa mempertimbangkan
realitas (R) kehidupan masyarakat yang dinamis, dengan memanfaatkan
akses jaringan informasi (I), dan mampu mengelola objek-objek (O)
Ekonomi yang ada secara bijaksana untuk meningkatkan nilai guna barang
dan jasa bagi kesejahteraan hidup bersama. Di samping, untuk memberi
pemahaman terhadap fenomena kehidupan ekonomi, suatu model
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

90

diharapkan dapat membimbing para pelaku kegiatan ekonomi menjadi lebih


produktif dan sejahtera.
Kegiatan Ekonomi itu sendiri bisa menampakkan wujudnya dalam
dimensi Ekonomi teori dan Ekonomi terapan. Ditinjau dari aspek Ekonomi
teori, dapat dijelaskan bahwa tindakan Ekonomi (TEkonomi) merupakan
fungsi dari variabel prinsip, aturan dan teori Ekonomi (PAT) yang berlaku
secara bersyarat. Syarat ceteris paribus yang dimaksud adalah
keterikatannya pada konteks realitas (R) kehidupan Ekonomi, dan bergerak
atau bekerja berdasarkan informasi (I) Ekonomi yang terus berubah, dan
adanya objek-objek Ekonomi (O) yang menjadi tempat terjadinya aktivitas
Ekonomi. Jika RIO berubah, maka TEkonom juga bisa berubah. Proposisi
inilah yang menjadi dasar pengembangan hipotesis penelitan di bidang
Ekonomi-bisnis (Ekobis) dan penelitian pendidikan Ekonomi.
Tindakan Ekonomi itu sendiri dalam praktiknya dilakukan, baik
oleh kelompok rumah tangga produksi (RTProduksi.) maupun rumah tangga
konsumsi (RTKonsumsi.) secara terus-menerus dengan berbagai bentuk dan
dinamikanya. Pertanyaan hipotetik yang dapat diajukan adalah kapan
TEkonomi dapat dilakukan? Tindakan Ekonomi baru dapat dilakukan setelah
pelaku mengambil keputusan untuk memilih salah satu alternatif tindakan
terbaik dari sejumlah alternatif yang dapat diformulasikan berdasarkan PAT
dan RIO yang ada padanya. Dengan demikian, PAT dan RIO bisa menjadi
penyebab terjadinya perputaran siklus Ekonomi di lingkungan RTProduksi
maupun lingkungan RTKonsumsi. secara simultan.
Dalam kaitannya dengan proses bertindak di kelangan ekonomi
guru ekonomi, Samuelson (1976) dan Wignjosoemarto (1987) menjelaskan
bahwa tindakan Ekonomi merupakan akibat dari suatu keputusan yang
dapat melahirkan fase kegiatan Ekonomi berikutnya. Oleh karena itu,
kalangan ekonomi pendidikan harus bisa mengembangkan model
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

91

pembelajaran yang dapat membantu para siswa subyek belajar memahami


pola-pola tindakan dan berlatih melakukan tindakan-tindakan cerdas yang
relevan dengan tuntutan zaman (Suharsono, 2001).
Atas dasar pemikiran tersebut, melalui tulisan ini ditawarkan satu
alternatif model pembelajaran PATRIOT dengan menggunakan model
formula matematis. Asumsi yang melandasi adalah, bahwa penguasaan
pengetahuan teoretik dan pengenalan terhadap lingkungan nyata di
lapangan dapat mengoptimalkan tingkat keefektivan tindakan Ekonomi
para pelakunya. Model PATRIOT dikembangkan untuk bisa membekali
pengetahuan, keterampilan, dan tata-nilai yang diperlukan siswa agar
mampu memahami dan memecahkan masalah Ekonomi dalam kehidupan
sehari-hari. Kemampuan itu dinamai kompetensi, dalam bentuk tindakantindakan Ekonomi yang efisien dan produktif. Adapun formula dasar model
itu dapat dipaparkan dalam bentuk fungsi sebagai berikut.
Formula-1

F : (P,A,T,R,I,O)

Ekonomi

Sumber: Suharsono (2004: 4)


Dari Formula-1 tersebut dapat dijelaskan, bahwa tindakan Ekonomi
(TEkonomi) merupakan fungsi dari P (prinsip), A (aturan-hukum), T (teori), R
(realitas), I (informasi), dan O (objek). Artinya, tindakan apa yang akan
dilakukan para pelaku Ekonomi bisa berubah-ubah tergantung kepada
perubahan prinsip, aturan-hukum dan teori yang diyakini benar, serta
adanya realitas, informasi dan objek-objek Ekonomi yang bisa diakses.
Dengan frasa lain dapat dinyatakan bahwa, TEkonomi. memiliki hubungan
fungsional dengan P, A, T, R, I, O.
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

92

Dalam bahasa penelitian pembelajaran, TEkonomi merupakan variabel


bergantung sedangkan PATRIO merupakan variabel bebas. Akan tetapi,
bagaimana bentuk ketergantungan TEkonomi terhadap variabel-variabel itu?
Untuk menjawabnya masih diperlukan hasil-hasil penelitian empirik yang
berkelanjutan. Seberapa jauh adanya hubungan antar variabel itu dapat
diteliti melalui penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif dengan
menggunakan asumsi-asumsi tertentu.
Asumsi dasar yang bisa dipakai pegangan adalah bahwa apa yang
ada di dunia ini diciptakan saling berhubungan dan manusia ditugaskan
untuk mencari serta menemukan seberapa jauh keadaannya. Asumsi dasar
itu selanjutnya dijabarkan menjadi asumsi-asumsi yang lebih operasional
sesuai dengan jenis dan ruang lingkup hubungan fungsional yang dikaji.
Hasil-hasil kajian itu, selanjutnya diaplikasikan menjadi teknologi untuk
memproduksi barang dan jasa yang fungsional terhadap pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Untuk memudahkan pekerjaan perumusan
masalah dan hipotesis penelitian, formula-1 tersebut dapat diubah ke dalam
pola lain dengan unsur dasar yang sama. Formula itu dapat digambarkan
sebagai berikut.
Formula-2

f : (x)

Formula-2 juga mengandung pengertian bahwa variabel-variabel


yang dioperasikan harus dapat menunjukkan pola hubungan fungsional
yang terjaga keseimbangannya. Dengan kata lain, apapun objek kajian
teoretik yang diteliti atau diajarkan, agar jangan dilupakan adanya peristiwa
belajar (learning events) yang diporsikan untuk mencapai aspek-aspek
kompetensi yEkonomi . Jadi, setiap bentuk kegiatan pembelajaran yang
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

93

dirancang pada tahapan pokok bahasan hendaknya berpola dari teori ke


aplikasi, atau sebaliknya secara bersamaan.
Sebagai suatu model preskriptif, model PATRIOT terbagi dalam tiga
tahapan, yaitu tahap pemahaman terhadap prinsip, aturan, dan teori (P,A,T),
tahap pengenalan terhadap realitas, informasi, dan objek kajian (R,I,O), dan
tahap menemukan alternatif tindakan (T). Ketiga tahapan itu merupakan
suatu rangkaian proses sistematik yang tingkat keberhasilan
implementasinya diukur dari seberapa banyak kompetensi yang dikuasai
dan seberapa tinggi kualitas tindakan yang berhasil ditampilkan oleh setiap
subyek belajar.
Apa yang juga erat kaitannya dengan variabel TEkonomi adalah
pengembangan sikap (attitudes) para pelaku ketika menjalankan kegiatan
Ekonomi dan etika (ethics) yang melandasi tindakan mereka dalam
memenuhi kebutuhannya. Dalam kaitan ini, ilmu Ekonomi terapan telah
mengembangkan apa yang dinamakan etika bisnis, yaitu suatu sistem nilai
normatif yang mengatur pola perilaku Ekonomi untuk meningkatkan
martabat kemanusiaan dan keberadaban para praktisi pelaku Ekonomi.
Hasil penelitian (Suharsono, 2002b) menunjukkan bahwa dimensi
sikap itu, bisa menampakkan perwujudannya dalam bentuk petingkatan
kesadaran diri (S), empati (E), kejujuran (J), antusiasme kerja (A), dan
tanggung jawab (T) dalam berinovasi sebagai subjek pelaku Ekonomi.
Intensitas dan kekuatan peran kelima dimensi tindakan Ekonomi tersebut
merupakan efek pengiring (nurturant effect) dari proses pembelajaran
Ekonomi yang sangat erat kaitannya dengan variabel struktur pokok
bahasan dalam kurikulum.
Kelima dimensi yang diteliti erat kaitannya dengan pengembangan
kecerdasan emosional-spiritual (ESQ) yang termasuk dalam wilayah
hidden currirulum. Dalam bidang Pendidikan Ekonomi, keberadaannya
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

94

perlu diidentifikasi pada saat merancang program pembelajaran agar bisa


menyentuh dimensi hati nurani dan kemanusiaan. Dengan keilmuan dan
kemanusiaan yang semakin tinggi, tindakan manusia akan cenderung
semakin bijaksana. Jika kebijaksanaan Ekonomi dapat dijalankan oleh
mereka yang memiliki kompetensi ekonomional tinggi, maka peluang
meningkatnya kesejahteraan bisa semakin tinggi. Kesejahteraan hidup di
bumi itulah keinginan luhur yang dicita-citakan ilmu Ekonomi, dengan
segala perangkat dasar teoretik, prosedur kerja, dan sistem kontrol yang
dibangun di sepanjang perjalanan sejarah keilmuannya.
Dari sejarah perkembangan aplikasi ilmu ekonomi dalam 15 tahun
terakhir, menurut hasil survai internasional kepada 88 chief executive
officer (CEO) sukses di seluruh dunia, ditemukan bahwa ternyata kejujuran
menempati ranking tertinggi. Dari 20 indikator ideal CEO-Internasional
yang sukses, hanya 4 (20%) terkait dengan kecerdasan intelektual (IQ)
sedangkan 16 (80%) indikator yang ditemukan terkait dengan kecerdasan
emosional-spiritual (ESQ) pelakunya (Agustian, 2003:5). Kenyataan ini
menunjukkan bahwa ada sejumlah variabel lain yang secara nyata erat
kaitannya dengan penerapan model PATRIOT dalam pengembangan
kompetensi TEkonomi di masa depan.
2.2 Metode Kerja Operasional Model PATRIOT
Pada bagian terdahulu dijelaskan bahwa, TEkonomi. memiliki hubungan
fungsional dengan PATRIO. Akan tetapi bagaimana bentuk dan pola
ketergantungan TEkonomi terhadap kelima variabel itu masih tetap menjadi
pertanyaan sehubungan dengan adanya kondisi ceteris paribus pada saat
teraplikasi di lapangan. Berikut ini dipaparkan sejumlah hasil penelitian,
pemikiran, dan kebijakan formal yang melandasi metode kerja model.
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

95

Secara historis, kajian terhadap asal-usul dan cara kerja operasi


variabel PATRIOT pada awalnya ditemukan dari hasil eksperimen
pengujian model pembelajaran Pemecahan Masalah (Suharsono, 1988) dan
pengembangan aplikasinya di bidang Akuntansi (Suharsono, 1991). Model
ini dikembangkan dalam penelitian disertasi untuk menemukan suatu
alternatif solusi terhadap kesulitan siswa dalam mempelajari dan menguasai
aplikasi pengetahuan berstruktur prosedural.
Hasil penelitian Suharsono dkk. (1994), menemukan adanya kaitan
yang sangat erat antara variasi pola pembelajaran dosen dan tingkat
kesulitan materi dengan tingkat partisipasi belajar siswa di kelas. Sementara
itu, pengembangan kompetensi bertindak secara empiris juga erat kaitannya
dengan variasi pola pembelajaran. Hasil penelitian Suharsono (1997)
menemukan adanya tiga pola struktur interaksi pembelajaran yang terjadi
pada saat PBM berlangsung, yaitu pola klasikal, pola laboratorium, dan
seminar kelas. Pola klasikal didominasi oleh komunikasi satu arah dari
dosen ke siswa, sedangkan pola pembelajaran laboratorium menampakkan
ciri-ciri belajar penemuan (discoveri learning) yang menonjol. Adapun pola
seminar kelas ditandai oleh adanya pembagian tugas dan tingkat keaktifan
yang seimbang antara dosen dan siswa presenter seminar.
Dalam kaitannya dengan penstrukturan materi pembelajaran, hasil
penelitian eksperimen Suharsono (2002a) menunjukkan bahwa bahan ajar
yang disusun mengikuti urutan materi dengan (P,A,T) + (R,I,O) dapat
meningkatkan kemampuan ekonomi di bidang Bisnis. Keberhasilan
menguasai kompetensi TEkonomi diprediksikan lebih tinggi daripada
penambahan (PAT+RIO) dibandingkan dengan salah satu dari keduanya.
Dalam pelaksanaan PBM di kelas, hasil penelitian Suharsono
(2003a) di kalangan siswa manajemen perhotelan menemukan bahwa
skenario KBM yang dilakukan pada setiap pertemuan dapat meningkatkan
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

96

penguasaan aspek teoretis (PAT) dan pengetahuan praktis (RIO).


Kemampuan TEkonomi setiap siswa secara bertahap bisa ditingkatkan sejalan
dengan tingkat kompetensi yang semakin meningkat. Peningkatan kualitas
kompetensi operasional itu juga berkaitan dengan tingkat keberhasilan
belajar pokok bahasan sebelumnya, tingkat kesulitan materi pokok bahasan,
dan kualitas performasi yang dituntutkan kepada siswa.
2.3 Implementasi Model dalam Pengembangan Kompetensi Guru
Apa yang dipaparkan tersebut adalah beberapa bukti empirik yang
menunjukkan bahwa komponen model pembelajaran PATRIOT dapat
diterapkan dalam konteks kelas nyata. Pertanyaan selanjutnya adalah peran
apa yang dapat dijalankan agar pendidikan tinggi mampu memberi
sumbangan terhadap kelahiran patriot-pahlawan ekonomi itu? Suatu Model
Pembelajaran dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
dimaknai sebagai upaya memberi kesempatan kepada siswa untuk
menguasai standar kompetensi minimal yang bisa dimanfaatkan sebagai
bekal hidup di masyarakat. Implementasi KBK bisa dimaknai sebagai suatu
proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan dalam rangkaian kegiatan
pembelajaran sehingga peserta didik mampu menguasai perangkat
kompetensi tertentu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan
(Mulyasa, 2003: 93). Kompetensi itu dikembangkan secara bertahap
melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proses maupun
hasil belajar secara berkelanjutan (Suharsono, 2001: 108).
Sebagaimana telah dipaparkan dalam konstruk teoretik di depan,
ditinjau dari disiplin keilmuannya, perumusan kompetensi lulusan
Pendidikan Ekonomi sangat erat kaitannya dengan 7 (tujuh) dimensi
struktur kajian Ekonomi yang terpola dalam akronim PATRIOT.
Pertanyaannya adalah kompetensi lulusan apa saja yang bisa disumbangkan
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

97

perguruan tinggi dalam upaya mencetak manusia-manusia pelaku Ekonomi


yang berbudi utama? Perangkat kompetensi itu dalam bidang pendidikan
Ekonomi bermuara pada kemampuan melakukan tindakan yang dapat
dipetakan sebagai berikut.
Tabel 1. Tipologi Perangkat Kompetensi Dasar Lulusan
Tingkat Kompetensi dan Elemen Keahlian Bidang Ilmu Ekonomi
Elemen
Prinsip 1

Aturan 2

Teori 3

Realitas 4

Inform.5

Objek 6

Tindakan
7

1. Pemahaman

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

2. Penerapan

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

3. Pengembangan

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

Tingkat

Sumber : Suharsono (2004:10)


Perangkat kompetensi dasar yang tertuang dalam Tabel 1. itu
sifatnya umum dan berlaku untuk semua jenis dan jenjang program di
lingkungan pendidikan Ekonomi. Pertanyaannya adalah bagaimana
rumusan perangkat kompetensi dasar itu dapat dijabarkan lebih lanjut pada
setiap jurusan dan program studi dengan mengacu pada pola ilmiah pokok
yang dikembangkan? Penjabaran kompetensi itu dapat disesuaikan dengan
tuntutan kompetensi minimal setiap jenis dan jenjang pendidikan
persekolahan.
3. Penutup

______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

98

Dari peta tipologi perangkat kompetensi dasar lulusan program


pendidikan Ekonomi tersebut ada tiga tingkat kompetensi yang harus
dimiliki calon guru ekonomi, yaitu tingkat pemahaman, penerapan, dan
pengembangan, dengan objek studi yang dibagi dalam tiga kelompok kajian
ekonomi teoretik (prinsip, aturan, teori), deskriptif (realitas, informasi,
objek), dan normatif (tindakan Ekonomi). Kombinasi dan integrasi dari 21
elemen dasar kelmuan itu diharapkan bisa membentuk kompetensi dasar
keahlian siswa. Dalam upaya pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
maka ke-21 elemen kompetensi tersebut perlu dikombinasikan dengan
elemen-elemen kompetensi dasar lain yang dirumuskan dalam upaya
memfasilitasi proses pengembangan kompetensi berbasis keilmuan dan
kompetensi pedagogi di bidang kependidikan.
Untuk menghasilkan guru Ekonomi, elemen-elemen tersebut dengan
sendirinya belumlah cukup karena kompetensi profesional Guru Bidang
studi juga menyangkut kemampuan tindakan cerdas untuk menjadikan
siswa dan siswa sebagai dirinya sendiri. Oleh karena itu, para guru juga
harus kompeten mengelola kegiatan belajar-mengajar secara produktif
dengan tetap memandang siswa sebagai subjek yang mandiri dan merdeka.
Persoalannya adalah bahwa setiap orang memiliki hak untuk belajar atau
tidak belajar, sementara tugas ekonomi guru yang paling mendasar adalah
memfasilitasi terjadinya tindak belajar (learning action) sehingga fungsi
layanan ahli menjadi lebih dominan kadar keprofesionalannya.
Dari pengalaman praktis di lapangan dapat dikenali adanya tiga
kompetensi dasar yang harus dikuasai seorang guru pendidik-pembelajar,
yaitu kemampuan merancang pelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, dan mengevaluasi hasil belajar. Ketiga kompetensi dasar ini
menjadi indikator kunci seberapa tinggi tingkat keahlian dan kualitas
seorang guru dalam memangku jabatan ekonominya. Pengalaman ini
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

99

hendaknya bisa dijadikan hipotesis kerja untuk melakukan penelitianpenelitian pembelajaran di bidang ekonomi untuk selanjutnya dipraktikkan
kembali di sekolah agar bisa dihasilkan para lulusan yang lebih beradab
dalam berperilaku ekonomi di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2003. ESQ Power. Sebuah Inner Journey Melalui
Al-Ihsan. Jakarta: Penerbit Arga.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 232/U/2000 Tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilai-an
Hasil Belajar Mahasiswa. tanggal 20 Desember 2000. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 Tentang
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Tanggal 2 April 2002. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Mulyasa, E. 2003. Kuriklum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteris-tik,
dan Implementasi. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya
Richey, Rita. 1986. The Theoretical and Conceptual Bases of Instructional
Design. New York: Kogan Page Publishing
Suharsono, Naswan. 2001. Belajar dan Pembelajaran: Dari Teori ke
Aplikasi. Buku Teks Seri Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia.
Suharsono, Naswan. 2002 Pemakaian Lembar Kerja untuk Meningkatkan
Kemampuan Menjalankan Program Aplikasi dalam Perkuliahan
Komputerisasi Data Bisnis. Jurnal Sumber Belajar No.1 (9) UM
Malang. Edisi September (hlm. 45-54)

______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

ISSN 0215 - 8250

100

Suharsono, Naswan. 2003a. Pengujian Bahan Ajar dengan Pola PATRIOT


untuk Meningkatkan Kemampuan dasar Ekonomional P di Bidang
Bisnis. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. No. 2(35) Edisi April
(hlm.56-66)
Suharsono, Naswan 2003b. Memaknai dan mengembangkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. No: 5
(36), Edisi Khusus Desember 2003 (hlm. 75-88)
Suharsono, Naswan 2004. Model Pembelajaran PATRIOT dan
Implementasinya
dalam
Progrs
Pengembangan
Budaya
Kewirausahaan di Perguruan Tinggi. Orasi Ilmiah. Pengenalan
Jabatan Guru Besar Pendidikan Ekonomi IKIP Negeri Singaraja
Suriasumantri, Jujun S. 2001. Pengantar ke Filsafat Ilmu. Dalam Jujun S.
Suriasumantri (Ed) Ilmu Dalam Perspektif. Sebuah Kumpulan
Karangan Tentang Hakekat Ilmu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005

Anda mungkin juga menyukai