1.
Gambaran Klinis
a.
Anamnesis
pertolongan.
3)
4)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologi
ipsilateral,
agnosia,
afasia,
dan
disfagia.
Karena
MCA
memperdarahi motorik ekstremitas atas maka kelemahan tungkai atas dan wajah
biasanya lebih berat daripada tungkai bawah.(1,2)
2)
Gejala yang ada umumnya unilateral. Lokasi lesi yang paling sering adalah
bifurkasio arteri karotis komunis menjadi arteri karotis interna dan eksterna.
Adapun cabang-cabang dari arteri karotis interna adalah arteri oftalmika
(manifestasinya adalah buta satu mata yang episodik biasa disebut amaurosis
fugaks), komunikans posterior, karoidea anterior, serebri anterior dan media
sehingga gejala pada oklusi arteri serebri anterior dan media pun dapat timbul.
(1,2)
6)
Lakunar stroke
Lakunar stroke timbul akibat adanya oklusi pada arteri perforans kecil di daerah
subkortikal profunda otak. Diameter infark biasanya 2-20 mm. Gejala yang
timbul adalah hemiparese motorik saja, sensorik saja, atau ataksia. Stroke jenis
ini biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit pembuluh darah kecil seperti
diabetes dan hipertensi.(1)
2.
Gambaran Laboratorium
Gambaran Radiologi
a.
Modalitas ini baik digunakan untuk membedakan stroke hemoragik dan stroke
non hemoragik secara tepat kerena pasien stroke non hemoragik memerlukan
pemberian trombolitik sesegera mungkin. Selain itu, pemeriksaan ini juga
berguna untuk menentukan distribusi anatomi dari stroke dan mengeliminasi
CT perfussion
c.
CT angiografi (CTA)
MR angiografi (MRA)
MRA juga terbukti dapat mengidentifikasi lesi vaskuler dan oklusi lebih awal
pada stroke akut. Sayangnya, pemerikasaan ini dan pemeriksaan MRI lainnya
memerlukan biaya yang tidak sedikit serta waktu pemeriksaan yang agak
panjang.(1,4)
Protokol MRI memiliki banyak kegunaan untuk pada stroke akut. MR T1 dan
T2 standar dapat dikombinasikan dengan protokol lain seperti diffusionweighted
imaging (DWI)
dan perfussion-weighted
imaging (PWI)
untuk
Untuk evaluasi lebih lanjut dapat digunakan USG. Jika dicurigai stenosis atau
oklusi arteri karotis maka dapat dilakukan pemeriksaan dupleks karotis. USG
transkranial dopler berguna untuk mengevaluasi anatomi vaskuler proksimal
lebih lanjut termasuk di antaranya MCA, arteri karotis intrakranial, dan arteri
vertebrobasiler. Pemeriksaan ECG (ekhokardiografi) dilakukan pada semua
pasien dengan stroke non hemoragik yang dicurigai mengalami emboli
kardiogenik. Transesofageal ECG diperlukan untuk mendeteksi diseksi aorta
thorasik. Selain itu, modalitas ini juga lebih akurat untuk mengidentifikasi
trombi pada atrium kiri. Modalitas lain yang juga berguna untuk mendeteksi
kelainan jantung adalah EKG dan foto thoraks.(1)
Refferences
2010
from: http://www.emedmag.com/html/pre/fea/features/039010009.asp
5. Josephson, S. Andrew. Ischemic Stroke. San Fransisco. CA. [Online]. Cited
2010
May
1st available
from: http://knol.google.com/k/s-andrew-
josephson/ischemic-stroke/BF8MGEYK/bAWc9g#
DIAGNOSIS BANDING
1.
Strok Hemoragik
2.
Ensefalopati toksik/metabolik
3.
Ensefalitis
4.
5.
6.
Trauma kepala
7.
Ensefalopati hipertensif
8.
Migren hemiplegik
9.
Abses otak
10.
Sklerosis multipel
Refference
1.
Anonim. Tanda-tanda dini gpdo. Dalam: eds.Harsono. Buku ajar neurologi klinis.
Edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah mada university press; 2005. h.67-70.
2.
Komplikasi
Kebanyakan morbiditas dan mortilitas stroke berkaitan dengan komplikasi non
neurologis yang dapat di minimalkan dengan perawatan umum, komplikasikomplikasi tersebut yaitu :
1.
obati secara agresif dengan antipiretik atau kompres dingin. Penyebab demam
biasanya adalah pneumonia aspirasi, kultur darah dan urin kemudian beri
antibiotik intravena sesuai hasil kultur.
2.
Kekurangan nutrisi, bila pasien sadar dan tidak memiliki risiko aspirasi
maka dapat dilakukan pemberian makanan secara oral, tetapi jika pasien tidak
sadar atau memiliki risiko aspirasi beri makanan secara enteral melalui pipa
nasoduodenal ukuran kecil dalam 24 jam pertama setelah onset stroke.
3.
< 50 mg/dl
b.
50-100 mg/dl
c.
100-200 mg/dl
d.
200-250 mg/dl
e.
250-300 mg/dl
f.
300-350 mg/dl
g.
350-400 mg/dl
h.
5.
6.
kontraktur dilakukan latihan gerakan sendi anggota badan secara pasif 4 kali
sehari, pemendekan tendo achilesdi lakukan splin tumit untuk mempertahankan
pergelangan kaki dalam posisi dorsofleksi.
7.
di lakukanneurorestorasi dini.
8.
Trombosis vena dalam, di cegah dengan pemberian heparin 5000 unit atau