Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul TEORI TERBENTUKNYA
ALAM SEMESTA
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah IAD di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Bimbingan Konseling
Universitas Nahdlatul Ulama. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Ardi Dwi Susandi, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah IAD dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan makalah ini.
Namun, atas keterbatasan penulis baik dalam hal waktu dn informasi yang
didapatkan sehingga penulis merasa bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, penulis juga berharap agar para pembaca dapat memberikan feedback
kepada penulis berupa komentar atau kritik membangun sehingga dapat
memperbaiki kualitas penulis dalam menulis dan juga dalam memperdalam
pemahaman penulis menyangkut bab yang membahas Teori Penciptaan Alam
Semesta..

Cirebon, Oktober 2014

Tim Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
1
DAFTAR ISI.................................................................................................................
2
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang
.......................................................................................................................................
3
B. Rumusan Masalah
.......................................................................................................................................
4
C. Tujuan
.......................................................................................................................................
4
D. Manfaat
.......................................................................................................................................
4
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Alam Semesta
........................................................................................................................
6
B. Teori Terbentuknya Alam Semesta Dari Sisi Perspektif Ilmu Sains
........................................................................................................................
7
C. Teori Terbentuknya Alam Semesta Dari Sisi Pandangan Al Quran
........................................................................................................................
13
D. Anggota Pembentuk Alam Semesta
........................................................................................................................
15
BAB III Penutup
A. Kesimpulan

........................................................................................................................
17
B. Saran
........................................................................................................................
17
C. Daftar Pustaka
........................................................................................................................
18

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Alam semesta atau jagat raya ini dapat diartikan sebagai suatu ruangan
atau lingkup atau cakupan yang maha besar di mana di dalamnya terjadi segala
sesuatu peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum
dapat diungkap oleh manusia. Alam semesta terbentuk kira-kira ribuan juta tahun
yang lalu yang bersamaan dengan adanya ledakan besar.
Namun bukan hanya teori ledakan besar saja yang menjadi satu-satunya
teori terbentuknya alam semesta ada teori-teori lain yang memiliki bukti yang kuat
tentang terbentuknya alam semesta seperti : teori dentuman, teori creatio continua,

teori ekspansi dan teori-teori lainnya. Bukan hanya ada teori tapi adanya alam
semesta ini juga melelui tahap-tahap. Peristiwa penciptaan alam semesta terjadi
selama enam masa dalam prespektif Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Allah,
dan disepakati oleh ilmuwan ahli ilmu alam dalam enam tahap.
Namun terlepas dari itu semua kami tetap menyadari kalau adanya alam
semesta ini karena kehendak Nya, karena Beliaulah yang maha kuasa dan
berkehendak dimuka bumi ini atas ciptaannya.
Oleh sebab itu kita tidak boleh heran bahwa sejak zaman purbakalah
hingga sekarang manusia dari berbagai peradaban mencoba menemukan model
terbentuknya bumi sesuai dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan
kecendekiaannya.
Perkembangan citra manusia mengenai alam raya seringkali terikat sangat
erat pada pengetahuan apriori yang diturunkan kepadanya melalui otoritas. Hal ini
menyebabkan bahwa pandangan tentang alam raya sulit diuji kebenarannya
melalui pengalaman.
Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan
pemikiran apa yang melandasinya? konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah,
bergantung pada tingkat kecanggihan alat-alat observasinya, dan bergantung pada
tingkat kemajuan fisika itu sendiri. Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa
jagad raya ini tidak terbatas dan besarnya tidak terhingga, konsepsi ini berasal dari
Newton. Konsepsi mereka yang lain adalah bahwa alam ini tidak berubah
keadaannya sejak waktu tak terhingga lamanya sampai masa yang akan datang.
Dan tentunya juka masih akan terus berkembang teori yang akan lebih relevan
atau diterima oleh masyarakat dunia di abad millenium ini.
Dalam ringkasan ini penulis akan mencoba membahas tentang
perkembangan pemikiran tentang pembentukan alam raya ditinjau dari
pandangan ilmu pengetahuan ( Science ) juga pandangan Islam yaitu menurut
Alquran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari alam semesta ?
2. Apa saja teori teori penciptaan alam semesta menurut Ilmu Pengetahuan
yang dikembangkan oleh manusia (Science) ?
3. Bagaimanakah proses pembentukan alam semesta jika ditinjau dalam
pandangan Al Quran ?
4. Apa saja anggota pembentuk alam semesta ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari alam semesta
2. Unuk mengetahui teori penciptaan alam semesta dari sisi perspektif science
3. Untuk mengetahui proses pembentukan alam smesta jika ditinjau dalam
pandangan Al Quran
4. Untuk mengetahui anggota pembentuk alam semesta
D. Manfaat
1. Menambah wawasan di bidang pengetahuan dan keagamaan
2. Memberikan suatu pemahaman secara ilmiah mengenai keajaiban segala
makhluk Allah SWT
3. Mengembangkan kepribadian agar lebih peduli terhadap lingkungan
4. Mengembangkan imajinasi untuk melihat masa depan

BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Alam Semesta
Alam semesta adalah fana. Ada penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi
ada, dan akhirnya hancur. Bagaimanakah alam semesta tak berbatas tempat kita
tinggal ini terbentuk? Bagaimanakah keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan
jagat raya ini berkembang? Bagaimanakah bumi ini menjadi tempat tinggal yang
tepat dan terlindung bagi kita?

Aneka pertanyaan seperti ini telah menarik perhatian sejak ras manusia
bermula. Para ilmuwan dan filsuf yang mencari jawaban dengan kecerdasan dan
akal sehat mereka sampai pada kesimpulan bahwa rancangan dan keteraturan
alam semesta merupakan bukti keberadaan Pencipta Mahatinggi yang menguasai
seluruh jagat raya.
Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang-waktu dimana
semua energi dan materi berkumpul. Massa dan energi yang berada di alam
semesta terdiri atas 73% energi gelap, 23% materi gelap dingin dan 4% atom.
Alam semesta mungkin mempunyai 1011 galaksi dimana tiap-tiap galaksi
mempunyai 1011 bintang yang tersebar dengan masing-masing bintang memiliki
1057 atom hidrogen.
Dan Sekitar tahun 700-600 SM, orang babylon beranggapan bahwa alam
semesta merupakan suatu ruangan atau selungkup dimana bumi yang datar
sebagai lantainya, sedangkan langit sebagai bentuk ruangan yang begitu luas.
Ukuran diameter Bumi (12.500 km) baru diketahui pada abad ke- 3 (oleh
Eratosthenes), jarak ke Bulan (384.400 km) abad ke-16 ( Tycho Brahe, 1588),
jarak ke Matahari (sekitar 150 juta km) abad ke-17 (Cassini, 1672), jarak bintang
61 Cygni abad ke-19 , jarak ke pusat Galaksi abad ke-20 (Shapley, 1918), jarak ke
galaksi-luar (1929), Quasar dan Big Bang (1965). Perjalanan panjang ini terus
berlanjut antargenerasi.
Namun pendapat ini sudah sangatlah lama pengertian alam semesta yang
sebenarnya adalah suatu ruangan yang maha besar, dimana di mana di dalamnya
terjadi segala peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang
belum diungkap manusia, dan pendapat ini jelaskan kembali oleh Nicolas
Copernikus dalam bukunya yang berjudul De Revolutionisme Orbium
Coelestium yang menyatakan bahwa alam semeta adalah tempat tinggal bagi
makhluk hidup (bumi) yang bumi dan benda langit lainnya mengelilingi matahari
sebagai pusat dari tata surya.
B. Teori Terbentuknya Alam Semesta Dari Sisi Perspektif Ilmu Sains

Alam semesta ini terbentuk kira- kira terbentuk dari jutaan tahun yang lalu
dengan proses yang begitu memakan waktu yang cukup lama dan dengan sebuah
dentuman yang sangat besar. Ada beberapa teori pembentukan alam semesta
menurut pandangan ilmu pengetahuan ( Sains ) , antara lain sebagai berikut :
1. Teori Kabut
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuwan yaitu Imanuel Kant
(1724-1804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon LaPlace (17491827) ahli astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755,
sedangkan

LaPlace mengemukakan pada tahun 1796 dengan nama Nebular

Hypothes
Menurut Kant, pada awalnya alam raya merupakan gumpalan kabut
(nebula) yang mengandung debu dan gas, terutama gas helium dan hidrogen.
Kabut bergerak dan berputar dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga lama
kelamaan suhunya menurun dan massanya terkonsentrasi. Kemudian perputaran
nya menjadi lebih cepat sehingga membentuk sebuah cakram dengan massa
terpusat di tengah-tengah cakram. Perputaran yang semakin cepat menyebabkan
terbentuk cincin atau gelang-gelang gas yang memisahkan diri dari bagian luar
cakram.

Menurut LaPlace, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin
membentuk bola besar. Kemudian terjadi proses pendinginan dan pengkerutan
sehingga bola mengecil membentuk cakram yang berputar makin cepat.
Selanjutnya sebagian massa gas pada bagian luar cakram menjauh dari gumpalan
intinya dan membentuk cincin-cincin. Cincin ini kemudian membentuk gumpalan
padat sehingga terbentuklah planet-plenet dan satelit, sedangkan bagian massa gas
yang ditinggalkan di bagian pusat piringan pada inti membentuk matahari.
(Penggambaran teori kabut menurut Kant)
Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti
James Clerk-Maxwell yang
memberikan

kesimpulan

bahwa, bila bahan pembentuk


planet terdistribusi di sekitar
matahari membentuk suatu
cakram atau suatu piringan,
maka gaya yang disebabkan
oleh perbedaan perputaran
(kecepatan
mencegah

anguler)

akan

terjadinya

pembekuan planet. Pada abad


ke-20 percobaan dilakukan
untuk

membuktikan

terbentuknya

cincin-cincin

LaPlace,

menunjukkan

bahwa medan magnet dan medan listrik matahari telah merusak proses
pembekuan batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa
cincin gas dapat membeku membentuk planet. Sehingga para ilmuwan saat itu
tidak menerima teori ini lagi ketika memang pengujian bahan percobaan itu
menunjukkan hasil yang berbeda dengan apa yang dikemukakan ilmuwan Kant
Laplace

2. Teori Bintang Kembar


Teori ini dikemukakan
oleh seorang ahli Astronomi
R.A Lyttleton. Menurut teori
bintang kembar, awalnya ada
dua

buah

bintang

yang

berdekatan (bintang kembar),


salah satu bintang tersebut
meledak dan berkeping-keping. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang kedua,
maka keping-keping ini bergerak mengelilingi bintang tersebut dan berubah
menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak adalah matahari.
Teori ini mempunyai kelemahan karena berdasarkan analisis matematis yang
dilakukan oleh para ahli menunjukan bahwa momentum anguler dalam sistem
tatasurya yang ada sekarang ini tidak mugkin dihasilkan oleh peristiwa tabrakan
dua buah bintang.
3. Teori Pasang Surut atau Tidal
Ilmuwan

Jeans

dan

Jeffri

mengemukakan teori ini pada tahun 1919.


Menurut teori ini bahwa sebuah bintang
besar mendekati matahari dalam jarak
pendek, sehingga menyebabkan terjadinya
pasang surut pada tubuh matahari, saat
matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut
yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya
massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi,
jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati
matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada
tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung
tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah

pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah
bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolomkolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planetplanet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh
matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan
hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter
dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan
berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi
matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu
ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat
kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh
planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari
planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar
mengelilingi planet-planet. Peranan yang dipegang matahari dalam membentuk
bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam
membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas. Teori ini dapat
menjawab mengapa planet dibagian tengah seperti: jupiter, saturnus, uranus dan
neptunus ukurannya besar, sedangkan pada bagian ujung seperti: merkurius, venus
dan pluto memiliki ukuran yang lebih kecil.1

Ibid, h. 14

4. Teori Planetesemal
Thomas C.Chaberlin dan Forest
R. Moulton mencetuskan teori yang
dikenal

dengan

teori

Planetesimal

artinya planet terbentuk dari benda


padat atau unsur-unsur kecil yang telah
ada sebelumnya. Menurut teori ini,
matahari yang ada sekarang sudah ada
sebelumnya, kemudian ada sebuah bintang yang melintas pada jarak yang tidak
terlalu jauh dari matahari. Akibatnya terjadi peristiwa pasang naik pada
permukaan matahari maupun bintang itu. Sebagian dari masa yang tertarik jatuh
kembali kepermukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di
sekitar matahari menjadi planet-planet dan benda langit lainnya.2
5. Teori Dentuman Besar / Ledakan Besar ( Big Bang )
Pendapat kaum materialis yang
berlaku selama beberapa abad hingga
awal abad ke -20 menyatakan, bahwa
alam semesta memiliki dimensi tak
terbatas, tidak memiliki awal, dan akan
tetap ada untuk selamanya. Menurut
pandangan ini yang disebut model alam
semesta yang statis, alam semesta tidak
memiliki awal maupun akhir.
Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini
menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini
adalah kumpulan materi yang kostan, stabil, dan tidak berubah-ubah. Namun
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan
konsep-konsep primitif seperti model-model alam yang stasis.
Pada awal abad ke-21 melalui sejumlah percobaan, pengamatan, dan
perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa keseluruhan alam
2

Edi Istiyono, Op.cit.h. 176

semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil
dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejap. Peristiwa ini dikenal
dengan Ledakan Maha Dahsyat Big Bang, membentuk keseluruhan alam
semesta sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan
sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Pada awalnya alam semesta ini
berupa satu massa mahapadat. Massa mahapadat ini dapat dianggap satu atom
mahapadat dengan ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif
dan akhirnya menghasilkan ledakan maha dahsyat. Kalangan ilmuwan modern
menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan
yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam
semesta muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai
materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah
ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi
dan waktu.
6. Teori Kondensasi
Teori kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang
bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi
menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa.

C.

Teori

Terbentuknya

Alam

Semesta Dari Sisi Perspektif Pandangan Al Q uran


1. Tahap pertama

Sejak penciptaan sampai suhu kosmos turun menjadi seratus juta-juta-jutajuta-juta derajat. Dalam tahap ini,
seluruh kosmos yang terdiri atas ruang,
materi, dan radiasi telah ditentukan
interaksinya, sifat serta kelakuannya,
pada waktu itu, segala macam interaksi
antara

materi

ditunjukkan

dan

sama

radiasi

dapat

kuatnya,

yang

menurut pengamatan Abdus Salam


menampakkan

diri

sebagai

simetri

dengan menunjukkan pada bagian akhir


ayat 3 surat Al-Mulk yang menyatakan sebagai berikut:
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
(Q.S. Al-Mulk: 3). Dalam tahap ini, kandungan energi dan materi dalam alam
semesta ditentukan jumlahnya.
2. Tahap Kedua
Sejak berakhirnya tahap pertama sampai suhu kosmos turun hingga mancapai
100.000 juta derajat. Kerapatan materi dalam alam semesta adalah 4 juta ton tiap
liter. Dalam tahap ini, bahan penyusun nulkir yaitu penyusun inti-inti atom telah
tertentu jumlahnya.
3. Tahap Ketiga
Sejak berakhirnya

tahap

kedua

sampai suhu kosmos tinggal 1000 juta


derajat dan kerapatan materinya tinggal
dua puluh kilogram tiap liter. Dalam
tahap ini, muatan kelistrikan di alam
semesta telah ditetapkan.
4. Tahap Keempat

Sejak berakhirnya tahap ketiga sampai suhu kosmos berada di bawah 100 juta
derajat.

Kerapatan

materinya

hanya

sepersepuluh kilogram tiap liter. Dalam tahap


ini dimulai penyusunan inti-inti atom. Selain
itu, ada kemungkinan terjadinya beberapa
pengelompokan materi sebagai akibat dari
adanya

ketidakseragaman

lokal,

yang

nantinya akan berevolusimenjadi galaksigalaksi.


5. Tahap Kelima
Sejak berakhirnya tahap keempat
sampai mulai terbentuknya atom-atom
sehingga elektron bebas dalam kosmos
menjadi

sangat

berkurang

jumlahnya.

Dalam tahap ini, cahaya mengisi seluruh


ruang kosmos.

6. Tahap Keenam
Ketika kabut materi yang terdiri dari atom-atom mulai mengumpul dan
membentuk bintang-bintang ini terdapat matahari yang dikitari oleh bumi dan
planet-planet.
Al-quran selalu mengatakan dengan
tepat, seperti adanya efek relavistik
yang mengenai panjang waktu pada
kondisi

tertentu

alam

sekitar,

terpadunya langit dan bumi, serta


adanya

sop

cosmos

sebelum

penciptaan langit dan bumi diciptakan


oleh Allah dalam enam masa, yaitu dalam waktu sekitar setengah juta sekon, pada
saat itu, alam semesta masih berada pada tahap keempat, tetapi dalam tahap itulah,

terbentuk suatu pengelompokan galaksi-galaksi yang mengisi langit dan galaksi,


yang dalam evolusinya, menghasilkan matahari dan bumi seperti sekarang ini.

D. Anggota Pembentuk Alam Semesta


Di dalam alam semesta terdapat banyak sekali benda-benda angkasa atau
benda-benda langit antara lain galaksi, bintang, planet, komet, meteor dan benda
benda yang ada diluar angkasa, dan diantara angota-angota alam semesta antara
lain adalah:
1. Galaksi
Galaksi adalah kumpulan benda-benda langit yang terdapat di dalam alam
semesta yang berjumlah jutaan , macam-macam galaksi:
a. Galaksi Bimasakti
Di temukan oleh seorang astronomidari inggris Willian Harshel. Galaksi
bima sakti terdiri atas 400 milyar bintang. Dengan garis tengah sekitar
130.000 tahun cahaya (1 tahun cahaya sama dengan 9.500 milyar kilometer)
dan galaksi ini merupakan rumah bagi matahari dan juga planet-planet
lainnya termasuk bumi. Bentuk galaksi ini spiral dan membentuk bintang
baru setiap tahunnya.
b. Galaksi Magelan
Galaksi magelan adalah galaksi yang paling dekat dengan galaksi bilmasakti
jaraknay kurang kurang lebih 150.000 tahun cahaya dan berada di belahan
langit selatan, dan bentuk galaksi ini tidak beraturan.
c. Galaksi Ursa Mayor
Galaksi ini berjarak 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi bimasakti. Galaksi
ini berbentuk elips dan tepat.
d. Galaksi Andromeda
Galaksi andromeda dikatagorikan sebagai galaksi rasaksa, karena memiliki
diameter sekitar 200 ribu tahun cahaya atau dua kali lebih besar dari galaksi
bimasakti. Andromeda memiliki massa 300 sampai 400 billiun kali massa
matahari. Berbentuk bulat khas dan dengan bentuk yang besar itulah

memudahkan galaksi ini untuk diamati melalui teleskop sederhana. Galaksi


andromeda berjarak 2,5 tuhun dari galaksi bimasakti.
2. Bintang
Bintang adalah sebuah benda langit yang dapat memancarkan cahaya dan
panasnya sendiri, bintang memiliki ukuran yang berbeda-beda setiap
bentuknya. Beberapa buah bintang lebih kecil dari bumi dan ada pula yang
beribu-ribu besar bentuknya dari bumi.
Bintang terbuat dari kabut debu dan gas yang sangat besar yang di sebut
nebula. Terbentuknya bintang biasanya diawali dengan penumpukan debu dan
gas karena danya gaya yang kuat, sehingga mendorong debu dan gas menjadi
gumpalan bola yang besar. Di setiap tempat gaya itu mendorong ke-arah pusat
bola dan mengakibatkan tekanan yang sangat besar, akibat tekanan ini maka
suhuidalam bola

semakin meningkat sehingga pusat bola menjadi panas.

Karena debu dan gas yang semakin menekan kearah pusat dan menyebabkan
bertamba naiknya suhu dan tekana pada bola setelah beberapa waktu seperti itu
gas-gas tersebut menyala dan terbentuklah bintang baru.
Contohnya adalah : Matahari dan Bintang

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang perkembangan pemikiran tentang terbentuknya
alam raya, yang diungkapkan melalui pendapat / pemikiran dari berbagai
peradaban bangsa, teori-teori yang dikemukakan dari beberapa ilmuan serta dari
pandangan Islam berdasarkan Al-Quran, maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan tentang pemikiran tentang terbentuknya alam semesta sudah sejak
lama telah menjadi bagian pemikiran manusia, begitu juga pendapat-pendapat dari
berbagai peradaban bangsa, begitu banyak teori-teori yang muncul tentang
terbentuknya alam raya ini.
Dari sekian banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuan
ternyata ilmuan modern menyetujui bahwa Teori Ledakan Maha Dahsyat (Teori
Big Bang) merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat

dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta
muncul menjadi ada. Namun perlu kita sadari bahwa jauh sebelum para ahli
mengemukakan teori Big Bang, ayat-ayat Al-Quran telah secara jelas
menceritakan bagaimana alam semesta ini terbentuk dalam 6 masa.
b. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan
lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan
kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di
hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

c. Daftar Pustaka
Trianto. 2007. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar Prespektif Islam dan Barat.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Baiquni, Ahmad. 1997. Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman.
Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa
Mawardi, Nur Hidayat. 2000. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta: CV Pustaka Setia
http://efrialdy.wordpress.com/2009/07/01/al-qur%E2%80%99an-sains-danalam-semesta/
http://www.keajaibanalquran.com/earth_formationofrain.html
Masud , Ibnu. ILMU ALAMIAH DASAR. Bandung: CV PUSTAKA SETIA,
1998.
Herabudin. IAD, Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2010.

Jamaludin, Muhammad. Al-quran Tentang Alam Semesta. Jakarta: Amzah,


2004.
Endarto, Danang. geografi. Jakarta: Eureka, 2009.

Anda mungkin juga menyukai