Anda di halaman 1dari 1

Crcnre Baru Inteleknral

NtI

Buku inimembantah kesimpulon sebagian kolangan yang menilai


kehadiron generosi post-tradisionol merupakan bentuk baru rivalitas
lama antara kalangan trodisionol dan modernis.
ulu, rnencari sarjana di lingkunp;an Nahdlatul Ulama
(NU) ibarat mencari es dj
tengah malam. Kini, fakta
berubah. Booming intelektual di

santri inilah yang menjacli fbkus kajian


buku Posr Ti'udisictnalisnre Is/am.: Wacana

lingkungan N'LI, utamanva di penghujung


tahun 1980-an, menjadi fakta bar-u di komunitas yang secara peyoratif dilabeli
tradisional, sar-ungan, danpemuja takhayul
ini. Diversifikasi pengetahuan rnenandai
era baru gerakan intelektual dan sosial di
lingkungan NU, dengan mernilih jalur

NU ke khitah 1926, pada muktamar

itu

lailtural.
Dengan paradigma demikian, kornunitas baru ini mampu mernberikan implikasi besar bagi penguatan rnasyarakat
sipil. Gerakan ini juga memunculkan
gairah intelekttaT genre baru, yang menriliki ciri pemikiran keislaman tidak
konvensional dan berbeda dengan penda-

hulunya. Inilah yang oleh A.S. Hikarn


disebnt br.rdava hibrid (hyk'id mlture).
Draspora intelektual ini rnenyebabkan pernbacailn \-'.lnq berlrecla terhadap
narisan inteleknral. Seolah terjacli "lorn-

patan kuantur-r-r''. Kem'.Lrnpr1.ln lnenq'integrasikan gagasan banr denqan lr rri:.rlr

tradisi menjadi kelehihan genera.r ini.


Tidak jarang mereka mernunculkan g,rgasan progresif dan kerap men.rancing ketegangan dengan sesepuhnya.

Progresivitas dan pengernbangan


intelektualisme dan gerakan sosial kaum

I nt e I e kttulivm.e dnlam Komunir.as tVU karya


Rumadi. Diakuinva, di samping akses ke
perguruan tinggi, mornentum kembalinya

Sitobondo (198'+), juga jadi titik penting


(halarnan

10 dan

14).

-N4omenturn itu membantu mencairkan "luka-luka" larna politik NU, se-

hingga

NU lebih

leluasa bergcrak serta

ambil bagian dalarn peran intelektualitas,


kernasyarakatan, dan kritisisrne terhadap
nes-ara tanpa rnerniliki beban politik tertentu. Situasi kondusif ini.f adi lahan subur
gerakan intelektualisme, yang berbeda

Wacana lntelektualisme dalam Komunitas NU

(Postra) menjadi identitas kelonrpok.


Istilah Postra tidak sekadar mengacu ptrda identitas kelompok, juga pada
pola pikir dan karakter gerakan (halaman
I 17). Term ini mulanya lahir dari disk'usi

Penerbitr Fahmina Institute, Cirebon, 2008,


xvii+ 380 halaman

sebual-r LSM yang dikelola anak muda


NU di Jakarta. Istilah itu kemudian rne-

lu:rs rnelalui jarinean lembaga yang dikclola anak-anak muda NLi. Fenomena
kri strrli s,rsi scr',rkan intel eknral i snie NU
ini. nr.nurr-ri Runrrrli. dinronlrsi beherlpa

h.rl. Di :r:::rir1;1g tikt,rr- lterkctttlllttqrtn

politik .:-i:r::

\L k;nrlrrii *r

khitrh

1916. rLrgr .1,::.:r.: ::r-:leLrll',:r .:Lt. irttc-

lslirull.rrrr

p:,,-:r-:: :: l:: :\

lll- llr:: :'-::-.1" ::

lr:'c.rh

'1,.6.1.i.

B.:i,.i.:. ::ll.ir:i :ilsiirl.


konrurl:.:. P, r-:i-,'. i,rnllk
lil(n9:llll:r.. ::..::.:.:.rt,i,rri

t:i.ll.i lrt.rrntren
lanq diintce:.,si {.lr rlcns,dn
kh,rzin.rh

perangkat dln c,..r,t lrrc.l bar-u


terhadap rldi-.i. Brik melalui
pendekatan sosiokrgrs.,rntropologis, maupun polink. Singkatnva. upJ\ rr rL\ it'.rlitasi

tradisi clenqan nrclakukan


kririk. lnik parlr trrrli\inva
sendiri (al-rna) niaupur-r pada

tradisi orang lain (a/-nkha)


menjadi titik pij,rk k,,tttunitas
Postra. Atas dasar ini pula,
Postra men gidentifi kasi diri
Situasi kondusif menjadi lahan subur gerakan intelektualisme

62

Post Tradisionalisme lslam:

dengan konlunitas lainnya. Apa var.rg


disebut dengan Post-Tradisionalisrne

berbeda dengan Jaringan


Islam Liberal $IL). I(alau

Penulis: Rumadi

yang pertama menjadikan tradisi untuk


transformasi, yang kedua memodernisasi
tradisi yang dinilai rnenpJhambat
rnodernitas.

Narnun, kehadiran genre baru tni


tidakberarti menjadi rival bagi komunitas
lain. Buku ini mernbantah kesimpulan
sebagran kalangan \.ang menilai kehadiran

Postrrr merupakan bentuk baru rivalitas

l:lma rntlrra kalangan tradisional dan


rnodernis. Juga bukan kelatahan untuk
rnempertegas identitas (halaman 1 41).
,\Ielainkan sebagai alternatif dan n'rodel
pernikiran Islarn yang terbentuk melalui
proses dialektika panjang antara khazanah

tradisinya sendiri dengan khazanah tradisi

lain Q adal al- ana

wa

al- ak h at).

ini rnenarnbah
daftar panjang kawa yang ditulis dari dalam, setelah sebelumnya NlI lebih banyak
dibaca dan ditulis dari luar. Sebagai karya
untuk membaca diri, buku ini memang
kentara subjektir,-itasnya. Perr-rbelaannya
terhadap Postra, di mana sangpenulis juga
Kehadiran buku

mengidentifikasikan diri, sangat tampak.


Namun, subjektivitas ini tidak menafikan
objektivitas yang memagari karya yang
berawal dari disertasi di UIN Jakarta
ini. Justru di sinilah kelebihan buku ini:
membaca diri sekaligus mengkritisinya. u
Anrvrlo Flwlt o SJnozt

t-t

AKTIF DI PP LAKPESDAM NU

GATRA

18JUNI 2OO8

Anda mungkin juga menyukai